Anda di halaman 1dari 5

“STRUKTUR ORGANISASI DAN

PENGANGGARAN BIAYA”

Dibuat oleh :
Cholila Maulidya (01117024)
Kirana Amara Dewi (01117010)
Sulistiyo (01117015)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA
2019
1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Struktur Organisasi dan Penganggaran Biaya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Struktur Organisasi dan
Penganggaran Biaya ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 19 Maret 2019

Penyusun

2
PEMBAHASAN
Anggaran sebagai alat manajemen berfungsi merencanakan dan mengawasi
keuntungan. Keuntungan yang sebenarnya di laporkan sebagai alat akuntansi dalam rekening
rugi-laba. Keuntungan yang dianggarkan juga disusun dalam bentuk anggaran rugi-laba. Cara
menghitung keuntungan dari segi akuntansi maupun dari segi anggaran tidak berbeda, baik
dari segi format maupun pendekatannya. Namun dari segi penganggaran biaya memerlukan
perhatian khusus.
Hal itu disebabkan karena beberapa hal:
1. Satu item biaya, misalnya materi/bahan baku dapat terjadi diberbagai pusat anggaran.
Sedangkan dalam pelaporan akuntansinya harus dikenal satu item biaya saja yakni
material atau bahan baku, yang semuanya masuk kedalam perhitungan harga pokok
produksi.
2. Penanggung jawab biaya atau dapat disebut juga sebagai pusat anggaran bertanggung
jawab atas berbagai item biaya. Sedangkan berbagai item biaya nanti didalam laporan
akuntansinya mungkin akan masuk ke dalam berbagai kelompok biaya atau pusat
biaya, sesuai fungsi untuk apa biaya itu dikeluarkan. Dengan kata lain suatu item
biaya yang terjadi dalam satu pusat anggaran harus dialokasikan terlebih dahulu ke
berbagai pusat biaya sebelum dibebankan pada barang jadi (produk akhir). Misalnya,
bensin sebagai bahan bakar kendaraan, dimana kendaraan ini digunakan untuk
berbagai keperluan (pabrik, pemasaran dan administrasi).

Oleh karena itulah kita perlu membedakan antara penganggaran biaya dengan
pemanfatan biaya:
1. Pentingnya struktur organisasi dalam penganggaran biaya Struktur organisasi
mencerminkan:
 Pembagian tugas operasional pemasaran, produksi, keuangan dan administrasi
kedalam berbagai jabatan yang dibentuk oleh perusahaan itu.
 Pembagian wewenang dan tanggung jawab masing-masing pejabat sesuai
hierarkinya.
 Hubungan komando dan koordinasi antara berbagai jabatan/posisi dalam
perusahaan itu.

3
Organisasi dengan demikian akan memberikan kepada kita gambaran tentang
siapa bertanggung jawab atas apa. Tangggung jawab yang dimaksud salah satunya
adalah tanggung jawab untuk merencanakan besarnya anggaran serta
mempertanggung jawabkan penggunaan dana anggaran yang telah diberikan kepada
seksi atau bagiannya masing-masing. Dengan demikian pembagian wewenang dan
tanggung jawab organisasi sekaligus juga mencerminkan pembagian dan wewenang
penganggaran.

2. Penganggaran biaya dan pemanfaatan biaya


Penganggaran biaya menunjukkan pada kita proses tentang bagaimana
menentukan siapa yang harus bertanggung jawab atas jenis biaya tertentu. Proses ini
mengharuskan kita untuk dapat menginventarisasi terlebih dahulu semua
bagian/seksi/urusan dalam perusahaan itu untuk dapat ditunjuk sebagai pusat
anggaran atau budget center. Seterusnya sebagai pusat anggaran kita tentukan pula
jenis biaya apa saja yang berada pada tanggung jawabnya, baik dalam perencanaan
maupun pengawasannya.
Semua item biaya ada dalam perusahaan pada akhirnya harus dibagi habis dan
ditentukan penanggung jawabnya. Dengan demikian kekeliruan dalam perenanaan
biaya dengan mudah akan dapat dicari siapa penanggung jawabnya. Penanggung
jawab biaya dalam hal ini belum tentu juga menjadi pihak yang memperoleh manfaat
akhir dari dikeluarkannya biaya yangbersangkutan. Pihak yang memperoleh manfaat
akhir dari suatu biaya nantinya memang harus menanggung biaya bersangkutan untuk
seterusnya dibebankan pada produk akhir yang dihasilkan.
Contoh Kasus: Perusahaan Kopi Bubuk Lodji Redjo. Hal yang patut diketahui
dari perusahaan ini antara lain:
a. Perusahaan menghasilkan satu macam produk (kopi bubuk) dari berbagai
mutu.
b. Perusahaan berproduksi untuk pasar.
c. Semua tenaga kerja (pabrik dan non pabrik) diurusi dibawah satu tangan
yakni seksi, personalia, yang mengurusi baik gaji, asuransi tenaga kerja,
jaminan kesehatan serta tunjangan semua jenis tenaga kerja.
d. Semua tenaga kerja adalah tenaga kerja yang digaji.
e. Bagian pemeliharaan juga mengurusi semua urusan pemeliharaan-
pemeliharaan perbaikan mesin, kendaraan dan gedung atau gudang.

4
f. M a n a j e r administrasi dan kemungkinan juga menghitung
semua biaya penyusutan dari aktivitas tetap yang dimiliki.
Organi sasi perusahaan ini t erbagi ke dalam 19 pusat anggaran seperti
pada bagan organisasi dibawah ini:
Dari struktur organsasi itu dapat dilihat bahwa perusahaan dipimpin oleh
seorang Direktur (1) yang juga menjadi pemilik perusahaan. Direktur
memiliki sekretasis (3) dan didalam menjalankan tugasnya dibantu oleh
seorang Wakil Direktur (2). Kegiatan operasi dibagi dalam tiga Departemen,
Departemen P roduksi (4), Depart em en P em asaran (5), dan Depart em en
Administrasi dari umum (6). Masing-masing Departemen dibagi menjadi tiga
sampai enam seksi yang seluruhnya ada 13 seksi (nomer 7 sampai 19).
Masing-masing pusat anggaran bertanggung jawab atas j eni s bi a ya
t ert ent u. J eni s bi a ya i ni di kel om pokka n dal am delapan kelompok biaya,
yakni: a) Kelompok biaya Bahan Baku. b) Kelompok biaya Bahan Penolong. c)
Kelompok biaya Tenaga Kerja. d) Kelompok biaya Bahan Bakar. e) Kelompok biaya
Kesejahteraan Karyawan. f) Kelompok biaya Pemeliharaan. g) Kelompok biaya
Depresiasi. h) Kelompok biaya Lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai