Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kevin Prilian NIM : 12200161 Kelas : 3PMN52

QUIZ KE 21

1. Dana yang dibutuhkan dalam pembayaran karyawan Rp 20,- ( Dalam Triliun ) sedangkan
angkatan kerja sekitar 10 ( juta ) orang, jika nilai pertukaran uang yang berlaku Rp 10 (
ribu ) berapakah lama yang dibutuhkan untuk tingkat ketercapaiannya dan berikan
tanggapan saudara ?

p=m/L M=PxL

p = 20.000.000.000.000 /10.000.000 M = 10.000 x 10.000.000

p = Rp2.000.000 M = 100.000.000.000

t = log M – log P / log m – log p

t = log 100.000.000.000 – log 10.000 / log 20.000.000.000.000 – log 2.000.000

t = 11 – 4 / 13,3 – 6,3 => 1 Bulan

Menurut saya, durasi dari tingkat ketercapaian dalam penggajian karyawan adalah 1 bulan (t)
dengan gaji yang diterima setiap karyawannya sebesar Rp2.000.000 (p).

2. Carilah informasi tingkat pengangguran Indonesia selama 5 tahun terakhir ?

Semasa pemerintahan Orde Baru, pembangunan ekonomi mampu menambahkan banyak


pekerjaan baru di Indonesia, yang dengan demikian mampu mengurangi angka pengangguran
nasional. Sektor-sektor yang terutama mengalami peningkatan tenaga kerja (sebagai pangsa
dari jumlah total tenaga kerja di Indonesia) adalah sektor industri dan jasa sementara sektor
pertanian berkurang: pada tahun 1980-an sekitar 55 persen populasi tenaga kerja Indonesia
bekerja di bidang pertanian, tetapi belakangan ini angka tersebut berkurang menjadi di bawah
40 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 8,75 juta
orang pada Februari 2021. Jumlah tersebut meningkat 26,26% dibandingkan periode yang
sama tahun lalu sebesar 6,93 juta orang. Kendati, angka pengangguran tersebut menurun
dibandingkan 10,44% dibandingkan pada Agustus 2020 yang mencapai 9,77 juta orang.
Adapun, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia mencapai 6,26% pada Februari
2021. TPT tersebut naik dibandingkan 1,32% poin dibandingkan Februari 2020 yang sebesar
4,99%. Namun, angkanya turun 0,81% poin ketimbang Agustus 2020 yang sebesar 7,07%.
TPT tertinggi pada Februari 2021 tercatat berada di perkotaan mencapai 8%. Sementara, TPT
di perdesaan sebesar 4,11%.

3. Carilah informasi tingkat penyerapan tenaga kerja selama 5 tahun terakhir ?


Jumlah angkatan kerja pada Februari 2020 sebanyak 137,91 juta orang, naik 1,73 juta orang
dibanding Februari 2016. Berbeda dengan naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) turun sebesar 0,15 persen poin.

Dalam lima tahun terakhir, pengangguran bertambah 60 ribu orang, berbeda dengan TPT yang
turun menjadi 4,99 persen pada Februari 2020. Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) masih yang paling tinggi diantara tingkat pendidikan lain, yaitu
sebesar 8,49 persen.

Penduduk yang bekerja sebanyak 131,03 juta orang, bertambah 1,67 juta orang dari Februari
2019. Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terutama Jasa Pendidikan
(0,24 persen poin), Konstruksi (0,19 persen poin), dan Jasa Kesehatan (0,13 persen poin).
Sementara lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan terutama pada Pertanian (0,42
persen poin), Perdagangan (0,29 persen poin), dan Jasa Lainnya (0,21 persen poin).

Sebanyak 74,04 juta orang (56,50 persen) bekerja pada kegiatan informal. Selama setahun
terakhir (Februari 2016–Februari 2020), persentase pekerja formal meningkat sebesar 0,77
persen poin.

Persentase tertinggi pekerja pada Februari 2020 adalah pekerja penuh (jam kerja minimal 35
jam per minggu) sebesar 69,90 persen. Sementara itu, pekerja tidak penuh terbagi menjadi dua,
yaitu pekerja paruh waktu (23,74 persen) dan pekerja setengah penganggur (6,36 persen).
Dalam setahun terakhir, persentase pekerja setengah penganggur turun sebesar 1,01 persen
poin, sedangkan persentase pekerja paruh waktu meningkat sebesar 1,07 persen poin.

4. Bagaimana transaksi neraca perdagangan Indonesia selama 5 tahun terakhir ?

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia Juni 2021
kembali surplus sebesar 1,32 miliar dolar AS, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan
surplus bulan sebelumnya sebesar 2,70 miliar dolar AS. Dengan perkembangan tersebut,
neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan nilai positif sejak Mei 2017. Neraca
perdagangan Indonesia pada 2017-2021 secara keseluruhan mencatat surplus 11,86 miliar
dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada semester pertama 2020 sebesar
5,43 miliar dolar AS. Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan tersebut
berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Ke depan,
Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait
untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Surplus neraca perdagangan Juni 2021 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas
yang berlanjut. Pada Juni 2021, surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar 2,38 miliar dolar
AS, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada Mei 2021 sebesar 3,79 miliar dolar AS.
Perkembangan ini dipengaruhi oleh peningkatan impor nonmigas yang lebih tinggi dari
peningkatan ekspor nonmigas. Ekspor nonmigas tercatat sebesar 17,31 miliar dolar AS pada
Juni 2021, lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor nonmigas bulan sebelumnya yang tercatat
sebesar 15,96 miliar dolar AS. Ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti bijih
logam, serta sejumlah produk manufaktur, seperti besi dan baja, kendaraan dan bagiannya,
serta mesin dan perlengkapan elektrik, tercatat meningkat. Ditinjau dari negara tujuan, ekspor
nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang mencatatkan peningkatan sejalan
pemulihan permintaan yang secara umum juga terjadi di global. Sementara itu, impor nonmigas
meningkat pada seluruh komponen, sejalan dengan aktivitas ekonomi domestik yang
melanjutkan perbaikan. Adapun, defisit neraca perdagangan migas relatif stabil dari 1,09 miliar
dolar AS pada Mei 2021 menjadi 1,07 miliar AS pada Juni 2021, dipengaruhi oleh aktivitas
ekspor dan impor migas yang tetap kuat.

5. Jelaskan program pemerintah Indonesia dalam meningkatkan ekspor Indonesia ?

Kondisi Indonesia dalam bidang ekspor dan impor mengalami perubahan setiap tahunnya.
Dilihat website Kemendag dalam statistik ekspor dan impor dari tahun 2016, telah terjadi
kenaikan dari tahun sebelumnya. Dapat dilihat bahwa ekspor mengalami peningkatan sebesar
6.65% dan impor mengalami peningkatan sebesar 20.15%. Hal ini menjadi suatu yang kurang
baik karena ekspor yang lebih rendah dari impor menyebabkan neraca perdagangan Indonesia
mengalami defisit sepanjang tahun berjalan dan mencerminkan kinerja perekonomian yang
kurang baik karena produktivitas rendah dan ketergantungan terhadap impor tinggi. Oleh
karena itu ekspor merupakan satu dari sekian pekerjaan rumah yang masih harus diselesaikan
pemerintah dengan cara:

– Menjaga ketersediaan bahan baku dan barang modal serta stabilitas harga barang modal pada
harga internasional yang kompetitif dimana dapat dilakukan dengan cara penurunan tarif,
memberikan kemudahan dalam proses pengurusan lisensi dan perizinan ekspor dan impor,
serta meningkatkan transparansi peraturan ekspor dan impor.

– Perluasan pasar ekspor yang dimana dapat dilakukan dengan menjaga jumlah perjanjian
perdagangan bilateral, regional, multilateral, dan penjajakan pasar-pasar ekspor nontradisional.

– Peningkatan ekspor jasa yang juga dapat dilakukan dengan cara dilakukan antara lain dengan
pengembangan e-dagang, teknologi dan bisnis berbasis internet. Dengan melakukan beberapa
cara tersebut, pemerintah meyakini pemberian bantuan tersebut dapat menaikan tingkat ekspor.

6. Jelaskan tentang ekonomi makro Indonesia diantara Negara Negara ASEAN ?

Bagi wilayah ASEAN, perang dagang memberikan tantangan dan peluang. Tantangan muncul
karena ekonomi dunia yang melambat, sementara peluang hadir untuk meningkatkan sektor
manufaktur karena ASEAN dinilai sebagai alternatif bisnis selain China.

Menurut laporan TheEconomist, pertumbuhan ekonomi di ASEAN melambat tetapi masih


dalam taraf baik.Pertumbuhan Indonesia pun diprediksi tetap di kisaran 5,2 persen tahun ini.

Jumlah penduduk yang sangat besar serta wilayah yang luas menjadi keunggulan sekaligus
tantangan bagi Indonesia dalam pembangunan maupun perekonomiannya. Beberapa lembaga
internasional bahkan memprediksi Indonesia bakal menjadi negara dengan perekonomian
terbesar kelima dunia dalam beberapa tahun mendatang.

Anda mungkin juga menyukai