Anda di halaman 1dari 21

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA (UAS)

Perkonomian Indonesia

Di susun oleh:
Gita Indah Rachmasari Ceva
1934021048

Fakultas Ekonomi
Universitas Krisnadwipayana
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi. Penulis sangat berharap semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa jadi berkembang dan tumbuh dengan
baik.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 15 Januari 2023

Gita Indah Rachmasari Ceva


1934021048

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penilitian ...................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
BAB 2 ..................................................................................................................... 4
KAJIAN TEORI ..................................................................................................... 4
2.1. Pertumbuhan Ekonomi ............................................................................. 4
2.1.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi .................................................... 4
2.1.2. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi ................................................... 5
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi ............. 8
2.1.4. Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi ...................................... 10
BAB 3 ................................................................................................................... 11
PEMBAHASAN ................................................................................................... 11
BAB 4 ................................................................................................................... 17
SARAN DAN PENUTUP .................................................................................... 17
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 17
4.2 Saran ....................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur penting dalam


menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi
menggambarkan suatu dampak nyata dari kebijakan pembangunan yang
dilaksanakan. Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan proses peningkatan
produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat

Menurut Boediono (2013) pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan


output perkapita dalam jangka panjang. Dengan kata lain, perekonomian
dikatakan mengalami pertumbuhan bila pendapatan riil masyarakat pada tahun
tertentu lebih besar dari pada pendapatan riil masyarakat pada tahun
sebelumnya. Dalam pengertian ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah
penambahan Produk Domestik Bruto (PDB), yang berarti peningkatan
Pendapatan Nasional/PN (Tambunan, 2012).

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perkembangan


perekonomian yang terjadi dalam sebuah Negara yang memiliki tujuan untuk
memajukan/memakmurkan kondisi masyarakat. Adapun cara untuk melakukan hal
tersebut adalah dengan memproduksi barang dan jasa yang akan menjadi tolak
ukur untuk meningkatkan perekonomian suatu Negara. Indonesia adalah salah
satu dari banyaknya negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi dari masa ke
masa, mulai sejak saat mengikrarkan kemerdekaan sampai sekarang yang memiliki
fokus untuk membangun kembali ekonomi setelah pandemi COVID-19.

Strategi pemerintah dalam melaksanakan hal ini yang akan menentukan


keberhasilan Indonesia dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih
baik kedepannya karena pentingnya untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi
yang ideal. Pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan persediaan sumberdaya
yang dibutuhkan pembangunan manusia. Peningkatan sumberdaya bersama
dengan alokasi sumberdaya yang tepat serta distribusi peluang yang semakin luas,
khususnya kesempatan kerja akan mendorong pembangunan manusia lebih baik.

1
Hal ini berlaku juga sebaliknya, pembangunan manusia mendorong
peningkatan pertumbuhan ekonomi. Menurut Simanungkalit (2020), di Indonesia
permasalahan pertumbuhan ekonomi merupakan permasalahan perekonomian
jangka panjang, dan permasalahan tersebut merupakan fenomena penting yang
perlu diperhatikan penanganannya. Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi
diartikan sebagai suatu proses pertumbuhan output perkapita dalam jangka panjang

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka rumusan masalah dalam


penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Apakah Belanja Langsung Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap


Pertumbuhan Ekonomi pada Kab/Kota di Provinsi Banten tahun 2015-2019?
2. Apakah Belanja Tidak Langsung Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap
Pertumbuhan Ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2015-
2019?
3. Apakah Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Berpengaruh Positif dan
Signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi
Banten tahun 2015-2019?

1.3 Tujuan Penilitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Apakah Belanja Langsung Berpengaruh Positif dan Signifikan


terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada Kab/Kota di Provinsi Banten tahun 2015-
2019
2. Untuk mengetahui Apakah Belanja Tidak Langsung Berpengaruh Positif dan
Signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi
Banten Tahun 2015-2019.
3. Untuk mengetahui Apakah Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung
Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten tahun 2015-2019

2
1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dipaparkan, maka manfaat dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah ilmu pengetahuan dan menjadi

referensi serta acuan dalam pengembangan penelitian selanjutnya yang lebih

mendalam.

2. Praktis

Penelitian ini bermanfaat sebagai sarana belajar dalam memperoleh wawasan

terkait instrumen pasar modal syariah yaitu saham syariah, sukuk, reksadana

syariah dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

3
BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1. Pertumbuhan Ekonomi

2.1.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Boediono, “pertumbuhan ekonomi adalah proses


kenaikan Output perkapita dalam jangka panjang. Tekanannya pada
tiga aspek yaitu proses, Output perkapita dan jangka panjang. Disini
kita melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian. Jadi,
“pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu
perekonomian. Dari suatu periode ke periode lainnya kemampuan
suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat”.

Kemampuan yang meningkat ini disebabkan oleh


pertambahan faktorfaktor produksi baik dalam jumlah dan
kualitasnya. Investasi akan menambah barang modal dan teknologi
yang digunakan juga makin berkembang. Disamping itu tenaga
kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk seiring
dengan meningkatnya pendidikan dan keterampilan mereka.

Menurut Sukirno (2011:13-14), di dalam buku (Lincolyn


Arsyad). “perbedaan penting dengan pembangunan ekonomi, dalam
pembangunan ekonomi tingkat pendapatan per kapita terus menerus
meningkat, sedangkan pertumbuhan ekonomi belum tentu diikuti
oleh kenaikan pendapatan per kapita”. Pertumbuhan ekonomi
diartikan sebagai kenaikan Produk Domestik Bruto/Pendapatan
Nasional Bruto tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih
besar atau kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah
perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidaknya.

4
Selain itu pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai
menelaah faktorfaktor tertentu dari pertumbuhan output jangka
menengah dan jangka panjang, faktor-faktor penentu pertumbuhan
adalah tenaga kerja penuh, teknologi tinggi, akumulasi modal yang
cepat, dan tabungan sebagai investasi yang tergantung pada
besarnya pendapatan masyarakat.

2.1.2. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi

Para ahli ekonomi sudah sejak lama berusaha untuk


memahami konsep pertumbuhan ekonomi yang terjadi dalam suatu
masyarakat di suatu negara ini.Dari pemikiran mereka,
dihasilkanlah aneka teori pertumbuhan ekonomi yang bisa kita
pelajari.Teori pertumbuhan ekonomi ini dapat diklasifikasikan ke
dalam beberapa kelompok, yakni teori klasik, teori neokklasik, teori
neokeynes, teori W.W.Rostow, dan teori Karl Bucher. Berikut
penjelasannya.

A. Teori klasik

Teori pertumbuhan ekonomi aliran klasik ini sudah dikembangkan


sejak abad ke-17. Ada dua tokoh yang paling berpengaruh terhadap
pemikiran teori klasik ini, yakni Adam Smith dan David Ricardo.

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi menurut Adam Smith

Adam Smith adalah tokoh klasik yang banyak membahas mengenai


teori -teori ekonomi, termasuk pertumbuhan ekonomi. Di dalam
buknya yang berjudul An Inquiry into the Nature and Causes
Weaklth of Nation (1776), Adam Smith menguraikan pendapatnya
tentang bagaimana menganalisis pertumbuhan ekonomi melalui dua
faktor, yakni faktor output total dan faktor pertumbuhan penduduk.
Perhitungan output total dilakukan dengan tiga variabel, meliputi

5
sumber daya alam, sumber daya manusia, dan persediaan capital
atau modal.

Sedangkan untuk faktor kedua, yakni pertumbuhan penduduk,


digunakan untuk menentukan luas pasar dan laju pertumbuhan
ekonomi.

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi menurut David Ricardo

Pemikiran David Ricardo dalam hal pertumbuhan ekonomi yang


paling dikenal adalah tentang the law of diminishing return.
Pemikirannya ini tentang bagaimana pertumbuhan penduduk atau
tenaga kerja yang mampu mempengaruhi penurunan produk
marginal karena terbatasnya jumlah tanah. Menurutnya,
peningkatan produktivitas tenaga kerja sangat membutuhkan
kemajuan tekonologi dan akumulasi modal yang cukup. Dengan
demikian, pertumbuhan ekonomi dapat dicapai.

B. Teori Neoklasik

Dalam Teori Neoklasik Pertumbuhan Ekonomi, dua tokoh yang


paling populer adalah Joseph A Schumpeter dan Robert Solow.

1. Pertumbuhan Ekonomi menurut Joseph A Schumpeter

Menurut Joseph A Schumpeter dalam bukunya yang berjudul The


Theory of Economic Development, membahas mengenai peran
pengusaha dalam pembangunan. Schumpeter menyimpulkan
bahwa proses pertumbuhan ekonomi pada dasarnya adalah proses
inovasi yang dilakukan oleh para innovator dan wirausahawan.

2. Pertumbuhan Ekonomi menurut Robert Solow.

6
Robert Solow berpendapat bahwa Pertumbuhan Ekonomi adalah
rangkaian kegiatan yang bersumber pada empat faktor utama, yakni
manusia,akumulasi modal, teknologi modern dan hasil (output).

C. Teori Neokeynes

Dalam teori Neokeynes, dikenal tokoh Roy F. Harrod dan Evsey D


Domar. Pandangan kedua tokoh tersebut adalah tentang adanya
pengaruh investasi terhadap permintaan agregat dan pertumbuhan
kapasitas produksi. Sebab, investasi inilah yang kemudian dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Teori Neokeynes ini
memiliki pandangan bahwa penanaman modal adalah komponen
yang sangat utama dalam proses penentuan suksesnya pertumbuhan
ekonomi.

D. Teori W. W. Rostow

W.W. Rostow banyak membahas mengenai pertumbuhan ekonomi


dan Teori Pembangunan. Berbagai pemikirannya dituangkan dalam
salah satu bukunya berjudul The Stages of Economic, A Non
COmunist Manifesto. Dalam buku tersebut, Rostow menggunakan
pendekatan sejarah untuk menjabarkan proses perkembangan
ekonomi yang terjadi dalam suatu masyarakat. Menurutnya, dalam
suatu masyarakat, proses pertumbuhan ekonomi tersebut
berlangsung melalui beberapa tahapan, meliputi :

1) Masyarakat tradisional (traditional society)


2) Tahap prasyarat tinggal landas (praconditions for thae off)
3) Tahap tinggal landas (the take off)
4) Tahap konsumsi tinggi (high mass consumption)

7
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Sukirno (2010:213) “Pertumbuhan ekonomi suatu


wilayah dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Faktor ekonomi yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi meliputi Sumber Daya Alam,
Sumber Daya Manusia,Modal, Teknologi dan sebagainya”.

1) Sumber Daya Alam

Sumber daya alam merupakan faktor utama yang berpengaruh


terhadap perkembangan perkonomian. Kekayaan alam suatu negara
meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan iklim dan cuaca, jumlah
dan jenis hasil hutan serta kandungan mineral. Tersedianya sumber
daya alam yang melimpah akan memper mudah usaha dalam
mengembangkan perekonomian suatu negara, terutama pada masa
awal pertumbuhan ekonomi. Suatu negara yang kekurangan sumber
daya alam tidakdapat membangun dengan cepat.

2) Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang sangat berpengaruh


terhadap perkembangan perekonomian SDM meliputi kualiatas dan
kuantitas dalam pertumbuhan ekonomi sutau Negara.

3) Modal

Modal merupakan persediaan faktor produksi yang secara fisik


dapat diproduksi kembali. Pembentukan modal atau akumulasi
merupakan investasi dalam bentuk barang modal yang bertujuan
untuk menaikkan stok modal, Output nasional dan pendapatan
nasional. Sehingga pembentukan modal menjadi salah satu kunci
dalam mencapai pertumbuhan ekonomi. Pembentukan modal dapat
meningkatkan output nasional dengan bermacam-macam cara.

8
Investasi di bidang barang modal tidak hanya meningkatkan
produksi saja, tetapi juga akan membawa ke arah kemajuan
teknologi.

4) Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi menjadi faktor yang penting dalam proses


pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya kemajuan teknologi akan
mendorong munculnya penemuan-penemuan baru yang dapat
meningkatkan produktivitas pekerja, modal dan faktor produksi
yang lain. Menurut Kuznet (2011:26), “terdapat lima pola penting
pertumbuhan teknologi di dalam pertumbuhan ekonomi moderen.
Kelima pola tersebut meliputi: penemuan ilmiah atau pengetahuan
teknik, investasi, inovasi, penyempurnaan dan penyebarluasan yang
biasanya diikuti oleh penyempurnaan. Hal tersebut sejalan dengan
yang diungkapkan oleh Schumpeter bahwa inovasi (pembaharuan)
sebagai faktor teknologi yang penting dalam pertumbuhan
ekonomi”.

2.1.4. Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Sukirno (2008:122) “kegiatan investasi


memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan
kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan
nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Peranan
ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi, yakni:
Pertama investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran
agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan
agregat, pendapatan nasional serta kesempatan kerja. Kedua,
pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah
kapasitas produksi. Ketiga, investasi selalu diikuti oleh
perkembangan teknologi.

9
2.1.4. Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi

Tenaga kerja merupakan faktor yang terpenting dalam


proses produksi karena tenaga kerja yang akan menggerakkan
semua sumbersumber tersebut untuk menghasilkan barang. Tenaga
kerja yang banyak akan terbentuk dari jumlah penduduk yang
banyak. Kota Medan adalah daerah yang memiliki jumlah penduduk
yang banyak. Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah
tenaga kerja dan penambahan tersebut memungkinkan suatu daerah.

10
BAB 3

PEMBAHASAN

Suatu negara dalam mencapai pertumbuhan ekonomi membutuhkan dana


yang relative besar. Namun usaha pengerahan dana tersebut banyak mengalami
kendala yaitu kesulitan mengumpulkan modal untuk pembangunan. Sumber
modal dapat digali baik dari dalam negeri maupun luar negeri, hal tersebut
merupakan dasar penghimpunan dana untuk pembangunan. Upaya
penghimpunan dana dari dalam negeri bagi negara-negara berkembang
cenderung lebih sulit diadalkan. Pada umumnya negara berkembang banyak
yang tergantung pada utang luar negeri.sebagai modal dalam pembangunan,
yang sudah tentu utang ini akan berpengaruh pada neraca pembayaran nasional
dalam jangka panjang. Terlalu seringnya peminjaman dana dengan jumlah yang
cukup besar dari negara lain akan mengarahkan pada terjadinya krisis utang luar
negeri (Basten et al., 2021).

Menurut Dewi (2020), utang luar negeri merupakan sumber pembiayaan


anggaran pemerintah dan anggaran ekonomi. Utang luar negeri dimanfaatkan
untuk membiayai belanja negara sehingga dapat mendukung kegiatan ekonomi,
terutama kegiatan-kegiatan produktif sehingga pada gilirannya akan
mendukung pertumbuhan ekonomi. Putra dan Sulasmiyati (2018) berpendapat
bahwa sebagian besar negara-negara berkembang memanfaatkan utang luar
negeri untuk mendukung pembangunan mereka, meskipun tidak sedikit negara
yang justru terjebak di dalam perangkap utang luar negeri. Dengan demikian
kapasitas negara dalam melunasi utang luar negerinya dimasa mendatang
mutlak diperhitungkan sebelum memutuskan untuk menerima bantuan utang
dari luar negeri.

Diikutsertakannya utang luar negeri sebagai sumber penerimaan negara


maka anggaran terlihat sebagai balance budget. Tetapi utang luar negeri ini
bukannya tanpa masalah, beban utang luar negeri yang semakin besar

11
membawa konsekuensi beban anggaran dengan pembayaran pokok serta bunga
utang ikut meningkat (Prameswari et al., 2019). Sedangkan menurut Mankiw
(2007) utang pemerintah memiliki hubungan yang sederhana dengan defisit
pemerintah peningkatan utang pemerintah sepanjang waktu tertentu adalah
sama dengan defisit anggaran. Utang luar negeri pemerintah cenderung
mengalami peningkatan setiap tahun. Menurut Erwina et al. (2018), utang
pemerintah jelas tidak menimbulkan kemandirian atau utang pemerintah
bukanlah vitamin yang menjadi katalisator penambah modal sebagai penggerak
bangunan, melainkan menimbulkan ketergantungan yang semakin parah.

Pertumbuhan ekonomi biasanya lebih menunjukkan perubahan yang


bersifat kuantitaif yang mana tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan
perkapita dan biasanya diukur dengan PDRB atau pendapatan perkapita, serta
dapat diukur dari sisi masyrakat seperti masyarakat merasakan kepuasan,
kenyamanan, merasa aman dan tentram serta merasakan kebahagiaan.

Sebagaimana pandangan ekonomi Islam menyatakan bahwa Islam


memandang pentingnya pemerataan distribusi kekayaan, karena pertumbuhan
ekonomi dalam Islam menggambarkan kesejahteraan secara menyeluruh.
Karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu dapat mengurangi atau
menghilangkan kemiskinan di daerah tersebut. Untuk mencapai stabilitas
perekonomian dan memacu serta mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi,
maka melalui kebijakan fiskal pemerintah pusat memberikan kewenangan
kepada pemerintah daerah untuk melaksakan pembangunan dan mengatur
keuangannya melalui otonomi daerah.

Otonomi daerah merupakan pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat


kepada pemerintah daerah dalam pemanfaatan potensi-potensi di daerahnya.
Pembentukan desentralisasi fiskal ini bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, meningkatkan kemandirian daerah, mengelola

12
daerahnya dan mengurangi subsidi pemerintah serta melakukan pembangunan
yang merata untuk setiap daerahnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
Banten, diketahui bahwa Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten dari tahun
2015-2019 yaitu sebagai berikut:

Tabel 1

Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan Menurut Usaha Di


Provinsi Banten Tahun 2015-2019

Sumber: BPS Provinsi Banten

Berdasarkan tabel 1 diatas, dapat dilihat bahwa PDRB dan Pertumbuhan


Ekonomi Provinsi Banten dari tahun 2015- 2019 terus menerus mengalami
kenaikan. Tetapi mengalami penurunan pada tahun 2019 karena sektor
Industri yang menurun.

Pertumbuhan Ekonomi Di Provnsi Bali Tahun 2007-2013, E-Jurnal


Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana,Vol. 4 No. 3 ( September
2015 ), Pertumbuhan ekonomi sebagai tolak ukur suatu daerah juga tidak
terlepas dari peran pemerintah dalam menyediakan dana untuk membiayai
kegiatan pembangunan baik bidang ekonomi maupun non ekonomi. Biaya
kegiatan ini disebut pengeluaran pemerintah yang diukur dari total belanja
langsung dan tidak langsung yang dialokasikan dalam anggaran daerah.
Secara umum gambaran pengeluaran publik yaitu infrastruktur dapat

13
mempertinggi pertumbuhan tetapi pengeluaran publik dapat pula
memperlambat pertumbuhan perekonomian suatu daerah.

Belanja langsung dalam jenis belanja modal menjadi bagian penting


karena kegiatan penganggaran yang memerlukan pengadaan infrastruktur
dalam pelaksanaannya akan melibatkan penganggaran belanja modal.
Belanja modal meliputi belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung
dan bangunan, belanja modal jalan, irigasi dan jaringan, serta belanja modal
fisik lainnya. Keseluruhan belanja modal tersebut merupakan infrastruktur
yang disediakan oleh daerah.

Adanya ketersediaan infrastruktur penting bagi pemerintah untung


menarik minat investor masuk. Karena dengan terjadinya peningkatan
investasi maka akan mendorong penciptaan masyarakat yang sejahtera
seperti dengan meningkatkan lapangan kerja dan meningkatnya pendapatan
perkapita masyarakat. Dengan kata lain yaitu pemerintah harus

Seoptimal mungkin dalam membelanjai urusan rumah tangga


sendiri dengan cara menggali sumber dana potensial yang ada di daerahnya.
Karena pengalokasian dana untuk setiap daerah berbeda-beda sesuai dengan
tingkat kebutuhan dan kepentingan daerahnya masing-masing.

Sering kali permasalahan yang dihadapi pemerintah yaitu


penerimaan atau pendapatan yang tidak mampu menopang seluruh belanja
atau pengeluaran pemerintah sehingga pemerintah daerah cenderung
mengandalkan dana perimbangan dari pemerintah pusat. Oleh karena itu
bisa jadi APBD gagal ketika tidak bisa lagi membiaya pembangunan disuatu
daerahnya. Misalnya anggaran yang ada hanya mampu untuk belanja
pegawai, belanja barang dan jasa serta biaya operasional.

Hal tersebut dapat kita lihat dari realisasi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) perbandingan antara Belanja Langsung dan
Belanja Tidak Langsung pada Kabupaten / Kota di Provinsi Banten Tahun
2015-2019 yaitu sebagai berikut:

14
Tabel 2

Belanja Langsung ( Ribu Rupiah )

Sumber: BPS Provinsi Banten

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa pengeluaran Belanja


Langsung di Provinsi Banten yang paling banyak yaitu terjadi pada tahun
2019 sebanyak Rp 4.018.507,859. Dan dapat dilihat pula Kabupaten/Kota
yang paling banyak pengeluaran untuk Belanja Langsung yaitu terdapat
pada Kota Tangerang sebanyak Rp 5.614.704.347 Kota Tangerang
memperoleh angka pengeluaran belanja paling banyak dibandingkan
dengan Kabupaten/Kota lain yang ada di Provinsi Banten.

Tabel 3

Belanja Tidak Langsung

Sumber : BPS Provinsi Banten

15
Berdasarkan tabel 1.3 diatas dapat dilihat bahwa pengeluaran
Belanja Tidak Langsung di Provinsi Banten yang paling banyak yaitu terjadi
pada tahun 2019 sebanyak Rp 7.306.080,243, dan dapat dilihat pula
Kabupaten/Kota yang paling banyak pengeluaran untuk Belanja Tidak
Langsung yaitu terdapat pada Kabupaten Tangerang sebanyak Rp
2.428.784,429. Kabupaten Tangerang memperoleh angka pengeluaran
belanja paling banyak dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain yang ada
di Provinsi Banten.

Dari kedua tabel diatas menunjukkan perbandingan belanja


langsung dan tidak langsung di Provinsi Banten dimana belanja tidak
langsung lebih besar dari pada belanja langsung. Hal ini menjadi hal yang
harus diperhatikan karena seharusnya porsi untuk belanja langsung lebih
besar dari pada belanja tidak langsung karena sesuai dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah Belanja Langsung adalah belanja yang
dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan
kegiatan. Dengan demikian pemerintah diharapkan dapat ikut secara
langsung dalam mendorong percepatan pembangunan, yaitu dengan
menganggarkan belanja untuk pelaksanaan program dan kegiatan yang tepat
sasaran untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

Alokasi belanja daerah baik belanja langsung maupun belanja tidak


langsung didasarkan pada kebutuhan daerah melalui prioritas anggaran dan
pelayanan publik untuk memberikan dampak langsung terhadap
pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu pemerintah daerah harus mampu
mengalokasikan anggaran daerah dengan baik, yaitu dengan dialokasikan
secara efisien dan efektif.

16
BAB 4

SARAN DAN PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapatdisimpulkan bahwa


kondisi perekonomian 5 Tahun terakhir ini sudah mulai membaik, walaupun masih
jauh dibandingkan dengan target yang sudahditetapkan tetapi setidaknya
perekonomian Indonesia sudah mulai membaik dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006
yang kemudian di revisi menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun
20112 yang menyatakan bahwa struktur belanja terdiri dari belanja langsung dan
belanja tidak langsung. Dimana belanja langsung merupakan belanja yang
anggaran terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang
meliputi belanja pegawai untuk upah/honorium, barang dan jasa dan belanja
modal. Sedangkan belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan
tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program yang meliputi belanja
pegawai untuk gaji dan tunjangan, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja
bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga.

4.2 Saran

Semoga dengan dibuat nya makalah ini kita dapat lebih memahami tentang
keadaan perekonomian Indonesia 5 tahun terakhir ini. Harapan kami adalah
semoga perekonomian kita di Indonesia akan lebih membaik untuk kedepannya,
dan segala masalah perekonomian yang ada diIndonesia akan segera terselesaikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Bali Tahun 2007-2013, E-Jurnal Ekonomi


Pembangunan Universitas Udayana,Vol. 4 No. 3 ( September 2015 ), h.14.

Boediono. 2012. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaaan Keuangan Daerah, http://www.bpkp.go.id di akses pada 08 Maret.
2021.

Arsyad, Lincolin. (2010). Ekonomi Pembangunan. Jogjakarta:STIM YKPN.

Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern. Jakarta: PT Raja Drafindo


Persada

http://repository.uinbanten.ac.id/7110/3/BAB%20I.pdf

http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/1102/4/BAB%20II.pdf

http://eprints.ums.ac.id/95364/2/BAB%20I.pdf
http://scholar.unand.ac.id/7739/3/BAB%20I.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai