Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nanda Ali Anjas Saputra

Kelas : 3PMN52
Nim : 12200131
QUIZ KE 17 - 18

1. Carilah Informasi suku cadang devisa Indonesia selama 3 tahun


terakhir dan berikan penjelasan saudara ?
2. Jelaskan kasus di Indonesia terhadap permintaan akan uang atau yang
kita sebut sebagai agregat demand ?
3. Jelaskan bagaimana kebijakan pemerintah terhadap pengaturan devisa
negara ?
4. Jelaskan program gubernur Banten Bapak Wahidin tentang kebijakan
ekonomiterutama pada Covid 19 ?
5. Jelaskan apa yang menjadi faktor pertumbuhan ekonomi Indonesia di
tahun ini 2021yang diakibatkanwabah Virus Covid 19?

JAWABAN
1. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2021 tercatat sebesar 137,1 miliar
dolar AS, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Mei 2021 sebesar 136,4
miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,2 bulan
impor atau 8,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta
berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia
menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta
menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Peningkatan posisi cadangan devisa pada Juni 2021 antara lain dipengaruhi oleh
penerbitan Sukuk Global Pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa. Ke depan,
Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai dan akan menjadi faktor
penting bagi ketahanan eksternal ekonomi nasional.
2. Aggregate demand atau permintaan akhir domestik adalah nilai seluruh permintaan
pada seluruh jenis produk barang dan jasa yang dibuat dalam suatu periode tertentu.
Nilai permintaan yang terdapat di dalam agregat ini akan dinyatakan dalam wujud
nilai keseluruhan yang yang digunakan untuk produk barang dan jasa tersebut hingga
level harga yang lebih spesifik dan pada periode waktu tertentu.
COVID-19 merupakan fenomena yang mengguncangkan permintaan dan penawaran
ekonomi. Perlambatan ekonomi China dan dunia berdampak pada perekonomian
Indonesia melalui penurunan harga komoditas dan permintaan barang. Dari
penawaran terganggunya perekonomian dan suku cadang dan komponen lainnya,
serta barang modal yang di butuhkan oleh banyak Negara termasuk indonesia.
Pelepasan ekspansi moneter untuk merangsang permintaan agregat tanpa merasakan
guncangan penawaran, hanya akan meningkatkan inflasi.
3. Kebijakan devisa dan kebijakan nilai tukar yang dianut Indonesia telah mengalami
perubahan dan perkembangan mengikuti tingkat pembangunan yang dicapai oleh
pemerintah Indonesia. Sebelum tahun 1970 misalnya, Indonesia menganut rezim
devisa kontrol. Berdasarkan rezim ini setiap penduduk tidak diberikan kebebasan
untuk memiliki dan menggunakan devisa. Artinya adanya pembatasan dalam jumlah
pembelian dan penjualan mata uang asing antara penduduk dan non penduduk
termasuk kewajiban menjual devisa kepada negara. Demikian pula halnya
perpindahan aset dan kewajiban finasial antara penduduk dan non penduduk termasuk
aset dan kewajiban luar negeri antar penduduk juga dibatasi.
4. Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) menegaskan kalau Provinsi Banten ingin
berubah, kita (masyarakat Banten, red) yang harus mengubahnya. Memasuki usia ke-
21 Provinsi Banten, beragam capaian dan penghargaan pembangunan telah
diraih.“Yang terpenting, sebagai masyarakat yang berakhlakul karimah jangan lupa
bersyukur kepada Allah SWT. Apapun yang kita peroleh adalah nikmat yang luar
biasa,” ungkap Gubernur WH di Rumah Dinas Gubernur Banten Jl Jenderal Ahmad
Yani No. 158 Kota Serang (Kamis, 30/9/2021). “Kepada para pejabat Pemprov
Banten dan para ASN hindari perbuatan yang dilarang, termasuk korupsi. Kita
mengajak para ASN untuk bersedekah, bukan memotong tunjangan,” himbau
Gubernur WH menyambut HUT ke-21 Provinsi Banten. Ditegaskan, dirinya
mengajak para ASN di lingkungan Pemprov Banten untuk bersyukur kepada Allah
SWT melalui berbagi dengan orang lain.Dalam kesempatan itu, Gubernur WH
paparkan berbagai capaian pembangunan Provinsi Banten di bidang pendidikan,
kesehatan, infrastruktur, serta perekonomian. Di bidang kesehatan, dalam penangan
pandemi Covid-19, Provinsi Banten berhasil menjadi wilayah berisiko rendah Covid-
19.Selain itu, RSUD Banten telah menjadi rumah sakit rujukan Covid-19. Dikatakan,
dalam penanganan pandemi Covid-19 yang penting kerja, tidak perlu banyak teori
atau bicara. Menjadi keberhasilan para pemangku kepentingan Provinsi Banten dalam
penanganan pandemi Covid-19. “Terhadap pandemi Covid-19, Pemerintah harus
memberikan informasi yang benar kepada masyarakat. Bagaimana pencegahannya,
bagaimana pengobatannya. Karena ini harus ditangani secara bersama-sama. Hal itu
berkaca pada saat penanganan flu burung,” papar Gubernur WH. Sementara itu terkait
pembangunan jalan, menurut Gubernur WH cukup dinamis. “Awalnya kita ukur
kurang 14 Km. Ternyata tidak berhenti sampai di situ. Karena saat ini
Kabupaten/Kota mulai banyak yang menyerahkan jalan kewenangannya kepada
Provinsi. Bagi saya hal ini tidak masalah, karena hal itu demi kepentingan
masyarakat,” ungkapnya. Gubernur WH pun mencontohkan pembangunan Jl. Syech
Nawawi Al Bantani yang bertujuan untuk menopang dan menghubungan pusat
pemerintah, pusat pendidikan, serta kawasan sport center di Kota Serang.
“Pembangunan jalan turut meningkatkan nilai atau harga jual tanah masyarakat,”
ungkapnya. Gubernur WH mengaku optimis jika apa yang ada di Provinsi Banten
dapat dikelola dengan baik, akan memberikan dampak kemajuan bagi masyarakat dan
Provinsi Banten. Hal itu bisa dibuktikan dengan prestasi peningkatan produktivitas
padi yang berada di posisi nomor tiga nasional, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
Banten di atas nasional, serta realisasi investasi yang mencapai Rp 64 triliun.
5. Pemerintah daerah Indonesia mempunyai peran strategis dalam mendorong
percepatan dan efektivitas pemulihan ekonomi nasional. Pemerintah membentuk 3
(tiga) kebijakan yang akan dilakukan diantaranya peningkatan konsumsi dalam
negeri, peningkatan aktivitas dunia usaha serta menjaga stabilitasi ekonomi dan
ekpansi moneter. Salah satu penggerak ekonomi nasional adalah konsumsi dalam
negeri, semakin banyak konsumsi maka ekonomi akan mengalami kenaikan.
Konsumsi memiliki peran penting terkait dengan daya beli masyarakat. Oleh sebab
itu, Pemerintah telah mengalokasi anggaran sebesar Rp172,1 triliun untuk mendorong
konsumsi/kemampuan daya beli masyarakat. Dana tersebut disalurkan melalui
Bantuan Langsung Tunai, Kartu Pra Kerja, pembebasan listrik dan batuan – bantuan
lainnya. Pemerintah daerah berusaha menggerakkan dunia usaha melalui pemberian
insentif/stimulus kepada UMKM dan korporasi. Pemerintah memberikan bantuan
penundaaan angsuran dan subsidi bunga kredit perbankan, subsidi bunga melalui
Kredit Usaha Rakyat dan Ultra Mikro, penjaminan modal kerja sampai Rp10 miliar
dan pemberian insentif pajak misalnya Pajak Penghasilan (PPh Pasal 21) Ditanggung
Pemerintah. Dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional, Bank Indonesia
menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, menurunkan suku bunga, melakukan pembelian
Surat Berharga Negara, dan stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan.
Penurunan suku bunga guna meningkatkan likuiditas keuangan untuk mendorong
aktivitas dunia usaha.

Anda mungkin juga menyukai