DESKRIPSI TUGAS
Tugas yang diberikan adalah membagi kelas dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok mengidentifikasi satu aspek
permasalahan pembangunan berdasarkan sector dan keterkaitan antar sektor
METODE PENGERJAAN
TUGAS
Tugas membuat review dan bahan paparan
a. Membagi kelas menjadi kelompok, tiap kelompok terdiri kurang lebih 3-4 orang
b. Setiap kelompok diberikan waktu untuk melakukan observasi/telaah permasalahan yang dipilih dalam sector tertentu.
c. Jelaskan terkait maslah tersebut.
d. Jelaskan masalah tersebut menjadi concern dari sector mana saja, dan tentukan yang mana yang menjadi leading sectornya
e. Bagaimana peran dari masing-masing sector untuk memecahkan masalah tersebut
f. Berikan data/informasi yg cukup dari berbagai sumber terkait poin c, d, dan e.
g. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil reviewnya.
h. Waktu pelaksanaan presentasi dilakukan pada akhir waktu kuliah pada minggu berikutnya tersebut.
i. Kelompok yang tidak mempresentasikan tugasnya memberikan pertanyaan dan tanggapan terhadap tim yang presentasi.
j. Proses diskusi berlangsung dan dilakukan proses penilaian oleh dosen
Sumber lain:
Internet (Harap memasukkan sumbernya)
Surat Kabar (Harap memasukkan sumbernya)
Anggota Kelompok : 1. Raihan
2. Ari Adi
3. Novia Dara Selvira
Perlindungan sosial terdiri dari bantuan sosial dan jaminan sosial. Bantuan sosial adalah
transfer uang, barang, dan jasa dari pemerintah kepada penduduk miskin/rentan miskin
tanpa mensyaratkan adanya kontribusi iuran tertentu. Sedangkan jaminan sosial adalah
perlindungan dengan skema asuransi yang mensyaratkan adanya besaran iuran tertentu
kepada para pesertanya.
Beberapa permasalahan bantuan sosial antara lain akurasi yang masih sangat rendah,
sasaran setiap program yang berbeda-beda, pemutakhiran data sektoral yang tidak
terintegrasi, kepemilikan data dan akses dokumen kependudukan masyarakat
miskin/rentan miskin yang masih terbatas, penyaluran yang lambat dan tidak tepat
sasaran, masih adanya tumpang tindih target penerima, lemahnya komunikasi dan
koordinasi kedaruratan yang masih lemah, kelompok demografi lanjut usia dan difabel
yang belum mendapat perhatian, serta kurang optimalnya sosialisasi dan edukasi kepada
calon penerima bantuan.
2. Sektor
a. Concern
Sektor pendidikan dan kebudayaan : Lama Pendidikan
Tingkat pendidikan menurut Lestari dalam wirawan (2016:3) adalah "merupakan
suatu kegiatan seseorang dalam mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk
tingkah lakunya, baik untuk kehidupan masa yang akan datang dimana melalui
organisasi tertentu ataupun tidak terorganisasi,"
3. Memecahkan masalah :
a. Sektor Pendidikan dan Kebudayaan
Menekankan dan menghimbau pemberian dan perlindungan sosial yang benar dan
sesuai .
b. Sektor Ketenagakerjaan
Memberikan keterampilan dan lapangan pekerjaan .
c. Sektor Ekonomi
Memberikan pendapatan yang sesuai.
d. Sektor Konsumsi
Memberi jaminan pelayanan yang sama dan sesuai.
b. Sektor Pendidikan
Setelah tahun 2009 pemerintah mencanangkan wajib belajar 9 tahun (SD dan
SMP) pada Juni tahun ini direncanakan pemerintah akan mencanangkan wajib
belajar 12 tahun . Demikian Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata lama sekolah (RLS)
penduduk Indonesia mencapai 8,69 tahun pada 2022. Angka tersebut tumbuh 0,15
tahun dibandingkan pada 2021 yang selama 8,54 tahun. Jika dibandingkan dengan
10 tahun yang lalu, RLS penduduk Indonesia pada 2022 mengalami peningkatan
1,1 tahun. Pada 2012, RLS penduduk Indonesia hanya selama 7,59 tahun. Melihat
trennya, RLS di Indonesia terus mengalami peningkatan dalam satu dekade
terakhir. Rata-rata peningkatan RLS per tahun sebesar 0,11 tahun sepanjang 2012-
2022. Adapun, kenaikan RLS tertinggi terjadi pada 2019 yang sebesar 0,17 tahun.
Sementara, kenaikan RLS.
Menurut data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil),
penduduk Indonesia berjumlah 275,36 juta jiwa pada Juni 2022. Dari jumlah
tersebut hanya 6,41% yang sudah mengenyam pendidikan sampai perguruan
tinggi. Rinciannya, yang berpendidikan D1 dan D2 proporsinya 0,41%, kemudian
D3 sejumlah 1,28%, S1 sejumlah 4,39%, S2 sejumlah 0,31%, dan hanya 0,02%
penduduk yang sudah mengenyam pendidikan jenjang S3. Sampai Juni 2022
penduduk Indonesia yang berpendidikan hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
(SLTA) ada sebanyak 20,89%. Kemudian yang berpendidikan hingga Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak 14,54%. Sementara itu 23,4%
penduduk Indonesia merupakan tamatan Sekolah Dasar (SD). Ada pula 11,14%
yang belum tamat SD, dan penduduk yang tidak sekolah/belum sekolah mencapai
23,61%.
c. Sektor Ketenagakerjan
Dari data BPS, Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Agustus 2022 sebesar
5,86%, turun sebesar 0,63% dibandingkan agustus 2021. Menurut data Badan
Pusat Statistik (BPS), jumlah aksi di Indonesia mencapai 8,4 juta orang pada
Agustus 2022, porsinya 5,86% dari total angkatan kerja nasional. Pengangguran
paling banyak berasal dari kelompok usia 20-24 tahun, yakni 2,54 juta orang.
d. Sektor Ekonomi
BPS mencatat pada 2022 pendapatan perkapita sebesar Rp. 71 juta pertahun.
Artinya rata-rata penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 5,9 juta perbulan.
e. Sektor industri konsumsi
Mentri koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia
(PMK), Muhadjir Effendy. Pada 2019 ada 57.600.000 keluarga di Indonesia. Dan
9,4 persen di antaranya atau sekira 5 juta dari itu adalah rumah tangga miskin.
Jika jumlah itu ditambah dengan keluarga hampir miskin (lebih mudah jadi
miskinnya ketimbang jadi kaya) maka akan menjadi 16,8 persen atau sekira 15
juta.