Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH EKONOMI PBLIK

“TEORI BARANG PUBLIK”

OLEH KELOMPOK 5:

MITTA DWIJAYANTI 1607512090

LENI LESTARI 1607512092

NI KOMANG MUTIASARI 1607512094

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM NON REGULER

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2018
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
anugerah – Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ekonomi Publik”
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini berisi tentang teori - teori yang sangat berguna untuk membahas
penyediaan dan pengeluaran barang publik oleh pemerintah. Makalah ini telah kami
selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi
secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu, segala
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk perbaikan makalah
mendatang. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi
masyarakat umumnya dan mahasiswa pada khususnya.

Denpasar, 12 Maret 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………. ……………………… iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………. ..1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………….………1
1.3 Manfaat Penulisan …………………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………... 3
2.1 Teori Erick Lindahl………………………………………………………………… 3
2.2 Teori Samuelson……………………………………………………………………. 6
2.3 Teori Anggaran……………………………………………………………………... 13
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………… 17
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………… 17
3.2 Saran……………………………………………………………………………….. 17

DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………………... …18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan perekonomian dilaksanakan dengan campur tangan pemerintah untuk


memperbaiki alokasi sumber – sumber ekonomi karena sistem pasar yang tidak dapat
melaksanakan alokasi sumber – sumber ekonomi secara efisien. Penyediaan barang –
barang publik yang dilakukan oleh pemerintah seperti misalnya pertanahan nasiobal,
jalan raya, kehakiman, pekerjaan umum dan sebagainya. Dalam hal barang swasta,
barang tersebut dapat dihasilkan oleh perusahaan swasta, tetapi dapat juga dihasilkan
oleh perusahaan negara. Misalnya : kereta api, jasa penerbangan. Barang publik juga
dapat dihasilkan oleh perusahaan swasta atau oleh perusahaan negara. Jadi, yang
dimaksud dengan suatu barang publik yang disediakan oleh pemerintah merupakan
barang milik pemerintah yang dibiayai melalui anggaran belanja negara tanpa melihat
siapa yang melaksanakan pekerjaannya. Jalan raya negara pembiayaannya dilakukan
melalui anggaran negara dan jalan tersebut dapat dikerjakan oleh pihak swasta atau oleh
pemerintah sendiri.

Keputusan untuk mengalokasikan sumber – sumber ekonomi untuk menghasilkan


barang swasta atau barang publik berbeda dari pertimbangan apakah barang – barang
tersebut akan dihasilkan oleh pemerintah atau oleh swasta. Dalam sistem perekonomian
sosialis, sebagian besar barang – barang yang ada dihasilkan oleh pemerintah sedangkan
dalam sistem perekonomian kapitalis sebagian barang – barang publik dihasilkan sektor
swasta. Dalam sistem perekonomian yang demokratis, masyarakat melalui wakil – wakil
mereka harus menetapkan alokasi sumber – sumber ekonomi yang ada dan dialokasian
untuk menghasilkan barang publik dan barang swasta.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah teori mengenai pembiayaan barang publik yang dikemukakan oleh Erick
Lindahl ?
2. Apakah teori mengenai pengeluaran pemerintah yang dikemukakan oleh Samuelson ?
3. Apakah yang dimaksud dengan teori mengenai anggaran ?

1
1.3 Manfaat Penulisan

Melalui penulisan makalah ini, diharapkan mampu :


1. Mengetahui pembiayaan barang publik yang dikemukakan oleh Erick Lindahl.
2. Memahami pengeluaran pemerintah yang dikemukakan oleh Samuelson.
3. Mengetahui teori mengenai anggaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TEORI ERICK LINDAHL

Teori pengeluaran pemerintah yang dikemukakan oleh Lindahl adalah teori yang
sangat berguna untuk membahas penyediaan barang publik yang optimum dan secara
bersamaan juga membahas mengenai alokasi pembiayaan barang publik antara anggota
masyarakat. Analisis Lindahl di dasarkan pada analisa kurva indiferens dengan anggaran
tetap yang terbatas (fixed budged costrains).Diagram 4.8 panel A dan B menunjukkan kurva
indiferens masing masing bagi individu C dan D. Sumbu datar menunjukan jumlah barang
public dan sumbu tegak menunjukan proporsi biaya yang di tanggung oleh masing –masing
individu.Jadi misalnya individu C bersedia membayar sebesar h persen dari biaya total
penyediaan sejumjah tertentu barang public ,maka sisanya sebesar (1-h)persen akan di
tanggung oleh individu D.Teori pengeluaran pemerintah yang di kemukakan oleh Lindahl
adalah teori yang sangat berguna untuk membahas penyediaan barang public yang optimum
dan secara bersamaan juga membahas mengenai alokasi pembiayaan barang public antara
anggota masyarakat.

3
Diagram 4.8 Kurva Indiferens

Diagram 4.9 Solusi Elrick Lindahl

Diagram 4.8 panel A dan B Menunjukan kurva indiferens masing-masing bagi


individu C dan D. Sumbu datar menunjukkan jumlah barang public dan sumbu tegak
menunjukkan proporsi biaya yang ditanggung oleh masing-masing individu. Jadi misalnya
individu C bersedia membayar sebesar h persen dari biaya total penyediaan sejumlah tertentu
barang public, maka sisanya sebesar (1-h) persen akan ditanggung oleh individu D. Kurva
𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 menunjukkan kurva indiferens individu C, sedangkan kurva 𝑏1 , 𝑏2 , 𝑏3
menunjukkan kurva indiferens D. kurva indiferens bagi kedua individu tesebut mempunyai
bentuk melengkung ke atas karena kita membuat asumsi bahwa setiap individu suka akan
barang public akan tetapi tidak suka akan membayar biaya penyediaan barang tersebut. Kita
dapat memperoleh kurva permintaan C dan D untuk suatu barang public dengan menentukan
kepuasan maksimum setiap individu pada setiap proporsi biaya. Misalnya : apabila individu
C harus membayar sebanyak ℎ0 persen, maka ia akan memaksimumkan kepuasannya dengan
memilih konsumsi barang public sebesar 𝐺𝑜 (Diagram 4.8 panel A). Sebaiknya, individu D

4
harus membayar sebesar (1-ℎ0 ) persen, sehingga ia akan berusaha untuk memaksimumkan
kepuasannya dengan memilih barang public sebesar O𝑄0 . Apabila setiap titik maksimum
kurva indiferens individu C dan D dihubungkan, maka kita akan mendapatkan kurva AA dan
BB yang merupakan kurva permintaan individu C dan D akan suatu barang public. Kurva AA
dan BB pada diagram 4.8. panel A dan B dapat digambarkan dalam satu diagram kotak (box
diagram) seperti pada diagram 4.9.

Kurva 𝐷𝐴 dan 𝐷𝐵 pada diagram 4.9. menunjukkan kurva permintaan individu C dan
D. pada titik F konsumen C menghendaki barang public sebesar 𝑂𝐶 L dan ia bersedia
membayar 100 persen dari biaya penyediaan barang tersebut ; sebaliknya individu D bersedia
membayar sejumlah 𝑂𝐷 𝑇1untuk jumlah barang public yang sama jadi penerimaan pemerintah
lebih besar dari biaya yang dikeluarkan, yaitu 100 persen + 𝑂𝐷 𝑇1. Kelebihan penerimaan
diatas biaya penyediaan barang public oleh pemerintah dapat digunakan untuk menambah
produksi barang public. Pada jumlah barang public sebanyak OL, individu C bersedia
membayar 70 persen (𝑂𝐷 𝑇2) dari total biaya dan individu D bersedia membayar sebesar 60
persen (𝑂𝐷 𝑇3), Sehingga penerimaan pemerintah dari individu C dan D sebesar 130 persen
dari total pembiayaan. Pada titik E, individu C bersedia membayar sebesar 𝑂𝐶 𝑇𝐸 persen dan
individu D bersedia membayar biaya penyediaan sejumlah barang public tersebut sebesar
𝑂𝐷 𝑇𝐸 persen untuk barang public sebesar O𝐿𝐸 . Pada titik E, pembayaran dari A dan B sebesar
100 persen (𝑂𝐶 𝑇𝐸 + 𝑂𝐷 𝑇𝐸 ) dimana pembayaran kedu orang konsumen tersebut sejumlahnya
sama dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang public sebesar O𝐿𝐸 .

Pada penyediaan barang public sebesar O𝐿2 , biaya yang diperlukan adalah sebesar
𝐿2 Z dan individu C hanya bersedia membyara sebesar 𝐿2 Y persen sedangkan individu D
hanya bersedia membayar sebesar ZX persen, sehingga pemerintah mengalami deficit sebesar
XY persen dari total biaya. Untuk mengurangi difisit pemerintah harus mengurangi jumlah
barang public yang dihasilkan sampai 𝐿2 𝐿𝐸 dimana biaya yang dikeluarkan sama dengan
pembayaran yang diterima dari individu C dan individu D. jadi menurut Lindahl titik E
adalah titik keseimbangan dan merupakan tingkat penyediaan barang public yang optimum.

Kelemahan

Kelemahan teori Lindahl adalah karena teori ini hanya membahas mengenai barang
publik tanpa membahas mengenai penyediaan barang swasta yang dihasilkan oleh sektor

5
swasta. Selain itu, kelemahan utama dari analisa Lindahl ini adalah penggunaan kurva
indiferens. Sifat barang publik yang tidak dapat dikecualikan menyebabkan tidak ada seorang
individu juga yang bersedia menunjukkan preferensinya terhadap barang publik. Kritikan lain
terhadap teori ini adalah bahwa teori ini hanya melihat penyediaan barang publik saja tanpa
memperhitungkan jumlah barang swasta yang seharusnya diproduksi agar masyarakat
mencapai kesejahteraan optimal.

2.2 TEORI SAMUELSON

Samuelson menyempurnakan teori pengeluaran pemerintah dengan sekaligus


menyertakan barang sektor swasta. Samuelson bahwa adanya barang publik ynag
mempunyai dua karakter (non-ekslusionari dan non-rivalry) tidak berarti bahwa
perekonomian tidak dapat mencapai kondisi pareto optimal atau tingkat kesejahteraan
masyarakat yang optimal. Sebagaimana diketahui, pareto optimal adalah suatu kondisi
perekonomian dimana perubahan yang terjadi menyebabkan paling tidak salah satu orang
yang akan menderita kerugian (devinisi yang sempit). Samuelson menggunakan tiga diagram
sebagaimana pada diagram 4.10 yang terdiri dari tiga panel A B dan C. Pada panel A
ditunjukkan garis kemungkinan produksi barang swasta dan barang barang publik serta kurva
indiferens bagi individu R. Pada panel B ditunjukkan kurva indiferens individu R akan kedua
jenis barang tersebut dan pada panel C ditunjukkan kurva indiferens untuk individu S.
Diasumsikan bahwa dalam perekonomian hanya terdapat dua individu R dan S dan seluruh
sumber ekonomi dialokasikan untuk menghasilkan barang publik dan swasta.

Pada diagram 4.10 panel A dapat dilihat bahwa apabila pemerintah menyediakan
barang publik sebanyak OL1 unit, berarti barang tersebut dapat dinikmati oleh individu R dan
S dalam jumlah yang sama. Produksi barang publik sebesar OL1 unit menyebabkan sumber-
sumber ekonomi dapat digunakan untuk menghasilkan barang swasta sebanyak OT unit.
Dengan menentukan tingkat kesejahteraan individu R yang tunjukkan oleh kurva indiferens
LR1 (pada panel B) dan kita gambarkan kurva indiferens LR1 pada panel A, maka dapat kita
lihat bahwa ketersediaan barang publik sebesar OL1 berarti individu R harus
mengkonsumsikan barang swasta sebanyak OT1 (panel B). Barang publik sebsara OL1
tersebut tersedia juga bagi konsumen S dan ia akan mengkonsumsikan barang swasta sebsar
OT (dipanel A) dikurangi OT1 yang dikonsumsikan oleh R(ditunjukkan pada panel B) yaitu
OT7 (pada panel C). Apabila barang publik yang tersedia untuk R dan S sebanyal OL2 unit,
maka barang swasta yang dapat di produksi adalah sebesar OT3. Dari sejumlah OT3 agar

6
individu R tidak berkurang kesejahteraannya (sebagaimana ditunjukkan oleh kurva indiferens
LR1) ia harus mengkonsumsi barang swasta sebanyak OT4 unit sehingga yang tersedia bagi S
sebanyak OT6 = OT3 –OT4 (pada panel C). Apabila langkah diatas dilakukan untuk setiap
jumlah barang publik maka kita akan mendapatkan kurva DGF pada panel C, yaitu kurva
yang menunjukkan kombinasi barang publik dan barang swasta yang trsedia bagi S dengan
kondisi kesejahteraan R tidak berubah seperti yang ditunjukkan oleh kurva indiferens LR1.

Selanjutnya kita mencari kesejahteraan individu S tertinggi yang dapat dicapai dengan
kendala (constraint) berbagai kombinasi barang publik dan barang swasta sepanjang kurva
DGF. Kurva indiferens individu S yang dapat dicapai tertinggi yang dapat dicapai adalah LS 1
yang menyinggung kurva DGF pada titik G. Pada titik G jumlah barang dikonsumsikan oleh
R dan S sebanyak OL2 dan barang swasta dikonsumsikan oleh R sebanyak OT4 dan yang
dikonsumsikan S sebanyak OT7 . Total produksi barang swasta sebesar OT4 + OT7 = OT3.

Diagram 4.10 Teori Samuelson

Apabila kurva indiferens R bukan kurva indiferens LR1 tetapi LR3 yang menunjukkan
kesejahteraan R yang lebih rendah maka dengan langkah diatas, kita akan mendapatkan kurva
konsumsi barang swasta dan barang publik oleh yang ditunjukkan kurva MYM. Kurva MYM
menyinggung kurva indiverens LS2 pada titik Y dimana barang pemerintah yang
dikonsumsikan R dan S adalah sebanyak OL1 unit. Barang swasta yang dikonsumsikan oleh S

7
sebanyak OT2 dan R sebanyak OT8 dimana OT2 +OT8 =OT, yaitu jumlah seluruh barang
swasta yang dihasilkan. Jadi dari analisis diatas dapat diketahui bahwa apabila kesejahteraan
R turun maka kesejahteraan S meenjad lebih tinggi yang berarti perekonomian berada dalam
kondisi pareto optimal. Keadaan ini menunjukkan oleh fungsi kemungkinan keputusan (
FKK) pada diagram 4.11.

Titik D berhubungan dengan keadaan mula-mula dimana kesejahteraan R


dintunjukkan oleh kurva indiferens LR1 dan kesejahteraan S ditunjukkan oleh kurva
indiferens LS1 . Kurva indiferens LR3 menunjukkan kesejahteraan R sebesar M1 dan LS1
menunjukkan kesejahteraan S sebesar B1 pada diagram 4.11. Pada keadaan tersebut R dan S
mengkonsumsikan barang publik sebanyak OL2 unit. R mengkonsumsikan barang swasta
sebanyak OT4 unit dan S mengkonsumsikan sebnyak OT6 unit seperti yang ditunjukkan
diagram 4.10 panel B dan panel C dan produksi barang seluruhnya adalah OT3 = OT1 +OT6.
Penurunan kesejahteraan R dari M1 ke M2 menyebabkan kesejahteraan S naik dari B1 ke B2
pada diagram 4.11.

Diagram 4.11 Fungsi kemungkinan kepuasan

Keadaan ini ditunjukkan dengan semakin rendahnya kurva idndiferens R dari LA1 ke LA3 dan
kenaikan kurva indiferens S dan LS1 ke LS2. Titik W ini berhubungan dengan produksi dan
konsumsi barang publik yang lebih sedikit (OT pada diagram 4.10 panel A). Konsumsi
barang swsta oleh R menjadi lebih sedikit yaitu dari OT4 ke OT8 pada diagram 4.10 panel B

8
dan konsumsi S akan barang swasta menjadi lebih banyak dari OT6 menjadi OT2 pada
diagram 4.10 panel C.

Kelemahan teori Samuelson terletak pada 4 hal yaitu:

1. Hasil analisis sangat tergantung pada tingkat kesejahteraan individu mana yang dipilih
(individu R dan S), dan tingakat kesejahteraan mana yang mula-mula dipilih (dalam
contoh diatas kita memilih kurva indiferens LR1 sebagai awal analisis).
2. Samuelson menunujukkan tercapaonya kondisi pareto optimalkan tetapi kita tidak
tahu apakah perpindahan dari D ke W pada diagram 4.11. Menunjukkan perbaikan
atau penurunan kesejahteraan seluruh masyarakat. Untuk mengetahui hal ini
diperlukan kurva kesejahteraan social seperti yang ditunjukkan pada diagram 4.12.

Diagram 4.12 kesejahteraan optimal

Dengan adanya kurva kesejahteraan masyarakat (social Walfare Func-tion) maka


kesejahteraan masyarakat tertinggi yang dapat dicapai adalah titik S, yaitu pada titik dimana
kurva kesejahteraan sosial menyinggung kurva kemungkinan kepuasan FKN. Kesejahteraan
R sebesar OM1 dan kesejahteraan S sebesar OB1. Kita tahu bahwa kesejahteraan R sebesar
OM1 dengan konsumsi barang swasta sebanyak OT4 unit dan barang publik sebanyak OL2
dan barang swasta sebanyak OT6. Perekonomian berada dalam tingkat penggunaan penuh (
full employ-ment) karena produksi barang publik sebanyak OL2 dan barang swasta sebanyak
OT3 (=OT4 + OT6 ) unit dihasilkan dengan menggunakan seluruh faktor produksi yang
tersedia (karena titik E berada pada kurva tranformasi). Dengan demikian, samuelson
membuktikan bahwa walaupun dalam perekonomian terdapat barang publik yang tidak

9
mempunyai sifat pengecualian, namun sumber eklonomi tetap dapat dialokasikan secara
efisien. Pada tingkat efisiensi yang optimum slope kurva indiferens LS1 sama dengan slope
kurva kemungkinan konsumsi DGF (consumption possibility curve). Pada titik G slope kurva
DGF=MRSB. Karena kurva DGF diperoleh dengan mengurangkan secara vertikal slope kurva
kemungkinan produksi PEP pada titik E dengan kurva indiferens LR1 (dengan slope MRSAA
), maka slope DGF pada titik G=MRT-MRSA. Pada titik alokasi barang yang optimal, kondisi
Samuelson adalah sebagai berikut:

MRSA =MRTB –MRS atau ∑MRSi = MRT

i=A,B

Jadi dalam hal ini barang publik, efisiensi tercapai dimana jumlah MRS (marginal rate
of substitution) semua orang sama dengan MRT (marginal rate of transformation), sedangkan
pada barang-barang swasta efisiensi tercapai apabila MRS diantara semua konsumen sama
besarnya. Dalam perekonomian yang telah menggunakan uang sebgai alat mengukur nilai,
kita dapat mengubah kondisi efisiensi Samuelson dalam bentuk manfaat marginal. MRT
adalah perbandingan biaya marginal dalam memproduksi barang publik dengan biaya
marginal dalam memproduksi barang swasta, atau

MRT= Biaya marginall barang publik = MCG


Biaya marginal barang swasta MCX

Dimana :

MC = Biaya marginal

G = Barang publik

X = Barang swasta

MRS bagi seorang konsumen adalah perbandingan antara manfaat marginal antara barang
publik dan barang swasta (dalam satuan moneter), atau:

MRS= MU barang publik = Manfaat marginal barang publik


MU barang swasta PX

10
Dimana PX = Harga barang swasta.

Analisis Samuelson diatas dapat pula dijelaskan dengan menggunakan diagram 4.13
kurva MC adalah kurva penawaran barang-barang publik sedangkan DR dan DS
menunjukkan kurva permintaan individu R dan S terhadap barang public. Kurva permintaan
ini menunjukkan manfaat marginal (marginal benefits) yang dirasakan individu R dan S,
sehingga kurva inipun menunjukkan harga yang mau mereka bayar seandainya mereka harus
membayar untuk menikmati jumlah barang publik tertentu. Kurva permintaan D(R+S)
diperoleh dengan menjumlahkan secara vertical kurva-kurva permintaan DR dan DS .
Perpotongan antara D(A+B) dengan MC menunjukkan penyediaan barang publik yang optimal,
yaitu jumlah barang publik sebesar OG0. Individu R bersedia membayar sebesar OMBR dan
individu B membayar sebesar OMBS. Pembayaran total sebesar O (MBR +MBS) adalah
jumlah yang diperlukan untuk memproduksikan barang publik sebesar OG0. Analisis ini
menerangkan teori penyediaan barang publik sebagaimana yang dikemukakan oleh Lindahl :
Apabila setiap orang mempunyai sejumlah pendapatan tertentu, dan kurva permintaan akan
barang-barang publik dapat digambarkan, maka kurva tersebut akan menunjukkan kesediaan
setiap orang untuk membayar barang publik. Dalam system dimana setiap orang akan
membayar barang publik dengan harga yang berda-beda, tergantung dari manfaaat marginal
yang diterima dalam suatu perekonomian dimana produsen menetapkan harga menurut biaya
marginal (P=MC), maka

Dimana: MCG= Biaya marginal untuk barang publik

MBG= Manfaat marginal untuk barang publik

11
Diagram 4.13

Dari kondisi di atas maka dapat di lihat bahwa MBG = MCG yaitu jumlah seluruh manfaat
marginal untuk barang publik sama dengan baiaya marginal untuk memproduksi barang
publik agar tercapai efisiensi dalam perekonomian.

3. Teori Samuelson mengeanai pengeluaran pemerintah adalah teori yang paling baik
karena sederhana, jelas dan menyeluruh. Teori Samuelson yang merupakan
kelemahan ketiga adalah bahwa teori ini tidak lepas dari kelemahan yang umum
seperti halnya teori pengeluaran pemerintah lainnya dari Bowen dan Lindahl.
Kelemahan yang terbesar adalah pada anggapan bahwa konsumen secara terus terang
mengemukakan kesukaan mereka terhadap barang publik dan kesukaan mereka inilah
yang terjadi dasar pengenaan biaya untuk menghasilkan barang publik yang menjadi
persoalan dalam penentuan jumlah barang publik yang akan disediakan oleh
pemerintah adalah bagaimana pemerintah memungut pembayaran dari konsumen
barang publik. Setiap orang tidak mau dengan suka rela mengemukakan kesukaan
mereka akan barang publik karena tahu bahwa kesukaan mereka akan menjadi dasar
bagi pemerintah untuk mengenakan tarif. Selain itu merekapun tahu bahwa apabila
barang publik sudah tersedia maka mereka tidak dapat dikecualikan dari penggunaan
barang publik tersebut.

12
4. Kelemahan ke empat bahwa barang publik yang dibahas barang yang mempunyai
sifat kebersamaan yaitu barang publik yang dipakai oelh konsumen dalam jumlah
barang yang sama.Barang-barang publik murni yang mempunyai sifat tersebut
jernihnya sangat terbatas. Misalnya pertahanan nasional dan kehakiman, sedangkan
sebagian besar barang publik tidak mempunyai sifat tersebut. Misalnya rumah sakit,
sekolah dll.

2.3 TEORI ANGGARAN

Teori lain yang menerangkan mengenai penyediaan barang-barang publik adalah


teori alokasi barang-barang publik yang melalui anggaran (budget). Teori ini didasarkan
pada suatu analisis dimana setiap orang membayar atas penggunaan barang publik dengan
jumlah yang sama yaitu sesuai dengan sistem harga untuk banrang-barang swasta (private
goods). Teori alokasi barang publik melalui budget dapat dijelaskan dengan
menggunakan diagram 4.1

Diagram 4.14

Diagram 4.14 panel A menunjukkan kurva kemungkinan produksi (production


possibility curve=PPC). Kita asumsikan bentuk kurva PPC merupakan garis lurus yang
menunjukkan bahwa marginal rate of transformation (MRT) merupakan suatu konstan

13
(besarnya MRT tetap). Dianggap puka bahwa masyarakat hanya berdiri dari dua orang
yaitu A dan B masing-masing mempunyai pendapatan besar OM (panel B) dan ON (panel
C) dimana OM+ON=OC. Jad sumbu datar pada ketiga panel menunjukkan jumlah barang
publik yang disediakan dan sumbu tegak panel B dan panel C menunjukkan jumlah
penghasilan indidvidu A dan B individu A mencapai keseimbangan pada persinggungan
antara kurva indiferens dengan garis anggaran yaitu titik F. Indidvidu akan
mengkonsumsikan barang publik (G sebesar OG0).Dan menghasilkan sebesar OM0
sedangkan barang swasta yang dikonsumsikan sebesar MM0. Dalam perekonomian
produksi barang publik sebesar OG0 menyebabkan produksi barang swasta yang
dihasilkan hanya sebesar CI0 dengan menggunakan sumber-sumber ekonmi secara penuh
(full employment). Jadi barang yang tersedia bagi individu B adalah CI0 – MM0= NL0.
Kurva MV dan NW adalah kurva yang menghubungkan titik kesimbangan konsumen A
dab B apabila terjadi perubahan harga barang publik atau kurva konsumsi harga (price
consumtion curve). Apabila kurva anggaran yang ditunjukkan seperti yang ditunjukkan
oleh MR1 maka A akan memilih konsumsi barang publik sebanyak OG1 dan barang
swasta sebanyak MM1. Karena barang public yang tersedia sebanyak OG1 maka jumlah
OG1 itu yang tersedia untuk konsumen B. Konsumsi barang swasta oleh indidvidu A
sebanyak MM1 sehingga barang swasta yang tersedia untuk B sebanyak NL1 dimana
MM1 + NL1=CI1. Kurva NJ menunjukkan barang swasta yang tersedia bagi individu B
dan individu B akan mencapai optimum dalam mengkonsumsikan barang-barang publik
dan barang swasta pada Q dimana kurva konsumsi harga berpotongan dengan kurva NJ.
Individu A akan berada pada tingkat konsumen (titik F) dan total produksi berada pada
titik E. Kedua individu mengkonsumsi barang publik sebesar OG0 dan barang swasta
sebesar CI0 dimana individu A mengkonsumsikan NM0 barang swasta, individu B
mengkonsumsikan barang swsta sebanyak NL0 dan total produksi barang swasta sama
dengan MM0+NL0=CI.

Solusi teori ini mempunyai karakteristik segai berikut:

1) Hasil analisis selaraas dengan distribusi pendapatan, dimana individu A


memperoleh penghasilan sebesar OM dan individu B memperoleh penghasilan
sebesar ON.
2) Individu A memperoleh barang swasta sebesar MM0 dan individu memperoleh
barang swasta sebesar NL0 .

14
3) Kedua individu membayar harga yang sama untuk barang publik dan
swasta.Setiap konsumen berada pada titik keseimbangan konsumen, yaitu diman
MRS sama dengan perbandingan harga
kedua barang . Harga barang publik
MRS =
Harga barang swasta

4) Pembayaran pajak oleh kedua individu untuk membiayai penyediaan barang


publik sama besarnya dengan biaya totalnya.
Misalnya :
T= pajak
PG=harga barang publik
PX=harga barang swasta
A= individu A
TA=PGA+OGO

Slop kurva anggaran = PGA = OM


PX OR

Dengan menganggap PX =1, maka PGA= OM dan TA = OM x OG0


OR OR

Kita tahu bahwa OM = MM0 = MM0


OR M0F OG0

Karena itu TA =MM0 x OG0 = MM0


OG0

Dengan cara yang sama kita dapat mengetahui besarnya pajak yang di bayar oleh individu
B, yaitu TB=NL0.

15
TA +T B= MM0 + NL0 = CI0

Solusi teori ini serlaras dengan kesimpulan teori Samoelson , yaitu pada tingkat efisiensi
optimum:

MRSA+MRSB=MRT
= OM + ON = MMO + NLO = CIO
OR OU OGO OGO OGO

Teori alokasi barang publik melalu anggaran merupakan suatu teori analisis yang
menyebabkan barang publik yang sesuai dengan kenyataan karena bertitik tolak pada
distribusi pendapatan awal diantara individu-individu dalam masyarakat (dalam hal ini
individu A dan B), dan dapat digunakan untuk menentukan beban pajak diantara para
konsumen untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Tetapi teori ini mempunyai kelemahan
utama yaitu digunakannya kurva indiferens sebagai alat analisis yang baik dari teori akan
tetapi kurang bermanfaat untuk aplikasi penggunaanya dalam kenyaatan sehari-hari. Jadi dari
uraian bab ini diketahui bahwa semua analisis menggunakan kurva permintaan dan kurva
indiferens yang dalam pelaksanaannya tidak dapt diukur secara empiris. Oleh karena itu teori
ekonomi dianggap tidak mampu memecahkan alokasi sumber-sumber ekonomi untuk
menghasilkan barang swasta dan barang-barang publik secara empiris dan pemecahannya
harus dilakukan dengan proses pemungutan suara (voting) yang biasa dilakukan dalam proses
politik. Walaupun demikian, pemungutan suara juga tidak dapat pemecahan yang sangat
tidak memuaskan kecuali, pada suatu masyarakat dimana preferensi mereka indentik
sehingga dapat mencapai hasil secara aklamasi.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori pengeluaran pemerintah yang dikemukakan oleh Lindahl adalah teori yang sangat
berguna untuk membahas penyediaan barang publik yang optimum dan secara bersamaan
juga membahas mengenai alokasi pembiayaan barang publik antara anggota masyarakat.
Samuelson menyempurnakan teori pengeluaran pemerintah dengan sekaligus
menyertakan barang sektor swasta. Samuelson bahwa adanya barang publik ynag
mempunyai dua karakter (non-ekslusionari dan non-rivalry) tidak berarti bahwa
perekonomian tidak dapat mencapai kondisi pareto optimal atau tingkat kesejahteraan
masyarakat yang optimal. Teori lain yang menerangkan mengenai penyediaan barang-
barang publik adalah teori alokasi barang-barang publik yang melalui anggaran (budget).
Teori ini disarkan pada suatu analisis dimana setiap orang membayar atas penggunaan
barang publik dengan jumlah yang sama yaitu sesuai dengan sistem harga untuk banrang-
barang swasta (private goods).

3.2 Saran

Pemerintah dapat menjadikan teori – teori tersebut sebagai patokan yang baik dalam
menerapkan penyediaan barang – barang publik. Masyarakat dapat turut mengawasi
anggaran belanja yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk penyediaan sumber – sumber
barang tersebut melalui transparansi anggaran.

17
DAFTAR PUSTAKA

Mangkoesoebroto, Guritno. 2001. Ekonomi Publik : Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE.

18

Anda mungkin juga menyukai