Amalia Serano
Rencana kerja ASEAN di bidang pendidikan 2021-2023: 5 hasil. Hasil ke-2 adalah ECCE:
partisipasi dalam pembelajaran dasar.
ASEAN menyadari bahwa ECCE memerlukan integrasi dan multisektoral dalam
memenuhi kebutuhan anak-anak yang perlu ditangani secara memadai
Dokumen ASEAN dalam Mempromosikan ECCE: Deklarasi para pemimpin Asean:
mendukung SOM ED, disahkan oleh ASED pada bulan Juli, diadopsi oleh para Pemimpin
ASEAN pada tanggal 5 September 2023
Deklarasi ini didasarkan pada komitmen ASEAN, komitmen global dan regional
Fokus area: kualitas, akses, tenaga kerja pendidikan tinggi, tata kelola dan kemitraan, orang
tua dan pengasuh, teknologi digital dan keuangan.
Langkah ke depan: mengembangkan peta jalan deklarasi ASEAN, melakukan studi
penjajakan untuk mendapatkan data ECCE di Asia Tenggara, meningkatkan pendekatan
multisektoral.
Tanya Jawab :
Dr Maki
Regulasi, memastikan aturan diimplementasikan. Hal ini untuk menghasilkan kualitas
pelatihan yang baik dan perlu memiliki jaringan yang banyak. Ini melatih pengasuh dan
memberikan keahlian kepada pengasuh. Kedua, pembelajaran dari negara lain,
memobilisasi guru untuk pergi ke daerah terpencil dan mengajar siswa yang lebih muda
sehingga mereka juga dapat belajar tentang cara meningkatkan kualitas ECCE.
Ammy
Pemerintah tidak bisa melakukannya sendiri, harus berkolaborasi dengan pemangku
kepentingan ECCE. Para pemangku kepentingan bekerja sangat keras dalam meningkatkan
setiap aspek di ECCE.
Ibu Nurhaida
Letak paniai terdiri dari 24 distrik dan 216 kampung. Suka mayoritas adalah suku meee
dnmoni. Paniai dikenal sebagai daerah konflik, kondisi keamanan tidak stabil. Pemerintah
perlu bekerja sangat keras untuk membangun pendidikan.
Tantangan yang dihadapi yaitu koordinasi dengan OPD sangat kurang, guru-guru PAUD
tidak pernah mendapatkan pelatihan dan pendampingan secara baik, orang tua kurang
menyadari adanya PAUD HI. Data PAUD belum bisa dipertanggungjawabkan.
Peluang tahun 2021, kami mendapatkan pengukuhan sebagai Bunda PAUD, dan hal
positifnya bapak bupati sangat serius dengan pendidikan, dimana pembangunan susah
sangat berimbas pendidikan, beliau mendatangkan guru-guru dari luar Paniai.
Strategi: pembentukan pokja Bunda PAUD, Pengembangan PAUD Model sesuai konteks
paniai, Peningkatan anggaran dan pengembangan kebijakan untuk PAUD terintegrasi,
replikasi dan peningkatan kualitas PAUD terintegrasi.
Program PAUD terintegrasi pengukuhan bunda PAUD, pengadaan pelatihan PAUD HI
bagi guru, dan identifikasi 5 PAUD percontohan tahun 2021, tahun 2022 peningkatan
kapasitas untuk pokja Bunda PAUD, dan pelatihan untuk 15 PAUD Model dan anggaran
PAUD terintegrasi, lalu tahun 2023 peningkatan anggaran, replikasi PAUD terintegrasi
menjadi 19 PUD, koordinasi dan kerjasama dengan BGP Provinsi Papua, pembentukan
PKG PAUD, penyusunan modul ajar satuan PAUD karena guru-guru bersifat sukarela dan
rata-rata lulusan SMP/SMA, penyusunan perda yang akan menjamin keberlanjutan dari
program PAUD terintegrasi.
Pembentukan kelompok gugus PAUD ini sangat membantu menolong guru yang
menangani PAUD secara khusus.
UNICEF mendampingi paniai untuk literasi awal dan penerapan PAUD HI.