Anda di halaman 1dari 30

Tujuan Pembangunan Ekonomi Indonesia dan Strategi Pencapaiannya

Dosen Pengampu : Dr. Ida Bagus Putu Purbadharmaja, SE.,M.E.

Kelompok 8

I Gagus Irsan Putra Satria (1506305082 / 15)


I Gusti Putu Agung Darma Wicaksana (1506305107 / 19)

Perekonomian Indonesia
EKU 307 (B4)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2017

1
Daftar isi

Cover................1
Daftar isi...................2
2.1 Pembangunan Ekonomi Indonesia..................3
2.2 Tujuan Masyarakat Makmur..............3
2.2.1 Pertumbuhan Ekonomi..................3
2.2.2 Elemen Pertumbuhan Ekonomi.....................................................................4
2.2.3 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.................................................................12
2.2.4 Strategi meningkatkan pertumbuhan ekonomi............................................16
2.3 Tujuan Masyarakat Adil.......................................................................................17
2.3.1 Distribusi Pendapatan..................................................................................17
2.3.2 Mengukur Distribusi Pendapatan.................................................................18
2.3.3 Distribusi Pendapatan di Indonesia.............................................................19
2.3.4 Strategi Pendistribusia Merata....................................................................20
2.4 Tujuan Masyarakat Indonesia Seutuhnya...........................................................22
2.4.1 Konsep Manusia Seutuhnya.......................................................................22
2.4.2 IPM Sebagai Pengukur Manusia Seutuhnya..............................................23
2.4.3 Keadaan Manusia Indonesia Berdasarkan IPM.........................................24
2.5 Kesimpulan.........................................................................................................28
Daftar Pustaka..........................................................................................................29

2
BAB II
Tujuan Pembangunan Ekonomi Indonesia dan Strategi Pencapaiannya

2.1 Pembangunan Ekonomi Indonesia


Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara
untuk mewujudkan tujuan nasional yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial. Pembangunan nasional dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, dan
bertahap guna memacu peningkatan kemampuan nasional dalam rangka mewujudkan
kehidupan yang sejajar dengan bangsa bangsa lain. Pembangunan nasional adalah
pembangunan dari, oleh, dan untuk rakyat. Pembangunan ini dilaksanakan disemua aspek
kehidupan rakyat, mulai dari aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya, serta pertahanan
dan keamanan. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat
adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Seperti yang diutarakan diatas, salah satu bidang pembangunan nasional adalah
pembangunan dalam bidang ekonomi. Dalam hal ini, pembangunan ekonomi diartikan
sebagai suatu proses perubahan terus-menerus menuju ke arah perbaikan di bidang
ekonomi, yaitu mencakup pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan-perubahan
dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan ekonomi Indonesia bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang adil,
makmur, dan sejahtera.
( Kurniawati dkk, 2010)

2.2 Tujuan Masyarakat Makmur

2.2.1 Pertumbuhan Ekonomi


Pendapat mengenai definisi pertumbuhan ekonomi menurut beberapa ilmuwan
adalah sebagai berikut :
Kuncoro (2004) berpendapat bahwa suatu perekonomian dikatakan mengalami
pertumbuhan atau berkembang apabila tingkat kegiatan ekonominya lebih tinggi
daripada apa yang dicapai pada masa sebelumnya.
Todaro (2003) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu proses yang
mantap dimana kapasitas produksi dari suatu perekonomian meningkat sepanjang

3
waktu untuk menghasilkan tingkat pendapatan nasional yang semakin besar.
Menurut Budiono (1994), pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses
pertumbuhan output perkapita jangka panjang yang terjadi apabila ada
kecenderungan (output perkapita untuk naik) yang bersumber dari proses intern
perekonomian tersebut (kekuatan yang berada dalam perekonomian itu sendiri),
bukan berasal dari luar dan bersifat sementara.
Sukirno (2004) berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan perubahan
tingkat kegiatan ekonomi yang berlaku dari tahun ke tahun. Sehingga untuk
mengetahuinya harus diadakan perbandingan pendapatan naional dari tahun ke
tahun, yang dikenal dengan laju pertumbuhan ekonomi.
(Eko 2013)

Dari pendapat para ahli diatas dapat dikatakan bahwa, pertumbuhan ekonomi
adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan
menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi juga
dapat diartikan sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang
diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi
merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

2.2.2 Elemen Pertumbuhan Ekonomi


Dalam hal ini, ada 3 faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi,
yaitu :
1. Akumulasi Modal
Akumulasi modal merupakan gabungan dari investasi baru yang di dalamya mencakup
lahan, peralatan fiskal dan sumber daya manusia yang digabung dengan pendapatan
sekarang untuk dipergunakan memperbesar output pada masa datang. Akumulasi
modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan di tabung dan diinvestasikan kembali
dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari. Dalam hal ini,
investasi merupakan cara terbaik untuk meningkatkan pendapatan dimasa yang akan
datang. Pengadaan pabrik baru, mesin mesin, bahan baku, dan peralatan
merupakan salah satu bentuk investasi yang dilakukan perusahaan. Investasi produktif
yang dilakukan perusahaan tersebut harus didukung oleh pemerintah dengan cara
memperbaiki infrasruktur yang ada. Contoh investasi penunjang yang dapat dilakukan
pemerintah adalah dengan pembangunan jalan jalan raya, penyediaan listrik,
penyediaan air bersih, dan pembangunan fasilitas komunikasi serta pembangunan
fasilitas fasilitas lainnya. Dalam hal ini, investasi juga bisa dilakukan kepada
manusia. Investasi yang dimaksud berupa pembinaan untuk meningkatkan kualitas

4
manusia, sehingga pada akhirnya akan membawa dampak positif terhadap
perekonomian negara. Pendidikan formal, program pendidikan dan pelatihan dalam
kerja atau magang, kursus, dan aneka pendidikan informal lainnya perlu lebih
diefektifkan untuk mencetak sumber daya manusia yang terampil. Dalam hal ini, ada
beberapa faktor yang mempengaruhi Investasi, yaitu :
a) Suku Bunga
Suku bunga dapat dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari tabungan.
Suatu rumah tangga akan membuat lebih banyak tabungan apabila suku bunga
tinggi karena lebih banyak pendapatan dari penabung akan diperoleh. Pada suku
bunga rendah orang tidak begitu suka membuat tabungan karena mereka merasa
lebih baik melakukan pengeluaran konsumsi atau berinvestasi daripada
menabung. Dengan demikian apabila suku bunga rendah masyarakat cenderung
menambah pengeluaran konsumsinya atau pengeluaran. Pengaruh dari suku
bunga kredit terhadap investasi dijelaskan oleh pemikiran ahli-ahli ekonomi Klasik
yang menyatakan bahwa investasi adalah fungsi dari tingkat bunga. Pada
investasi, semakin tinggi tingkat bunga maka keinginan untuk melakukan investasi
juga makin kecil. Alasannya, seorang investor akan menambah pengeluaran
investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari
tingkat bunga yang harus dia bayarkan untuk dana investasi tersebut yang
merupakan ongkos dari penggunaan dana (cost of capital). Semakin rendah
tingkat bunga, maka investor akan lebih terdorong untuk melakukan investasi,
sebab biaya penggunaan dana juga semakin kecil.
b) Tingkat Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan kenaikkan harga secara umum dan terus-menerus.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut sebagai inflasi,
kecuali apabila kenaikan tersebut meluas kepada sebagian besar dari barang-
barang lainnya. Dalam perekonomian besarnya tingkat inflasi di bawah 10 persen
per tahun, inflasi ini tergolong inflasi ringan. Besarnya tingkat berkisar antara 10
sampai 30 persen per tahun dikategorikan inflasi sedang. Dan apabila tingkat
inflasi berada dikisaran 30 sampai 100 persen per tahun dikategorikan inflasi
berat. Dalam kisaran tertentu inflasi juga dapat mencapai ratusan bahkan ribuan
persen per tahun, sebagai akibat dari resesi ekonomi maupun sebab-sebab lain,
inflasi ini tergolong dalam hiperinflasi . Berdasarkan faktor-faktor yang
menimbulkannya, inflasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation)
Inflasi yang terjadi akibat dari tingkat perekonomian yang mencapai
tingkat pengggunaan tenaga kerja penuh (full employment) dan pertumbuhan

5
ekonomi berjalan pesat. Hal ini mengakibatkan permintaan masyarakat
bertambah dengan pesat dan perusahaan-perusahaan pada umumnya akan
beroperasi pada kapasitas yang maksimal. Kelebihan-kelebihan yang
terwujud akan menimbulkan kenaikan pada harga-harga.
Inflasi Desakan Biaya (Cosh Pull Inflation)
Inflasi yang terjadi akibat adanya kenaikan terhadap biaya produksi.
Penambahan biaya produksi akan mendorong peningkatan harga, walaupun
akan menghadapi resiko pengurangan terhadap permintaan barang yang
diproduksinya. Inflasi ini akan berakibat pada kenaikan harga serta turunnya
produksi yang akan menimbulkan adanya resesi perekonomian.
c) Nilai Tukar (Kurs)
Nilai tukar atau kurs merupakan harga mata uang satu negara terhadap harga
mata uang negara lain. Menurut Krugman (2000) mengartikan nilai tukar adalah
harga sebuah mata uang dari sebuah Negara yang diukur dan dinyatakan dengan
mata uang lain. Nilai tukar mata uang dapat didefinisikan sebagai harga relatif dari
mata uang terhadap mata uang Negara lainnya. Pergerakan nilai tukar di pasar
dapat dipengaruhi oleh faktor fundamental dan non fundamental. Faktor
fundamental ini tercermin dari variable-variabel ekonomi makro. Ada beberapa
faktor penentu yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar, yaitu (Madura Jeff,
1993):
Faktor fundamental
Faktor fundamental berkaitan dengan indikator ekonomi seperti inflasi, suku
bunga, perbedaan relatif pendapatan antar negara, ekspektasi pasar dan
intervensi bank sentral.
Faktor teknis
Faktor teknis berkaitan dengan kondisi permintaan dan penawaran devisa
pada saat tertentu. Apabila ada kelebihan permintaan, sementara penawaran
tetap, maka harga valuta asing akan terapresiasi, sebaliknya apabila ada
kekurangan permintaan, sementara penawaran tetap maka nilai tukar valuta
asing akan terdepresiasi.
Sentimen Pasar
Sentimen pasar lebih banyak disebabkan oleh rumor atau berita politik yang
bersifat insidentil, yang dapat mendorong harga valuta asing naik atau atau
turun secara tajam dalam jangka pendek. Apabila rumor atau berita sudah
berlalu, maka nilai tukar akan kembali normal.

6
Beberapa system kurs mata uang yang berlaku di perekonomian internasional
yaitu :
1. System kurs mengambang (floating exchange rate)
Sistem kurs ini ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa upaya
stabilisasi oleh otoritas moneter. Di dalam sistem kurs mengambang dikenal
dua macam kurs mengambang, yaitu :
Mengambang bebas (murni), dimana kurs mata uang ditentukan
sepenuhnya oleh mekanisme pasar tanpa ada campur tangan bank
sentral/otoritas moneter. Sistem ini sering disebut clean floating exchange
rate, di dalam sistem ini cadangan devisa tidak diperlukan karena otoritas
moneter tidak berupaya untuk menetapkan atau memanipulasi kurs.
Mengambang terkendali (managed or dirty floating exchange rate), dimana
otoritas moneter berperan aktif dalam menstabilkan kurs pada tingkat
tertentu. Oleh karena itu, cadangan devisa biasanya dibutuhkan karena
otoritas moneter perlu membeli atau menjual valuta asing untuk
mempengaruhi pergerakan kurs.
2. Sistem kurs tertambat (pegged exchange rate).
Dalam sistem ini, suatu negara mengkaitkan nilai ukar mata uangnya
dengan suatu mata uang negara lain atau sekelompok mata uang, yang
biasanya merupakan mata uang negara partner dagang yang utama
Menambatkan ke suatu mata uang berarti nilai tukar mata uang tersebut
bergerak mengikuti mata uang yang menjadi tambatannya. Jadi sebenarnya
mata uang yang ditambatkan tidak mengalami fluktuasi tetapi hanya
berfluktuasi terhadap mata uang lain mengikuti mata uang yang menjadi
tambatannya.
3. Sistem kurs tertambat merangkak (crawling pegs).
Dalam sistem ini, suatu negara melakukan sedikit perubahan dalam nilai tukar
mata uangnya secara periodik dengan tujuan untuk bergerak menuju nilai
tertentu pada rentang waktu tertentu. Keuntungan utama sistem ini adalah
suatu negara dapat mengatur penyesuaian kursnya dalam periode yang lebih
lama dibanding sistem kurs tertambat. Oleh karena itu, sistem ini dapat
menghindari kejutan-kejutan terhadap perekonomian akibat revaluasi atau
devaluasi yang tiba-tiba dan tajam.
4. Sistem sekeranjang mata uang (basket of currencies).
Banyak negara terutama negara sedang berkembang menetapkan nilai
tukar mata uangnya berdasarkan sekeranjang mata uang. Keuntungan dari
sistem ini adalah menawarkan stabilitas mata uang suatu Negara karena

7
pergerakan mata uang disebar dalam sekeranjang mata uang. Seleksi mata
uang yang dimasukkan dalam keranjang umumnya ditentukan oleh
peranannya dalam membiayai perdagangan Negara tertentu. Mata uang yang
berlainan diberi bobot yang berbeda tergantung peran relatifnya terhadap
negara tersebut. Jadi sekeranjang mata uang bagi suatu negara dapat terdiri
dari beberapa mata uang yang berbeda dengan bobot yang berbeda.
5. Sistem kurs tetap (fixed exchange rate).
Dalam sistem ini, suatu negara mengumumkan suatu kurs tertentu atas nama
uangnya dan menjaga kurs ini dengan menyetujui untuk menjual atau
membeli valas dalam jumlah tidak terbatas pada kurs tersebut. Kurs biasanya
tetap atau diperbolehkan berfluktuasi dalam batas yang sangat sempit.

Sejak tahun 1970, Negara Indonesia telah menerapkan tiga system nilai tukar,
yaitu :

1. Sistem kurs tetap (1970 - 1978)


Sesuai dengan Undang-Undang No.32 Tahun 1964, Indonesia menganut
sistem nilai tukar kurs resmi Rp. 250/dolar Amerika sementara kurs uang
lainnya dihitung berdasarkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.
Untuk menjaga kestabilan nilai tukar pada tingkat yang ditetapkan, Bank
Indonesia melakukan intervensi aktif di pasar valuta asing.
2. Sistem mengambang terkendali (1978 - Juli 1997)
Pada masa ini, nilai tukar rupiah didasarkan pada system sekeranjang
mata uang (basket of currencies). Kebijakan ini diterapkan bersama
dengan dilakukannya devaluasi rupiah pada tahun 1978. Dengan sistem
ini, bank Indonesia menetapkan kurs indikasi (pembatas) dan membiarkan
kurs bergerak di pasar dengan spread tertentu. Bank Indonesia hanya
melakukan intervensi bila kurs bergejolak melebihi batas atas atau bawah
dari spread.
3. Sistem kurs mengambang (14 Agustus 1997 - sekarang)
Sejak pertengahan Juli 1997, nilai tukar rupiah terhadap US dolar semakin
melemah. Sehubungan dengan hal tersebut dan dalam rangka
mengamankan cadangan devisa yang terus berkurang maka bank
Indonesia memutuskan untuk menghapus rentang intervensi (sistem nilai
tukar mengambang terkendali) dan mulai menganut sistem nilai tukar
mengambang bebas (free floating exchange rate) pada tanggal 14 Agustus

8
1997. Penghapusan rentang intervensi ini juga dimaksudkan untuk
mengurangi kegiatan intervensi bank Indonesia terhadap rupiah dan
memantapkan pelaksanaan kebijakan moneter dalam negeri.
(Fajar, 2011)

2. Pertumbuhan Penduduk dan Angkatan Kerja


Pertumbuhan penduduk sangat berkaitan dengan jumlah angkatan kerja yang bekerja,
dimana dalam hal ini merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini, penduduk merupakan faktor penting dalam
peningkatan produksi dan kegiatan ekonomi terutama dalam hal penyediaan lapangan
kerja, tenaga ahli dan usahawan diperoleh dari penduduk itu sendiri. Penduduk yang
terlibat dalam peningkatan produksi dan kegiatan ekonomi tersebut disebut angkatan
kerja. Dalam hal ini, angkatan kerja yang bekerja merupakan faktor positif dalam upaya
peningkatan pertumbuhan ekonomi. Semakin banyak angkatan kerja yang bekerja
maka semakin besar juga tingkat produksi yang dihasilkan dan berimbas kepada
naiknya pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tenaga kerja, yaitu :
a) Upah
Menurut Sukirno (1982 : 297) yang dimaksud dengan upah adalah: Pembayaran
atas jasa-jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada
perusahaan. Dengan demikian dalam teori ekonomi tidak dibedakan diantara
pembayaran atas jasa-jasa pekerja-pekerja dan profesional dengan pembayaran
atas jasa-jasa kasar dan tidak tetap. Kedua jenis pendapatan pekerja tersebut
dinamakan upah. Upah atau gaji bagi semua dan setiap tenaga kerja adalah
sesuatu yang sangat penting. Upah melatarbelakangi seseorang untuk
memutuskan memasuki dunia kerja dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Dengan gaji yang didapatkannya maka seorang tenaga kerja atau
individu yang bekerja dapat secara otomatis membiayai segala macam kebutuhan
hidupnya baik sandang, pangan maupun papan. Upah bagi tenaga kerja
merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dan dimasukkan dalam
ongkos atau biaya produksi. Adapun keputusan sebuah perusahaan tentang gaji,
instrument ini sangatlah penting untuk memberikan kelangsungan bagi tenaga
kerja untuk hidup sehingga proses kinerja dalam perusahaan dapat berjalan
dengan baik.
b) Masa Kerja
Masa kerja menurut Susilo (1990 : 108) didasarkan pada suatu pemikiran bahwa
karyawan senior menunjukkan adanay kesetiaan yang tinggi dari karyawan yang

9
bersangkutan pada organisasi dimana mereka bekerja. Masa kerja dihitung dari
pertama kali tenaga kerja masuk kerja sampai dengan saat penerlitian dilakukan
yang diukur dalam satuan tahun. Masa kerja juga dapat dilihat dari berapa lama
tenaga kerja mengabdikan dirinya untuk perusahaan, dan bagaimana hubungan
antara perusahaan dengan tenaga kerjanya. Dalam hubungan ini untuk menjalin
kerjasama yang lebih serasi maka masing-masing pihak perlu untuk meningkatkan
rasa tanggung jawab, rasa ikut memiliki, keberanian, dan mawas diri dalam rangka
kelangsungan perusahaan maka tenaga kerja dapat dengan tenang untuk
berproduksi sehingga produktivitasnya tinggi (Muchdarsyah S. 1987 : 40).
c) Usia
Menurut Hordock (1993) dalam Simanjuntak (2005), Sikap seseorang dalam
pekerjaan merupakan dasar dalam pemilihan suatu pekerjaan. Sikap seseorang
terhadap pekerjaan dalam hubungannya dengan lingkungan kerja yang terdiri dari
pemimpin dan kepemimpinan, suasana kerja, waktu dan jam kerja cukup penting
untuk diamati. Keadaan seperti ini tidak saja cukup mempengaruhi kualita
pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang bersangkutan tetapi juga sikap dalam
mengahadapi masa pensuin yang akan datang. Pada saat seseorang berusia
lanjut terdapat satu alasan untuk tetap meneruskan pekerjaannya atau tidak,
karena setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda. Sedangkan menurut
Masloch (1982) dalam Tuti (2003 : 24) pekerja lebih muda cenderung mengalami
ketidakberdayaan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pekerja yang lebih
tua. Hal dapat tejadi dikarenakan pekerja yang lebih muda cenderung rendah
pengalaman kerjanya jika dibandingkan dengan pekerja yang lebih tua, ataupun
disebabkan karena faktor lain seperti pekerja yang lebih tua lebih stabil, lebih
matang, mempunyai pandangan yang lebih seimbang terhadap kehidupan
sehingga tidak mudah mengalami tekanan mental atau ketidakberdayaan dalam
pekerjaan. Sani (1993) dalam Tuti (2003 : 25) mengatakan bahwa argumentasi
terhadap gejala tingginya stres yang mewabah pada komunitas kaum muda di
Indonesia adalah karena faktor usia muda, dengan tingkat produktivitas yang
tinggi dan pada saat yang sama mereka berhadapan dengan target yang
kompetitif.
(Nadia, 2008)

3. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi menurut para ekonom merupakan faktor terpenting dalam
terjadinya pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan karena kemajuan teknologi
memberikan dampak besar karena dapat memberikan cara-cara baru dan

10
menyempurnakan cara lama dalam melakukan suatu pekerjaan. Dalam hal ini,
kemajuan teknologi terjadi karena ditemukannya cara baru atau perbaikan atas cara-
cara lama dalam menangani pekerjaan-pekerjaan tradisonal seperti kegiatan
menanam jagung, membuat pakaian, atau membangun rumah. Ada tiga jenis
kemajuan teknologi, yaitu kemajuan teknologi yang bersifat netral, kemajuan teknologi
yang hemat tenaga kerja, dan kemajuan teknologi yang hemat modal.
Kemajuan teknologi yang bersifat netral terjadi apabila teknologi tersebut
memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan
jumlah dan kombinasi faktor input yang sama. Inovasi yang sederhana, seperti
pembagian kerja (semacam spesialisasi) yang mendorong peningkatan output dan
kenaikan komsumsi masyarakat adalah contohnya.
Sementara itu, kemajuan teknologi dapat berlangsung sedemikian rupa sehingga
menghemat pemakaian modal atau tenaga kerja. Pemakaian komputer, mesin teksil
otomatis, bor listrik berkecepatan tinggi, traktor dan mesin pembajak tanah, dan
banyak lagi jenis median serta peralatan modern lainnya dapat diklasifikasikan sebagai
kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja. Jumlah pekerja yang dibutuhkan dalam
berbagai kegiatan produksi mulai dari pengemasan kacang sampai dengan pembuatan
sepeda dan jembatan semakin sedikit.
Terakhir adalah kemajuan teknologi yang hemat modal. Dalam hal ini, kemajuan
teknologi yang hemat modal sangat cocok di Indonesia. Hal ini dikarenakan di negara-
negara dunia ke tiga yang berlimpah tenaga kerja tetapi langaka modal, kemajuan
teknologi hemat modal merupakan sesuatu yang paling diperlukan. Kemajuan
teknologi ini akan menghasilkan metode produksi padat karya yang lebih efisien (yakni
yang memerlukan biaya lebih rendah), misalnya mesin pemotong rumput berputar atau
mesin pengayak dengan tenaga tangan, pompa penghembus dengan tenaga kaki, dan
penyemprot tenaga mekanis diatas punggung untuk pertanian skala
kecil.pengembangan teknik produksi di Negara-negara berkembang yang murah,
efisien, dan padat karya atau teknologi tepat guna merupakan salah satu unsur
terpenting dalam strategi pembangunan jangka panjang yang berorientasi pada
perluasan penyedian lapangan kerja. Faktor faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan teknologi adalah :
1. Adanya kemauan individu untuk menciptakan suatu inovasi teknologi informasi
dan komunikasi baru yang berguna bagi kehidupan bermasyarakat.
Pada dasarnya teknologi diciptakan membantu kehidupan manusia. salah satunya
contoh ketika di Indonesia BBm naik terlihat banyak sekali masyarakat indonesia
yang menciptakan teknologi untuk menhemat bahan bakar. itu sebabnya harus
ada kemauan dari individu untuk menciptakan inovasi terknologi baru seperti itu

11
yang dapat digunakan oleh masyarakat. pada intinya manusia akan menciptakan
inovasi baru dalam hal teknologi ketika kehidupan hidup mereka merasa terdesak
dikarenakan berbagai faktor, seperti contoh diatas.
2. Keadaan dimana sangat dibutuhkannya suatu teknologi yang mampu memenuhi
kebutuhan.
Seperti contoh diatas jelas ketika BBm naik banyak masyarakat yang merasa
membutuhkan teknologi penghematan energi BBm sehingga tak heran jika banyak
individu yang berkeinginan untuk menciptakan penghematan energi, salah satunya
di Surabaya menciptakan teknologi konverter mengubah teknologi BBm yang
dibutuhkan motor diganti dengan Gas Elpiji.
3. Lingkungan sekitar yang membutuhkan penanganan dengan teknologi baru yang
lebih sempurna.
Sebelumnya teknologi memang sudah ada yang digunakan untuk membantu
kehidupan manusia, namun semakin berkembangnya tuntutan kehidupan
masyarakat yang lebih baik maka mendorong teknologi itu harus lebih
berkembang dan inovatif. salah satunya komputer sudah ditemikan dan mampu
diciptakan oleh manusia dengan memerlukan ruangan yang cukup besar untuk
mengoperasikan sebuah komputer, namun sperti yang ada sekarang bahwa
komputer sudah terbentuk seperti Notebook yang bentuknya kecil dan mudah
dibawa kemana-mana.

2.2.3 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Seperti yang dijelaskan diawal, pembangunan ekonomi adalah hal yang penting
dalam perekonomian suatu Negara. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu
negara bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, makmur dan adil.
Berhasilnya suatu pembangunan yang dilakukan oleh suatu negara dapat dilihat dari
perkembangan indikator-indikator perekonomian yang ada, dimana salah satu
indikatornya adalah Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto termasuk
dalam salah satu indikator pembangunan suatu negara. Pembangunan yang baik
ditandai dengan adanya peningkatan PDB secara terus menerus. Indonesia sebagai
negara yang sedang berkembang, juga melaksanakan pembangunan secara
berencana dan bertahap. PDB Indonesia juga bisa dibilang meningkat dari tahun 2004
sampai tahun 2014. Berikut data mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun
2004 sampai 2014.

12
Tabel laju pertumbuhan ekonomi Indonesia 2004 2014

Tahun Persen (%)


2004 5,0
2005 5,69
2006 5,51
2007 6,32
2008 6,03
2009 4,55
2010 6,1
2011 6,5
2012 6,7
2013 5,6
2014 5,0
Sumber : BPS

Data yang disajikan pada tabel diatas menggambarkan perkembangan pertumbuhan


PDB Indonesia tahun 2004 2014 cenderung meningkat. Tingkat pertumbuhan tertinggi
terjadi pada tahun 2012 dan tingkat pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2009.

Dalam hal ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia jika dikaitkan dengan tingkat
investasi dan tingkat angkatan kerja sebenarnya bersifat positif. Seperti yang dijelaskan
sebelumnya, variabel penting yang mendorong pertumbuhan ekonomi adalah investasi,
angkatan kerja yang bekerja, dan teknologi. Berikut merupakan data investasi yang
terjadi di Indonesia tahun 2004 sampai 2014.

13
Tabel tingkat investasi 2004 2014

Jenis Penanaman Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II
2004

Modal 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Total Realisasi PMDN


56,9 111,2 74,9 129,7 154,6 136,0 208,5 251,3 313,2 398,6 463,1
dan PMA (Rp triliun)

PMDN (Rp triliun) 15,5 30,7 20,8 36,2 20,4 38,6 60,5 76,0 92,2 128,2 156,1

% terhadap Total 27,2 27,6 27,6 27,9 13,2 28,4 29,0 30,2 29,4 32,2 33,7

PMA (Rp triliun) 41,4 80,5 54,1 93,5 134,2 97,4 148,0 175,3 221,0 270,4 307,0

Dalam US$ miliar 4,6 8,9 6,0 10,4 14,9 10,8 16,2 19,5 24,6 28,6 29,2

% terhadap Total 72,8 72,4 72,4 72,1 86,8 71,6 71,0 69,8 70,6 67,8 66,3

Sumber : BKPM

Dalam hal ini, realisasi investasi di Indonesia mengalami pertumbuhan dari tahun 2004
hingga tahun 2014. Tingkat investasi tertinggi terjadi pada tahun 2014, sedangkan
tingkat investasi terendah terjadi pada tahun 2004.

Disamping Investasi, variabel lain yang berpengaruh dalam pertumbuhan


ekonomi adalah angkatan kerja yang bekerja. Semakin banyak penduduk yang bekerja,
maka hal tersebut akan memperbesar pertumbuhan ekonomi di Indonesia.berikut data
mengenai perkembangan angkatan kerja yang bekerja di Indonesia tahun 2004 sampai
2013.

14
Tabel tingkat angkatan kerja yang bekerja tahun 2004 sampai 2013

Angkatan Kerja Bekerja Pengangguran


Tahun

(Juta Orang) (Juta Orang) (Juta Orang)

2004 103.97 93.2 10.25

2005 Februari 105.80 94.5 10.85

November 105.86 93.6 11.90

2006 Februari 106.28 95.8 11.10

Agustus 106.39 95.6 10.93

2007 Februari 108.13 97.8 10.55

Agustus 109.94 99.3 10.01

2008 Februari 111.48 102.05 9.43

Agustus 111.95 102.55 9.39

2009 Februari 113.74 104.49 9.26

Agustus 113.83 104.87 8.96

2010 Februari 116.00 107.41 8.59

Agustus 116.53 108.21 8.32

2011 Februari 119.40 111.28 8.12

Agustus 117.37 109.67 7.70

2012 Februari 120.41 112.80 7.61

Agustus 118.05 110.81 7.24

2013 Februari 121.19 114.02 7.17

Agustus 118.19 110.80 7.39

Sumber : BPS

Dari data diatas, tingkat angkatan kerja di Indonesia terus mengalami peningkatan. Hal
ini diikuti juga dengan peningkatan orang yang bekerja. Selain itu, tingkat pengangguran
juga berkurang. Hal ini jelas akan menambah tingkat pendapatan nasional.

15
2.2.4 Strategi Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Dalam hal ini, ada beberapa strategi yang dapat diterapkan pemerintah untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yaitu :

a) Pembangunan Infrastruktur
Dalam hal ini, pembangunan infrastruktur merupakan fokus utama Presiden saat ini.
Dengan pembangunan infrastruktur diharapkan akan mendorong kenaikan
permintaan agregat yang bisa bermuara pada pertumbuhan ekonomi. Sejak awal,
secara eksplisit pemerintah saat ini memfokuskan diri pada pembangunan
infrastruktur secara fisik. Mulai dari jalan umum, jalan tol, pelabuhan, rel kereta api,
bandara dan ketersediaan listrik. Tentunya, dampak infrastruktur pada pertumbuhan
ekonomi baru dapat dirasakan dalam jangka menengah-panjang. Sementara untuk
menunggu dampak (manfaat) tersebut, kita tetap memerlukan pertumbuhan
ekonomi yang kian membaik dengan memanfaatkan segala potensi yang telah
tersedia. Beberapa pembangunan yang sudah dilakukan, yaitu telah mempercepat
pembangunan jalan nasional sepanjang 2.225 km, jalan tol sepanjang 132 km dan
160 jembatan sepanjang 16.246 meter. Tahun 2016 ini, target pembangunan jalan
nasional sepanjang 703 km dan jembatan sepanjang 8.452 meter. Tahun 2015 lalu,
pemerintah membangun jalur rel kereta api sepanjang 179,33 km. Sementara target
yang harus diselesaikan pada 2016 ini yakni sepanjang 271,5 km. Target ini sedang
dalam proses realisasi. Presiden Jokowi mengatakan bahwa kereta api buka hanya
milik pulau Jawa saja. Tetapi juga ada di pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Pada sektor kelautan, dibangun 47 pelabuhan non-komersil. Sebanyak 41
pelabuhan sedang dalam pembangunan. Target pemerintah adalah sudah
terbangun 100 pelabuhan pada tahun 2019. Ini untuk mewujudkan gagasan kita
menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Sedangkan pada sektor
penerbangan, Jokowi mengklaim mempercepat pembangunannya. Tahun 2016,
sebanyak 9 bandara dikembangkan sehingga memiliki standar yang lebih tinggi.
Yang masih menjadi polemik, ialah tentang ketersediaan listrik. Jokowi mengaku
masih berkomitmen pada program 35.000 megawatt untuk lebih cermat dan teliti
agar program terlaksana dengan baik dengan target ditahun 2019 Indonesia bisa
menikmati listrik. (Husein, 2016 dalam lombokpost)
b) Meningkatkan Investasi
Mendorong pertumbuhan investasi di Indonesia menjadi fokus kebijakan ekonomi
Presiden Jokowi. Dalam hal ini, untuk meningkatkan investasi, pemerintah
memberikan kemudahan dalam proses penanaman modal di Indonesia. Hal ini
diharapkan dapat membuat iklim investasi di Indonesia menjadi semakin kondusif.

16
Salah satu pelaksanaannya yaitu pemberian izin lingkungan di kawasan industri
sudah diberikan kepada kawasannya, sehingga untuk investasi di dalamnya tidak
perlu izin lagi. Dengan demikian, waktu untuk mengurus izin investasi di kawasan
industri menjadi jauh lebih cepat, sekitar tiga jam saja. Selain itu, untuk menarik
dana pengusaha lokal pemerintah juga membuat kebijakan Pajak bunga deposito
yang lebih rendah bagi eksportir. Dalam hal ini, Pemerintah memberikan pajak
bunga deposito yang lebih rendah bagi para eksportir Indonesia yang menyimpan
dananya di bank-bank tanah air. Langkah ini diharapkan dapat menjadi insentif bagi
mereka agar tak menyimpan Devisa Hasil Ekspor di luar negeri. Langkah terakhir,
Presiden menyatakan bahwa pemerintah daerah siap mendukung setiap investasi
yang ingin dilakukan investor, asalkan sudah memenuhi syarat syarat yang
berlaku.
c) Membangun Sektor Industri
Tahap selanjutnya, yakni pembangunan di sektor industri. Salah satu sektor industri
yang penting, yaitu industri pengolahan. Pembangunan industri pengolahan diyakini
memberikan nilai tambah bagi produk dalam negeri yang berimbas positif bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada indutri ini, semua barang minimal harus
setengah jadi. Sebagai contoh, kelapa sawit jangan sampai dikirim ke luar negeri
dalam bentuk minyak mentah saja, turunannya harus dikerjakan, seperti sabun,
minyak goreng kemasan, dan kosmetik. Begitu juga dengan kayu, jangan sampai
Indonesia hanya mengirim dalam bentuk kayu gelondongan saja, namun harus
diolah menjadi meja, kursi, lemari, maupun perabot lainnya.
d) Membangun Sektor Jasa
Hal terakhir yang ingin dilakukan Presiden Jokowi adalah meningkatkan penerimaan
devisa melalui kunjungan wisatawan mancanegara. Salah satu caranya yaitu
dengan mmepromosikan pariwisata Indonesia melalui kampanye Wonderful
Indonesia yang getol dilakukan oleh pemerintah saat ini. Selain itu, pemerintah juga
berupaya untuk membuat 10 destinasi wisata batu di Indonesia.

2.3 Tujuan Masyarakat Adil

2.3.1 Disitribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan adalah pembagian penghasilan di dalam masyarakat.


Dalam hal ini, jika dikaitkan dengan proses produksi, maka para pemilik faktor produksi
akan menerima imbalan seharga faktor produksi yang mereka sumbangkan. Besar
kecilnya pendapatan yang diterima oleh masing-masing penyedia faktor produksi

17
tergantung pada besar kecilnya jasa yang disumbangkan dalam proses produksi.
Namun pada prakteknya, distribusi pendapatan dapat menimbulkan masalah. Masalah
distribusi pendapatan ini mengandung dua aspek. Aspek pertama adalah bagaimana
menaikkan kesejahteraan masyarakat yang masih berada dibawah garis kemiskinan,
sedangkan aspek yang kedua adalah pemerataan pendapatan secara menyeluruh
dalam arti mempersepit perbedaan tingkat pendapatan antar penduduk.
Salah satu cara dalam meningkatkan distribusi pendapatan adalah dengan
adanya pelaksanaan pembangunan ekonomi. (Gant Suryono, 2001), menyatakan,
bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan
pendapatan perkapita masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Oleh karena itu
perlu adanya pelaksanaan pembangunan ekonomi secara berkelanjutan dan dilakukan
dengan baik, sebab dengan pelaksanaan pembangunan ekonomi, akan mendorong
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan distribusi pendapatan bagi masyarakat.
Pembangunan ekonomi suatu Negara dinyatakan berhasil jika terjadi pertumbuhan
ekonomi yang diiringi dengan berkurangnya ketimpangan pendapatan. Pertumbuhan
ekonomi yang baik memang harus menurunkan jumlah orang miskin, yang dalam hal ini
mencerminkan peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia.
(Tiffany, 2016)

2.3.2 Mengukur Distribusi Pendapatan


Dalam hal ini, banyak ahli yang mencoba untuk mengukur pembagian pendapatan
nasional suatu negara. Metode yang digunakan ada kurva lorenzt, koefisien gini, dan
rasio kuznet. Ketiga metode tersebut memang banyak digunakan untuk mengukur
tingkat pembagian pendapatan suatu negara. Namun, di Indonesia sendiri penggunaan
koefisien gini dan rasio kuznet yang sering digunakan.
Rasio Gini adalah perangkat yang paling sering digunakan untuk mengukur derajat
keadilan/ketimpangan pembagian pendapatan di suatu negara. Rasio ini dikenal dengan
nama rasio konsentrasi gini atau di sebut juga koefesien Gini, dimana nama ini diambil
dari ahli statistik italia yang merumuskannya pertama kali pada tahun 1912. Adapun
kriteria ketimpangan pendapatan berdasarkan Koefisien Gini menurut Todaro (2003)
adalah: lebih dari 0,5 adalah tingkat ketimpangan tinggi; antara 0,35 - 0,5 adalah tingkat
ketimpangan sedang, kurang dari 0,35 adalah tingkat ketimpangan rendah. Pada
prakteknya, koefisien gini untuk Negara-negara yang derajat ketimpangannya tinggi
berkaisar antara 0,50 hingga 0,70,sedangakan untuk Negara-negara yang distribusi
pendapatannya relatif merata, angkanya berkaisar antara 0,20 hingga 0,35. Gini rasio
antara 0,36 samapai 0,49 menunjukan pembagian pendapatan dengan keadilan yang
sedang.

18
Rasio Kuznets adalah perbandingan antara jumlah pendapatan dari 40% individu
(rumah tangga) termiskin dengan jumlah pendapatan dari 20% individu (rumah tangga)
terkaya. Rasio ini diberi nama sesuai dengan nama penganjurnya, yakni nama
pemenang hadia Nobel Simon Kunznets. Cara menhitungya adalah pertama-tama kita
harus mempunyai pendapatan (per tahun) dari semua individu (rumah tangga) di
Indonesia, katakanlah sejumlah 60 juta rumah tangga. Atur pendapatan per rumah
tangga tersebut dari yang paling rendah sampai rumah tangga yang paling kaya.
Kemudian dihitung 40% dari seluruh jumlah rumah tangga di Indonesia (atau 24 juta
rumah tangga) yang termiskin. katakanlah sebagai contoh jumlah seluruh pendapatan
mereka sebesar 15% dari jumlah seluruh pendapatan pada tahun bersangkutan.
Selanjutnya kita mencari 20% dari seluruh rumah tangga (atau sejumlah 12 juta rumah
tangga) yang terkaya dan hitung jumlah pendapatan mereka. Sekali kali, sebagai contoh
katakanlah jumlah pendapatan mereka sebesar 50% dari seluruh pendapatan pada
tahun bersangkutan. Dalam hal ini, rasio Kuznets adalah 15% dari seluruh pendapatan
dibagi 50% dari seluruh pendapatan.

2.3.3 Distribusi Pendapatan di Indonesia


Dalam hal ini, pertumbuhan ekonomi mencerminkan perkembangan aktifitas
perekonomian suatu negara yang ditandai dengan pergerakkan roda ekonomi negara
melalui aktivitas produksi, konsumsi dan investasi yang berdampak pada penyerapan
tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi akan
lebih terlihat berhasil apabila dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat secara
merata. Namun, masalah yang dihadapi oleh negara maju maupun yang sedang
berkembang seperti di Indonesia adalah adanya kesenjangan ekonomi atau
ketimpangan dalam distribusi pendapatan. Seperti data dibawah ini, yang menampilkan
tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Indonesia dari tahun 2007 sampai tahun
2016.

19
Tabel2.2:Gini Rasio di Indonesia, 2007 2016

Tahun Gini Rasio


2007 0,36
2008 0,35
2009 0,37
2010 0,38
2011 0,41
2012 0,41
2013 0,41
2014 0,41
2015 0,41
2016 0,40

Sumber BAPPENAS

Dari data diatas, dapat kita ketahui bahwa tingkat Gini ratio Indonesia berada
pada tingkat sedang dari tahun 2007 hingga 2016. Hal ini berarti tingkat ketimpangan
masih lumayan di Indonesia. Untuk itu pemerintah harus menyiapkan strategi guna
menciptakan pemerataan distribusi pendapatan di masyarakat.

2.3.4 Strategi Untuk Penditribusian Merata


Dalam hal ini, ada beberapa strategi yang diambil guna menciptakan
pendistribusian pendapatan yang merata, yaitu :
a) Pengenaan Pajak Progresif
Pajak pendapatan progresif diterapkan pada masyarakat dengan pendapatan lebih
tinggi dan nilai lebih tinggi. Biasanya pendapatan lebih tinggi dipajaki pada nilai
yang lebih tinggi. Sebagai misal pendapatan hingga 10 juta dipajaki sebesar 10%,
sedangkan pendapatan antara 10 juta 50 juta dipajaki sebesar 15% dan
seterusnya. Hal ini dilakukan guna membatasi tingkat konsumsi yang berlebihan
untuk masyarakat dengan pendapatan yang tinggi sehingga akan mencegah
adanya kesenjangan sosial dan menambah pemasukan kepada negara yang bisa
digunakan untuk pelaksanaan kebijakan lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan
taraf hidup masyaraktnya sehingga distribusi pendapatan nasional secara merata
kepada seluruh masyarakat dapat tercapai dan mengurangi kesenjangan sosial.

20
Selain untuk pendapatan, pajak progresif juga dikenakan untuk kendaraan
bermotor. Presiden Jokowi membuat kebijakan dengan mengenakan pajak yang
lebih besar untuk kendaraan, setelah kendaraan pertama.
b) Program Bantuan Publik
Kebijakan lain yang diambil oleh Presiden Jokowi adalah dengan pemberian
bantuan publik baik berupa bantuan tunai langsung ataupun berupa subsidi untuk
berbagai komoditi pokok yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Kebijakan
seperti ini diambil guna membantu rumah tangga yang mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan mereka, sehingga mereka tetap bisa menikmati dan
memperoleh barang dan jasa kebutuhan mereka. Namun kebijakan seperti ini tidak
bisa menjadi satu-satunya solusi bagi permasalahan distribusi pendapatan nasional
karena pada dasarnya pemberian bantuan publik berupa bantuan tunai langsung
ataupun berupa subsidi adalah sebagai umpan untuk masyarakat agar mereka
memperoleh kemudahan dan tetap mau bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya dan tidak hanya bergantung kepada pemerintah semata sehingga menjadi
masyarakat yang mandiri dan maju. Contoh pemberian bantuan yang dilakukan oleh
Presiden adalah dengan pemberian dana desa bagi desa desa di seluruh
Indonesia. Dana tersebut diberikan guna membantu masyarakat desa untuk
membangun desanya.
c) Program Pengembangan Ekonomi
Program pengembangan ekonomi ini bisa berupa pengembangan usaha-usaha
yang dilakukan oleh masyarakat atau UKM agar UKM tetap bisa bertahan dengan
persaingan perusahaan-perusahaan dengan modal besar yang cenderung
mendominasi pangsa pasar yang ada. Program yang telah dilaksanakan Presiden
saat ini adalah dengan pemberian KUR (Kredit Usaha Rakyat) ataupun pemberian
kredit lunak untuk masyarakat yang ingin membuka usaha serta adanya bantuan
pembinaan dan jaminan dari pemerintah baik secara teknis maupun pelayanan
dalam mengembangkan usahanya. Karena bagaimanapun sebuah negara akan
mengalami kemajuan bila sebagian besar penduduknya adalah pengusaha. Hal ini
dikarenakan sikap dan mental dari seorang enterprenour yang dinamis dan maju
yang bisa melihat segala potensi bukan hanya untuk menunggu pekerjaan tapi
untuk membuat pekerjaan. Hal positif seperti ini perlu dikembangkan dan dibimbing
oleh pemerintah sehingga pemerintah bisa mengurangi tingkat pengangguran
melalui peran para pangusaha, terutama untuk jenis usaha-usaha rakyat, sehingga
sumber daya yang ada di Indonesia bisa benar-benar dinikmati oleh rakyat
Indonesia .

21
2.4 Tujuan Masyarakat Indonesia Seutuhnya

2.4.1 Konsep Manusia Seutuhnya


Dalam hal ini, sudah diterangkan sebelumnya mengenai tujuan masyarakat adil dan
tujuan masyarakat makmur. Namun, tujuan tersebut masih dibicarakan secara terpisah
pisah. Untuk itu, manusia Indonesia seutuhnya mencoba untuk membahas tujuan
tujuan yang ada menjadi satu kesatuan, sehingga munculah istilah masyarakat
Indonesia sutuhnya. Dalam tujuan ini, ada tiga nilai konsep dasar yang dijadikan basis
konseptual dalam memahinya, yaitu kecukupan, harga diri, dan kebebasan. Berikut
penjelasan untuk 3 nilai tersebut :
1. Kecukupan: kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Yang dimaksud dengan kecukupan bukan hanya sekedar menyangkut makanan,
melainkan mewakili semua hal yang merupakan kebutuhan dasar manusia secara
fisik. Kebutuhan dasar ini meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, dan
keamanan. Apabila salah satu satu dari sekian banyak kebutuhan dasar ini tidak
terpenuhi maka akan muncul masalah bagi masyarakat. Fungsi dari semua
kegiatan pembangunan pada hakekatnya adalah untuk menyediakan sebanyak
mungkin perangakat dan bekal guna menghindari kesengsaraan dan
ketidakberdayaan yang diakibatkan oleh kekurangan pangan, sandang, papan,
kesehatan, dan keamanan. Atas dasar tersebutlah dinyatakan bahwa keberhasilan
pembangunan itu merupakan prasayarat bagi membaiknya kualitas kehidupan.
Tanpa adanya kemajuan ekonomi secara berkesinambungan, maka realisasi
potensi manusia, baik itu indvidu maupun keseluruhan masyarakat tidak mungkin
berlangsung. Setiap individu harus mendapat kecukupan untuk mendapatkan
lebih. Dengan demikian, kenaikan pendapatan perkapita, penambahan lapangan
kerja, pengentasan kemiskinan, serta pemerataan pendapatan, merupakan hal-hal
yang harus ada bagi pembangunan, tapi tidak akan memadai tanpa adanya
faktor-faktor inti/positif lainnya. Tujuan pembangunan adalah menciptakan suatu
lingkungan yang memungkinkan setiap orang mengembangkan kapabilitas itu, dan
kesempatnnya harus senantiasa dipupuk dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Pondasi nyata bagi pembangunan manusia adalah pengakuan atas
hidup manusia.
2. Jati Diri : Harga Diri Sebagai Manusia .
Komponen inti dari pembangunan yang kedua adalah menyangkut jati diri.
Kehidupan yang serba lebih baik adalah adanya dorongan dari dalam diri untuk
maju, untuk menghargai diri sendiri, untuk merasa diri pantas dan layak untuk

22
melakukan sesuatu. Semua itu terangkum dalam jati diri. Pencarian jati diri
bukanlah suatu hal yang bersifa sepele. Penyebaran nilai-nilai modern yang
bersumber dari negara-negara maju telah menimbulkan kebingungan dan
kejatuhan budaya di banyak negara berkembang. Kontak dengan masyarakt lain
baik secara ekonomis maupun teknologis lebih maju acap kali menyebabkan
defenisi dan batasan mengenai baik-buruk atau benar-salah menjadi kabur. Hal ini
merupakan dampak dari derasnya serbuan nilai-nilai barat yang mengikis jati diri
masyarakat di negara - negara berkembang. Banyak bangsa yang merasa dirinya
kecil atau tidak berarti hanya karena mereka tidak meiliki kemajuan ekonomi dan
teknologi seperti bangsa-bangsa lain. Selanjutnya yang dianggap hebat adalah
mempunyai kemajuan ekonomi dan teknologi modern, sehingga masyarakat di
negara-negara dunia ketiga berlomba-lomba untuk mengejar ketertinggalan tanpa
menyadari kehilangan jati dirinya.
3. Kebebasan
Kebebasan dari Perbudakan/Penindasan, merupakan nilai hakiki pembangunan
dari konsep Kebebasan atau Kemerdekaan. Kebebasan dalam konteks ini
diartikan secara luas sebagai kemampuan untuk berdiri tegak sehingga tidak
diperbudak oleh pengejaran aspek-aspek materil dalam kehidupan serta bebas
dari perasaan perbudakan sosial sebagai manusia terhadap alam. Kebebasan dari
kebodohan dan ketergantungan terhadap pihak asing. Kebebasan merangkum
pilihan - pilihan yang luas bagi masyarakat dan anggotanya secara bersama -
sama untuk memperkecil paksaan/tekanan dari luar, dalam usaha untuk mencapai
tujuan pembangunan.

2.4.2 IPM Sebagai Pengukur Manusia Seutuhnya


Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu cara untuk mengukur
keberhasilan atau kinerja suatu negara dalam bidang pembangunan manusia. IPM
merupakan suatu indeks yang mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang
dianggap sangat mendasar yang dilihat dari kualitas fisik dan non fisik penduduk.
Adapun 3 indikator tersebut yaitu: indikator kesehatan, tingkat pendidikan, dan indikator
ekonomi. Dalam hal ini, IPM lebih fokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna
daripada hanya sekedar pendapatan per kapita untuk melihat kemajuan pembangunan
yang selama ini digunakan. IPM dapat mengetahui kondisi pembangunan di daerah
dengan alasan:
1. IPM menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam
pembangunan kualitas manusia.

23
2. IPM menjelaskan tentang bagaimana manusia mempunyai kesempatan untuk
mengakses hasil dari proses pembangunan, sebagai bagian dari haknya seperti
dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan.
3. IPM digunakan sebagai salah satu ukuran kinerja daerah, khususnya dalam hal
evaluasi terhadap pembangunan kualitas hidup masyarakat/penduduk.

Dalam hal ini, konsep IPM menurut UNDP dan Badan Pusat Statistik (BPS) mengacu
pada pengukuran capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar
kualitas hidup, yaitu:
1. Angka harapan hidup untuk mengukur capaian di bidang kesehatan.
2. Angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah untuk mengukur capaian di bidang
pendidikan.
3. Standar kehidupan yang layak, yang diukur dengan tingkat PDB per kapita
masyarakat

Menurut (Mudrajad, 2003) penetapan kategori IPM didasarkan pada

skala 0,0-1,0 yang terdiri dari:

Kategori rendah : nilai IPM 0-0,5

Kategori menegah : nilai IPM antara 0,51-0,79

Kategori tinggi : nilai IPM 0,8-1

( Wyati, 2011)

2.4.3 Keadaan Manusia Indonesia Berdasarkan IPM


Dalam hal ini, seperti yang dijelaskan sebelumnya, indeks pembangunan manusia
merupakan salah satu alat atau metode yang digunakan untuk mengukur tingkat
kemajuan yang sudah dicapai Indonesia secara keseluruhan. Di Indonesia sendiri, IPM
juga digunakan untuk mengukur kesejahteraan masyarakatnya. IPM digunakan untuk
mengukur bagaimana angka harapan hidup di Indonesia, angka melek huruf, dan juga
tingkat ekonomi masyarakat Indonesia. Dari hasil IPM tersebut kita mengetahui
seberapa bagus keadaan manusia di Indoensia. Berikut disajikan angka melek huruf di
Indonesia berdasarkan umur.

24
Tabel angka melek huruf berdasarkan umur 2010 sampai 2015
Umur 2010 2011 2012 2013 2014 2015
golongan
15-19 99,56 98,94 99,30 99,57 99,69 99,89
20-24 99,42 98,61 98,85 99,42 99,67 99,45
25-29 98,73 98,39 98,71 98,62 98,97 99,19
30-34 98,35 98,09 98,14 98,34 98,67 98,88
35-39 97,55 97,05 97,36 97,82 98,12 98,64
40-44 95,69 94,43 95,16 96,30 97,23 97,11
45-49 91,13 90,68 93,01 93,55 94,46 96,13
50+ 78,46 78,80 79,16 81,71 88,44 85,25
Sumber : BPS

Dari data diatas, sebenarnya masyarakat Indonesia sudah dikatakan mampu untuk
membaca, ini berarti masyarakat Indonesia sudah mengenyam pendidikan yang bagus.
Selain itu, dari segi lama bersekolah, perkembangan manusia Indonesia bisa dikatakan
bagus, berikut datanya.

Grafik perkembangan lama bersekolah berdasarkan gender 2010 sampai 2015

Sumber : Buku PMBG

Dari data diatas, terlihat bahwa lama bersekolah manusia Indonesia baik perempuan
maupun laki laki selalu mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Dimana, tahun
2015 pertumbuhan mengalami puncak tertinggi, dengan 12,42 untuk laki laki dan
12,68 untuk perempuan.

25
Kemudian dari segi angka harapan hidup dari tahun 2010 sampai 2014, berkut datanya.

Tabel angka harapan hidup berdasarkan jenis kelamin 2010 sampai 2014

Angka Harapan Hidup (AHH) Menurut Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
67.89 68.09 68.29 68.49 68.87 71.83 72.02 72.22 72.41 72.59
Sumber : BPS

Dari data diatas, terlihat bahwa tingkat harapan hidup masyarakat Indonesia selalu
meningkat dari tahun 2010 sampai 2014, baik laki maupun perempuan. Hal ini
menandakan bahwa tingkat kesejahteraan di Indonesia sudah membaik. Kemudian
berikut data IPM di Indonesia secara keseluruhan dari tahun 2010 sampai 2015.

Tabel Indeks Pembangunan Manusia Indonesia

Sumber : BPS

Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari tahun 2010 hingga 2015 nilai IPM
selalu mengalami peningkatan. Hal ini sudah sesuai dengan tingkat harapan hidup dan
angka melek huruf, dimana tingkatannya juga selalu meningkat. Meskipun secara
keseluruhan tingkat IPM berada pada kisaran menengah, namun hal ini juga sudah
dianggap baik.

26
Selain data IPM secara keseluruhan, berikut akan saya tampilkan data mengenai Indeks
Pembangunan Gender untuk melihat perkembangan manusia Indonesia berdasarkan
gendernya.

Grafik pembangunan gender 2010 sampai 2015

Sumber : Buku PMBG

Dari data diatas, terlihat bahwa grafik pembangunan manusia Inddonesia berdasarkan
gender sudah baik. Hal ini terlihat dari terus menanjaknya grafik pembangunan manusia
dari tahun 2010 sampai 2015. Namun, yang menjadi masalah adalah masih timpangnya
pembangunan manusia antara laki laki dengan perempuan. Hal ini jelas harus
ditangani dengan segera oleh pemerintah, agar perempuan juga mampu bersaing
dengan laki laki.

27
2.5 Kesimpulan
Dari sejak Indonesia berdiri tujuan pembangunan atau pembentukan negara
sudah jelas, yakni masyarakat adil dan makmur. Dalam hal ini, Indonesia sebenarnya
sudah menunjukkan perkembangan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari tahun 2004
hingga 2012 dimana tingkat pertumbuhan Indonesia selalu mengalami kenaikan, kecuali
pada tahun 2009 dimana terjadi krisis yang melanda dunia saat itu. Tahun 2013 dan
2014 tingkat pendapatan juga relaif stabil. Sementara itu, dari segi pemerataan
pendapatan penduduk jika dilihat dari Rasio Gini maka dari tahun 2007 sampai 2016
tingat ketimpangan Indonesia semakin meninggi. Hal ini tentu menjadi tugas berat
pemerintah untuk memperkecil jurang kesenjangan antara si kaya dengan si miskin.
Kemudian dari segi kesejahteraan berdasarkan IPM dari tahun 2010 sampai 2015 bisa
dikatakan meningkat, meskipun berada pada kisaran menengah.

28
Daftar Pustaka
Alfian Wahyu Fauzan. 2015. Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerka, dan Tingkat
Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus: Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2009-2013). Skripsi : Program Sarjana FEB Universitas
Diponegoro.

Dewi Kurniawati Sunusi, Anderson Kumenaung, Debby Rotinsulu. 2014. Analisis


Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, Pengeluaran Pemerintah Pada
Pertumbuhan Eekonomi dan Dampaknya Terhadap Kemiskinan di Sulawesi Utara
Tahun 2001-2010. Jurnal Berkala Efisiensi, Vol. 14 No. 2, hal 121 126.

Eka Pratiwi Lumbantoruan Paidi Hidayat. 2012. Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan
Indeks Pembangunan Manusi (IPM) Provinsi provinsi di Indonesia (Metode
Kointegrasi). Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol. 02 No. 02, hal 15 16.

Eko Wicaksono Pambudi. 2013. Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Faktor faktor
yang Mempengaruhi (Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah). SKRIPSI : Program
Sarjana FEB Universitas Diponegoro.

Ketut, Nehen. Pereonomian Indonesia. 2012. Denpasar : Udayana University Press.

Rini Sulistiawati. 2012. Pengaruh Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan


Penyerapan Tenaga Kerja Serta Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi di Indonesi.
Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan, Vol. 3 No. 1, hal 29 38.

Suradi. 2012. Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial. Jurnal Informasi, Vol.
17 No. 03, hal 144 146.

Tiffany Kalalo, Daisy S. M. Engk, Mauna Th. B. Maramis. 2016. Analisis Distribusi
Pendapatan Masyarakat di Kecamatan AIirmadidi Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi, Vol. 16 No. 01, hal 819 820

Wyati Saddewisasi, Teguh Ariefiantoro. 2011. Analisis Faktor - faktor yang


Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dI Kota Semarang. Jurnal
Dinamika Sosbud, Vol. 13 No. 1, hal 28 30.

29
Buku Pembangunan Manusia Berdasarkan Gender (PMBG)

Web BPS : www. BPS. go. id

Web BKPM : www. BKPM. go. Id

Web BAPPENAS : www. BAPPENAS. go. id

30

Anda mungkin juga menyukai