Anda di halaman 1dari 12

Nama : Vania Yohandevi

BP : 1811413008

TUGAS:

1. Bidang orientasi acuan estetik


2. Kosmetika dentistry
3. Perawatan gigi menyeluruh
4. Faktor yang mempengaruhi planning treatment

JAWAB:

1. Bidang orientasi :
- Horizontal
- Vertikal
- Sagital
- Phonetik

Bidang Horizontal:

Interpupilary line, ophriac & commissural line

 Interpupillary line, membantu mengevaluasi orientasi bidang incisal, gingival margin dan
maksila.

 Garis imaginer horisontal melalui bidang incisal dan gingival margin hrs sejajar interpupillary
line.

 Diagnosa asimetri posisi gigi.

 Bidang Vertical :

 Median line :

mengevaluasi lokasi dan letak median line posisi gigi dlm arah medio-lateral.

 Garis interpupil dan grs tengah wajah membentuk huruf “T”.

 Idealnya grs tengah gigi sama dgn grs tengah wajah.

BIDANG SAGITTAL

 Analisa jaringan lunak : profil seseorng.


 Kontur bibir atas & bawah dan pendukung bibir ditentukan oleh posisi gigi anterior

 Protrusi bibir, dagu yang menonjol, hidung yang menonjol, membantu analisa profil.

 Garis E ; garis imaginer yg menghubkan ujung hidung ke bagian menonjol dr dagu.

 Bibir atas 1-2 mm dan bibir bwh 2-3 mm di belakang grs E.

Perubahan posisi grs E menunjukkan posisi bibir atas dan bwh abnormal.

Bidang Phonetic :

 Suara yang dihasilkan ketika bibir/lidah bersentuhan dengan gigi rahang atas

 Fonetik berperan pada saat menentukan posisi dan disain insisivus sentral atas

 Suara “F” dan “V”, digunakan utk menentukan kemiringan 1/3 incisal insisiv sentral maksila.

2. Kosmetika KG :
General :
Sebagai kata sifat, 'kosmetik' berasal dari Bahasa Yunani ‘Kosmetikos’, berarti ‘keahlian dalam
perhiasan atau pengaturan’ atau juga diartikan sebagai ‘digunakan atau dilakukan yang
bertujuan untuk membuat sesuatu terlihat lebih baik, lebih menarik, atau lebih mengesankan.
KG :
Kosmetik dalam kedokteran gigi adalah penyesuaian fungsi fisiologis oral yang berkaitan dengan
perubahan warna dan bentuk untuk merubah penampilan agar lebih baik, sedangkan reaksi
jaringan dan fungsi dianggap sebagai faktor sekunder.

Perbedaan dengan estetik :


Kosmetik dalam kedokteran gigi terdiri dari langkah-langkah yang dirancang terutama untuk
meningkatkan daya tarik gigi, tanpa harus meningkatkan fungsi, sedangkan estetika dalam
kedokteran gigi melibatkan prosedur pada gigi dan yang terkait jaringan lunak yang bertujuan
untuk secara bersamaan mencapai bentuk, fungsi dan penampilan yang ideal. Jika pengukuran
dan prosedurnya melibatkan perubahan fungsi, maka perawatannya harus disebut pada estetik
daripada kosmetika.

Intinya, cara membedakan antara istilah 'kosmetik' dan 'estetika' adalah untuk
mempertimbangkan bahwa estetika sebagai teori dan filsafat yang mengeksplorasi keindahan,
sedangkan kosmetik mengacu pada persiapan yang dirancang untuk mempercantik tubuh
dengan aplikasi langsung (direct application)

Kosmetik Kedokteran gigi dapat melibatkan:

1. Penambahan dental material ke gigi atau gingiva


- contoh: bonding, veneer porselen (laminates), mahkota,
2. Pengangkatan struktur gigi atau gusi ( contoh: enameloplasty, gingivectomy)
3. Tidak menambah ataupun menghilangkan dental materials, struktur gigi, atau gingiva
- contoh: pemutihan gigi (bleaching), pemutihan laser, depigmentasi gusi
4. Pelurusan gigi disertai dengan peningkatan penampilan wajah - ortodontik
5. Veneer, Dental Laminates - Konservatif
6. Scaling

Jenis-jenis kosmetika KG:


- Whitening
- Reshaping
- Bonding
- Bridging
- Veneers
- Implants
- Gum lifts
- Straightening
- Bite reclamation

3. Dari KP Dokter Eni


4. Treatment planning atau rencana perawatan jelas akan bervariasi sesuai dengan situasi klinis,
sistem perawatan kesehatan dan faktor sosial ekonomi, ada banyak struktur generik yang
berguna untuk diterapkan dan kemudian disesuaikan agar sesuai dengan kasus tertentu.
Tahap awal dari rencana perawatan adalah membuat pasien bebas dari rasa sakit. Ini diikuti
oleh pemberantasan proses penyakit yang ada dan stabilisasi jika memungkinkan, kemudian
dicapai dengan mengatasi faktor primer penyakit dengan tindakan pencegahan (preventif).
Biasanya, ini akan fokus pada kontrol plak dan faktor makanan dan gaya hidup.
Berikutnya adalah fase restorative, jika ada jaringan yang hilang dan rusak nya diperbaiki
atau diganti. Bersama dengan semua aspek lain dari perawatan gigi, ini harus dilakukan dengan
memikirkan estetika. Itu prinsip-prinsip panduan dalam kedokteran gigi estetika

Faktor yang mempengaruhi planning treatment :

- Riwayat penyakit dan kelainan sistemik


- Keadaan umum pasien/status kesehatan pasien
- Keluhan utama
- Kebiasaan buruk pasien
- Pemeriksaan intra oral dan ekstra oral
LO:

1. M4 DASAR DASAR ESTETIKA DAN PERAWATAN GIGI MENYELURUH

DASAR-DASAR ESTETIS

Kamus Bahasa Inggris Collins Concise memberikan definisi berikut untuk 'estetika': 'berkaitan dengan
kecantikan murni daripada pertimbangan lain' dan 'berkaitan dengan selera yang baik atau artistik'

Estetik dalam Kedokteran Gigi  Integritas harmonis dari beberapa fungsi fisiologis oral dengan
penekanan yang sama sehingga didapatkan atau dihasilkan gigi geligi yang ideal.

PRINSIP DASAR ESTETIK

Golden proportion (Proporsi Emas)

R.E. Lombardi adalah salah satu orang pertama yang menyampaikan penggunaan Proporsi Emas yang
dikaitkan dengan kedokteran gigi. Dia menyimpulkan bahwa bentuk dan susunan dari gigi menentukan
estetika dari senyum, dan senyum yang menampilkan simetri dan rasio Proporsi Emas adalah senyum
yang paling menarik. Ricketts mengembangkan Kaliper Proporsi Emas yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi dan mengembangkan rasio yang diinginkan antara berbagai elemen di wajah dan gigi.

Simetri

Edmund Burke, seorang Filsafat abad ke-18, mengamati perbedaan antara classical beauty (Yang
memiliki simetri dan memenuhi Proporsi Emas), dan sublime (seni, produk alam, atau arsitektur yang
tidak memiliki simetri dan tidak memenuhi standar umum), menunjukkan bahwa sublime bukan berarti
benar-benar buruk, tapi memiliki estetika dan daya tarik tersendiri. Banyak wajah yang terlihat cantik
dan menarik dengan senyum yang kurang simetris dan tidak sesuai dengan Proporsi Emas, tetapi wajah
dan senyum yang simetris yang sesuai dengan Proporsi emas memang cenderung lebih terlihat estetis.

Harmoni

Harmoni adalah pemeriksaan yang lebih subyektif dibandingkan dengan simetri. Dengan mengacu pada
estetik kedokteran gigi, umumnya berhubungan dengan hubungan atara jaringan keras dengan jaringan
lunak: harmoni dari tepi insisal dengan bibir bawah danharmoni dari margin gingiva baik satu dengan
yang lainnya dan dengan bibir atas.
Physiognomy

Physiognomy adalah seni menilai karakter atau kepribadian seseorang dengan penampilan wajahnya.
Dalam menciptakan kembali wajah dan senyum yang kurang baik, tanpa gambar ataupun rupa wajah
lain sebagai referensi, atau juga untuk mengembangkan wajah dan senyum yang dianggap sesuai
dengan karakter dan kepribadian seseorang. Diseluruh dunia, setiap senyuman memiliki interpretasi
yang berbeda beda. Bisa jadi sesuatu yang terlihat menarik bagi suatu kelompok atau etnis namun tidak
berarti menarik bagi etnis yang lain.

Pertimbangan Etnis dan Budaya

Untuk mewujudkan estetik dalam kedokteran gigi kepada pasien dari berbagai etnis dan latar belakang
budaya, penting untuk memahami dan peka terhadap berbagai nilai estetika terhadap etnis dan budaya.

Faktor-faktor yang harus dipertimangkan dalam komposisi estetik kedokteran gigi :


o Bidang orientasi :
- Horizontal
- Vertikal
- Sagital
- Phonetik
o Elemen senyum

 lebar/ luas senyum ditentukan oleh :

- lengkung bibir atas dan bawah

- posisi sudut mulut gigi anterior dan posterior

- lebar koridor bukal gingiva

o Proporsi
 posisi gigi dalam lengkungnya berhubungan dengan lebar, panjang dan bentuk gigi
o Simetris
 dihubungkan dengan susunan, bentuk, ukuran, dan posisi gigi dalam arah mesio-
lateral sesuai midline.
COMPLETE DENTISTRY
Complete dentistry  Perawatan gigi secara menyeluruh
Pemeriksaan yang menyeluruh tidak hanya melakukan pemeriksaan pada bagian yang menjadi
keluhan pasien. Tetapi diperhatikan juga aspek-aspek lain seperti : Hubungan antar gigi, TMJ dan
Otot.
Perawatan gigi secara menyeluruh adalah suatu filosofi menangani dan mengevaluasi seluruh
sistem pengunyahan (semua bagian yang terlibat dalam mengunyah). Sendi rahang, gigi, gusi, dan
otot harus bekerja bersama dengan baik dan gigi juga harus teratur dengan baik (gigitan atau oklusi)
untuk kesehatan, kenyamanan pasien, dan stabilitas jangka panjang gigi. Karena begitu banyak yang
akan terlewatkan jika seorang dokter gigi hanya berfokus pada gigi saja.
Tujuan dari Complete Dentistry :
1. Menghilangkan keluhan dan rasa tidak nyaman pasien
2. Mempertahankan oklusi normal
3. Menjaga kesehatan jaringan periodontium
4. Bebas dari gangguan sistem mastikasi
5. Gigi geligi yang sehat
6. Oklusi yang stabil
7. TMJ yang stabil
8. Fungsi yang nyaman
9. Estetika yang optimal

Masing-masing tujuan tercapai,  keberhasilan pengobatan terjamin  seluruh sistem yang


sehat  harmoni bentuk dan fungsi dan hubungan yang stabil  pengobatan dapat dianggap
"lengkap".

Langkah yang paling penting dalam mencapai tujuan dari complete dentistry adalah diagnosis dan
analisa kasus dengan hati-hati untuk menentukan ketidak harmonisan, ketidakstabilan, atau penyakit

2. PARAMETER ESTETIS

Salah satu faktor yang berperan untuk menciptakan senyum yang baik adalah :
- Faktor jenis kelamin

Sedikit perbedaan dalam ukuran, bentuk dan posisi gigi rahang atas dapat menghasilkan
karakteristik yang dramatis. Pada wanita, bentuk gigi insisivus maksila berbentuk bulat halus. Pada
pria berbentuk kubus dan nampak tegas.

- Faktor usia

Pada usia muda, untuk gigi incisivus sentral maksila, sudut insisisal gigi tidak nampak, embrasure
insisisal jelas dengan kroma rendah dan value tinggi.

Pada usia tua untuk gigi incicivus sentral maksila bentuk gigi agak pendek, jumlah gigi yang terlihat
saat senyum lebih sedikit, embrasure insisal minimal dengan kroma tinggi dan value rendah.

- Faktor kepribadian.

Sesorang yang memiliki kepribadian agresif dan pemarah cenderung memiliki bentuk gigi kaninus
yang panjang dan tajam

Seseorang yang memiliki kepribadian pasif cenderung memiliki gigi kaninus yang pendek, membulat
dan halus.

3. ANALISA ESTETIS
a. Pemeriksaan Subjektif/Anamnesa
Anamnesa
 Identitas pasien (umur,jenis kelamin,ras)
 Keluhan utama (chief complain/main complain)
 Riwayat gigi - geligi ( dental history )
 Riwayat penyakit (disease history)
 Riwayat keluarga (family history)
 Kebiasaan buruk (bad habit )

b. Pemeriksaan Objektif/ Pemeriksaan Klinis


 Umum / General
 Khusus / Lokal :
1) Ekstra Oral :
 Bentuk muka : simetris / asimetris
 Tipe muka : Menurut Martin (Graber 1972) :
- Brahisepali : lebar, persegi
- Mesosepali : lonjong / oval
- Oligisepali : panjang / sempit

2) PEMERIKSAAN DALAM MULUT (INTRA ORAL)

Aspek-aspek tersebut adalah:


1) Keadaan gigi-geligi;

2) Kelainan posisi gigi;

3) Kebersihan mulut;

4) Gusi;

5) Frenulum labial;

6) Lidah;

7) Jaringan Lunak langit-langit (mukosa palatal);

8) Tonsil (amandel);

9) Garis tengah (median);

10) Jarak gigit vertikal;

11) Jarak gigit horisontal;

12) Gigitan silang;

13) Celah antar gigi (diastema);

14) Kurva Spee

ANALISIS SEFALOMETRI

Analisis sefalometri terbagi dalam pemeriksaan sefalometri lateral dan frontal. Adapun kegunaan
pemeriksaan sefalometri adalah untuk :

1) Mempelajari pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial;

2) Mendiagnosis kelainan kraniofasial;

3) Mempelajari profil wajah;

4) Merencanakan perawatan ortodonti;

5) Evaluasi hasil perawatan ortodonti;

6) Merencanakan dan mengevaluasi hasil perawatan bedah ortognati;

7) Analisis fungsi sendi rahang; dan

8) Untuk tujuan penelitian.

ANALISA FOTOGRAFI

Fotografi profil (pandangan samping) dan frontal (pandangan depan) dilakukan untuk
menganalisis hubungan antara jaringan keras di sekitar wajah dengan kontur jaringan lunak. Analisis
profil dapat menjadi bahan pertimbangan apakah pasien akan dilakukan prosedur pencabutan gigi
atau tidak. Analisis frontal memberikan informasi wajah yang simetris atau tidak. Pada keadaan
wajah yang tidak simetris, akan menjadi bahan pertimbangan apakah akan dikoreksi hanya secara
ortodonti, atau perlu kombinasi dengan pembedahan.

Titik acuan:

Glabella

Kontur bibir atas

Kontur bibir bawah

Kontur gigi : puncak bibir atas dan bibir bawah

Sisifisis Titik genetion : titik terluar dari dagu

Glabella – bibir atas

ANALISIS MODEL CETAKAN GIGI

Model cetakan gigi merupakan salah satu sumber informasi terpenting dalam perawatan ortodonti.
Hasil cetakan gigi yang baik harus memperlihatkan susunan geligi dan daerah akar gigi setinggi
mungkin. Dari cetakan ini dapat dipelajari bentuk lengkung rahang dan lengkung gigi,
simetris/asimetris lengkung, posisi/malposisi setiap gigi, bentuk dan kedalaman langit-langit, bentuk
dan ukuran gigi, dsb. Dalam keadaan oklusi (digigitkan), dapat menentukan klasifikasi maloklusi,
hubungan garis median rahang atas rahang bawah, dll.

Beberapa informasi yang paling dibutuhkan dari model cetakan gigi dalam menentukan rencana
perawatan ortodonti adalah :

1. Analisis kesesuaian lengkung gigi terhadap lengkung rahang (Arch Lenght Discrepancy)

2. Analisis perbandingan ukuran gigi rahang atas rahang bawah (Analisis Bolton)

3. Analisis apakah rahang mengalami pelebaran atau penyempitan (Analisis Howes)

4. Analisis perlu tidaknya melakukan pencabutan (Analisis Pont)

5. Analisis gigi campuran (salah satunya analisis Moyers)

Diagnostic records

Diagnostic records meliputi :

 Study Casts:
Study casts yang akurat digunakan untuk tahap selanjutnya apabila pasien tidak ada/ tanpa
kehadiran pasien.

 Radiographs :

Untuk mengetahui dukungan jaringan keras yang tidak terlihat dan posisi/relasi rahang.

 Photographs :

Mengetahui bentuk muka dan analisa prifil pasien.

Profil Muka

Tergantung kedudukan maxilla terhadap cranium, juga tergantung kedudukan mandibula terhadap
maxilla.

Dikenal 3 macam profil muka :

 Cembung ( Convex )
 Cekung ( Concaf )
 Lurus ( Straight )

Untuk menentukan klasifikasi ini digunakan 4 titik:

 Titik glabella
 Titik symphisis
 Titik Lip Contour atas
 Titik Lip Contour bawah

Titik glabella dihubungkan dengan titik lip contour atas, titik lip contour bawah dihubungkan dengan
symphisis.

- Cembung : Kalau kedua garis membentuk sudut yang arah titik sudutnya kedepan.
- Cekung: Kalau kedua garis tersebut membentuk sudut yang arah titik sudutnya kebelakang.
- Lurus : Kalau kedua garis tidak membentuk sudut.

Pemilihan warna gigi

Warna mempunyai 4 komponen :

 HUE :
 Chroma/Saturation
 Value/Brilliance :
 Translucency:
 Pemilihan warna dapat menggunakan Shade Guide Teeth.

4. KOMPONEN SENYUM
 Lip line, banyaknya penampilan vertikal gigi saat terseyum atau ketinggian bibir
atas terhadap insisif sentral rahang atas.

 Smile line, relasi antara garis imajiner yang dibentuk oleh ujung insisal gigi
anterior rahang atas dengan kontur bagian dalam bibir.

 Frontal occlusal plane, garis yang dibentuk ujung gigi kaninus kanan ke ujung
gigi kaninus kiri . Frontal occlusal plane optimal bila sejajar dengan interpupilla

 Dental component, dental component pada senyum meliputi ukuran, bentuk proporsi,
warna, kesejajaran, inklinasi, posisi midline, dan kesimetrisan lengkung
 Gingival component, gingiva component pada senyum meliputi warna, kontur, ketinggian
gingiva.
 Lateral negative space, daerah gelap pada koridor bukal yang terbentuk antara gigi
posterior dengan sudut mulut saat tersenyum

Klasifikasi Estetik Garis Senyum

 Garis senyum rendah, kurang dari 50% dari tinggi insisal gigi anterior atas, dan tidak ada
margin gingiva yang terlihat pada senyum natural

 Garis senyum medium, diantara 50% dan 100% dari tinggi insisal dari anterior atas, dan
papila terlihat pada senyum natural.
 Garis senyum tinggi, seluruh tinggi dari gigi anterior atas juga papila dan marginal
gingiva terlihat pada senyum natural.

 Gummy smile, seluruh tinggi dari gigi anterior atas dan sejumlah besar dari jaringan lunak
terlihat

Daftar Pustaka:

 Indonesian Journal of Dentistry 2007; 14(2): 136-145 “Gambaran Senyum Pasien Pasca
Perawatan Ortodonsia (Kajian Foto Frontal)”
 Planning and Making Crown and Bridge ‘Fourth Edition’ (Bernard GN Smith, Leslie C
Howe)
 Essentials of Esthetic Dentistry : Principles and Practice Esthetic Dentistry (Volume One)
[Nairn H. F. Wilson CBE DSc (h.c.) FDS FFD FFGDP FCDSHK FACD FADM FHEA FKC]
 Essentials of Esthetic Dentistry : Smile Design Intergrating Esthetics and Function
(Volume Two) [Jonathan B. Levine DMD]
 Color Atlas of Dental Medicine : Aesthetic Dentistry (Josef Schmidseder)
 https://pdfslide.net/documents/prinsip-dasar-estetik.html
 https://en.wikipedia.org/wiki/Cosmetic_dentistry
 https://www.slideshare.net/yesican3/118052664-modul1

Anda mungkin juga menyukai