Proposal
Disusun Oleh:
Aziz Gunawan
Saputro
63020190165
ISLAM
SALATIGA 2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji
bagi Allah SWT, berkat limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan karunia-Nya proposal ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada suri tauladan,
beliau Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari kegelapan menuju cahaya
yang terang benderang. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih jauh dari
kata sempurna, baik dari segi bahasa maupun penyusunan. Maka dari itu penulis meminta
maaf apabila dalam penulisan proposal ini masih banyak kesalahan dan kekeliruan. Semoga
2
DAFTAR ISI
D. Hipotesis .........................................................................................................................................28
4
Dalam
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tahun
4
Sumber: BPS (diolah)
5
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 2010-2020
Pada grafik diatas, menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun
ke tahun mengalami penurunan yang signifikan, pada tahun 2016 mengalami
pertumbuhan sebesar 5.03%, di tahun 2017 tumbuh menjadi 5.07%, puncaknya yaitu
pada tahun 2018 mengalami pertumbuhan menjadi 5.17%, sayangnya pada tahun 2019
hingga 2020 mengalami penurunan secara drastis, salah satu faktor yang mengakibatkan
turunnya pertumbuhan ekonomi pada tahun tersebut berasal dari perang dagang antara
Amerika dan China. Selain karena perang dagang, disebabkan pula oleh wabah
pandemic covid-19 yang tidak hanya Indonesia saja yang terkena dampaknya, namun
seluruh Negara di dunia.
6
Penerimaan Pajak
1800000
1600000
1400000
1200000
1000000
800000
600000
400000
200000
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Penerimaan Pajak
Sumber:
OJK
Grafik 1.3 Perkembangan Jumlah Produk Pasar Modal Syariah Tahun 2016-
2020
Berdasakan grafik diatas, perkembangan produk pasar modal syariah pada umumnya
mengalami kenaikan dalam 5 tahun terakhir. Bila dilihat dari jumlah produk, sukuk korporasi
beredar dan reksadana syariah mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi dibandingkan produk
lainnya, pertumbuhan yang signifikan tersebut terjadi pada 2020 sebesar 13,29% dan 9,06%
dibandingkan tahun lalu.
8
Daftar Efek Syariah
Perusahaan Public
Keuangan
Emiten Tidak
Listing
Pertanian
Aneka Industri
Pertambangan
Industri Barang
Konsumsi Infrastruktur, Utilitas, Dan
Transportasi
Industri Dasar Dan
Kimia Properti, Real Estate Dan Kontruksi
Bangunan Perdagangan, Jasa, Dan Investasi
0 5 10 15 20 25 30
DALAM PERSEN
Per akhir tahun 2020 dengan jumlah 436 emiten termasuk dalam surat keputusan
Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-63/D 04/2020 tentang daftar efek syariah (DES)
yang diterbitkan tanggal 23 November 2020 dan 5 emiten termasuk dalam DES
Insidentil yang efektif setelah tanggal penerbitan Surat Keputusan DES tersebut.
Berdasarkan grafik diatas mayoritas emiten DES berasal dari sector perdagangan, Jasa
dan Investasi (26.98%), selanjutnya diikuti oleh sector Properti, Real Estate & Kontruksi
(14.97%), sector Industri Dasar dan Kimia (12.93%), sector Infrastruktur, utilitas dan
trasnportasi (12.02%), Industri barang konsumsi (11.56%) dan sector lainnya masing-
masing dibawah 10%. Hal ini menunjukkan bahwa Saham Syariah memiliki peran
penting dalam sector investasi dengan menunjukkan kenaikan yang signifikan dalam 5
tahun terakhir.
Perkembangan instrument pasar modal berikutnya yaitu pada obligasi syariah atau
sukuk. Ditinjau dari aspek seperti tingkat biaya dan kebijakan ekonomi negara, sukuk
9
mempunyai resiko yang lebih rendah dibandingkan dengan pinjaman luar negeri (Datuk,
2014). Sukuk biasanya diterbitkan oleh pemerintah guna menambah anggaran yang
dikarenakan adanya
1
0
deficit APBN, sehingga saat pemerintah menerbitkan obligasi semakin banyak, maka
APBN akan tumbuh dan secara otomatis akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Sumber: OJK
Data yang telah diterbitkan oleh OJK menjelaskan bahwa selama tahun 2020, terdapat
penerbitan 42 seri sukuk korporasi. Total nilai penerbitan sebesar Rp6,91 triliun. Di periode
yang sama, ada sekitar 24 seri sukuk korporasi jatuh tempo dengan total nilai Rp5,28 triliun.
Hingga bulan Desember 2020, jumlah sukuk pada korporasi outstanding telah mencapai 162 seri
sukuk. Terjadi peningkatan 13,29% dibandingkan dengan jumlah sukuk tahun 2019. Bila dilihat
dari sisi nilai, terdapat peningkatan 1,76% dibandingkan tahun lalu, menjadi sebesar Rp30,35
triliun.
Pada tahun 2020 terdapat 6 emiten yang menerbitkan sukuk korporasi untuk pertama
kalinya, yaitu PT Sampoerna Agro Tbk, PT Pegadaian (Persero), PT Bussan Auto Finance, PT
Elnusa Tbk, PT Polytama Propindo, dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Instrumen pasar modal yang berikutnya yaitu adalah reksadana syariah, yang
membedakan dengan reksa dana konvensional adalah pada reksa dana syariah tidak
diperbolehkannya investasi dana pada saham-saham atau obligasi perusahaan yang
menyimpang dengan syariat Islam seperti perusahaan yang megolah
makanan/minuman
1
1
beralkohol, daging babi, bisnis yang berhubungan dengan perbuatan maksiat dan hal-hal yang
dilarang dalam agama Islam (Dosen et al., 2012)
Sumber: OJK
Pertumbuhan yang siginfikan terlihat dalam 5 tahun terakhir mengenai jumlah reksa
dana syariah. Berdasarkan jenisnya, reksa dana syariah yang memiliki proporsi dari sisi
NAB terbesar pada akhir tahun 2020 adalah Reksa Dana Syariah Terproteksi sebesar
49,98%, diikuti dengan Reksa Dana Syariah berbasis Efek Luar Negeri sebesar 17,01%,
dan Reksa Dana Syariah Pasar Uang sebesar 13,62%. Hingga akhir tahun 2020 reksa
dana syariah mengalami kenaikan cukup signifikan dari sisi jumlah dengan bertambah
39 reksa dana syariah efektif terbit sepanjang tahun 2020, dikutip dari data laporan OJK.
Meskipun mengalami pertumbuhan, namun jumlah NAB Reksa dana Syariah masih
bisa dikatakan masih jauh apabila dibandingkan dengan Reksa dana konvensional, pada
akhir tahun 2020 total NAB reksa dana hanya berjumlah 74.37 Triliun, terpaut jauh
daripada NAB reksa dana konvensional yang memiliki jumlah 449.18 Triliun. Dari sini,
maka hal yang perlu diperhatikkan adalah ketersediaan produk syariah di pasar modal
yang masih terbatas jumlahnya. Produk syariah membutuhkan perhatian lebih lanjut agar
mampu berperan secara optimal sebagai alternaif investasi di pasar modal Indonesia
dan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional (Soemitra, 2014:227).
10
Maka selanjutnya perlu adanya
10
langkah untuk mengembangkan motivasi dan inovasi kepada masyarakat luas agar
nantinya mampu memberikan dampak positif bagi perekonomian dalam jangka panjang.
Tak lepas dari itu semua, salah satu indikator penting dalam perekonomian yang
tidak bisa diabaikan adalah inflasi, karena dengan adanya inflasi maka akan timbul
pengaruh yang luas baik terhadap perekonomian maupun kesejahteraan masyarakat.
Bagi perekonomian inflasi yang tinggi dapat menyebabkan timbulnya ketidakstabilan
ekonomi, menurunkan investasi, menghambat ekspor dan maupun dapat berdampak
pada meningkatnya tingkat pengangguran. Dari sisi kesejahteraan, inflasi yang tinggi
menyebabkan turunnya pendapatan riil masyarakat, terutama bagi pekerja-pekerja yang
mempunyai penghasilan tetap, sehingga berdampak pada menurunnya tingkat konsumsi
masyarakat dan meningkatkan kemiskinan. Namun apabila dilihat dari penelitian
sebelumnya menunjukkan inflasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
(Ratnasari, 2016).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas maka dapat dirumuskan beberapa
masalah yang akan diteliti, yaitu:
11
4. Bagaimana pengaruh Reksa Dana Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
tahun 2017-2020?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari diadakannya penelitian ini berdasarkan rumusan permasalahan diatas adalah
sebagai berikut:
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
negara.
2. Bagi Akademik
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sebuah acuan ataupun referensi terkait
reksa dana syariah dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia apabila
3. Bagi Pemerintah
E. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran dan mempermudah penjelasan dari awal hingga akhir
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang permasalahan, rumusan
masalah, tujuan, dan manfaat serta sistematika dalam penulisan penelitian ini. Dalam
penelitian, diuraikan pula data empiris dari variabel yang akan diteliti. Selain itu, diuraikan
pula rumusan masalah, tujuan serta manfaat yang akan dilakukan dalam penelitian.
13
Bab II Landasan Teori
Pada bab ini, berisi mengenai penjabaran teori-teori dari setiap variabel yang akan
diteliti dalam sub bab kajian pustaka, hal ini sebagai acuan yang dapat mendukung dalam
perumusan hipotesis. Pada bab ini juga dibahas mengenai research gap atau penelitian
terdahulu sebagai acuan dalam melakukan penelitian. Dijelaskan pula mengenai kerangka
Pada bab ini membahas mengenai jenis penelitian, lokasi, waktu, populasi, sampel,
teknik pengumpulan data, definisi konsep variabel, instrumen penelitian, uji instrumen
BAB II
LANDASAN
TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian terdahulu adalah kumpulan dari beberapa hasil penelitan yang telah
dilakukan oleh peneliti terdahulu, yang mana hasil penelitian akan berkaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan selanjutnya. Penelitian terdahulu adalah salah satu acuan
atau landasan yang akan digunakan oleh peneliti untuk mencari perbandingan dan
menemukan sebuah inspirasi baru untuk peneliti selanjutnya. Berdasarkan penusuran dari
penulis, terdapat beberapa penelitian yang dapat dijadikan referensi dan memperkuat
penelitian:
14
Tabel 2.1 Research Gap Pengaruh Penerimaan Pajak terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Tabel 2.2 Research Gap Pengaruh Saham Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi
15
Tabel 2.3 Research Gap Pengaruh Obligasi Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi
16
Syariah (X3), Inflasi (X4)
Pertumbuhan Ekonomi (Y)
B. Kerangka Teori
1. Pertumbuhan Ekonomi
17
dikatakan
18
mengalami pertumbuhan ekonomi apabila pencapaian dari kegiatan ekonomi
mengalami peningkatan dibanding dengan tahun sebelumnya.
Menurut Sukirno (2006:243-270), teori-teori pertumbuhan ekonomi yang
berkembang, antara lain:
a. Teori Pertumbuhan Klasik
Teori Pertumbuhan klasik menurut Sukirno (2006) yang dipeloporo Adam
Smith, David Ricardo, Malthus, dan Jhon Stuart Mill. Menurut teori ini
pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu jumlah penduduk,
jumlah barang modal, luas tanah dan kekayaan alam serta ternologi yang
digunakan. Mereka lebih menaruh perhatiannya pada pengaruh pertambahan
penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi. Mereka asumsikan luas tanah dan
kekayaan alam serta teknologi tidak mengalami perubahan. Teori yang
menjelaskan keterkaitan antara pendapatan perkapita dengan jumlah penduduk
optimal.
b. Teori Pertumbuhan Neo-klasik
Teori Neo-Klasik berkembang sejak 1950 dan terus berkembang berdasarkan
analisis- analisis mengenai pertumbuhan ekonomi menururt pandangan ekonomi
klasik. Ahli ekonomi menjadi perintis dalam mengembangkan teori.
c. Teori Harrod-Dommar
Harrod-Dommar menyatakan bahwa pembentukan modal merupakan faktor
utama tercapainya pertumbuhan ekonomi. Syarat yang harus dipenuhi supaya
perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh dalam jangka panjang
menurut analisis Harrod-Dommar menggunakan pemisalan-pemisalan sebagai
berikut:
1) Barang modal telah mencapai kapasitas
penuh
2) Tabungan adalah proposional dengan pendapatan
nasional
3) Rasio modal-produksi tetap
nilainya
20
yang dihasilkan oleh suatu perekonomian. Nilai yang digunakan adalah PDB
berdasarkan harga konstan (riil) karena angka yang dihasilkan merupakan
pertumbuhan riil adanya peninngkatan produksi.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi sebagai
berikut (Soekirno, 2006:429):
a. Tanah dan kekayaan alam
lainnya
Kekayaan alam dapat mempermudah usaha pengembangan perekonomian
terutama pada masa-masa permulaan dari proses pertumbuhan ekonomi. Apabila
negara mempunyai kekayaan alam yang menguntungkan hambatan dalam
perekonomian seperti kekurangan modal, kekurangan tenaga ahli dan kekurangan
pengetahuan pengusaha dalam mengelola kekayaan alam dapat diatasi sehingga
mempercepat pertumbuhan ekonomi.
b. Jumlah dan mutu penduduk dari penduduk dan tenaga
kerja
Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong
dan penghambat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan penduduk harus diiringi
dengan pendidikan supaya meningkatkan ketrampilan serta mampu
memaksimalakan hasil produksi.
c. Barang-barang modal dan tingkat
teknologi
Barang-barang modal yang bertambah jumlahnya serta diiringi dengan
kemajuan teknologi modern yang semakin berkembang memegang peranan penting
dalam pertumbuhan ekonomi. Tanpa adanya perkembangan teknologi, produktivitas
barang- barang modal tidak akan mengalami perubahan dan tetap berada pada
tingkat yang rendah.
d. Sistem sosial dan sikap
masyarakat
Sistem sosial dan sikap masyarakat dapat menjadi penghambat yang serius
dalam pembanguan ekonomi. Adat istiadat yang masih tradisional dapat
menghambat cara masyarakat memproduksi secara modern dan produktivitas yang
tinggi sehingga pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipercepat.
21
2. Pajak
Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara guna
untuk mensejahterakan rakyat (Abdullah, 2018:162).
Pajak menurut perspektif ekonomi adalah beralihnya sumber daya sektor privat
ke sektor publik. Pajak menyebabkan perubahan dalam dua situasi yaitu
berkurangnnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya. Penerimaan negara
menurut UU No. 17 tahun 2003 pasal 1 huruf 9 pasal 11 ayat 3, bahwa penerimaan
negara adalah semua penerimaan kas yang masuk ke negara terdiri penerimaan pajak
dan bukan pajak serta hibah.
Pajak merupakan instrumen yang sangat penting dalam kehidupan bernegara,
dalam pelaksaan pembangunan pajak berfungsi sebagai sumber pendapatan yang
digunakan untuk membiayai semua anggaran pembangunan. Tak hanya itu pajak juga
sangat penting perannya dalam mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan
pajak. Beberapa fungsi pajak bagi Negara yaitu:
a. Fungsi Anggaran
Pajak dijadikan sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal ke dalam
kas Negara berdasarkan undang-undang yang berlaku. Pajak berperan dalam
membiayai seluruh anggaran pengeluaran yang berkaitan dalam kegiatan
pemerintahan. Contoh lain penggunaan pajak yaitu seperti: belanja pegawai,
belanja barang, pemeliharaan dll.
b. Fungsi Mengatur
Pajak sebagai alat untuk mencapai tujuan dan pelengkap tertentu dari fungsi
anggaran oleh pemerintah. pemerintah dapat mengatur pertumbuhan ekonomi
melalui sebuah kebijkan. Contoh kebijakannya seperti: dalam rangka penan
aman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam
fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri,
pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.
20
c. Fungsi Stabilitas
Dengan pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan sebuah
kebijakan yang berutujuan dalam stabilitasi harga, sehingga dengan adanya
kebijkan tersebut inflasi dapat dikendalikan. Hal ini dapat dilakukan dengan
jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pa jak, penggunaan
pajak yang efektif dan efisien.
3. Saham Syariah
Saham atau stock adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada
suatu perusahaan terbatas (Soemitra, 2009:127). Semakin besar saham yang dimiliki
berarti semakin besar pula kekuasaannya di perusahaan tersebut. Saham syariah
merupakan surat berharga bukti penyertaan modal kepada perusahaan dan bukti
penyertaan pemegang saham yang berhak untuk mendapatkan bagian hasil dari
usaha perusahaan tersebut (Siregar, 2018).
Penyertaan modal berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah dan tidak melanggar
prinsip-prinsip syariah seperti memproduksi barang yang diharamkan seperti daging
bagi dan minuman beralkohol, perjudian, riba. Penyertaan modal di Indonesia tidak
berwujud saham syariah ataupun non syariah, melainkan berupa pembentukan indeks
saham berdasarkan prinsip syariah.
Macam-macam saham syariah menurut (Soemitra, 2009:249):
a. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling junior
terhadap pembagian deviden dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila
perusahaan tersebut sedang mengalami likuidasi. Saham biasa memiliki harga
nominal yang
21
nilainya ditetapkan oleh emiten (perusahaan yang menerbitkan saham). Besarnya
harga nominal saham tergantung pada keinginan emiten.
b. Saham Preferen (Prefered Sstock)
Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa
karena dapat menghasilkan pendapatan yang tetap. Saham ini lebih aman
dibandingkan dengan saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap kekayaan
perusahaan dan pembagian deviden terlebih dahulu. Dalam berinvestasi, sarana
yang paling sering digunakan adalah dengan penanaman modal, seperti saham
syariah. Masalah hukum jual belinya sangat berhubungan erat dengan prinsip
syariah, sehingga dalam implikasinya harus sesuai dengan prinsip syariah.
Di dalam mechanism pelaksanaan saham syariah, terdapat proses screening,
yaitu sebuah proses yang bertujuan untuk mengidentifikasi saham-saham yang
sekirannya melanggar aturan tanpa melihat aspek atau prinsip syariah seperti
riba, perjudian (masyir), dan ketidakpastian (gharar). Metode screening menjadi
langkah penting dalam melakukan pengawasan terhadap emiten di pasar modal.
Pengawasan yang baik dan benar akan memberikan dampak yang baik pula
terhadap pertumbuhan ekonomi karena mampu mendorong munculnya investor
terhadap pertumbuhan ekonomi karena mampu mendorong masuknya investor
yang akan bertanggung jawab dalam pemilihan investasi. Hal ini mendorong
produktivitas di sector riil yang berkontribusi pada pergerakan pertumbuhan
ekonomi.
4. Obligasi Syariah
22
berisi kontrak (akad) pembiayaan berdasarkan prinsip syariah (Huda et al., 2016:136).
23
Obligasi Syariah (sukuk) menurut Fatwa DSN No:32/DSN-MUI/IX/2002,
merupakan surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan
emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar
pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil atau margin serta
membayar obligasi lagi ketika sudah jatuh tempo.
Menurut Undang-Undang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Obligasi
syariah adalah “Surat berharga yang diterbitkan perusahaan/pemerintah berdasarkan
prinsip syariah dengan bukti dari penanaman dana dalam bentuk aset SBSN, dengan
mata uang rupiah maupun valuta asing”.
24
Sukuk istishna merupakan sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau
akad istishna, di mana para pihak menyepakati jual beli dalam rangka pembiayaan
suatu barang atau proyek. Adapun harga, waktu penyerahan dan spesifikasi
barang atau proyek ditentukan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan.
Reksa dana menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1
ayat 27 adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
No.20/DSN- MUI/IV/2001, pengertian Reksadana Syariah adalah reksadana yang
beroperasi menurut ketentuan dan prrinsip-prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk
akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/rabb al-mal) dengan manajer
investasi sebagai wakil shahib al-mal maupun antara manajer investasi sebagai wakil
shahib al-mal dengan penggunaan investasi.
Pihak lain yang terlibat dalam pengelolaan suatu reksadana adalah Bank
Kustodian. Bank Kustodian mempunyai wewenang dan tanggungjawab dalam 1
menyimpan, menjaga danmengadministrasikan kekayaan, baik dalam pencatatan serta
pembayaran/penjualan kembali suatu reksadana berdasarkan kontrak yang dibuat
dengan manajer investasi. Ketika ada investor membeli Unit Penyerta (UP) reksadana
maka uang investor ditransfer ke nomor akun reksadana di Bank Kustodian. Bank
Kustodian ini pula yang mengeluarkan surat konfirmasi kepada para investor bahwa
dana mereka sudah masuk dan transaksi pembelian telah dilakukan. Kalau ada
penjualan kembali, Bank Kustodian pula yang membayarkan dana hasil penjualannya.
(Sudarsono,2005).
6. Inflasi
27
liburan, harga tiket naik karena hanya harga tiket saja yang naik maka tidak disebut
dengan inflasi. Menurut Nanga (2005:247), atas dasar besarnya laju inflasi, inflasi dapat
dibagi ke dalam empat kategori, yakni:
a. Inflasi Ringan, yaitu inflasi yang masih belum mengganggu keadaan ekonomi.
Inflasi ini dapat dikendalikan karena harga-harga naik secara umum, tetapi belum
mengakibatkan krisis dibidang ekonomi. Inflasi ringan nilainya dibawah 10%
per tahun.
b. Inflasi Sedang, belum membahayakan kegiatan ekonomi, tetapi inflasi ini dapat
menurunkan kesejahteraan masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap.
Inflasi sedang berkisar antara 10%-30%
c. Inflasi Berat, inflasi ini sudah mengacaukan kondisi perekonomian. Pada kondisi
inflasi berat ini orang cenderung menyimpan barang. Orang tidak mau untuk
menabung karena bunga bank lebih rendah dari laju inflasi. Inflasi ini berkisar
30%-100% per tahun.
d. Hyperinflasi, inflasi ini sudah mengacaukan perekonomian dan susah
dikendalikan walaupun dengan tindakan moneter dan tindakan fiskal. Inflasi sangat
berat ini nilainya diatas 100% per tahun.
29
c. Tingginya Peredaran Uang
Penyebab inflasi ini terjadi karena uang yang beredar di masyarakat lebih
banyak dibanding yang dibutuhkan. Ketika jumlah barang tetap sedangkan uang
yang beredar meningkat dua kali lipat, maka bisa terjadi kenaikan harga-harga
hingga 100%. Hal ini bisa terjadi ketika pemerintah menerapkan sistem anggaran
defisit, di mana kekurangan anggaran tersebut diatasi dengan mencetak uang baru.
Namun hal ini malah membuat jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin
bertambah dan mengakibatkan inflasi.
C. Kerangka Penelitian
Berdasarkan teori-teori di atas, latar belakang permasalahan, dan research gap
dari penelitian sebelumnya, maka digambarkan kerangka teori penelitian sebagai berikut:
PENERIMAAN PAJAK
(X1)
SAHAM SYARIAH
H1 (X2)
H2
OBLIGASI SYARIAH
PERTUMBUHA
N EKONOMI
H3 (X3)
H4 (Y)
REKSADANA
SYARIAH
(X4)
H
5 INFLASI
(X5)
30
H5
H6
31
Keterangan:
(X1)
Inflasi (X5)
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang bisa jadi benar ataupun salah, sehingga
dapat dianggap sebagai kesimpulan dari sifatnya yang sementara (Susilo, 2007:206).
Hipotesis dapat diambil dari pemikiran ataupun penelitian terdahulu yang relevan serta
teori yang telah ada. Berdasarkan penelitian terdahulu maka didapatkan hipotesis sebagai
berikut:
33
2. Pengaruh Saham Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara karena
memiliki fungsi sebagai fungsi ekonomi sekaligus fungsi keuangan (Darmaji &
Fakhruddin, 2001:12).
Saham syariah merupakam salah satu instrument pasar modal syariah yang
menjadi solusi dalam berinvestasi, khususnya bagi umat muslim. Yang mana di
dalam saham syariah juga prinsip-prinsip syariah menjadi acuan di dalamnya. Saham
syariah mampu dalam mendorong pertumbuhan perekonomian Negara sebagai investasi
jangka panjang.
H2: Saham Syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Menurut Umam (2013:113) Obligasi syariah atau sukuk merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi melalui modal atau
investasi. Perkembangan sukuk yang positif tiap waktunya menjadikan sebagai salah
satu tempat berinvestasi yang dapat menjadi salah satu faktor dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi negara.
34
4. Pengaruh Reksa Dana Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Pasar modal merupakan salah satu sarana investasi yang dapat menyediakan
sumber pembiayaan bagi dunia usaha, serta memiliki peran yang strategis dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara nasional. (Susanto, 2009:19),
perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami peningkatan per tahunnya, tak
terkecuali dengan reksa dana syariah. Terdapat hubungan yang berbanding lurus antara
reksa dana syariah dan pertumbuhan ekonomi.
H4: Reksa Dana Syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap perekonomian
Indonesia.
Adanya inflasi bisa berdampak baik dan buruk bagi perekonomian suatu Negara,
inflasi yang tinggi bisa menghambat pertumbuhan ekonomi. Biaya yang cenderung
mengalami kenaikan signifikan akan berdampak pada kegiatan produktif. Maka
biasanya pemilik modal akan menggunakan uangnya sebagai tujuan yang spekulatif,
akibatnya banyak pengangguran dan roda perekonomian di masyarakat menjadi kacau
sehingga dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi. BI sebagai poros moneter,
biasanya akan membuat kebijakan guna menjaga stabilitas inflasi.
H5: Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dan menggunakan data sekunder.
Data sekunder diperoleh dari berbagai macam literature seperti jurnal, buku, data statistic,
30
maupun internet. Data yang digunakan diperoleh melalui lembaga yang berkaitan dengan
penelitian ini,
30
yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang di akses
melalui laman resmi dari lembaga tersebut.
32
data tesebut diambil melalui laman resmi dari masing-masing lembaga, yang Antara
lain sebagai berikut:
a. Pertumbuhan Ekonomi
Data pertumbuhan ekonomi dapat diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS)
yang diunduh melalui laman www.bps.go.id
b. Penerimaan Pajak
Data penerimaan pajak dari tahun 2017-2020 dapat diambil dari Badan Pusat Statistik
(BPS) yang diunduh melalui laman www.bps.go.id
c. Saham Syariah
Data Saham Syariah bulanan dari tahun tahun 2017-2020 dapat diambil dari Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) yang diunduh melalui laman www.ojk.go.id
d. Obligasi Syariah
Data Obligasi Syariah bulanan dari tahun tahun 2017-2020 dapat diambil dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diunduh melalui laman www.ojk.go.id
e. Reksa Dana Syariah
Data Reksa Dana Syariah bulanan dari tahun tahun 2017-2020 dapat diambil dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diunduh melalui laman www.o jk.go.id
f. Inflasi
Data Inflasi dari tahun 2017-2020 dapat diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS)
yang diunduh melalui laman www.bps.go.id
33
a. Penerimaan pajak
Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara guna untuk mensejahterakan rakyat (Abdullah, 2018:162).
b. Saham Syariah
Saham atau stock adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada
suatu perusahaan terbatas (Soemitra, 2009:127). Saham syariah merupakan surat
berharga bukti penyertaan modal kepada perusahaan dan bukti penyertaan
pemegang saham yang berhak untuk mendapatkan bagian hasil dari usaha
perusahaan tersebut (Siregar, 2018).
c. Obligasi Syariah
Obligasi Syariah merupakan efek pendapatan tetap. Penerbitan, penggunaan
dan perdagangan obligasi tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah.
Tujuan penerbitan sukuk antara lain untuk pebiayaan dan pengembangan
perusahaan. Sebagai contohnya adalah, pemerintah menerbitkan obligasi untuk
untuk pembiayaan berbagai proyek pembangunan pemerintah.
d. Reksa Dana Syariah
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
No.20/DSN- MUI/IV/2001, pengertian Reksadana Syariah adalah reksadana yang
beroperasi menurut ketentuan dan prrinsip-prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk
akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/rabb al-mal) dengan
manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal maupun antara manajer investasi
sebagai wakil shahib al- mal dengan penggunaan investasi.
e. Inflasi
Menurut Boediono (1995) inflasi diartikan sebagai kecenderungan dari harga-
harga untuk meningkat secara umum dan berlangsung terus-menerus. Menurut
Djohanputro (2006) inflasi didefinisikan sebagai kecenderungan kenaikan harga
secara umum. Kecenderungan yang dimaksudkan disini adalah bahwa kenaikan
tersebut bukan terjadi sesaat dan bukan hanya kenaikan harga satu jenis barang
saja, misalkan pada musim
34
liburan, harga tiket naik karena hanya harga tiket saja yang naik maka tidak disebut
dengan inflasi.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variable yang dipengaruhi oleh variable independen
dan variabek dependen bersifat terikat. Dalam penelitian ini menggunakan
Pertumbuhan Ekonomi sebagai Variabel dependennya.
F. Instrument Penelitian
Analisis yang digunakan secara kuantitatif dengan alat bantu statistic, yaitu analisis
regresi linear berganda. Analisis linear berganda digunakan untuk mengetahui variable
terikat. Model regresi linear berganda ini dilakukan guna menunjukkan adanya hubungan
yang sistematis Antara satu variable dependent dengan lebih dari satu variable independent.
Alat statistic yang digunakan untuk menguji penelitian ini yaitu E-Views 9.
Uji instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji stasioner untuk
menguji data sekunder. Sebuah data dikatakan stasioner apabila terpenuhinya asumsi rata-
rata, variansi konstan sepanjang waktu dan kovarian antara dua data runtut waktu
tergantung pada kelambanan antara dua periode. Pengambilan hasil uji stasioner dikatakan
bersifat stasioner apabila nilai probabilitas kurang dari atau lebih kecil dari 0,05 (Winarno,
2015:115).
35
H. Alat Analisis
1. Statistik Deskriptif
Statistika deskirptif akan memberikan sebuah interprestasi deskipsi suatu data
yang dilihat dari inlai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, nilai maksimum, nilai
minimum, sum, range, kurtois, dan skewness (Ghozali, 2016: 19).
2. Analisis Regresi
3. Uji Statistik
1)
Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
2)
Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak
3)
Jika p < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima
4)
Jika p > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak
c. Uji Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinan (R2) digunakan untuk mengetahui sejauh mana
kecocokan garis regresi yang terbentuk dalam mewakili kelompok hasil
pengamatan. Koefisien determinasi menggambarkan bagian ddari variasi total
yang dapat diterangkan oleh model. Kecocokan atau ketepatan dikatakan baik
apabila nilai koefisien determinan (R2) mendekati angka 1.
Uji asumsi klasik adalah analisis yang dilakukan untuk menilai apakah terdapat
masalah-masalah di dalam model regresi linear Ordinary Least Square (OLS). Adapun
uji asumsi klasik meliputi:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terdapat variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk
mengetahui adanya pelanggaran dalam asumsi normalitas, maka dapat dilakukan uji
Kolmogorov- Smirnov dan Uji Jarque-Bera. Pengambilan keputusan pada uji
37
normalitas dengan enilai nilai signifikannya. Variabel dikatakan berdistribusi
normal jika nilai signifikan
38
(sig) > 0,05. Begitupun sebaliknya variabel dikatakan tidak berdistribusi normal
jika nilai signifikan (sig) < 0,05.
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah asumsi yang menunjukkan adanya hubungan linear
yang kuat diantara beberapa atau semua variabel bebas dalam model regresi
berganda (Bawono & Shina, 2018:46). Uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Regresi
dikatakan baik apabila tidak ada korelasi diantara variabel bebas.
Indikasi dalam multikolinieritas biasanya ditunjukkan sebagai berikut
(Winarno, 2015:51):
1)
Nilai R2 tinggi atau mendekati angka 1, akan tetapi banyak variabel yang tidak
signifikan.
2)
Menghitung koefisien korelasi antar variabel independen. Apabila koefesien
yang dihasilkan rendah, maka tidak terjadi multikolinieritas.
3)
Melakukan regresi auxiliary untuk mengetahui hubungan atntara dua atau
lebih variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi satu variabel
independen yang lain.
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan yang menunjukkan komponen ero berkorelasi
dengan dirinya sendiri menurut urutan waktu untuk model data time series dan
urutan ruang untuk model data cross section (Bawono & Shina, 2018:72). Uji
autokorelasi bertujuan Ujuntuk mengetahui ada atau tidaknya variabel pengganggu
pada suatu periode dengan periode sebelumnya. Untuk mengetahui ada tidaknya
autokorelasi dapat dilakukam dengan uji Durbin-Watson (DW test) dengan kriteria
du < dw < 4 - du.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah suatu keadaan di mana model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan dengan pengaatan yang
lain. Pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas yaitu dengan merespon
variabel (x) sebagai variabel independen dengan nilai absolut unstandardized
residual regresi sebagai variavel-variabel dependen.
39
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan berbagai uji. Diantaranya adalah dengan model grafik, uji Glajser, Uji
Goldfeld-Quant, uji Bruesch-Pagan-Godfery, dan Uji White (Bawono & Shina,
2018:55). Hasil uji dikatakan mengandung heteroskedastisitas apabila signifikansi
dari nilai probabilitas lebUih kecil dari 0,05 dan sebalikya hasil uji dikatakan
tidak mengandung heteroskedastisitas apabila signifikansi dari nilai probabilitas
lebih besar dari 0,05 (Winarno, 2015:38).
40
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A. (2018). Kamus Pajak. Garuda Mas Sejahtera.
Bawono, A., & Shina, A. F. I. (2018). Ekonometrika Terapan Untuk Ekonomi dan Bisnis
Islam Aplikasi dengan EVIEWS.
Datuk, B. (2014). Sukuk, dimensi baru pembiayaan pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi.
JRAB: Jurnal Riset Akuntansi & Bisnis, 14(1).
Dosen, I., Tunas, A., Pematangsiantar, B., Almaida, Z., & Dosen, S. (2012). Pengaruh
Saham Syariah, Sukuk dan Reksadana Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia. In Al Tansiq. www.ojk.go.id
Huda, N., Aliyadin, A., & Dkk. (2016). Keuangan Publik ISlam Pendekatan Teoritis dan Sejarah.
Kencana Prenada Media.
42
Sujarweni, A. W. (2015). Metode Penelitian Bisnis dan Eknomi.
Yusuf, M., Ichsan, R. N., & Saparuddin. (2021). Determinasi Investasi dan Pasar Modal
Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Jurnal Kajian Dan Kebijakan
Publik, 6(1), 397–401.
40