Disusun Oleh :
1. Ariska Gunawan (06031281823066)
2. Dyah Suci Wulandari (06031281823017)
3. Ria Septiani (06031381823051)
4. Risna Novita Sari (06031181823006)
Dosen Pengampu :
1. Drs. Ikbal Barlian, M.Pd
2. Dian Eka Amrina, S.Pd, M.Pd
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kemampuan,
kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah Ekonomi Pendidikan yang berjudul “Biaya
Manfaat Pendidikan” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semuanya atas
bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis
dalam pengerjaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini.
Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca
sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.
Kelompok 8
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses pembelajaran, pengetahuan, ataupun kemampuan
serta keterampilan yang dilihat dari kebiasaan setiap orang, pendidikan sangat
dibutuhkan sebagai penunjang pengetahuan, pelatihan, ataupun penelitian. Dalam UUD
nomor 20 tahun 2003, telah mengatur tentang sistem pendidikan Nasional dalam
pendidikan juga termuat tujuan pendidikan yang pada dasarnya sebagai wadah atau sarana
dalam mengembangkan kepribadian serta potensi meningkatkan pengetahuan.
Pendidikan berfungsi untuk membentuk diri yang baik dari kemampuan, keahlian,
etika, dan akhlak untuk menjadikan pribadi yang lebih baik. Pendidikan menjadi sarana
untuk membekali diri dalam menghadapi dunia bermasyarakat karena dunia bukan
hanya tentang pengetahuan melainkan meliputi dari sosial, etika, maupun adab. Tentulah
pendidikan memiliki manfaat bagi mereka yang mengikuti pendidikan, karena akan
sangat berpengaruh baik pada dirinya ataupun lingkungannya, akan lebih jelas lagi dikaji
pada pembahasan selanjutnya.
Hampir dapat dipastikan bahwa proses pendidikan tidak dapat berjalan tanpa dukungan
biaya yang memadai. Implikasi diberlakukannya kebijakan desentralisasi pendidikan,
membuat para pengambil keputusan sering kali mengalami kesulitan dalam mendapatkan
referensi tentang komponen pembiayaan pendidikan. Kebutuhan tersebut dirasakan
semakin mendesak sejak dimulainya pelaksanaan otonomi daerah yang juga meliputi
bidang pendidikan. Apalagi masalah pembiayaan ini sangat menentukan kesuksesan
program MBS, KBK, ataupun KTSP yang saat ini diberlakukan. Oleh karena itu biaya
manfaat pendidikan sangat perlu dibahas dalam makalah ini,
B. Rumusan Masalah
Apa manfaat pendidikan ?
Bagaimana konsep biaya pendidikan ?
Bagaimana cara mengukur biaya dan manfaat pendidikan ?
Apa itu analisis biaya manfaat pendidikan?
4
C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui manfaat pendidikan
Untuk mengetahui konsep biaya pendidikan
Untuk mengetahui cara mengukur biaya dan manfaat pendidikan
Untuk mengetahui analisis biaya manfaat pendidikan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manfaat Pendidikan
Menurut Amartya sen, pemenang nobel ekonomi tahun 1998, manfaat pendidikan
memiliki nilai intrinsik dan instrumental; contohnya yang sederhana adalah kemampuan
dasar dalam membaca dan menulis (literacy) serta berhitung nomerasi yang memberi
manfaat sangat luas bagi masyarakat. Banyak manfaat sosial yang dapat diperoleh dengan
adanya kemampuan baca tulis dan berhitung oleh masyarakatnya. Dan kedua kemampuan
dasar tersebut dapa dicapai berkat adanya penyelenggaraan layanan satuan pendidikan
ditingkat dasar dan menengah. Sebagai konsekuensi dari luasnya cakupan manfaat
pendidikan dikedua jenjang pendidikan tersebut, akan mendorong terjadinya campur
tangan oleh pemerintah melalui berbagai produk kebijakan publik demi tersedianya akses
pendidikan yang seluas-luasnya bagu masyarakat contoh nya program pendidikan gratis 9
tahun di Indonesia.
Menurut Dr Sen, jika dibandingkan dengan berbagai jenjang pendidikan dibawahnya
maka manfaat jangka panjang pendidikan diperguruan tinggi justru akan lebih banyak
dinikmati leh individu yang mengikutinya karena fokus pembelajarannya lebih terletak
pada peningkatan pengetahuan dan keahlian khusus, yang akan berujung pada peningkatan
manfaat ekonomis bagi para lulusannya dimasa mendatang. Dengan demikian, dalam
konteks pembiayaan layanan pendidikan umum bagi masyarakat, prioritas kebijakan
alokasi pembiayaan untuk layanan pelayanan pendidikan publik semestunya memberi
manfaat bagi pesera didik ditingkat satuan pendidikan dijenjang yang lebih rendah
(dalam hal ini jenjang pedidikan dasar dan menengah).
6
4. Jalan untuk mendapatkan pekerjaan yang diharapkan, semakin tingginya jenjang
pendidikan yang dimiliki kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan yang
diinginkan semakin besar peluangnya.
5. Untuk membentuk pola pikir yang ilmiah, pendidikantinggi biasanya memiliki pola
pikir yang lebih ilmiah serta mereka akan berpikir dengan fakta-fakta yang ada
dibandingkan dari sisi emosional mereka.
6. Untuk mencegah adanya generasi yang tidak berpengetahuan, pendidikan akan dapat
membantu seseorang memahami apa saja hal –hal yang baik dan benar.
7. Menciptakan generasi muda bangsa yang cerdas, dengan melalui pendidikan dapat
membuat generasi muda yang mempunyai nilai moral serta integritas yang tinggi.
Ada empat kategori yang dapat dijadikan indikator dalam menentukan tingkat
keberhasilan pendidikan, yaitu :
1. Dapat tidaknya seseorang lulusan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.
2. Dapat tidaknya pekerjaan
3. Besar gaji yang diterima
4. Sikap perilaku dalam konteks sosial, budaya, dan politis.
7
Anggaran biaya pendidikan terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu sama lain, yaitu sisi
anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Anggaran penerimaan adalah pendapatan yang diperoleh setiap tahun oleh sekolah dari
berbagai sumber resmi dan diterima secara teratur. Untuk sekolah dasar negeri,
umumnya memiliki sumber-sumber anggaran penerimaan, yang terdiri dari pemerintah
pusat, pemerintah daerah, masyarakat sekitar, orang tua murid dan sumber lain. Sedangkan
anggaran dasar pengeluaran adalah jumlah uang yang dibelanjakan setiap tahun untuk
kepentingan pelaksanaan pendidikan disekolah. Belanja sekolah sangat ditentukan oleh
komponen-komponen yang jumlah dan proporsinya bervariasi di antara sekolah yang satu
dan daerah yang lainnya. Serta dari waktu ke waktu.
Berdasarkan pendekatan unsur biaya (ingredient approach), pengeluaran sekolah dapat
dikategorikan ke dalam beberapa item pengeluaran, yaitu:
1. Pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran,
2. Pengeluaran untuk tata usaha sekolah,
3. Pemeliharaan untuk sarana dan prasarana sekolah,
4. Kesejahteraan pegawai,
5. Administrasi,
6. Pembinaan teknis educative,
7. Pendataan.
Penghasilan atau gaji merupakan ukuran yang paling banyak digunakan untuk
menentukan keberhasilan pendidikan. Ada tiga alasan yang bisa dikemukakan, yaitu
sebagai berikut:
1. Baik logika maupun pengalaman menunjukkan bahwa mayoritas sosial bersekolah
sebagai sarana untuk mendapatkan manfaat ekonomi.
2. Mudah diukur.
10
3. Data gaji cukup tersedia, namun demikian ada beberapa hal yang perlu ditentukan
terlebih dahulu sebelum dilakukan pengukuran, yaitu:
a. Apa gaji awal atau gaji seumur hidup,
b. Menggunakan honor atau data kroseksional. Profil konseksional mengemukakan
gaji orang-orang yang berbeda usia, tetapi sama tingkat pendidikannya pada waktu
tertentu. Kohor menelusuri perkembangan gaji seseorang dalam perkembangan
waktu. Perlu juga diperhatikan bukan hanya besarnya gaji absolut, tetapi juga
seberapa besar pertambahan gaji setelah mendapat pendidikan dan latihan.
12
pada masing-masing sekolah, maka ukuran biaya satuan dianggap standard dan dapat
dibandingkan antara sekolah yang satu dengan yang lainnya.
Analisis mengenai biaya satuan dalam kaitannya dengan faktor-faktor lain yang
mempengaruhinya dapat dilakukan dengan menggunakan sekolah sebagai unit analisis.
Dengan menganalisis biaya satuan, memungkinkan kita untuk mengetahui efisiensi dalam
penggunaan sumber-sumber di sekolah, keuntungan dari investasi pendidikan, dan
pemerataan pengeluaran masyarakat, pemerintah untuk pendidikan. Disamping itu, juga
dapat menjadi penilaian bagaimana alternatif kebijakan dalam upaya perbaikan atau
peningkatan sistem pendidikan.
Komponen biaya pendidikan meliputi:
1. Peningkatan KBM
2. Pembinaan tenaga kependidikan
3. Pengadaan alat-alat belajar
4. Pengadaan bahan pelajaran
5. Sarana kelas
6. Sarana sekolah
7. Pembinaan siswa
8. Pengelolaan sekolah
9. Pemeliharaan dan penggantian sarana dan prasarana pendidikan
10. Biaya pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pelaporan.
11. Peningkatan mutu pada semua jenis dan jenjang pendidikan;
12. Peningkatan kemampuan dalam menguasai iptek.
13. Peningkatan pembinaan kegiatan siswa
14. Rumah tangga sekolah
15. Kesejahteraan
16. Perawatan
17. Pengadaan alat-alat belajar
18. Pembinaan tenaga kependidikan
19. Pengadaan bahan pelajaran.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manfaat pendidikan memiliki nilai intrinsik dan instrumental, contohnya yang
sederhana adalah kemampuan dasar dalam membaca dan menulis (literacy) serta berhitung
nomerasi yang memberi manfaat sangat luas bagi masyarakat. Banyak manfaat sosial
yang dapat diperoleh dengan adanya kemampuan baca tulis dan berhitung oleh
masyarakatnya. Biaya dalam pendidikan meliputi biaya langsung (direct cost) dan biaya
tidak langsung (indirect cost).
Analisis biaya manfaat merupakan metodologi yang banyak digunakan dalam
melakukan analisis investasi pendidikan. Metode ini dapat membantu para pengambil
keputusan dalam menentukan pilihan diantara alternatif alokasi sumber-sumber pendidikan
yang terbatas tetapi memberikan keuntungan yang tinggi (Aryanto, 2009).
Apabila dihubungkan dengan teknik ABM dalam lapangan pendidikan, maka kita akan
berhadapan dengan ’nilai manfaat’ yang terkait dengan pembangunan manusia yang tidak
mudah dinilai dengan ukuran uang. Dengan perkataan lain, suatu proyek pendidikan yang
berorientasi sepenuhnya kepada pembangunan karakter manusia akan mendapatkan nilai
manfaat yang sangat tinggi. Oleh karena itu, pengukuran efisiensi (menimbang besaran
biaya terhadap manfaat) akan berhadapan dengan nilai manfaat (investasi sumber daya
insani) yang seolah tanpa batas.
B. Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut makalah ini, maka kami berharap pembaca dapat
memberikan saran yang sangat bermanfaat dan dapat membantu kesempurnaan makalah
ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
17