Anda di halaman 1dari 21

ANGGARAN PERUSAAHAN

“ ANGGARAN PENJUALAN “

Disusun Oleh :
1. Resky Ifah Wulan R ( 01117002 )
2. Kirana Amara D ( 01117010 )
3. Sulistyo ( 01117015 )
4. Cholila Maulidya ( 01117024)
5. Vika Ardiantika ( 01117047 )

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, khususnya dibidang


ekonomi memerlukan pengelolaan dan peningkatan yang lebih baik lagi agar dapat
bersaing dengan negara lain. Perusahaan sebagai salah satu komponen didalam
pembangunan ekonomi harus dapat meningkatkan pengelolaan dan pengoperasian
perusahaan maupun manajemennya, karena manajemen sangat menentukan proses
pengambilan keputusan dalam menjalankan aktivitas perusahaan.
Bagian penjualan dan pemasaran mempunyai peranan penting dalam
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. berdasarkan hal tersebut,
manajemen harus berupaya sebaik-baiknya agar seluruh kegiatan opeasional
perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efesien demi tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan, yaitu memperoleh laba dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan.
Agar tujuan tersebut dapat tercapai, manajemen bertumpu pada fungsi
perencanaan dan pengendalian. Salah satu cara yang dapat yang dapat digunakan
manajemen untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut adalah dengan mengunakan
anggaran. Anggaran adalah suatu rencana terinci dan menyeluruh dari kegiatan
perusahaan yang dijabarkan dalam suatu kuantitatif untuk periode tertentu dimasa yang
akan datang, agar angaran dapat berfungsi baik maka anggaran harus disusun terperinci
dan terpadu serta didukung oleh seluruh komponen perusahaan.
Pada umumnya angaran perusahaan disusun dari anggaran penjualan dan atas
dasar penjualan dapat disusun anggaran-anggaran lainnya yang dapat digunakan untuk
meningkatkan efektivitas pengendalian aktivitas perusahaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari anggaran penjualan ?
2. Apa saja konsep dasr anggaran penjualan?
3. Apasaja manfaat anggaran penjualan?
4. Apa tujuan dan kegunaan anggaran penjualan?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan?
6. Bagaimana politik harga dalam anggaran penjualan?
7. Bagaimana periode anggaran penjualan?
8. Apa saja hal-hal yang diperhatikan dalam menyusun anggaran penjualan?
9. Bagaimana langkah dalam menyusun anggaran penjualan?
10. Apa yang dimaksud dengan forecast penjualan?
11. Bagaimana penyelesaian anggara penjualan dengan analisis trend?
12. Bagaimana penyelesaian anggaran penjualan dengan analisis kolerasi & regresi?
13. Bagaimana jika dengan forecast metode khusus?
C. Tujuan

Agar mahasiswa mengetahui tentang pengertian anggaran penjualan, manfaat


anggaran penjualan, tujuan dan kegunaannya, serta langkah-langkah dalam membuat anggaran
penjualan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anggaran Penjualan


Pengertian anggaran penjualan menurut M. Nafarin (2007:166) yaitu: “Anggaran
penjualan merupakan rencana tertulis yang dinyatakan dalam angka dari produk yang
akan dijual perusahaan pada periode tertentu ”.

Selain itu menurut Darsono dan Ari Purwanti (2008:15) anggaran penjualan
adalah :
“ Anggaran Penjualan ialah rencana pendapatan (revenue) perusahaan dalam kurun
waktu satu tahun atau lebih ”.
Sedangkan Menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:45) pengertian
anggaran penjualan adalah sebagai berikut :
“Anggaran Penjualan ialah budget yang direncanakan secara lebih terperinci penjualan
perusahaan selama periode yang akan datang yang di dalamnya meliputi rencana tentang
jenis (kualitas) barang yang akan di jual, jumlah (kuantitas), harga barang, waktu
penjualan serta tempat atau daerah penjualannya.”

Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa anggaran penjualan merupakan
dasar penyusunan anggaran lainnya dan umumnya disusun terlebih dahulu sebelum
menyusun anggaran lainnya. Oleh karena itu, anggaran penjualan sering disebut dengan
anggaran kunci. Berhasil tidaknya sebuah perusahaan bergantung pada keberhasilan
bagian penjualan dalam meningkatkan penjualannya.Penjualan merupakan ujung tombak
dalam mencapai tujuan perusahaan mencari laba secara maksimal. Kesalahan dalam
penyusunan anggaran penjualan mengakibatkan kesalahan pada anggaran yang lain.

B. Konsep Dasar Anggaran Penjualan


Komponen-komponen pokok dalam penyusunan anggaran penjualan
1. Dasar-dasar Penyusunan Anggaran:
a. Menyusun tujuan perusahaan
b. Menyusun strategi perusahaan
c. Menyusun forecast penjualan

2. MenyusunAnggaranPenjualan
a. Anggaran promosi dan advertensi
b. Anggaran biaya-biaya penjualan
c. Rencana pemasaran
C. Manfaat Anggaran Penjualan
Menurut Welsch Hilton dan Gordon (2000 : 174), manfaat anggaran penjualan
yaitu:
1. Untuk mengurangi ketidakpastian tentang pendapatan dimasa datang.
2. Untuk memasukkan kebijakan dan keputusan manajemen ke dalam proses
perencanaan (contoh dalam rencana pemasaran).
3. Untuk memberikan informasi penting berisi pembentukan elemen lain dari rencana
laba yang menyeluruh.
4. Untuk memudahkan pengendalian manajemen atas kegiatan penjualan yang
dilakukan.

D. Tujuan dan Kegunaan Anggaran Penjualan


Menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:45) tujuan penyusunan
anggaran penjualan adalah :
“ Untuk merencanakan setepat mungkin tingkat penjualan pada periode yang akan
datang dengan memperhatikan data yang merupakan pencerminan kejadian yang dialami
perusahaan di masa lalu, khususnya di bidang penjualan “.

Sedangkan kegunaan dari anggaran penjualan ialah :


“ Sebagai pedoman kerja, alat koordinasi dan pengawasan kerja serta sebagai dasar bagi
penyusunan budget-budget lainnya “.

E. Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Penjualan


Menurut M. Nafarin (2007 : 169), bahwa anggaran penjualan dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya:

1. Faktor Pemasaran
Luas pasar, apakah bersifat lokal, regional, nasional,atau internasional; keadaan
persaingan, apakah bersifat monopoli, oligopoli, atau bebas; keadaan konsumen,
bagaimana selera konsumen apakah konsumen akhir atau konsumen industri.

2. Faktor Keuangan
Yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain mengenai kemampuan modal kerja
mendukung pencapaian target penjualanyang dianggarkan, seperti untuk membeli
bahan baku, membayar upah, biaya promosi produk dan lain-lain.

3. Faktor Ekonomis
Yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain dengan meningkatnya penjualan
berarti meningkatkan laba (rentabilitas) atau sebaliknya.

4. Faktor Kebijakan Perusahaan


Yaitu seperti kebijakan membuat produk dengan kualitas nomor satu sehingga
kesempatan untuk menjual produk nomor dua dan nomor tiga menjadi tertutup
5. Faktor Perkembangan Penduduk
Faktor perkembangan penduduk juga mempengaruhi anggaran, misalnya peningkatan
kelahiran dapat meningkatkan konsumsi susu, pakaian, mainan dan lain-lain.

6. Faktor Kondisi Politik, Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan

7. Faktor Teknis
Apakah kapasitas seperti mesin dan alat mampu memenuhi target penjualan yang
dianggarkan apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah dan murah.

8. Faktor Lainnya
Apakah pada musim tertentu anggaran penjualan ditambah, apakah kebijaksanaan
pemerintah tidak berubah sampai lama anggaran yang disusun harus dapat
dipertahankan.

Sedangkan ada dua faktor lagi yang akan disebutkan dan harus dipertimbangkan
dalam penyusunan anggaran penjualan menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu
(2007:45) yaitu:

1. Faktor-faktor Internal
a. Penjualan tahun-tahun yang lalu
b. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan
c. Kapasitas produksi yang dimiliki serta kemungkinan perluasannya
d. Tenaga kerja yang tersedia baik jumlah maupun keahliannya
e. Modal kerja yang dimiliki perusahaan
f. Fasilitas lain yang menunjang
2. Faktor Ekternal
a. Keadaan persaingan di pasar
b. Posisi perusahaan dalam persaingan
c. Tingkat perumbuhan penduduk
d. Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan.
e. Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah yang berpengaruh

F. Politik Harga dalam Anggaran Penjualan

Contoh Politik harga:


Sebuah perusahaan berharapakan menjual 42.000 unit produknya dengan harga
Rp200,00/unit. Biaya yang ditanggung adalah Rp1.500.000,00 yang bersifat tetap dan
Rp3.150.000,00 yang bersifat variabel.Tetapi akhir-akhir ini diperkirakan target
penjualan tidak tercapai. Manajemen dihadapkan pada 3 pilihan, yaitu:

1. Mempertahankanapayang direncanakan
2. Menaikkanharga10%, volume turun10%
3. Menaikkanvolume 10%, hargaturun10%
Mempertahankan Kenaikan Kenaikan volume
rencana Harga 10% 10%
- Unit 42.000 37.800 46.200
-Harga/u Rp200 Rp220 Rp180
-Penjualan Rp8.400.000 Rp8.316.000 Rp8.316.000
Biaya-biaya:
-Biayatetap Rp1.500.000 Rp1.500.000 Rp1.500.000
-Biayavariabel Rp3.150.000 Rp2.835.000 Rp3.465.000
Total biaya Rp4.650.000 Rp4.335.000 Rp4.965.000
Laba Rp3.750.000 Rp3.981.000 Rp3.351.000

G. Periode Anggaran Penjualan


Menurut Welsch Hilton dan Gordon (2000 : 175), ada dua jenis periode anggaran
penjualan yaitu:

1. Anggaran Penjualan Jangka Panjang (Strategi Sales Plan)


Anggaran penjualan yang waktunya sesuai dengan corporate plan, anggaran
penjualan jangka panjang biasanya dalam jumlah tahunan dan menyangkut analisis
mendalam mengenai potensi pasar di masa mendatang yang dapat diakibatkan oleh
perubahan populasi, keadaan perekonomian dan lain-lain.

2. Anggaran Penjualan Jangka Pendek (Tactical Sales Plan)


Anggaran penjualan yang periodenya biasanya hanya mencangkup satu tahun atau dua
belas bulan, lalu dirinci lagi dalam triwulan atau bulanan.Anggaran penjualan jangka
pendek harus disusun berdasarkan daerah pertanggung jawaban untuk memudahkan
perencanaan dan pengendaliannya.

H. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Menyusun Anggaran Penjualan


Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam penyusunan anggaran
penjualan menurut Agus Ahyari (2002:208) adalah sebagai berikut :

1. Rincian jumlah dan jenis produk perusahaan


2. Rincian daerah pemasaran
3. Diskriminasi harga
4. Potongan harga
5. Rincian penjualan bulanan
Dengan mempertimbangkan kepada beberapa hal tersebut diatas, maka anggaran
penjulan produk perusahaan dapat disusun. Semakin jelas anggaran penjualan dalam
perusahaan tersebut disajikan, semakin mudah pula manajemen perusahaan yang
bersangkutan melaksanakan koordinasi dan pengawasan kegiatan penjualannya.

I. Langkah Dalam Menyusun Anggaran Penjualan


Dalam menyusun anggaran penjualan, langkah yang perlu diperhatikan
menurut M. Nafarin (2007 : 176), yaitu:
1. Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan.
2. Menetapkan harga jual untuk produk tertentu dan daerah tertentu.
3. Membuat taksiran (ramalan penjualan) tiap jenis produk yang akan dijual dan
penentuan produk yang akan dijual pada daerah tertentu.
4. Memperhitungkan anggaran penjualan.
5. Menyusun anggaran penjualan.

J. Forecast Penjualan
1. Pengertian Forecast Penjualan
Adalah teknik proyeksi tentang permintaan konsumen potensial pada suatu periode
tertentu dengan menggunakan berbagai asumsi tertentu pula.

2. Faktor-faktor yang memengaruhi pembuatan forecast penjualan:


a. Sifat produk yang kita jual.
b. Metode distribusi yang dipakai (langsung/tidak langsung).
c. Besarnya perusahaan dibanding pesaing-pesaing kita.
d. Tingkat persaingan yang dihadapi.
e. Data historis yang tersedia.

3. Forecast penjualan memengaruhi, bahkan menentukan keputusan dan kebijaksanaan


yang diambil, misalnya:
a. Kebijaksanaan dalam perencanaan produksi
b. Kebijaksanaan persediaan barang jadi
c. Kebijaksanaan penggunaan mesin-mesin
d. Kebijaksanaan tentang investasi dalam aktiva tetap
e. Rencana pembelian bahan mentah dan bahan pembantu
f. Rencana aliran kas
4. Teknik Forecast Penjualan

a. Forecast berdasarkan pendapat (judge mental method)


a) Pendapat Salesman
b) Pendapat Sales Manager
c) Pendapat Para Ahli
d) Survei Konsumen
b. Forecast berdasarkan perhitungan statistik(statistical method):
a) Analisis Trend
i. Garis trend bebas
ii. Garis trend metode setengah rata-rata (semi average)
iii. Garis trend matematis (metode moment, least square)
b) Analisis Korelasi dan Regresi
c. Specific purpose method
a) Analisis industri
b) Analisis product line
c) Analisis penggunaan akhir

K. Analisis Trend
1. Penerapan garis trend secara bebas
Kelemahan: sangat subyektif dan kurang memenuhi persyaratan ilmiah sehingga
jarang digunakan.
Metode ini memberikan kebebasan penuh untuk menggambarkan garis trend berupa
garis lurusyang terletak diantara titik-titik data asli.

Contoh:
Penjualan makanan anak PT Lezat Bergizi tahun 2005-2009
Tahun Jumlah Penjualan (juta unit)

2005 4.200

2006 4.320

2007 4.480

2008 4.560

2009 4.640

Dari data diatas akan dibuat tebaran titiknya dan ditarik garis yang menghubungkan
titik-titik pasangan pengamatan tersebut, sehingga diperoleh gambaran sebagai
berikut
Unit

Tahun
2. Trend Metode Setengah Rata-rata (Semi Average)
Metode ini membagi data menjadi dua kelompok yang sama besar. Persamaan garis
trendnya adalah:
Y = a + bx
Dimana:
a = rata-rata kelompok I
b = (rata-rata kelompok 2) – (rata-rata kelompok 1)
n
n = jumlah tahun dalam kelompok I atau kelompok II
x = jumlah tahun dihitung dari periode dasar

Contoh :
Data Penjualan PT Lezat Bergizi tahun 2005-2010

Tahun Jumlah penjualan(Y) dalam unit


2005 6.300
2006 6.480
2007 6.720
2008 6.840
2009 6.960
2010 7.140
Dari contoh diatas dapat ditentukan kelompok pertama dan kelompok keduanya, yaitu
2005, 2006, 2007 adalah kelompok 1 dan 2008, 2009, 2010 adalah kelompok 2.
Dari setiap kelompok dicari rata-ratanya, yaitu ditunjukkan pada tabel berikut:
Tahun Jumlah Total Average X
penjualan(Y)
dalam unit
2005 6.300

2006 6.480 Total/Jumlah tahun

2007 6.720

2008 6.840

2009 6.960 Total/Jumlah tahun

2010 7.140

Dalam pemberian score X untuk metode Semi Average ini, yang menjadi acuan adalah
kelompok pertama. Score 0 diberikan pada data tengah kelompok pertama (data
ganjil), ex: 0,-1,-2,-3, dst. Untuk data genap tidak melibatkan angka nol (0), ex:
datanya berjumlah 4, maka scorenya -3, -1, 1,3

Tahun Jumlah Total Average X


penjualan(Y)
dalam unit
2005 6.300 -1

2006 6.480 19500 19500/3=6500 0


2007 6.720 1

2008 6.840 2

2009 6.960 20940 20940/3=6980 3

2010 7.140 4

Dalam pemberian score X untuk metode Semi Average ini, yang menjadi acuan
adalah kelompok pertama. Score 0 diberikan pada data tengah kelompok pertama
(data ganjil), ex:0, -1,-2,-3, dst. Untuk data genap tidak melibatkan angka nol (0),
ex: datanya berjumlah 4, maka scorenya -3, -1, 1,3

Penyelesaian Perhitungan:
a = 6.500
b = 6.980 - 6.500 = 160
3
Sehingga persamaannya adalah:
Y = 6.500 + 160(x)
Maka forecast untuk tahun 2011 adalah
Y = 6.500 + 160(5) = 7.300
Forecast tahun 2012 = 7.460
Forecast tahun 2013 = 7.620
Forecast tahun 2016 = 8.100 dst

3. Trend Secara Matematis


a. Metode Moment (penentuan tahun berada pada awal data)
Y = a + bx
∑Yi = na + b∑Xi
∑Xi.Yi = a ∑ Xi + b ∑ Xi2
Perbedaannya dengan metode semi average adalah pemberian score X nya. Pemberian
score X untuk metode moment iniscore 0 diberikan pada data pertama.

Contoh Trend Metode Moment


Sebuah perusahaan yang memproduksi obat-obatan kimia mengalami peningkatan
penjualan yang fluktuatif untuk obat anti jerawat. Berikut ini adalah tingkat penjualan
obat jerawat tersebut selama tahun 2006-2010

Tahun PenjualanObat
2006 382.500
2007 409.050
2008 474.750
2009 562.500
2010 612.000

Dengan menggunakan Metode Moment buatlah forecast penjualan untuk tahun 2011
dan 2012!

Penyelesaian
Mencari Tingkat Penjualan Tahun 2011

Tahun Penjualan X Xi.Yi X2


Y= 2006 382.500 0
a +
bx 2007 409.050 1

2008 474.750 2

2009 562.500 3

2010 612.000 4

Jumlah

∑Yi = na + b∑Xi
∑Xi.Yi = a ∑ Xi + b ∑ Xi2

Penyelesaian

Mencari Tingkat Penjualan Tahun 2011

Tahun Penjualan X Xi.Yi X2

2006 382.500 0 0 0

2007 409.050 1 409.050 1

2008 474.750 2 949.500 4

2009 562.500 3 1.678.500 9

2010 612.000 4 2.448.000 16

Jumlah 2.446.800 10 5.494.050 30

Persamaan(1) = 2.440.800 = 5a + 10b → x 2 →4.881.600 = 10a+20b


Persamaan(2) = 5.494.050 = 10a+30b → x 1 →5.494.050 = 10a+30b
-612.450 = -10b
b = 61.245
b =61.245→ 4.881.600 = 10a+20b
4.881.600 = 10a+20(61.245)
4.881.600 = 10a+ 1.224.900
10a = 3.656.700
a = 365.670 → Y’ = 365.670 + 61.245X

Y’ = 365.670 + 61.245X
Maka Y’ (2011) = Y’ = 365.670 + 61.245X
= Y’ = 365.670 + 61.245 (5)
= 671.895
Maka Y’ (2012) = Y’ = 365.670 + 61.245X
= Y’ = 365.670 + 61.245 (6)
= 733.140

Metode Least Square

Penentuan tahun dasar berada pada tengah data)

a = ∑Y

b = ∑XY

∑ X2
Data genap, maka score X-nya adalah: …-5,-3,-1,1,3,5,…
Data ganjil, maka score X-nya adalah: …-2,-1,0,1,2,…
Contoh Perhitungan dengan Metode Least Square:
Sebuah perusahaan yang bergerak dalam penyediaan makanan bayi ingin membuat
forecast penjualan makanan bayi untuk beberapa tahun mendatang di daerah Jawa
Timur, dengan menggambarkan garis trend. Data penjualan tahun-tahun terakhir adalah
sebagai berikut:

Tahun(X) Penjualan (Y)


2006 6.750
2007 7.470
2008 7.500
2009 8.190
2010 8.280

Penyelesaian dengan Metode Least Square


Metode ini berbeda dengan metode moment, dimana tahun dasarnya terletak
ditengah data. Sehingga hasil perhitungannya adalah sbb:

Tahun Penjualan X X2 XY
2006 6.750 -2
2007 7.470 -1
2008 7.500 0
2009 8.190 1
2010 8.280 2
Jumlah

Dengan persamaan trend: Y = a + bx ,dimana:


a = ∑Y
n
b = ∑XY
∑ X2
Penyelesaian dengan Metode Least Square
Metode ini berbeda dengan metode moment, dimana tahun dasarnya terletak ditengah
data. Sehingga hasil perhitungannya adalah sbb:

Tahun Penjualan X X2 XY
2006 6.750 -2 4 -13.500
2007 7.470 -1 1 -7.470
2008 7.500 0 0 0
2009 8.190 1 1 8.190
2010 8.280 2 4 16560
Jumlah ∑Y=38.190 ∑X2 =10 ∑XY=3.780

Dengan persamaan trend: Y = a + bx ,dimana:


a = ∑Y
n
b = ∑XY
∑ X2

Sehingga :
a = ∑Y = 38.190 = 760
n 5

b = ∑XY = 3.780 = 378


∑ X2 5
Persamaaan Trend
Y = a + bx = 7.638 + 378X
Persamaan trend:
Nilai trend setiap tahun adalah:
Tahun 2006→ Y=7.638+378(-2)= 6.882
Tahun 2007→ Y=7.638+378(-1)= 7.260
Tahun 2008→ Y= 7.638+378(0) = 7.638
Tahun 2009→ Y=7.638+378(1) = 8.016
Tahun 2010→ Y=7.638+378(2) = 8.394
Jadi untuk tahun 2011 → Y=7.638+378(3) = 8.77

L. Analisis Korelasi dan Regresi


Digunakan untuk menggali hubungan sebab akibat antara beberapa variabel. Perubahan
tingkat penjualan yang akan terjadi tidak hanya ditentukan oleh pola penjualan tetapi
juga ditentukan oleh faktor lain, misalnya jumlah penduduk, pendapatan, kondisi
perekonomian,dsb.
Apabila terdapat pengaruh dari variabel lain atas suatu produk, maka digunakan
formula regresi dan analisis korelasi. Formula regresi yang sering digunakan adalah:
Yp = a + bx
Dimana: a = konstanta
b = koefisien regresi
Besarnya a dan b dihitung dengan rumus:
b = n∑XY - ∑X - ∑Y
n∑X2 – (∑X) 2

a = ∑Y - b∑X
n

Contoh

Bila X menunjukkan biaya iklan (dalam juta rupiah) dan Y menunjukkan jumlah
penjualan (dalam juta unit), maka ilustrasi datanya adalah sbb:
Tahun X Y XY X2 Y2
2006 48 1000
2007 64 1060
2008 68 1200
2009 80 1440
2010 92 1590
Jumlah

Contoh

Bila X menunjukkan biaya iklan (dalam juta rupiah) dan Y menunjukkan jumlah
penjualan (dalam juta unit), maka ilustrasi datanya adalah sbb

Tahun X Y XY X2 Y2
2006 48 1000 48.000 2.309 1.000.000
2007 64 1060 67.840 4.096 1.123.600
2008 68 1200 81.600 4.624 1.440.000
2009 80 1440 115.200 6.400 2.073.600
2010 92 1590 141.680 8.464 2.371.600
Jumlah 352 6.240 454.320 25.880 8.000.000

Persamaan regresinya:
Y = a+bx
Koefisien a dan b dicari dengan persamaan:

b = n∑XY - ∑X - ∑Y
n∑X2 – (∑X) 2

a = ∑Y - b∑X
n

Jadi Y = …….+ ……x

Persamaan regresinya:
Y = a+bx
Koefisien a dan b dicari dengan persamaan
b = n∑XY - ∑X - ∑Y = 5(454.320) – (352) (6.240) = 75.120 = 13,57
n∑X2 – (∑X) 2 5 (25.888) – (352) 2 5.536

a = ∑Y - b∑X = 6.240 – ( 13,57 ) (352 ) = 292,67


n 5

Jadi Y = 292,67 + 13,57X


Artinya: bila biaya iklan naik 1 juta rupiah, jumlah penjualan akan meningkat 13,57
juta unit sehingga total penjualan menjadi 306,24 juta unit
Koefisien korelasi dicari dengan persamaan:
r = n∑XY - ∑X ∑Y

√ 𝑛∑X2 - (∑X) 2 √ 𝑛∑𝑋2 − (𝑋𝑌)2

Koefisien korelasi dicari dengan persamaan:


r = n∑XY - ∑X ∑Y

√ 𝑛∑X2 - (∑X) 2 √ 𝑛∑𝑋2 − (𝑋𝑌)2

= 5 ( 454.320 ) – (508.008 . 800) (6240) = 0,9598

√ 5(25.888) - (352) 2 √ 5(8.008 .800) - (6240) 2

Interpretasi dari koefisien korelasi secara teoritis adalah sbb:


a. Jika 0 < r < 1 berarti variabel X memiliki hubungan positif dan berbanding lurus
(linier) dengan variabel Y. Bila nilai variabel X bertambah maka nilai variabel Y
juga bertambah, vice versa! Semakin dekat nilai r ke 0 maka semakin lemah
kekuatan hubungan kedua variabel tersebut, sebaliknya semakin dekat nilai r ke 1
semakin kuat hubungan kedua variabel tersebut
b. Jika r = 0 berarti variabel X tidak memiliki hubungan linier dengan Y. Artinya
gejolak nilai var X tidak berpengaruh terhadap variabel Y

c. Jika -1< r<0 berarti variabel X berhubungan dengan variabel Y, tetapi hubungannya
negatif. Jika nilai var X bertambah maka nilai var Y justru berkurang, vice versa!

M. Forecast Metode Khusus


1) Analisis Industri
a. Analisis ini menekankan pada market share perusahaan.
b. Analisis ini menghubungkan potensi penjualan perusahaan dengan industry
pada umumnya (volume, posisi dalam persaingan)
c. Tahapan dalam pemakaian analisis industri:
a) Membuat proyeksi permintaan industri
b) Menilai posisi perusahaan dalam persaingan

2) Analisis Product Line


Digunakan pada perusahaan yang menghasilkan beberapa macam produk yang tidak
mempunyai kesamaan sehingga dalam membuat forecast-nya harus terpisah.

3) Analisis Penggunaan Akhir


Bagi perusahaan yang menghasilkan produk setengah jadi dan masih memerlukan
proses lebih lanjut menjadi barang jadi/ siap dikonsumsi maka forecast-nya ditentukan
oleh penggunaan akhir yang ada kaitannya dengan produk yang dihasilkan.

Soal Latihan

PT Jogja Indah memproduksi 3 jenis produk yaitu Imco, Inside dan Penta. Data
penjualan dalam unit untuk ketiga produk tersebut adalah sbb:

Tahun Income Inside Penta


2005 4.500 8.000 3.500
2006 6.000 6.000 4.000
2007 5.000 5.000 4.500
2008 4.500 7.500 6.000
2009 5.500 8.000 6.500
2010 6.000 6.500 5.000

Hargajual/ unit untuk tahun2011 adalah sebagai berikut: Imco Rp2.250,00; Inside
Rp3.000,00; dan Penta Rp5.200,00.
Diminta:

1. Membuat ramalan tingkat penjualan tahun 2011 dalam unit untuk produk
Imcome makai Least Square, produk Inside menggunakan Semi Average dan
Penta dengan Trend Moment
2. Menyusun anggaran penjualan tahun 2011 secara lengkap per triwula

Jawaban
Produk Imco (Least Square)
Tahun Penjualan X XY X2

2005 4.500 -5 -22.500 25

2006 6.000 -3 -18.000 9


2007 5.000 -1 -5.000 1

2008 4.500 1 4.500 1

2009 5.500 3 16.500 9

2010 6.000 5 30.000 25


Total 31.500 0 5.500 70

a= 31.500/6=5.250
b= 5.500/70=78,57
Y2011 = 5.250 +78,57 (7)
= 5.800 unit

Produk Inside (Semi Average)


Tahun Penjualan X

2005 8.000 -1
2006 6.000 0
2007 5.000 1
2008 7.500 2
2009 8.000 3
2010 6.500 4
a= (8.000+6.000+5.000)/3=6.333,33
b={[(7.500+8.000+6.500)/3] –6.333,33}/3 = 333,33
Y2011 = 6.333,33 +333,33 (5)
= 8.000 unit

Produk Penta (Metode Moment)

Tahun Penjualan X XY X2

2005 3.500 0 0 0

2006 4.000 1 4.000 1

2007 4.500 2 9.000 4


2008 6.000 3 18.000 9

2009 6.500 4 26.000 16

2010 5.000 5 25.000 25

Tahun 29.500 15 82.000 55

29.500= 6a +15b (x2,5) 73.750 = 15a+37,5b


82.000=15a +55b ( x1 ) 82.000 = 15a+ 55b_
-8.250 = -17,5b
b = 471,43
a = 3.738,09
Y2011= 3.738,09 + 471,43(6)
= 6.568 unit

Anggaran penjualan tahun 2011

TW Imco Inside Penta Total (


Q P Jml (jt) Q P Jml (jt) Q P Jml (jt) Juta )

I 1.450 2.250 3,2625 2.000 3.000 6 1.642 5.200 8,5384 17,8009

II 1.450 2.250 3,2625 2.000 3.000 6 1.642 5.200 8,5384 17,8009

III 1.450 2.250 3,2625 2.000 3.000 6 1.642 5.200 8,5384 17,8009

IV 1.450 2.250 3,2625 2.000 3.000 6 1.642 5.200 8,5384 17,8009

Ttl 5.800 13,050 8.000 24 6.568 39,1536


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Jadi, yang dimaksudkan dengan anggaran penjualan (Sales Budget) ialah anggaran
yang merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahan selama
periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis
(kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual,
harga barang yang akan dijual, waktu penjualan serta tempat (daerah) penjualannya.
2. Ada beberapa metode atau teknik yang digunakan untuk membuat anggaran
penjualan diantaranya berdasarkan pendapat, perhitungan statistik dan spesific
purpose method.

B. Saran

Menurut penulis, dengan adanya makalah ini, mahasiswa dapat mengerti dan dapat
mengimplementasikan hal – hal mengenai apa pengertian dari anggaran penjualan,
manfaat anggaran penjualan, tujuan dan kegunaan anggaran penjualan, faktor yang
mempengaruhi anggaran penjualan, bagaimana periode anggaran penjualan, hal-hal yang
diperhatikan dalam menyusun anggaran penjualan, langkah dalam menyusun anggaran
penjualan, daalam mata kuliah manajemen keuangan.
Penulis menyadari teori literature yang penulis gunakan dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap kedepannya ada
pihak – pihak yang mengangkat tema ini secara lebih sempurna dan pesan dari makalah
ini dapat lebih tersampaikan pada mahasiswa STIE AAS pada khusus nya dan pada
masyarakat Indonesia pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai