Anda di halaman 1dari 3

Bank Dunia (World Bank)

1. Strategi
Kemitraan antara Indonesia dan Bank Dunia telah berkembang selama enam
dekade. Indonesia adalah salah satu mitra yang paling penting  bagi Bank Dunia
dalam hal pemberian dukungan keuangan, layanan pengetahuan, dan dukungan
implementasi. Sejak tahun 2004, kemitraan Bank Dunia dengan Indonesia bergerak
menuju agenda kebijakan yang dipimpin dan dimiliki oleh negara, sesuai dengan
status Indonesia sebagai negara berpenghasilan menengah.
Pada bulan Mei 2021, setelah dirampungkannya dokumen Systematic
Country Diagnostics (SCD) untuk Indonesia serta serangkaian konsultasi dengan
pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta, maka diterapkanlah suatu
Kerangka Kerja Kemitraan Negara (Country Partnership Framework – CPF) untuk
Indonesia tahun 2021-2025. CPF diselaraskan dengan berbagai prioritas
pembangunan jangka menengah Indonesia seperti yang tertera di dalam RPJMN.
CPF mendukung pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pemulihan ekonomi dari
dampak pandemi COVID-19, serta mewujudkan pertumbuhan ekonomi jangka
panjang. Kerangka kerja tersebut dirancang di seputar empat bidang keterlibatan:
1. Penguatan daya saing dan ketahanan ekonomi
2. Peningkatan prasarana (infrastruktur)
3. Peningkatan modal manusia
4. Pemeliharaan secara berkelanjutan terhadap aset-aset alam, mata
pencaharian berbasis sumber daya alam, serta ketahanan terhadap bencana
Juga terdapat tiga tema lintas-bidang, yaitu: digitalisasi, gender, dan
perubahan iklim yang meliputi keempat bidang keterlibatan tersebut, dan
diarusutamakan di seluruh kegiatan di bawah CPF.

2. Pencapaian
Bank Dunia mendukung Program Keluarga Harapan (PKH) dari pemerintah
yang berupaya untuk mengakhiri siklus kemiskinan di kalangan penduduk termiskin.
PKH memberikan uang tunai kepada keluarga penerima manfaat agar dapat
memanfaatkan layanan kesehatan dan gizi terkait ibu dan anak serta
menyekolahkan anak-anak mereka. Program ini juga menyediakan sesi peningkatan
kualitas keluarga dan materi pembelajaran bagi para ibu agar mereka dapat lebih
memahami berbagai hal terkait kesehatan dan nutrisi, praktik pengasuhan yang
baik, perlindungan anak, dan manajemen keuangan. Program ini telah membantu
banyak keluarga dalam meningkatkan pendidikan dan kesehatan anak-anak
mereka, seperti yang dibuktikan pada beberapa hasil evaluasi
dampak. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dampak kumulatif PKH berhasil
menurunkan angka stunting sekitar 9 poin persentase. Suatu penelitian
lainnya menemukan bahwa keluarga yang lulus dari PKH dengan kondisi sosial-
ekonomi yang meningkat masih tetap mempertahankan perilaku yang sebelumnya
didorong dan diberikan insentif di bidang pendidkan dan kesehatan saat pandemi
sedang berlangsung.
Hasil di bidang pendidikan menunjukkan bahwa PKH mendukung
penyelesaian masalah tersulit terkait partisipasi anak-anak usia 7-15 tahun di
sekolah, dengan mengurangi lebih dari separuh jumlah yang tidak berpartisipasi.
Sejak tahun 2017, pemerintah telah memperluas program secara signifikan baik
dalam cakupan maupun tingkat manfaat. Pada tahun 2020 program ini menjangkau
10 juta keluarga miskin dan rentan. Baru-baru ini, Bank Dunia memberikan
dukungan sebesar US$ 98 juta (sekitar Rp1,392 triliun) bagi upaya pemerintah
dalam kerangka tanggap COVID-19 untuk membantu keluarga miskin melalui
program Pendanaan Tambahan untuk Reformasi Bantuan Sosial untuk menambah
jumlah bantuan tunai bagi masing-masing penerima manfaat PKH dalam suatu
skema darurat sementara.
Bank Dunia membantu meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil
di Indonesia. Dimulai pada akhir tahun 2016, program percontohan KIAT
Guru memberdayakan masyarakat dan mengaitkan pembayaran tunjangan guru
dengan kinerja mereka. Evaluasi dampak program percontohan Kiat Guru yang
menyertakan laporan akhir (end line), tindak lanjut (follow-up), maupun studi
kualitatif mengungkap bahwa program percontohan ini berhasil secara signifikan
meningkatkan hasil pembelajaran dan keterlibatan orang tua, jika dibandingkan
dengan hasil di sekolah non-percontohan. Bank Dunia mendukung Kementerian
Pendidikan dan  Kebudayaan dalam melaksanakan dan melanjutkan program
tersebut secara independen di lebih dari 400 sekolah. Pada tahun 2020
Kemendikbud menerbitkan peraturan afirmatif mengenai dana operasional sekolah
bagi 51.115 sekolah yang melayani masyarakat di wilayah terpencil dan masyarakat
berkekurangan serta mengadaptasi pengujian pembelajaran diagnostik secara
digital pada skala nasional.
Melihat parahnya dampak perubahan iklim, Bank Dunia mendukung
upaya pengelolaan lanskap secara terpadu untuk mengurangi deforestasi dan
meningkatkan mata pencaharian. Melalui Program Percepatan Reformasi
Agraria serta Sustainable Landscape Management Multi-Donor Trust Funds Bank
Dunia mendukung Indonesia dalam meningkatkan kejelasan terkait hak-hak atas
lahan dan pemanfaatan lahan di kawasan non hutan di Pulau Sumatera dan
Kalimantan. Sampai dengan tahun 2021 proyek ini berhasil mendaftarkan lebih dari
satu juta bidang lahan di kawasan non hutan.  Di samping itu, melalui
proyek Penguatan Perhutanan Sosial serta Penguatan Hak dan Perekonomian
Masyarakat Adat dan Setempat, 63 masyarakat adat mitra telah menerima
dukungan untuk mendapatkan pengakuan yang lebih kuat terkait pengakuan atas
hak lahan mereka. Melalui suatu mekanisme dana hibah khusus bagi masyarakat
adat dan setempat, untuk pertama kalinya suatu masyarakat adat mendapatkan
pengakuan di dalam wilayah yuridiksi BUMN kehutanan, Perhutani.  Dengan peran
mangrove yang sangat penting dalam hal penyimpanan karbon dan ketahanan
pesisir, Bank Dunia mendukung Program Rehabilitasi Mangrove Nasional dengan
disiapkannya suatu program Mangrove untuk Ketahanan Pesisir melalui rehabilitasi
dan konservasi mangrove serta peningkatan mata pencaharian masyarakat pesisir.
Program Bank Dunia ini bertujuan untuk berkontribusi terhadap rehabilitasi
mangrove seluas 75.000 hektare serta konservasi mangrove seluas 400.000
hektare, atau setara dengan hampir 80 persen dari sasaran pemerintah dalam
merehabilitasi mangrove seluas 600.000 hektare.
Di sektor kelautan, Bank Dunia mendukung pemerintah Indonesia dalam
upaya bertransisi menuju ekonomi biru melalui Indonesia Sustainable Oceans
Program (ISOP). Bank Dunia mengembangkan pengetahuan, membangun
kapasitas, dan mendanai investasi di lapangan yang mendukung kegiatan perikanan
yang berkelanjutan, mengembangkan mata pencaharian masyarakat pesisir,
membangun ekosistem yang sehat, mengurangi polusi laut, serta memperkuat
kebijakan dan kelembagaan. Di tingkat nasional, Bank Dunia mendukung dibuatnya
suatu Peraturan Presiden tentang Rencana Aksi Kebijakan Maritim Indonesia.
Diterapkan pada bulan Maret 2022, peraturan tersebut menjadi pedoman
pembentukan berbagai kebijakan kelautan di Indonesia, serta bagaimana berbagai
kebijakan tersebut dapat diterapkan oleh Kementerian/ Lembaga pemerintahan di
sektor kelautan. Di Nusa Tenggara Timur (NTT), program ini berhasil meningkatkan
efektivitas pengelolaan kawasan konservasi laut. Di samping itu, di Raja Ampat,
Papua Barat, dan di Laut Sawu, NTT, Bank Dunia membantu masyarakat setempat
melindungi ekosistem penting yang menjadi penyangga sektor pariwisata dan mata
pencaharian di kepulauan sekitarnya.
Akhir kata, untuk memperkuat berbagai upaya Indonesia dalam meningkatkan
pendanaan bagi aksi iklim, Bank Dunia mendukung berbagai instrumen penetapan
harga karbon yang digunakan oleh pemerintah. Untuk mendukung upaya
pengurangan emisi dari deforestasi, Bank Dunia berkomitmen untuk melakukan
pembayaran berbasis hasil terkait dengan agenda tersebut di provinsi Kalimantan
Timur.

Anda mungkin juga menyukai