Anda di halaman 1dari 4

Rilla Cipta Widari

2E PBI

Kamis,1 April 2021

"Budaya Nasional Sebagai Dasar Pendidikan"

1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan sebagai cultural heritage?

>> Pendidikan sebagai cultural heritage (warisan budaya) yaitu berupa kegiatan pewarisan budaya dari
satu generasi ke generasi yang lain. Daoed josoef memandang pendidikan sebagai bagian dari
kebudayaan karena pendidikan adalah upaya memberikan pengetahuan dasar sebagai bekal hidup.
Pengetahuan dasar untuk bekal hidup yang dimaksudkan disini adalah kebudayaan.

2. Jelaskan perbedaan konsep budaya secara umum dan konsep budaya dari sudut pendidikan!

>> Konsep budaya secara umum yaitu suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni.

Sedangkan konsep budaya dari sudut pendidikan yaitu budaya/kebudayaan dalam pengertian tertentu
merupakan proses pendidikan.

3. Jelaskan beberapa nilai-nilai budaya yang ada dalam pendidikan nasional!

>> a. Agama : masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu, kehidupan individu,
masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis,
kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan
itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal
dari agama.

b. Pancasila : negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan


kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan
dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi,
kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan
peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan,
kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara.

c. Budaya : sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak
didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam
pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat itu.
Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi
sumber nilai dalam pendidikan budaya.

Berdasarkan teks diatas maka teridentifikasi sejumlah Nilai Pendidikan Budaya, yaitu:

a. Religius. Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

b. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

c. Toleransi. Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

d. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.

e. Kerja Keras. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.

f. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang
telah dimiliki.

g. Mandiri. Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-
tugas.

h. Demokratis. Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan
orang lain.

i. Rasa Ingin Tahu. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

j. Semangat Kebangsaan. Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

k. Cinta Tanah Air. Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

l. Menghargai Prestasi. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

m. Bersahabat/Komunikatif. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

n. Cinta Damai. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna
bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
o. Gemar Membaca. Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan
kebajikan bagi dirinya.

p. Peduli Lingkungan. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan
alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah
terjadi.

q. Peduli Sosial. Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat
yang membutuhkan.

r. Tanggung Jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara
dan Tuhan Yang Maha Esa.

4. Bagaimana implementasi budaya nasional kedalam pendidikan nasional?

>> Budaya nasional perlu ditanamkan dan dikembangkan lewat dunia pendidikan, dapat
diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah, dengan tujuan
untuk mereaktualisasi konsep pendidikan budaya dan karakter bangsa di sekolah agar dalam
pelaksanaannya diterapkan ke dalam kurikulum di sekolah dan direalisasikan peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari.

Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai, dan
metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai, pendidikan budaya dan
karakter bangsa adalah usaha bersama sekolah; oleh karenanya harus dilakukan secara bersama oleh
semua guru dan pemimpin sekolah, melalui semua mata pelajaran, dan menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari budaya sekolah.

5. Jelaskan pengaruh budaya asing terhadap pendidikan nasional!

>> Dalam kehidupan antar bangsa yang tidak dapat kita hindarkan adalah terdapat interaksi budaya dan
norma antar barat dan timur dalam kehidupan sehari-hari. Kita tahu dan sadari setiap interaksi sosial
akan memberikan pengaruh satu dengan yang lain, baik langsung maupun tidak langsung, entah atau
banyak pengaruh tersebut dapat membentuk yang positif, dalam arti tidak menimbulkan kegoncangan
dan permasalahan. Namun tidak jarang dapat merusak dan mencemaskan serta merugikan bangsa yang
dihormati dan diamalkan aspek-aspeknya. Dalam kehidupan sehari-hari bukan tidak mungkin akan
terdesak dan ditanggapi oleh mereka yang sangat tertarik, bahkan tergila-gila dengan unsur-unsur
budaya asing.

Dan apabila kita tidak dapat memilahnya dengan baik maka akan berpengaruh juga terhadap pendidikan
nasional.

Bermacam-macam masalah sosial dan masalah-masalah moral yang timbul di Indonesia terkhusus pada
pendidikan nasional akibat budaya asing yaitu diantaranya: 1). kebebasan pembrontakan remaja atau
dekadensi etika / sopan santun pelajar, 2). pencarian kertidakjujuran, seperti suka bolos, nyontek,
tawuran dari sekolah dan suka membaca, 3). pengurangannya rasa hormat terhadap orang tua, guru,
dan terhadap figur-figur yang dilaporkan, 4). kelompok teman sebaya yang bersifat kejam dan bengis, 5)
kejahatan yang memiliki sikap fanatik dan penuh kebencian, 6). berbahsa tidak sopan, 7). merosotnya
etika, 8). moralitas-sifat mementingkan diri sendiri dan kurang dari tanggung jawab sebagai warga
negara, 9). Krukutnya gelombang perilaku yang merusak diri sendiri seperti perilaku seksual prematur,
berakibat mirasika / narkoba dan perilaku bunuh diri, 10). timbulnya ketidaktahuan sopan santun
termasuk mengabaikan pengetahuan moral sebagai dasar hidup, seperti kecenderungan untuk memeras
tidak menghormati peraturan-peraturan, dan perilaku yang berbahaya terhadap diri sendiri atau orang
lain, tanpa berpikir bahwa hal itu salah (Koyan, 2000, P.74).

Anda mungkin juga menyukai