MENAJEMEN PAUD
DI SUSUN OLEH:
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Ketentuan
Mendirikan PAUD, Komponen Mendirikam PAUD, dan Akreditasi Lembaga PAUD”. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, terutama kepada ibu dosen.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen AUD yang
diampu oleh ibu Dr. Sukmawati M.Pd. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang komunikasi bagi para pembaca.
Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalam makalah ini. Hendaknya
bagi kawan-kawan semua dapat memberikan saran dan kritik yang berguna untuk perbaikan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat menambah ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Salah satu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan adalah sebuah sarana
yang efektif guna meningkatkan sumber daya manusia menjadi lebih produktif. Dengan
demikian Pemerintah Pusat melalui Dinas Pendidikan Nasional mencanangkan rencana
stategis menuju pembangunan jangka panjang 2025. Rencana strategis yang dijalankan oleh
Dinas Pendidikan Nasional ditempuh dalam empat tahapan dengan periode lima tahunan.
Periode 2005-2010 diarahkan dalam rangka peningkatan kapasitas dan modernitas sistem
pendidikan, periode 2010-2015 adalah peningkatan dan penguatan pelayanan pendidikan
pada tingkat nasional, priode 2015-2020 adalah penguatan daya saing pada tingkat regional,
dan periode 2020-2025 adalah penguatan daya saing pada tingkat internasional. Seluruh
periode tersebut diterapkan pada pendidikan tingkat SD (Sekolah Dasar) atau MI (Madrasah
Ibtidaiyah), SMP (Sekolah Menengah Pertama) atau MTs (Madrasah Tsanawiyah), SMA
(Sekolah Menengah Pertama) atau SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) atau MA (Madrasah
Aliyah), TK (Taman Kanak-Kanak). Disamping itu, ditetapkan pula program PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini). Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat
mendasar dan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia. dan tidak mengherankan
apabila banyak negara yang menaruh perhatian besar terhadap penyelenggaraan pendidikan
anak usia dini (http://www.eldina.com).
Pendirian Satuan PAUD dapat didirikan oleh pemerintah desa, orang perseorangan,
kelompok orang atau badan hukum. Satuan PAUD terdiri dari Taman Kanak-Kanak (TK),
Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB), kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak
(TPA), dan Satuan PAUD Sejenis (SPS). Adapun mekanisme pendirian PAUD mengajukan
permohonan izin pendirian kepada Kepala Dinas Pendidikan atau Kepala Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD). Surat permohonan dilayangkan melalui Kepala Dinas atau
Pejabat yang ditunjuk dengan melampirkan persyaratan pendirian satuan PAUD.
Berdasarkan pasal 62 ayat 2. Lembaga PAUD, terutama di era milenias ini sebagai
salah satu institusi pendidikan yang berfungsi sebagai agent of change, bertugas untuk
membangun peserta didik agar sanggup memecahkan masalah nasional (internal) dan
memenangkan persaingan internasional (eksternal). Penyelenggaraan pendidikan harus
diorientasikan pada pembentukan manusia yang kompeten dan beradab.
Dari latar belakang diatas, ada beberapa rumusan masalah yang akan dibahas, yaitu:
Dengan demikian, tujuan penulisan adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang berbagai aspek yang terkait dengan penyelenggaraan dan akreditasi PAUD di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep manajemen pendirian lembaga pendidikan anak usia dini di sini adalah
merencanakan pendidikan anak usia dini agar teratur harus dimulai dari pemahaman tentang
cara paud itu didirikan atau diselenggarakan. Dalam hal ini, penyelenggaraan paud
membutuhkan pemahaman tentang beberapa tahapan yang harus dilalui sampai lembaga paud
itu memperoleh izin penyelenggaraan sebagai bentuk pendidikan formal.
Mendirikan lembaga PAUD harus mendapatkan izin pendirian dengan cara mendaftar
pada Dinas Pendidikan Nasional atau Kabupaten maupun Kota. Dalam peraturan perundang-
undangan ditegaskan bahwa pendirian PAUD harus mendapatkan izin dari lembaga yang
berwenang. Penjelasan ini dapat dilihat pada pasal 62 ayat 1, yang menyatakan bahwa
“Setiap satuan pendidikan formal maupun non-formal, yang didirikan wajib memperoleh izin
pemerintah atau pemerintah daerah”. (UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas &
Peraturan Pemerintah RI Tahun 2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib
Belajar, 2014, 31)
Selain hal ini, pendirian lembaga PAUD harus memenuhi persyaratan dan mengikuti
prosedur pendirian yang telah ditetapkan untuk mendapatkan izin pendirian. Izin ini dapat
digunakan sebagai legalitas atau pengesahan mengenai keberadaan lembaga PAUD yang
akan didirikan serta sebagai bagian dari proses administratif dan pembinaan oleh pemerintah
pada penyelenggaran PAUD.
Sebagaimana yang telah penulis jabarkan secara singkat, pada bagian pendahuluan
syarat-syarat secara umum yang harus di penuhi untuk mendirikan PAUD, bagi sebuah
lembaga atau yayasan yang ingin mendirikan lembaga PAUD, secara prinsip mengacu kepada
Pasal 62 ayat 2. Bahwa : “Syarat-syarat untuk memperoleh izin meliputi isi pendidikan,
jumlah dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan,
pembiayaan pendidikan, sistem evaluasi dan sertifikasi, serta manajemen dan proses
pendidikan”.(Permendikbud RI No. 137 Tahun 2014)
a. Kurikulum (Isi Pendidikan); merupakan seperangkat panduan yang mengatur isi program
dan proses pendidikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran dan penyelenggaraan
pendidikan. Kurikulum dapat merujuk kepada kurikulum 2004 yang disempurnakan pada
kurikulum KTSP, atau merujuk pada K-13 saat ini.
b. Peserta didik; sebelum mendirikan PAUD, yayasan yang akan menyelenggarakan PAUD
harus melakukan survei tentang jumlah anak didik/ anak usia dini yang ada di wilayah
tersebut.
c. Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Guru dan Staf); selain anak didik, yayasan
juga harus menyertakan jumlah tenaga kependidikan (guru atau staf administrasi) lengkap
dengan latar belakang keilmuan para guru yang dicantumkan. Guru yang akan mengajar di
lembaga PAUD harus berlatar belakang S1 PG-PAUD atau S1 PG-TK.
d. Sarana dan Prasarana; untuk mendukung proses pembelajaran bedasarkan kurikulum yang
telah dicantumkan, yayasan pendiri PAUD harus memenuhi standar minimal sarana
prasarana, sesuai pasal 45 ayat 1 UU No. 20 tahun 2003 “Setiap satuan pendidikan baik
formal maupun non formal menyediakan saran dan prasarana yang memenuhi keperluan
pendidikan sesuai dengan pertumbuhan perkembangan potensi fisik, kognitif, sosial, emosi
dan kejiwaan anak didik.
Mekanisme pendirian lembaga PAUD secara pinsipil hampir sama antara satu
kabupaten/kota yang satu dengan yang lain. Mekanisme baru akan berjalan apabila semua
persyaratan umum sebagaimana yang telah dijelaskan di atas telah terpenuhi, dimana pihak
pendiri atau yayasan hendaknya berkonsultasi dengan dinas pendidikan maupun dengan
kementrian agama setempat untuk menanyakan perolehan izin penyelenggaraan.
Secara teknis ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, beberapa diantaranya
adalah sebagai berikut: (Suyadi, 22-23)
Berdasarkan pasal 2 ayat 1 Permen 84 tahun 2014 Sebuah Taman Kanak-Kanak (TK)
dapat didirikan oleh:
1. Pemerintah kabupaten/kota.
2. Pemerintah desa
3. Orang peseorangan;
5. Badan hukum
Badan hukum yang bersifat nirlaba, yang berbentuk yayasan, perkumpulan, atau
badan lain sejenis yang telah memperoleh pengesahan dari kementrian di bidang hukum.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, Nomor, Standar, Prosedur dan Kriteria,
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-Kanak, (Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015,
hlm. 4)
Suyadi menegaskan bahwa usulan pendirian PAUD harus dilakukan oleh Yayasan
yang telah berbadan hukum.Hal ini telah diatur dalam pasal 53 ayat 1 menerangkan bahwa
“penyelenggaraan dan atau satuan masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan”.Dengan
demikian, PAUD yang didirikan harus dibawah naungan yayasan terlebih dahulu. Nah,
yayasan inilah yang akan mengurus dan mengajukan permohonan izin pendiriannya sebuah
lembaga PAUD, dan sebelum pengajuan izin harus dibentuk kepengurusan dan mengajukan
perizinan pendirian yayasan. Biasanya, pengajuan pendirian yayasan ini dilakukan di kantor-
kantor Notaris.Hal ini ditujukan agar berdirinya lembaga PAUD memiliki payung hukum
yang kuat dan jelas. Secara skematis bisa dilihat dalam bentuk skema sederhana di bawah ini
Syarat-syarat dan ketentuan pendirian PAUD dipahami barulah langkah awal upaya
pendirian PAUD dapat dimulai. Menyusun proposal pendrian PAUD. Langkah-langkah
proposal pendirian PAUD adalah sejumlah tindakan tentang hal-hal yang harus dilakukan
sebelum proposal itu sendiri ditulis. Secara sederhana langkah-langkah tersebut terdiri atas 7
langkah:
a. Judul proposal
b. Latar belakang persoalan atau dasar pemikiran
c. Visi dan Misi Lembaga PAUD
d. Tujuan dan Kompetensi Lulusan
e. Kurikulum atau Program yang diusulkan
f. Sumber daya manusia, khususnya tenaga kependidikan
g. Calon anak didik yang menjadi sasaran lembaga PAUD
h. Sarana dan prasarana yang direncanakan
i. Jenis pelayanan yang diberikan
j. Sumber biaya dan pembiayaan.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab I, Pasal 1, dan ayat 32 yang
menegaskan bahwa akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan
pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Selanjutnya, pasal 60 (1) menyatakan,
“Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada
jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.” Kemudian
ayat (2); “Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh pemerintah
dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.” Untuk
menjamin bahwa kualitas pendidikan sesuai dengan standar pelayanan minimal atau kriteria
lain yang ditentukan oleh pemerintah, maka pemerintah melakukannya melalui akreditasi.
b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 60 ayat (1) akreditasi
dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur
pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan berdasarkan
kriteria yang bersifat terbuka;
c) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, untuk sub urusan
akreditasi merupakan kewenangan dari Pemerintah Pusat;
Pelaksanaan akreditasi tidak serta merta bisa begitu saja dilakukan, namun memiliki
tahapaan yang harus dilalui. Adapun mekanisme akreditasi PAUD adalah sebagai berikut:
Persyaratan akreditasi
Satuan pendidikan pertama kali melakukan pengisian evaluasi diri satuan sebagai pra-
syarat akreditasi (EDS-PA) di Sispena. Pendaftaran akreditasi dimulai ketika pesyaratan EDS
PA mulai diunggah. Anggota BAN-P atau Sekretariat mulai melakukan penilaian EDS-PA.
BAN PAUD menugaskan asesor untuk melakukan visitasi ke satuan pendidikan. BAN P
menugaskan asesor melakukan validasi pada satuan pendidikan (asesor visitasi berbeda
dengan asesor validasi. Ketua BAN Paud dan PNF sudah menandatangani E-Sertifikat satuan
pendidikan dan dapat didownload disispena masing-masing.
Ditegaskan oleh Endang Jeki, bahwa ada tiga kunci untuk mencapai akreditasi
terbaik yaitu:
a. Jumlah peserta didik minimal 20 anak pada tahun ajaran terakhir untuk seluruh jenis
program (TK, KB, TPA, SPS), prioritas TK/RA/BA dan KB.
b. Memiliki pendidik minimal berijazah S1 (untuk TK/RA/BA) dan SLTA (untuk KB,
TPA, SPS).
c. Memiliki minimal 1 (satu) pendidik yang bersertifikat Diklat Dasar PAUD atau
berijasah D-IV atau S1 dalam bidang PAUD dan Kependidikan lain atau Psikologi
(dari Prodi Terakreditasi, ditunjukkan dengan Ijazah yang dilegalisir).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Makalah ini membahas pentingnya pendidikan anak usia dini (PAUD) dalam
meningkatkan sumber daya manusia. Pemerintah Indonesia memiliki rencana strategis
pembangunan pendidikan hingga 2025 dengan tahapan pada berbagai tingkatan pendidikan,
termasuk PAUD. Permasalahan utama yang dihadapi adalah akses layanan dan kualitas
PAUD, yang dipengaruhi oleh pembiayaan terbatas, kualifikasi pendidik yang rendah, dan
kurangnya fasilitas. Lebih lanjut, pendirian lembaga PAUD harus memenuhi persyaratan
yang meliputi program pendidikan, jumlah dan kualifikasi pendidik, sarana-prasarana,
pembiayaan, sistem evaluasi, dan manajemen. Akreditasi PAUD juga menjadi kewajiban
untuk memastikan mutu layanan pendidikan dan melindungi masyarakat dari penyelenggara
pendidikan yang tidak berkualitas. Makalah ini membahas seluruh aspek yang terkait dengan
pendirian dan akreditasi PAUD, menjelaskan pentingnya pendidikan anak usia dini dalam
konteks pengembangan sumber daya manusia Indonesia.
3.2.Saran