Anda di halaman 1dari 12

TUGAS INDIVIDU DOSEN PENGAMPU

KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN KALAYO HASIBUAN, Drs., M.Ed.TESOL.

PENERAPAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


DI INDONESIA

OLEH :
FITRI RAHMI
12010421361

SEMESTER 2 KELAS 2E
PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS (PBI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kita
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kita, sehingga saya dapat menyelesaikan paper Mata Kuliah Kapita
Selekta Pendidikan yang berjudul Penerapan Sistem Pendidikan Di Indonesia.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada bapak Kalayo Hasibuan, Drs., M.Ed.TESOL. sebagai Dosen Mata
kuliah Kapita Selekta Pendidikan yang telah membimbing serta mengarahkan saya sehingga
kami dapat menyelesaikan pembuatan paper ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki paper ini.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya, Mohon maaf apabila ada
kekurangan Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Sekian dan terima kasih.

Pekanbaru, 28 mei 2021

Penulis

Fitri Rahmi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................5
C. Tujuan Masalah ...........................................................................................................5

BAB II
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 6
A. Pembahasan tentang ....................................................................................................6
B. Pembahasan tentang ....................................................................................................8
C. ...................................................................................................................................10

BAB III
PENUTUP...................................................................................................................................14
A. Kesimpulan ................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 15


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia pastinya tidak akan pernah bisa lepas dari yang namanya pendidikan dan
tentunya jika ingin mendapatkan ilmu setiap manusia harus memperdalam pendidikan, dalam
proses pendidikan itu diperlukan adanya metode-metode atau sarana agar peserta didik bisa
mengembangkan potensi pendidikan tersebut.

Namun, kualitas pendidikan di Indonesia bisa dibilang masih cukup rendah, Berdasarkan
Survey United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO),
terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia
menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kulitasnya
berada pada level 14 dari 14 negara berkembang.

Yang menjadi salah satu faktor tidak berkembangnya pendidikan di Indonesia adalah, karena
lemahnya potensi para guru untuk menggali potensi siswa, kebanyakan para guru lebih
memaksakan kebutuhan serta minat para siswa, padalah Pendidikan seharusnya
memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat anak
kurang nyaman dalam menuntut ilmu, namun meskipun begitu bukan berarti pendidikan di
Indonesia tidak mengalami perkembangan.

Pendidikan di Indonesia juga terus mengalami perkembangan. Perubahan demi perubahan


dilakukan untuk tujuan memajukan pendidikan dan mencetak generasi bangsa yang lebih
baik. Berbagai sistem diterapkan hingga sekarang ada sistem pendidikan modern yang tengah
menjadi fokus utama. Pendidikan modern terus digalakkan karena sekarang dunia termasuk
Indonesia tengah memasuki era modern. Banyak cara hidup tradisional mulai ditinggalkan
dan diganti dengan kehidupan modern dengan cara baru.

Di makalah ini saya akan membahas tentang penerapan pendidikan sekolah dasar di
Indonesia, Pendidikan di sekolah dasar merupakan lembaga yang dikelola dan diatur oleh
pemerintah yang bergerak di bidang pendidikan yang diselenggarakan secara formal yang
berlangsung selama 6 tahun dari kelas 1 sampai kelas 6 untuk anak atau siswa-siswi di
seluruh indonesia tentunya dengan maksud dan tujuan yang tidak lain agar anak indonesia
menjadi seorang individu yang telah diamanatkan atau yang sudah dicita-citakan dalam
Undang-undang Dasar 1945. Dalam pelaksanannya, tentunya pendidikan di sekolah dasar
memberikan sejumlah materi atau mata pelajaran yang harus dikuasainya. Pemberian materi
yang bersifat lokal dimaksudkan agar budaya dan tradisi di daerah mereka (siswa) tidak
terkikis oleh perkembangan budaya asing atau budaya-budaya baru yang hadir di lingkungan
siswa. Sehingga dengan demikian, penanaman budaya lokal di setiap daerah di seluruh
indonesia tetap lestari dan terjaga keasliannya sebagai aset bangsa sebagai bangsa yang kaya
akan keberagaman budaya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep sekolah dasar ?
2. Apa yang dimaksud pengelolaan sekolah dasar dan permasalahan pendidikan di
sekolah dasar?
3. Apa yang dimaksud kurikulum sekolah dasar ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep sekolah dasar
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud pengelolaan sekolah dasar dan permasalahan
pendidikan di sekolah dasar
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud kurikulum sekolah dasar.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Sekolah dasar
Pendidikan itu dianggap sebagai upaya dasar untuk mengembangkan potensi dan dasar, dan
setiap peserta didik pasti memiliki potensi yang berbeda- beda dalam mengembangkannya,
hal itu yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara individu yang satu dengan lainnya.
Disadari atau tidak, dan semestinya pada diri peserta didik terdapat salah satu keunggulan
dari aspek potensi tersebut. Hal itu tidak terlepas hanya pada anak normal, melainkan juga
pada anak yang memiliki ketunaan (the hidden potential excellence). Sebagai bukti empirik,
ada terdapat beberapa contoh orang yang menyandang tunarungu memiliki prestasi tingkat
nasional maupun internasional seperti: Samuel Jhonson, Thomas Alva Edison, Granvill
Redmond, Marlee Matlin, Ludwig Van Beethoven, dan Helen Keller.
Ada beberapa poin yang dapat dijabarkan sebagai konsepsi pendidikan dasar
sebagai berikut :
1. Pada mulanya Sekolah Dasar diartikan sebagai Sekolah Rendah. Sekolah Rendah itu
adalah suatu tingkat pendidikan yang berfungsi memberikan pengetahuan elementary,
karena disebut elementary school.
2. Peralihan konsep tradisional ke konsep progresif membuat Sekolah Rendah berubah
menjadi Sekolah Dasar. Sekolah Dasar bukan Sekolah Rendah, tetapi Sekolah Dasar
tempat pembentukan dasar untuk menjadi warga negara yang layak.
3. Isi pendidikan Sekolah Dasar harus mendapatkan pendidikan persekolahan, pemberian
moral dan pemberian kepribadian.
4. Pengetahuan elementary yang dinyatakan itu ialah 3R (Reading, Writing, Aricmatich)
pengetahuan itu merupakan pengetahuan elementary untuk dapat hidup bernegara dan
berbangsa.
5. Oleh karena Sekolah Dasar pelaksanaannya menjadi bukan ditujukan hanya pada aspek
pemberian pengetahuan, melainkan pada pembentukan dasar, maka kurikulumnya harus
komprehensif artinya tuk terbaik lagi pada 3R saja.
Pendidikan dapat berlangsung di sekolah sebagai institusi pendidikan formal, yang
diselenggarakan melalui proses belajar mengajar, fuad ihsan menyatakan bahwa, “sekolah
dasar sebagai satu kesatuan dilaksanakan dalam masa program belajar selama 6 tahun.”
Mencermati kedua pernyataan Suharjo dan Fuad Ihsan dapat dijelaskan bahwa sekolah dasar
merupakan jenjang pendidikan yang berlangsung selama enam tahun.

Dan juga undang – undang, nomor 20 tahun 2003 yang berisi tentang pendidikan nasional
menyatakan bahwa, “jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah jenis pendidikan formal
untuk peserta didik usia 7 sampai 18 tahun dan merupakan persyaratan dasar bagi pendidikan
yang lebih tinggi”. Jika usia anak pada saat masuk sekolah dasar, merujuk pada definisi
pendidikan dasar dalam Undang-Undang tersebut, berarti pengertian sekolah dasar dapat
dikatakan sebagai institusi pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan dasar
selama masa enam tahun yang ditujukan bagi anak usia 7-12 tahun. Batasan usia 7-12 tahun
inilah yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian.

Dan substansi pendidikan yang diselenggarakan pada tingkat sekolah dasar berisi oleh :
1. Jangkauan isi pendidikan Sekolah Dasar yang mempersiapkan ke arah warga negara yang
layak.
2. Kualifikasi guru Sekolah Dasar sering kali yang dapat memancing orang untuk menjadi
guru di Sekolah Dasar.
3. Pelaksanaan pendidikan Sekolah Dasar termasuk untuk daerah terpencil atau pulau kecil.
4. Lama bersekolah pada Sekolah Dasar yang secara kualitatif efisiensi tetap
dipertanggungjawabkan
5. Sarana dan pelaksanaan Sekolah Dasar harus diperhatikan untuk memancing minat anak
untuk bersekolah.

B. Pengelolaan Sekolah Dasar Di Indonesia


Umur untuk memulai bersekolah menurut ketentuan ialah enam tahun, namun pada
umumnya anak mulai masuk sekolah pada umur 7 tahun. Sekolah tersebut dibagi menurut
tingkatan dan menggabungkan laki-laki dan perempuan dalam satu sekolah.Tujuan pokok
dari berbagai usaha pengembangan pendidikan dasar adalah meningkatkan kesempatan
belajar baik anak-anak kelompok umur 7 – 12 tahun, sekaligus memperbaiki kualitas
pendidikan dan mempersiapkan murid-murid untuk pendidikan lebih lanjut.
Salah satu aspek yang perlu dievaluasi dalam penyelenggaraan pendidikan adalah evaluasi
pembelajaran. Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi
sistem pembelajaran baik menyangkut tujuan, materi, metode, media, sumber belajar,
lingkungan belajar serta sistem penilaian dalam pembelajaran. Dalam konteks memberikan
pendidikan kepada peserta didik, evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai peserta didik untuk jenis pendidikan tertentu

Fungsi evaluasi pembelajaran adalah: pertama, sebagai perbaikan dan pengembangan sistem
pembelajaran. Sistem pembelajaran meliputi tujuan, materi, metoda, media, sumber belajar,
lingkungan, guru dan peserta. Kedua, untuk akreditasi sebagaimana ditegaskan dalam UU No
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa akreditasi adalah kegiatan
penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan

Menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik :


1. Bertanggungjawab atas perencanaan partisifatif mengenai pelaksanaan dan kurikulum
2. Melaksanakan dan merumuskan program supervise, serta memanfaatkan hasil supervise
untuk meningkatkan kinerja sekolah dan madrasah
3. Memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan dan pelaksanaan visi pembelajaran yang
dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas sekolah/madrasah
4. Menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat dan komite sekolah /
madrasah menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam dan
memobilisasi sumber daya masyarakat
5. Meningkatkan mutu pendidikan
6. Membantu, membina dan mempertahankan lingkungan sekolah/ madrasah dan progam
pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan
profesional para guru dan tenaga kependidikan
7. Menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah/ madrasah
untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat efisien dan efektif.
8. Memberi contoh teladan yang bertanggung jawab.
C. Kurikulum Dan Implikasi Sekolah Dasar
1) Kurikulum sekolah dasar
Sekolah Dasar ada dibawah lingkup Kemendikbud sedangkan MI dibawah lingkup
Kemenag. disamping itu ada pula sekolah dasar dibawah lingkup Kemendikbud berciri
khas agama dengan sebutan Sekolah Dasar Islam atau Sekolah Dasar Kristen, dll.

Disebabkan letak geografis Indonesia, maka permasalahan terbesar adalah pemerataan


guru di daerah daerah yang terpencil, parahnya lagi meskipun pemerintah menyebutkan
bahwa banyak guru yang telah diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) tapi masih
banyak pula guru yang belum terangkat, juga guru honorer yang mendapatkan gaji +Rp.
100.000,per bulan. APBN telah mengalokasikan 20% untuk pendidikan setiap tahun,
namun pendidikan dasar masih didanai dengan APBD (dana BOS).

Besar dana pendidikan dalam APBD amatlah terbatas; kecuali DKI Jakarta, semua APBD
masih mengandalkan dana perimbangan dari Pemerintah Pusat. Akibatnya, mayoritas
peningkatan fasilitas pendidikan dasar terpusat di DKI Jakarta.

Adapun implementasi pendidikan sekolah dasar di Indonesia, meliputi beberapa hal


sebagai berikut :
1. Kurikulum atau isi pendidikan pada SD pelaksanaannya bukan bersifat akademik.
Akan tetapi akan lebih akrab dengan kepentingan persiapan sebagai warga Negara.
2. SD lima tahun dengan menggunakan sistem pembelajaran dan teknologi pendidikan
yang lebih baik bukan saja yang lebih ekonomis, namun kualitas lulusannya akan di
bawah kualitas lulusan SD 6 tahun.
3. Kualifikasi guru yang standar untuk SD minimal sarjana, sehingga tujuan
pembentukan dasar di SD dapat terwujud sepenuhnya seperti yang diharapkan.
4. Kode etik jabatan guru harus dirimuskan lebih jelas lagi, mengingat guru adalah
seorang sarjana yang memiliki academic freedom.
5. Perlu adanya suatu sistem penggajian tunjangan guru SD serta mekanisme mutasi dan
premis yang dapat menarik minat untuk menjadi guru SD.
6. Untuk daerah terpencil atau pulau kecil yang berdekatan terdapat kantong pendidikan
dasar di mana anak-anak dapat memperoleh pendidikan.
7. Upaya pengembangan sarana dan alat-alat pengajaran perlu terus mendapatkan
perhatian.

2) Implikasi masalah pendidikan sekolah dasar


1. Pengelolaan pendidikan atau educational administration yang lebih sesuai.
2. Pendidikan guru yang bertaut pendidikan tinggi (collage).
3. Pelatihan multi pelajaran yang tepat dan sesuai.
4. Kemampuan memanfaatkan teknologi pendidikan yang diharapkan. 5) Dana
pendidikan yang harus tersedia
BAB III

KESIMPULAN

Untuk menjawab permasalahan yang timbul dari penyelenggaraan sekolah dasar di Indonesia,
maka beberapa alternative solusi yang dapat diterapkan diantaranya, yang pertama adalah
Pengelolaan yang bersifat sentralisasi sudah harus beralih ke pengelolaan deferensiasi. Dan juga
Pengelolaan pendidikan SD harus dikelola satu atap dengan departemen pendidikan. Lalu setiap
sarjana yang memiliki pendidikan guru dapat menjadi guru SD yang digaji minimal di ijazah
yang dimiliki dan pengalaman mengajar. Selanjutnya adalah penyetaraan pendidikan guru SD
yang mencapai S1 secara bertahap.
DAFTAR PUSAKA

volume 8 nomor 1. Jurnal penelitian ilmu pendidikan

http://koranbogor.com/lainnya/pendidikan/pendidikan-sekolah-dasar-dan-metode-
pembelajarannya/

https://disdik.bekasikab.go.id/berita-pengertian-dan-tujuan-pendidikan-di-sekolah-
dasar.html

http://www.definisi-pengertian.com/2015/04/konsep-sekolah-sebagai-lembaga.html

kapita selekta pendidikan, konseptual pendidikan dari berbagai sudut pandang – sekolah
dasar, Hal 71

Anda mungkin juga menyukai