Anda di halaman 1dari 8

1.2.

Rencana Tugas Mahasiswa Pertemuan 1

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA BANDUNG


POLITEKNIK STIA LAN BANDUNG
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PEMBANGUNAN NEGARA

RENCANA TUGAS MAHASISWA


MATA KULIAH Teknik dan Praktik Perencanaan Pembangunan
KODE MKB3035 SKS: 3 SEMESTER: 4
DOSEN PENGAMPU Dr. Ir. Ely Sufianti., M.A.
BENTUK TUGAS
Observasi /Telaah
JUDUL TUGAS
Mengidentifikasi isu/masalah pembangunan berdasarkan sector dan keterkaitannya antar sector
SUB CAPAIAN
PEMBELAJARAN MATA
KULIAH
1. Mampu menjelaskan dan mengidentifikasi aspek-aspek dalam konsep dan teori perencanaan pembangunan

DESKRIPSI TUGAS
Tugas yang diberikan adalah membagi kelas dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok mengidentifikasi satu aspek
permasalahan pembangunan berdasarkan sector dan keterkaitan antar sektor
METODE PENGERJAAN
TUGAS
Tugas membuat review dan bahan paparan
a. Membagi kelas menjadi kelompok, tiap kelompok terdiri kurang lebih 3-4 orang
b. Setiap kelompok diberikan waktu untuk melakukan observasi/telaah permasalahan yang dipilih dalam sector tertentu.
c. Jelaskan terkait maslah tersebut.
d. Jelaskan masalah tersebut menjadi concern dari sector mana saja, dan tentukan yang mana yang menjadi leading sectornya
e. Bagaimana peran dari masing-masing sector untuk memecahkan masalah tersebut
f. Berikan data/informasi yg cukup dari berbagai sumber terkait poin c, d, dan e.
g. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil reviewnya.
h. Waktu pelaksanaan presentasi dilakukan pada akhir waktu kuliah pada minggu berikutnya tersebut.
i. Kelompok yang tidak mempresentasikan tugasnya memberikan pertanyaan dan tanggapan terhadap tim yang presentasi.
j. Proses diskusi berlangsung dan dilakukan proses penilaian oleh dosen

BENTUK DAN FORMAT


LUARAN
Tugas yang dikumpulkan berupa materi presentasi yang disajikan melalui power point dan atau video dan atau alat peraga lainnya,
sesuai kreatifitas mahasiswa.

*Bahan presentasi melalui power point merupakan pointers, bukan narasi.

INDIKATOR, KRITERIA DAN BOBOT


PENILAIAN
Power Point
Menggunakan metode rubrik skala persepsi dengan dimensi:
Kemampuan komunikasi
Penguasaan materi
Kemampuan menghadapi pertanyaan
Penggunaan alat peraga presentasi
Ketepatan materi dengan topik yang dibahas
Dengan nilai:
Sangat baik : lebih besar sama dengan 81
Baik : 61 – 80
Cukup : 41 – 60
Kurang : 21 – 40
Sangat Kurang : Kurang dari 20
JADWAL PELAKSANAAN
Minggu ke 1
LAIN-LAIN
-
DAFTAR RUJUKAN
Buku:
AR, Mustopadidjaja, dkk. 2012. Bappenas dalam Sejarah Perencanaan Pembangunan Indonesia 1945-2025, Jakarta: LP3ES
Eman Rustiadi, Sunsun Saefulhakim, & Dyah R. Panuju. 2011. Cetakan ke 2. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia
Kuncoro, M. 2005. Otonomi dan Pembangunan daerah :Reformasi, perencanaan,strategi dan peluang.Jakarta: Erlangga

Sumber lain:
Internet (Harap memasukkan sumbernya)
Surat Kabar (Harap memasukkan sumbernya)
Anggota Kelompok : 1. Raihan
2. Ari Adi
3. Novia Dara Selvira

1. Permasalahan : Perlindungan sosial yang salah sasaran (Sektor Sosial)


Perlindungan Sosial adalah upaya pemerintah guna mendukung masyarakat untuk dapat
menghadapi berbagai kerentanan / guncangan di sepanjang siklus kehidupan. Dalam
masa krisis, pemerintah memberikan perlindungan sosial untuk menjaga daya beli
masyarakat yang terdampak, terutama masyarakat miskin dan rentan.

Program perlindungan sosial pada hakekatnya memiliki tujuan mulia untuk mengatasi


kemiskinan dan kerentanan sosial melalui upaya peningkatan dan perbaikan kapasitas
penduduk dalam melindungi dirinya dari bencana dan kehilangan pendapatan. Indonesia
telah memiliki Program perlindungan sosial yang bervariasi, mulai dari Kartu Indonesia
Pintar (KIP), Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA), Kartu Pra
Kerja, Program Bidikmisi Anak Usia Sekolah, Program Keluarga
Harapan (PKH), Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Bantuan Sosial
Pangan (BSP), Program Beras Untuk Keluarga Sejahtera (Rastra), Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT), Kredit Usaha Rakyat (KUR), Bantuan Usaha Usia
Kerja/Produktif Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Pelatihan UMKM, Subsidi energi
listrik dan gas 3 kg, BPJS Ketenagakerjaan, Asistensi dan Rehabilitasi Lanjut
Usia, bantuan Rumah Tidak Layak Huni/Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya
(RTLH/BSPS) dan lain sebagainya. Namun demikian, meskipun memiliki banyak
program perlindungan sosial, target dan akurasi, serta cakupannya masih sangat
rendah terutama disektor informal dan berpotensi tumpang tindih.

Perlindungan sosial terdiri dari bantuan sosial dan jaminan sosial. Bantuan sosial adalah
transfer uang, barang, dan jasa dari pemerintah kepada penduduk miskin/rentan miskin
tanpa mensyaratkan adanya kontribusi iuran tertentu. Sedangkan jaminan sosial adalah
perlindungan dengan skema asuransi yang mensyaratkan adanya besaran iuran tertentu
kepada para pesertanya.

Beberapa permasalahan bantuan sosial antara lain akurasi yang masih sangat rendah,
sasaran setiap program yang berbeda-beda, pemutakhiran data sektoral yang tidak
terintegrasi, kepemilikan data dan akses dokumen kependudukan masyarakat
miskin/rentan miskin yang masih terbatas, penyaluran yang lambat dan tidak tepat
sasaran, masih adanya tumpang tindih target penerima, lemahnya komunikasi dan
koordinasi kedaruratan yang masih lemah, kelompok demografi lanjut usia dan difabel
yang belum mendapat perhatian, serta kurang optimalnya sosialisasi dan edukasi kepada
calon penerima bantuan.

2. Sektor
a. Concern
 Sektor pendidikan dan kebudayaan : Lama Pendidikan
Tingkat pendidikan menurut Lestari dalam wirawan (2016:3) adalah "merupakan
suatu kegiatan seseorang dalam mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk
tingkah lakunya, baik untuk kehidupan masa yang akan datang dimana melalui
organisasi tertentu ataupun tidak terorganisasi,"

 Sektor Ekonomi : Pendapatan perkapita


“Pandemi masih memberikan ketidakpastian yang tinggi terhadap ekonomi.
Oleh karena itu, saat ini pemerintah akan fokus melakukan berbagai langkah
yang responsif agar pandemi dapat semakin terkendali dan langkah pemulihan
ekonomi dapat terus berjalan. Percepatan vaksin, penguatan 3T, disiplin
protokol kesehatan hingga pemberian perlindungan sosial akan terus dilakukan
hingga kasus terkendali”, ungkap Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian
Keuangan, Febrio Kacaribu. Pemerintah juga tetap berkomitmen melakukan
reformasi struktural untuk meraih potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih
tinggi. Tujuannya agar pendapatan per kapita dapat terus ditingkatkan,
kesejahteraan masyarakat menjadi semakin baik.
 Sektor industri konsumsi : Jumlah keluarga pra sejahtera
Berdasarkan Undang-undang No 10 Tahun 1992, keluarga di Indonesia dapat
dibagi berdasarkan tingkat kesejahteraannya, dan untuk melakukan pembagian
tersebut diperlukan indikator-indikator yang sifatnya valid, sederhana dan mudah
diamati sekalipun oleh kader-kader di desa yang umumnya pengetahuannya masih
sederhana. Keluarga Pra Sejahtera (KPS) Yaitu keluarga yang tidak memenuhi
salah satu atau leibih dari 6 (enam) indikator Keluarga Sejahtera I (KS I) atau
indikator ”kebutuhan dasar keluarga” (basic needs).
b. Leading :
 Sektor pendidikan dan kebudayaan
Dengan adanya pendidikan diharapkan mampu mencetak generasi masyarakat
yang berakhlak mulia, berkarakter baik serta masyarakat mampu meningkatkan
kesadaran untuk hidup secara harmonis, toleransi dalam keberagaman, dan
memiliki wawasan yang dimodifikasi dan memilki wawasan secara umum.
Pendidikan karakter saat ini sangat penting untuk generasi muda, karena generasi
muda akan menjadi tolak ukur keberhasilan pembangunan bangsa . Sebagai
penerus bangsa diharapkan generasi muda dapat memberikan toladan baik sikap
maupun tingkah lakunya.
Akibat minimnya karakter pendidikan terhadap anak menyebabkan terjadinya
krisis moral seperti masalah sosial dimasyarakat , tawuran pelajar, narkoba
narkoba, minum minuman keras, bulliying dan hal-hal lainya. Selain itu
juga, karena dengan mendapatkan pendidikan karakter, dapat menentukan apakah
seseorang dapat bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya dan
menghormati hak orang lain

3. Memecahkan masalah :
a. Sektor Pendidikan dan Kebudayaan
Menekankan dan menghimbau pemberian dan perlindungan sosial yang benar dan
sesuai .
b. Sektor Ketenagakerjaan
Memberikan keterampilan dan lapangan pekerjaan .
c. Sektor Ekonomi
Memberikan pendapatan yang sesuai.
d. Sektor Konsumsi
Memberi jaminan pelayanan yang sama dan sesuai.

4. Data dan Informasi


a. Sektor Sosial sosial
 Wakil ketua MPR-RI Dr.H.M. Hidayat Nur Wahid,MA menyampaikan anggaran
perlindungan sosial tahun 2023 adalah Rp. 479,1 Triliun. Jumlah tersebut turun
4,7% dan outlook 2022 sebesar Rp. 503,6 Triliun.

 Berdasarkan data Bappenas tahun 2020 terhadap tingkat akurasi penyaluran


program tahun 2019, menunjukkan beberapa permasalahan terkait kurangnya
akurasi, misalnya banyak keluarga yang seharusnya tidak layak menerima
BPNT/Rastra dan KUBE, tingkat akurasi BPNT/Rastra yang hanya 44%, PKH
42,6%, KIP 46,4%, KUBE 45%, dan PBI 57,7%. Selain itu, hanya 50 dari 514
Kabupaten/Kota yang melakukan update data Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
(DTKS) di atas 50%. Dari 50 Kabupaten/Kota yang melakukan update  data
DTKS tersebut, meskipun telah dilakukan dua hingga empat kali update dalam
satu tahun, ternyata tingkat akurasi data sosial ekonominya masih rendah. Untuk
itu diperlukan pembaharuan data DTKS secara menyeluruh oleh Pemerintah Pusat
serta dirasa sangat mendesak untuk meningkatkan kapasitas Pemda dalam
melakukan pemutakhiran dan pendataan jumlah penduduk miskin.

b. Sektor Pendidikan
 Setelah tahun 2009 pemerintah mencanangkan wajib belajar 9 tahun (SD dan
SMP) pada Juni tahun ini direncanakan pemerintah akan mencanangkan wajib
belajar 12 tahun . Demikian Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan.

 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata lama sekolah (RLS)
penduduk Indonesia mencapai 8,69 tahun pada 2022. Angka tersebut tumbuh 0,15
tahun dibandingkan pada 2021 yang selama 8,54 tahun. Jika dibandingkan dengan
10 tahun yang lalu, RLS penduduk Indonesia pada 2022 mengalami peningkatan
1,1 tahun. Pada 2012, RLS penduduk Indonesia hanya selama 7,59 tahun. Melihat
trennya, RLS di Indonesia terus mengalami peningkatan dalam satu dekade
terakhir. Rata-rata peningkatan RLS per tahun sebesar 0,11 tahun sepanjang 2012-
2022. Adapun, kenaikan RLS tertinggi terjadi pada 2019 yang sebesar 0,17 tahun.
Sementara, kenaikan RLS.
 Menurut data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil),
penduduk Indonesia berjumlah 275,36 juta jiwa pada Juni 2022. Dari jumlah
tersebut hanya 6,41% yang sudah mengenyam pendidikan sampai perguruan
tinggi. Rinciannya, yang berpendidikan D1 dan D2 proporsinya 0,41%, kemudian
D3 sejumlah 1,28%, S1 sejumlah 4,39%, S2 sejumlah 0,31%, dan hanya 0,02%
penduduk yang sudah mengenyam pendidikan jenjang S3. Sampai Juni 2022
penduduk Indonesia yang berpendidikan hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
(SLTA) ada sebanyak 20,89%. Kemudian yang berpendidikan hingga Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak 14,54%. Sementara itu 23,4%
penduduk Indonesia merupakan tamatan Sekolah Dasar (SD). Ada pula 11,14%
yang belum tamat SD, dan penduduk yang tidak sekolah/belum sekolah mencapai
23,61%.

c. Sektor Ketenagakerjan
 Dari data BPS, Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Agustus 2022 sebesar
5,86%, turun sebesar 0,63% dibandingkan agustus 2021. Menurut data Badan
Pusat Statistik (BPS), jumlah aksi di Indonesia mencapai 8,4 juta orang pada
Agustus 2022, porsinya 5,86% dari total angkatan kerja nasional. Pengangguran
paling banyak berasal dari kelompok usia 20-24 tahun, yakni 2,54 juta orang.

d. Sektor Ekonomi
 BPS mencatat pada 2022 pendapatan perkapita sebesar Rp. 71 juta pertahun.
Artinya rata-rata penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 5,9 juta perbulan.

e. Sektor industri konsumsi
 Mentri koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia
(PMK), Muhadjir Effendy. Pada 2019 ada 57.600.000 keluarga di Indonesia. Dan
9,4 persen di antaranya atau sekira 5 juta dari itu adalah rumah tangga miskin.
Jika jumlah itu ditambah dengan keluarga hampir miskin (lebih mudah jadi
miskinnya ketimbang jadi kaya) maka akan menjadi 16,8 persen atau sekira 15
juta.

Anda mungkin juga menyukai