Anda di halaman 1dari 6

Nama : RITA ELFIITRI

Jurusan : Pendidikan Bahasa Inggris

Kelas : 1E

Mata Kuliah : Kapita Selekta Pendidikan

No. 1

Cultural Heritage adalah warisan peninggalan masa lalu yang diwariskan dari generasi yang satu kepada
generasi yang lain, yang tetap dilestarikan, dilindungi, dihargai, dan dijaga kepemilikannya.

Jadi yang dimaksud dengan pendidikan sebagai culture heritage yaitu pendidikan sebagai salah satu
warisan budaya, merupakan pengetahuan tradisional (indigenous knowledge) yang diturunkan dari satu
generasi ke generasi berikutnya dan pada umumnya diwariskan dalam lingkungan keluarga secara lisan ,
baik dengan tuturan maupun melalui ritual, upacara, dan sarana lain. kearifan merupakan bagian dari
pengetahuan tradisional (indigenous knowledge) menurut batasan Konvensi UNESCO tentang
Intangiable Cultural Heritage (ICH) tahun 2003 UNESCO sudah mengakui pengetahuan tradisional
sebagai bagian dari ICH yang harus dilindungi dan dikembangkan seperti yang tertera dalam
konvensinya tahun 2003 tersebut ( Convention for the Safeguarding of the Intangiable Cultural
Heritage) yang oleh Pemerintah Indonesia sudah diratifikasi melalui Peraturan Presiden Nomor 78, Juli
2007.

Pengakuan ini sekaligus menempatkannya sebagai kekuatan kultural yang menjadi salah satu sumber
identitas dan karakter bangsa.

No. 2

1) Konsep budaya secara umum.


Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersamaoleh sebuah kelompok
orang dan diwariskandari generasi ke generasi. Budaya terbentukdari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistemagama dan politik, adat istiadat, bahasa,perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni.Jadi, budaya bangsa adalah suatu cara hidupyang berkembang dan dimiliki bersama
olehsuatu bangsa dan diwariskan dari generasi kegenerasi.
2) Konsep budaya dari sudut pendidikan
Melalui pewarisan kebudayaan dan internalisasi pada setiap individu, pendidikan hadir dalam
bentuk sosialisasi kebudayaan,berinteraksi dengan nilai-nilai masyarakat setempat dan
memelihara hubungan timbalbbalik yang menentukan proses-proses perubahan tatanan sosio-
kultur masyarakatdalam rangka mengembangkan kemajuan peradabannya. Dalam hal ini,
pendidikan menjadiinstrumen kekuatan sosial masyarakat untukmengembangkan suatu sistem
pembinaananggota masyarakat yang relevan dengantuntutan perubahan zaman. Abad
globalisasitelah menyajikan nilai-nilai baru, pengertian- pengertian baru serta perubahan-
perubahan diseluruh ruang lingkup kehidupan manusiayang waktu kedatangannya tidak bisa
diduga- duga. Sebagai salah satu perangkatkebudayaan, pendidikan akan melakukantugas-tugas
kelembagaan sesuai denganhukum perkembangan masyarakat

No.3

Nilai-nilai budaya yang ada dalam pendidikan nasional yaitu:

1) Nilai Religius yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk
agama lain.
2) Nilai Jujur yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan
3) Nilai Toleransi yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
4) Nilai Disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan
5) Nilai Kerja Keras, perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
6) Nilai Mandiri yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
7) Nilai Demokratis yaitu cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
8) Nilai Rasa Ingin Tahu yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar
9) Nilai Semangat Kebangsaan yaitu cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya
10) Nilai Cinta Tanah Air yaitu cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa
11) Nilai Menghargai Prestasi yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain
12) Nilai Bersahabat/Komunikatif yaitu tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain
13) Nilai Cinta Damai yaitu sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran dirinya
14) Nilai Gemar Membaca yaitu Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya
15) Nilai Peduli Lingkungan yaitu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya- upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
16) Nilai Peduli Sosial yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain
dan masyarakat yang membutuhkan.
17) Nilai Tanggung-jawab yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang MahaEsa.

No. 4

Keterkaitan antara budaya nasional dan pendidikan

Antara kebudayaan dan pendidikan terdapat hubungan yang sangat erat. Keduanya berkenaan dengan
satu hal yang sama, yaitu mengenai nilai-nilai. Pendidikan membuat manusia berbudaya. Semakin
banyak seseorang menerima pendidikan, semakin berbudaya orang tersebut dan semakin tinggi
kebudayaan, semakin tinggi pula pendidikan atau cara mendidiknya.

Sebagai unsur vital dalam kehidupan manusia yang beradab, kebudayaan mengambil unsur-unsur
pembentuknya dari segala ilmu pengetahuan yang dianggap betul-betul vital dan sangat diperlukan
dalam menginterpretasi semua yang ada dalam kehidupannya. Hal ini diperlukan sebagai modal dasar
untuk dapat berdaptasi dan mempertahankan kelangsungan hidup (survive). Dalam kaitan ini
kebudayaan di pandang sebagai nilai-nilai yang diyakini bersama dan terinternalisasi dalam diri individu
sehingga terhayati dalam setiap perilaku. Nilai-nilai yang dihayati ataupun ide yang diyakini tersebut
bukanlah ciptaan sendiri dari setiap individu yang menghayati dan meyakininya, semuanya itu diperoleh
melalui proses belajar. Proses belajar merupakan cara untuk mewariskan nilai-nilai tersebut dari
generasi ke generasi. Proses pewarisan tersebut dikenal dengan proses sosialisasi atau enkulturasi
(proses pembudayaan).

Seperti dikemukakan Hasan Langgulung bahwa pendidikan mencakup dua kepentingan utama, yaitu
pengembangan potensi individu dan pewarisan nilai-nilai budaya. Maka sudah jelas sekali bahwa kedua
hal tersebut pendidikan dan kebudayaan berkaitan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat
atau bangsa itu masing-masing, kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena saling membutuhkan
antara satu sama lainnya. Dikatakan dengan pendapat tersebut bahwa pendidikan dalam hubungan
dengan individu dan masyarakat, akan tetapi dapat dilihat bagaimana garis hubung antara pendidikan
dan sumber daya manusia. Dari sudut pandangan individu pendidikan merupakan usaha untuk
mengembangkan potensi individu, sebaliknya dari sudut pandang kemasyarakatan pendidikan adalah
sebagai pewarisan nilai-nilai budaya. Dalam pandangan ini, pendidikan mengemban dua tugas utama,
yaitu peningkatan potensi individu dan pelestarian nilai-nilai budaya. Manusia sebagai mahluk
berbudaya, pada hakikatnya adalah pencipta budaya itu sendiri. Budaya itu kemudian meningkatkan
sejalan dengan peningkatan potensi manusia pencipta budaya itu.
No 5.

Mengimplementasikan pendidikan berbasis budaya di sekolah dapat dilakukan dengan menganalisis


berbagai kesenjangan yang terjadi, kemudian berusaha menerapkan solusi. Berbagai potret buram di
sekolah terkait dengan pengamalan nilai-nilai budaya harus dicari penyebabnya, kemudian diupayakan
agar tidak terjadi lagi. Jika diupayakan dengan berbagai aksi, program kegiatan, teguran, keteladanan,
dan pembiasaan, niscaya potret buram itu akan terhapus. Penanaman nilai-nilai budaya bukan hanya
tanggung jawab guru PKn, guru agama, atau guru BK, melainkan juga tanggung jawab semua guru dan
tenaga kependidikan yang ada di sekolah. Secara umum, semua guru sebagaimana yang sudah dilakukan
adalah mengintegrasikan nilai-nilai budaya atau pendidikan karakter ke dalam perencanaan
pembelajaran atau memasukkannya ke dalam silabus dan RPP. Namun, tidaklah cukup atau penting jika
dalam implementasi masih miskin dengan tindakan nyata. Pendidikan berbasis budaya itu nyata bukan
teoretis. Jadi, keteladanan, tindakan nyata akan lebih baik daripada seribu nasihat

No. 6

1) Dampak Positif
 Perubahan yang dimana terjadi pada tatanan nilai dan juga sikap memiliki artian sebagai
sebuah bentuk adanya modernisasi dan juga globalisasi yang terdapat ke dalam sebuah
bentuk akan budaya yang dimana memiliki sebuah pergeseran akan nilai dan juga sikap yang
dimiliki oleh masyarakat.
 Memiliki perkembangan akan ilmu pengetahuan yang dimana beragam dan juga teknologi
sehingga masyarakat akan menjadi lebih mudah di dalam melakukan berbagai macam
aktivitasnya dan juga melakukan pendorongan untuk memiliki kemampuan berfikir yang
lebih maju daripada sebelumnya.
2) Dampak Negatif
 Terdapat sebuah bentuk akan pola hidup yang dimana konsumtif
 Memiliki pola hidup yang dimana individualistik yang sangat berbeda dengan budaya gotong
royong Indonesia.
 Terjadinya kesenjangan sosial.

Dalam zaman serba modern ini, tidaklah mungkin suatu bangsa untuk menutup diri dari menjalin
hubungan dengan dunia luar, akan tetap perlu diwaspadai tidak semua yang datang dari dunia luar itu
membawa kepada kemajuan, justru banyak hal-hal negatif yang datang sehingga dapat merusak tatanan
kehidupan bangsa, apalagi jika menerpa bangsa yang nilai pendidikannya rendah.

Jika dulu perasaan malu dominan dalam kehidupan masyarakat, namun kini perasaan tersebut semakin
menipis dan menguap, sehingga melicinkan mereka untuk melakukan hal-hal yang semula di pandang
kurang bahkan tidak pantas. Di antara pengaruh budaya asing yang tertanam pada bangsa kita,
khususnya anak usia sekolah adalah sebagai berikut:
1. Selebmania
Seleb berarti ternama, kesohor atau figur. Selebritis berarti orang ternama, kesohor atau yang
dijadikan figur, selebmania berarti pengagung berat tokoh-tokoh ternama tersebut. Tokoh
ternama yang dimaksud adalah artis atau mereka yang terjun di dunia hiburan baik sebagai
penyanyi, bintang film, sinetron, foto model, peragawati, atau presenter dunia hiburan.
Selebmania, kultusme atau kekaguman yang berlebihan terhadap artis. Sekarang sudah menjadi
wabah penyakit baru dikalangan remaja modern, para remaja dengan tanpa melihat moral artis
tetap saja tergila-gila dengan sosok artis idolanya. Bahkan tak terbatas sampai di sana,
merekapun berlomba meniru artis pujaannya itu.
2. Premium Call
Untuk golongan menengah ke atas terutama mereka yang memiliki jaringan telepon rumah dan
headphone, perluang untuk berbuat maksiat terbuka lebar. Dan tak dapat dipungkiri ada juga
premium call untuk tujuan positif premium call pada hakekatnya merupakan salah satu
kemudahan yang dihasilkan oleh jaringan komunikasi pintar (intellegent network) dilingkungan
PT melalui premium call dapat diperoleh berbagai informasi yang mungkin diperlukan
masyarakat yaitu informasi yang mungkin diperlukan masyarakat yaitu informasi umum/layanan
masyarakat, hiburan, bisnis/ekonomi dan informasi langsung.
Kenyataan di lapangan premium call banyak disalah gunakan kini premium call bukan hanya
sebagai alat komunikasi saja. Tetapi bentuk hand phone kini dianggap sebagai asesoris untuk
pelengkap penampilan sebagai penambah gaya, modis dan trendy, mereka merasa malu/tidak
gaul kalau tidak mempunyai alat tersebut, dan dan mereka tidak mau ketinggalan zaman
sehingga apa pun caranya mereka lakukan untuk bisa membeli alat tersebut.
3. Diskotik dan Pub
Diskotik atau Pub sudah dikenal sejak zaman penjajahan. Tempat ini sudah dimafhumi sebagai
tempat maksiat. Diskotik bukan saja tempat ajojing atau diskotik tapi juga khalwat, ikhtilat
pamer aurat mejeng tak karuan. Bahkan transaksi seks tempat tersebut dikenal pula sebagai
tempat mabuk-mabukan dan transaksi narkoba.
4. Punk Club
Kelompok punk muncul pertama kali pada tahun 1975. punk sendiri artinya bahasa slang untuk
menyebut penjahat atau perusak, sama seperti pendahulunya. kaum punk juga menyatakan
dirinya lewat dandanan pakaian dan rambut yang berbeda. Orang-orang punk menyatakan
dirinya sebagai golongan yang anti fashion dengan semangat dan etos kerja semuanya
dikerjakan sendiri (do-it yourself) yang tinggi.
Ciri khas dari punk adalah celana jeans sobek-sobek peniti cantel (safety pins) yang dicantelkan
atau di kenakan di telinga, pipi, aksesoris lain seperti swastika, kalung anjing, dan model rambut
spike-top dan mohican. Model rambut spike-top atau model rambut standar kaum punk
sementara model rambut mohican atau biasa disebut dengan mohawk yaitu model rambut yang
menggabungkan gaya spike-top dengan cukur di bagian belakang dan samping untuk
menghasilkan efek bentuk bulu-bulu yang tinggi, atau sekumpulan krucut. Kadang-kadang
mereka mengecet rambutnya dengan warna-warna cerah seperti hijau menyala, pink, ungu dan
orange
Punk adalah kelompok remaja radikal yang menentang berbagai bentuk kemapanan hidup
bebas tanpa aturan adalah kehidupan yang didambakannya. Dandanan yang tidak karuan
seperti itu bagi mereka sebuah kemajuan. Para orang tua hendaknya dapat membentengi putra-
putrinya dengan pondasi moral yang kokoh agar anak tidak terjerumus dalam kelompok
berbahaya ini.
5. Narkoba dan Miras
Tidak ada hubungannya narkoba dengan prestasi, gengsi, kemajuan zaman. Apalagi modernisasi
narkoba (narkotik dan obat-obatan berbahaya), naza (narkotika dan zat adiktif) atau ada yang
menyebut napza (narkotik psikopika dan zat adiktif) adalah produk zahiliyah yang dibuat
manusia yang kehilangan sifat kemanusiaannya. Karena itu sangatlah hina remaja yang merasa
modern dengan narkoba dan miras, yang saat ini ramai di bicarakan di mana-mana.
Ekses negatif narkoba bukan hanya terbatas pada kesehatan pisik dan psikis si pemakai, tapi
juga akan diikuti dengan ekses sosial ekonomi yang sangat merugikan. Perkelahian pelajar,
pencurian, perampokan dan kejahatan lainnya. Umumnya ekses dari narkoba dan miras. Jelaslah
bahwa maraknya berbagai jenis narkoba dan miras sekarang ini telah jelas-jelas membunuh para
generasi muda yang seharusnya memikul tanggung jawab sebagai generasi penerus.
6. Sex Bebas
Ciri-ciri ideal mewujudkan negeri baldatun thayyibatun warobbun ghafur yang diceritakan sejak
dulu, semakin jauh panggang dari api. Cita-cita itu hanya hinggap didunia impian dan sekedar
fatamorgana yang indah di pandang, namun realitasnya sangat menyakitkan. Saban hari
kebebasan di dengung-dengungkan, namun kenyataannya (kebebasan itu) hanya memperlebar
borok masa silam.
Kebobrokan semakin telanjang. Indonesia makin terbelenggu syahwat (harta, tahta dan wanita),
kenyataan menjadi malapetaka dan ironisnya, Indonesia semakin tenggelam dalam hubungan
syahwat dan bermandikan birahi korupsi, kolusi, nepotisme, perselingkuhan, perzinahan,
pelecehan seksual dan obral aurat bukan barang yang aneh lagi.

Anda mungkin juga menyukai