Segala puji bagi Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah Seminar
Akuntansi keuangan yang berkaitan dengan Instrumen derivative
Hedging
senantiasa
dan
kepada
junjungan
kita
Rasulullah
SAW,
mengetahui
beberapa
informasi
yang
berhubungan
dengan
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia, IAS 32 diterbitkan pertama kali oleh DSAK-IAI sebagai
PSAK 50 instrumen keuangan: pengukuran dan penyajian di tahun
2006 dan berlaku efektif untuk periode laporan yang dimulai pada
atau setelah 1 januari 2010 ( awalnya berlaku efektif 2009 tepi
kemudian diundur menjadi tahun 2010). IAS 39 diterbitkan oleh
DSAK-IAI sebagai PSAK 55 instrumen keuangan: pengakuan dan
pengukuran ditahun 2006 dan berlaku efektif untuk periode laporan
yang dimulai pada atau setelah 1 januari 2010.
Kemudian pada tahun 2010 , DSAK-IAI merevisi PSAK 50 menjadi
instrument keuangan:penyajian dan secara bersamaan menerbitkan
PSAK 60 instrumen keuangan: pengungkapan yang merupakan
adopsi dari IFRS 7.PSAK 2010 berlaku efektif untuk periode laporan
yang dimulai pada atau setelah 1 januari 2012. Pada akhir tahun
2011 DSAK-IAI juga merevisi PSAK 55 dengan mengadopsi IAS 39
versi
januari
B. Rumusan Masalah
Bagaimana
penerapan PSAK 55 setelah revisi sejalan dengan
program konvergensi IFRS yang mengatur prinsip-prinsip dasara
pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan dalam laporan
keuangan.
C. Tujuan
Penerapan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengakuan
Dalam akuntansi pengakuan Merupakan pencatatan jumlah rupiah
secara resmi ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut
terrefleksi dalam statemen keuangan.
Awal pengakuan
PSAK 55 menetapkan bahwa suatu entitas harus mengakui aset
keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan,
jika dan hanya jika, entitas tersebut menjadi salah satu pihak dalam
ketentuan pada instrumen kontrak tersebut.
Penghentian pengakuan kewajiban keuangan
Entitas harus menghapus kewajiban keuangan (atau bagian dari
kewajiban
keuangan)
dari
neraca
jika,
dan
hanya
jika,
itu
2. Pengukuran
Pengukuran (measurement) merupakan bagian yang sangat penting
dalam suatu penyelidikan ilmiah. Tujuan pengukuran tersebut
adalah untuk menjadikan data yang dihasilkannya lebih informatif
dan oleh karena itu menjadi lebih bermanfaat. Pengukuran dipakai
dalam berbagai disiplin pengetahuan ataupun bidang pekerjaan dan
profesi termasuk bidang akuntansi. Sebagai penyedia informasi
akuntansi
memerlukan
pengukuran
karena
data
kuantitatif
jumlah rupiah yang harus diletakkan pada tiap elemen atau pos
laporan keuangan pada saat penyajian laporan keuangan.
diselesaikan,
antara
pihak
yang
memahami
dan
keuangan
yang
diklasifikasikan
dalam
kelompok
penurunan
amortisasi( paragraf 63 ).
Contoh kasus:
nilai,
serta
melalui
proses
diperdagangkan
dan
perlakuan
akuntansi
yang
800.000.000
8.000.000
Cr. Kas
808.000.000
31/12/xi
Dr. Investasi dalam sekuritas diperdagangkan
150.000.000*
200.000
Nilai
wajar
Keuntungan/keru
gian
150.0
00
-50.000
PT XYZ
600.000
Total
800.000
800.0
00
950.0
00
200.000
150.000
Rp.8.000.000
akan
dicatat
sebagai
bagian
dari
terkait
dengan
dan
harus
diselesaikan
dengan
tidak
memenuhi
syarat
untuk
penghentian
suatu
entitas
harus
tidak
semua
transfer
seluruh
risiko
dan
manfaat
atas
kepemilikan
aset
substansi
mengguguli
bentuk,
transaksi
ini
10.000.000.000
10.000.000.000
10.000.000.000
10.000.000.000
Utang pinjaman
Kas
10.000.000.000
10.000.000.000
entitas
terhadap
variabilitas
tersebut
sudah
tidak
11.000.000.000
Investasi dalamSekuritas diperdagangkan.
Laba atas pelepasan investasi
10.000.000.000
1.000.000.000
Ilustrasi
Pada 30 desember 20X1, PT DEF(yang tahun bukunya
berakhir
22.000.000.000
Investasi dalamSekuritas diperdagangkan.
Laba atas pelepasan investasi
20.000.000.000
2.000.000.000
seluruh
risiko
dan
manfaat
atas
kepemilikan
aset
peminjam
dan
pemberi
pinjaman
yang
saat
ini
ada
utang
saat
ini
ada
(terlepas
ada
atau
tidak
menetapkan
bahwa
selisih
antara
nilai
tercatat
liabilitas
2012.
Penerapan
dini
diperkenankan.
Jika
entitas
Penerapan
memutuskan
untuk
dini
diperkenankan
menerapkan
dini
dan
bila
maka
perusahaan
fakta
tersebut
diungkapkan.
5. Akuntansi Lindung Nilai
Pengaruh fluktuasi kurs mata uang asing sering menimbulkan masalah. Naik atau
turunnya nilai satu mata uang asing dibandingkan dengan mata uang pelaporan akan
memberikan akibat tersendiri bagi entitas pelaporan. Untuk menghindari risiko volatilitas
kurs, pemerintah dapat melakukan kegiatan lindung nilai (hedging).Kegiatan lindung nilai
(hedging) didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan untuk melindungi sebuah
pemerintah dari exposure terhadap nilai tukar. Exposure terhadap nilai tukar adalah risiko
pemerintah akibat fluktuasi nilai tukar.
Apabila suatu transaksi dalam mata uang asing telah dilindungi dalam suatu kontrak
maka maka nilai transaksi yang dilindungi tersebut akan dicatat sebesar nilai kontrak.
Misalnya pemerintah memiliki utang dalam mata uang asing dan utang tersebut telah di
hedge, maka secara otomatis utang tersebut akan dicatat sebesar nilai yang di hedge dan
tidak diperlukan lagi penyesuaian atas utang tersebut terkait dengan perubahan kurs.
Suatu kegiatan hedging umumnya diikuti dengan biaya-biaya yang terkait dalam
proses hedging tersebut. Ketika suatu entitas melakukan hedging, maka biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam proses hedging diperlakukan sebagai pengeluaran operasional.
Terhadap transaksi ini perlu disajikan pengungkapan yang memadai.
Transaksi hedging di satu sisi memberikan manfaat dengan membuat kurs menjadi
tetap. Namun konsekuensi dari transaksi hedging adalah diperlukannya biaya yang
besarnya kadangkala cukup signifikan. Biaya tersebut antara lain mencakup biaya komisi
yang dapat dibayarkan secara tunai ataupun nontunai. Dengan demikian, apabila
pemerintah berniat untuk melakukan hedging, pemerintah diharapkan terlebih dahulu
melakukan analisis kebijakan atas biaya dan manfaat atas pelaksanaan kegiatan hedging.
Suatu entitas yang menerapkan hedging disarankan untuk mengungkapkan
keuntungan/kerugian dari pelaksanaan hedging. Pengungkapan tersebut mencakup
analisis perbandingan antara hasil hedging dan nilai sebelum hedging ditambah biayabiaya yang dikeluarkan.
Jika ada hubungan nilai lindung yang ditunjuk antara instrumen nilai
lindung dan item yang nilai dilindungi seperti yang dijelaskan dalam
paragraf 85-88, akuntansi untuk keuntungan atau kerugian atas
instrumen nilai lindung dan kewajiban yang dilindungi harus mengikuti
ayat 89-102 Hubungan nilai lindung dari tiga jenis:
(a) nilai lindung atas nilai wajar: instrumen nilai lindung terhadap
risiko perubahan nilai wajar suatu aktiva atau kewajiban yang diakui
atau terhadap komitmen teguh yang belum diakui, atau bagian
diidentifikasi seperti komitmen aset, kewajiban atau perusahaan,
yang disebabkan risiko tertentu dan dapat mempengaruhi laba rugi.
Ilustrasi
PT M (sebuah perusahaan yang dikelola di Indonesia dengan Rp
sebagai mata uang fungsionalnya dan 31 Desember sebagai akhir
tahun bukunya) pada 1 April 20X1 telah menjual barang kepada PT
S ( sebuah perusahaan yang dikelola di Singapura dengan S$
sebagai
mata
uang
fungsionalnya),
yang
ditagihkan
sebesar
20.500.000
1.500.000
21.000.000
21.000.000
(mencatat penjualan)
Tidak ada ayat jurnal yang dibutuhkan untuk kontrak forward
kurs. Hanya memorandum yang dibutuhkan untuk mencatat fakta
bahwa kontrak forward kurs telah dimasukkan ke dalam lindung nilai
atas nilai wajar.
30 September 20X1
Dr. Kas
Dr. Kerugian nilai tukar
Cr. Piutang Dagang
20.500.000
500.000
21.000.000
(mencatat penerimaan S$10.000 dari PT S)
Dr. Piutang lainnya
500.000
Cr. Keuntungan nilai tukar
500.000
(penyesuaian nilai wajar untuk utang kontrak)
Dr. Kas
500.000
Cr. Piutang lainnya
500.000
(penyelesaian sekaligus atas kontrak forward kurs)
Perhatikan bahwa, dengan akuntansi lindung nilai atas nilai
wajar, PT M dilindungi dari risiko nilai tukar. Berapa pun nilai tukar
yang berlaku pada 30 September 20X1, penjualan ini akan dicatat
forward kurs)
Perhatikan bahwa, karena lindung nilai atas nilai wajar, PT M
mampu mengunci kurs S$1 = Rp2.100. Dalam laporan laba rugi
komprehensif, akan ada penjualan sebesar RP22.000.000, beban
premi sebesar RP1.000.000, dan tidak ada keuntungan/kerugian
nilai
tukar.
Penerimaan
kas
neto
sebesar
Sebagaimana
menerapkan
disebutkan
akuntansi
lindung
diatas,
nilai,
ketika
suatu
aturan-aturan
entitas
akuntansi
disesuaikan
untuk
keuntungan
atau
kerugian
yang
nilai
diukur
pada
biaya
perolehan
sebagaimana
rugi. Hal ini berlaku jika item yang dilindung nilai dinyatakan
berdasarkan biaya. Pengakuan keuntungan atau kerugian yang
berhubungan dengan risiko lindung nilai dalam laporan laba rugi
berlaku jika item yang dilindung nilai merupakan aset keuangan
tersedia untuk dijual.
Jika nilai lindung arus kas memenuhi persyaratan dalam ayat 88
dalam periode tertentu, hal itu akan dicatat sebagai berikut:
(a) Bagian keuntungan atau kerugian instrumen nilai lindung yang
ditentukan untuk menjadi nilai lindung efektif (lihat paragraf 88)
diakui langsung dalam ekuitas melalui laporan perubahan ekuitas,
dan
(b) bagian yang tidak efektif dari keuntungan atau kerugian
instrumen nilai lindung diakui dalam laporan laba rugi.
Nilai lindung investasi bersih pada kegiatan operasi luar negeri,
termasuk instrumen nilai lindung suatu pos moneter yang dicatat
sebagai
bagian
dari
investasi
bersih
(lihat
IAS
21),
harus
diperlakukan sama seperti pada nilai lindung arus kas: (a) Bagian
keuntungan atau kerugian instrumen nilai lindung yang ditentukan
untuk menjadi nilai lindung efektif (lihat paragraf 88) diakui
langsung dalam ekuitas melalui laporan perubahan ekuitas, dan (b)
bagian yang tidak efektif akan diakui dalam laporan laba rugi.
6. Perbedaan dengan standard IASB
BAB IV
PENUTUP
(http://syamsidiq.wordpress.com/2012/01/01/konstruksi-dan-pengukuranteori-akuntansi/), 1 Januari 2012
(http://deasyhusdayanti.blogspot.com/2012/06/ias-39-instrumenkeuangan-pengakuandan.html), Juni 2012
(https://docs.google.com/viewer?
a=v&q=cache:C8lErYIuMV4J:www.ksap.org/files/Selisih_Kurs__edit), 30 Mei
2012
Juan, N.E., & Wahyuni E.T. (2012). Standar Akuntansi Keuangan Edisi 2,
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.