Perkonomian Indonesia
Di susun oleh:
Gita Indah Rachmasari Ceva
1934021048
Fakultas Ekonomi
Universitas Krisnadwipayana
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi. Penulis sangat berharap semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa jadi berkembang dan tumbuh dengan
baik.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
Hal ini berlaku juga sebaliknya, pembangunan manusia mendorong
peningkatan pertumbuhan ekonomi. Menurut Simanungkalit (2020), di Indonesia
permasalahan pertumbuhan ekonomi merupakan permasalahan perekonomian
jangka panjang, dan permasalahan tersebut merupakan fenomena penting yang
perlu diperhatikan penanganannya. Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi
diartikan sebagai suatu proses pertumbuhan output perkapita dalam jangka panjang
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
2
1.4 Manfaat Penelitian
1. Teoritis
mendalam.
2. Praktis
terkait instrumen pasar modal syariah yaitu saham syariah, sukuk, reksadana
3
BAB 2
KAJIAN TEORI
4
Selain itu pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai
menelaah faktorfaktor tertentu dari pertumbuhan output jangka
menengah dan jangka panjang, faktor-faktor penentu pertumbuhan
adalah tenaga kerja penuh, teknologi tinggi, akumulasi modal yang
cepat, dan tabungan sebagai investasi yang tergantung pada
besarnya pendapatan masyarakat.
A. Teori klasik
5
sumber daya alam, sumber daya manusia, dan persediaan capital
atau modal.
B. Teori Neoklasik
6
Robert Solow berpendapat bahwa Pertumbuhan Ekonomi adalah
rangkaian kegiatan yang bersumber pada empat faktor utama, yakni
manusia,akumulasi modal, teknologi modern dan hasil (output).
C. Teori Neokeynes
D. Teori W. W. Rostow
7
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
3) Modal
8
Investasi di bidang barang modal tidak hanya meningkatkan
produksi saja, tetapi juga akan membawa ke arah kemajuan
teknologi.
4) Kemajuan Teknologi
9
2.1.4. Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi
10
BAB 3
PEMBAHASAN
11
membawa konsekuensi beban anggaran dengan pembayaran pokok serta bunga
utang ikut meningkat (Prameswari et al., 2019). Sedangkan menurut Mankiw
(2007) utang pemerintah memiliki hubungan yang sederhana dengan defisit
pemerintah peningkatan utang pemerintah sepanjang waktu tertentu adalah
sama dengan defisit anggaran. Utang luar negeri pemerintah cenderung
mengalami peningkatan setiap tahun. Menurut Erwina et al. (2018), utang
pemerintah jelas tidak menimbulkan kemandirian atau utang pemerintah
bukanlah vitamin yang menjadi katalisator penambah modal sebagai penggerak
bangunan, melainkan menimbulkan ketergantungan yang semakin parah.
12
daerahnya dan mengurangi subsidi pemerintah serta melakukan pembangunan
yang merata untuk setiap daerahnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
Banten, diketahui bahwa Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten dari tahun
2015-2019 yaitu sebagai berikut:
Tabel 1
13
mempertinggi pertumbuhan tetapi pengeluaran publik dapat pula
memperlambat pertumbuhan perekonomian suatu daerah.
Hal tersebut dapat kita lihat dari realisasi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) perbandingan antara Belanja Langsung dan
Belanja Tidak Langsung pada Kabupaten / Kota di Provinsi Banten Tahun
2015-2019 yaitu sebagai berikut:
14
Tabel 2
Tabel 3
15
Berdasarkan tabel 1.3 diatas dapat dilihat bahwa pengeluaran
Belanja Tidak Langsung di Provinsi Banten yang paling banyak yaitu terjadi
pada tahun 2019 sebanyak Rp 7.306.080,243, dan dapat dilihat pula
Kabupaten/Kota yang paling banyak pengeluaran untuk Belanja Tidak
Langsung yaitu terdapat pada Kabupaten Tangerang sebanyak Rp
2.428.784,429. Kabupaten Tangerang memperoleh angka pengeluaran
belanja paling banyak dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain yang ada
di Provinsi Banten.
16
BAB 4
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Semoga dengan dibuat nya makalah ini kita dapat lebih memahami tentang
keadaan perekonomian Indonesia 5 tahun terakhir ini. Harapan kami adalah
semoga perekonomian kita di Indonesia akan lebih membaik untuk kedepannya,
dan segala masalah perekonomian yang ada diIndonesia akan segera terselesaikan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaaan Keuangan Daerah, http://www.bpkp.go.id di akses pada 08 Maret.
2021.
http://repository.uinbanten.ac.id/7110/3/BAB%20I.pdf
http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/1102/4/BAB%20II.pdf
http://eprints.ums.ac.id/95364/2/BAB%20I.pdf
http://scholar.unand.ac.id/7739/3/BAB%20I.pdf
18