Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TEORI HECKSCHER-OHLIN

OLEH :

KELOMPOK 4

1. Astia Nasir 105741100520


2. Dewi Andani 105741101320
3. Muh. Agil 105741102420

KELAS EI20A

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH MAKASSAR

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami. Sholawat serta salam tetap kami junjungkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah
sampai ke zaman yang penuh ilmu ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen pada bidang studi Ekonomi Internasional Islam. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk memperluas wawasan tentang Pembiayaan Syariah bagi kami semua
selaku mahasiswa(i).
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang Teori
Heckscher- Ohlin. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir baik yang
secara langsung maupun tidak langsung. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala ikhtiar kita. Aamiin.

Makassar, 9 Desember 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan .................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 4

A. Pengertian Teori Heckscher-Ohlin ...................................................... 4


B. Kelebihan dan Kekurangan Teori Heckscher-Ohlin .......................... 10
C. Pengujian Empiris dan contoh Teori Heckscher-Ohlin .................... 12
D. Hipotesis Teori Heckscher-Ohlin ...................................................... 14

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 16

A. Kesimpulan ........................................................................................ 16
B. Saran................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori perdagangan internasional adalah teori yang menjelaskan arah dan


komposisiperdagangan antar negara serta bagaimana efeknya terhadap
perekonomian suatunegara. Disamping itu, teori perdagangan internasional juga
dapat menunjukkan adanyakeuntungan yang timbul dari adanya keuntungan
perdagangan. Teori yang menjelaskan tentangperdagangan internasional pada
dasarnya dibagi atas tiga kelompok besar, yaitu: teori praklasikmerkantilis, Teori
Klasik, dan teori modern. Negara-negara yang melakukan perdagangan
internasional antara lain disebabkan duaalasan berikut. Pertama, negara-negara
yang berdagang karena berbeda satu sama lain, setiapnegara dapat memperoleh
keuntungan dari perbedaan mereka melalui pengaturan dimana setiappihak
melakukan sesuatu dengan relatif lebih baik. Kedua, negara-negara berdagang satu
samalain dengan tujuan mencapai skala ekonomi dalam produksinya. Maksudnya,
Jika setiapnegara hanya menghasilkan sejumlah barang tertentu maka mereka
dapat menghasilkan barang-barang tersebut dengan skala yang lebih besar dan
karenanya lebih efisien dibandingkan merekamenghasilkan segala jenis barang.
Perdagangan internasional dapat dikatakan sebagai salah satu upaya suatu
negara untuk dapat mencapai tujuan pembangunan nasionalnya. Perdagangan
internasional ini meliputi banyak aspek dan tentunya selalu berkembang dari
waktu ke waktu seiring dengan berkembangnya zaman. Salah satu contoh bisnis
internasional yang paling sering kita dengar adalah bagaimana suatu negara
melakukan kegiatan ekspor maupun impor suatu barang ke negara lainnya. Dengan
didukungnya oleh perkembangan zaman dan globalisasi dimana teknologi
semakin maju danaksesbilitas transportasi semakin canggih, membuat
perpindahan barang maupun jasa antar negara semakin mudah, cepat dan efisien
sehingga perdagangan internasional dapat berkembang sangat pesat. Dalam era

1
globalisasi seperti ini seharusnyaberbagai negara berkembang dapat
memaksimalkannya guna kemajuan bangsanya karena informasi terkait barang
kebutuhan negaranya dapat dengan mudah di ketahui dan diperoleh, selain itu
suatu negara juga dapat mengetahui kemana merekaharus melakukan perdagangan
internasional terkait produk-produk unggulan negara tersebut.
Dalam perdaganagn internasional dikenal beberapa teori yang secara mudah
digolongkan menjadi teori klasik seperti teori absolute advantage dan teori modern
seperti teori Heckscher-Ohlin. Perbedaan kemampuan suatu negara untuk
memenuhi kebutuhannya dalam melakukan perdagangan internasional dengan
keterbatasan sumberdaya yang dimiliki, hal tersebut dapat dijelaskan oleh model
teoriHeckscher-Ohlin. Dalam model tersebut dijelaskan bahwa suatu negara yang
memiliki keunggulan komperatif dalam melakukan perdagangan internasional hal
tersebut akan ditentukan oleh perbedaan kelimpahan faktor relative antar negara
yaitu factor endowments/factor abundance. Dalam model ini terdapat istilah
perfect capital mobility yang artinya kemudahan dalam memindahkan faktor
produksi baik modal maupun tenaga kerja yang dimiliki.
Teori perdagangan internasional modern Heckscher-Ohlin
merupakanteori yang masih menjadi perdebatan para ahli ekonomi, karena
dianggap kurangsesuai dengan keadaan ekonomi dunia saat ini. Penelitian ini
dilakukan untukmengetahui relevansi teori yang dikemukakan Heckscher-
Ohlin dalam kasusperdagangan Indonesia ke enam negara tujuan ekspor
utamanya dari tahun 1986-2017. Enam negara tujuan ekspor utama Indonesia
tersebut merupakan negaradengan volume ekspor terbesar selama tahun 2011-
2016 berdasarkan data dariKementerian Perindustrian Indonesia di tahun 2017.
Pengujian dilakukan denganmelihat variabel selisih/gap dari GDP per kapita yang
menunjukkan kesenjanganantar negara, tingkat inflasi, populasi negara, tingkat
keterbukaan perdaganganserta nilai tukar mata uang dari masing-masing
negara. Penelitian dilakukandengan menggunakan data panel. Uji prasyarat
analisis yang dilakukan meliputiuji spesifikasi model, uji normalitas uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitasdan uji autokorelasi. Metode analisis data

2
yang digunakan adalah analisis denganmenggunakan Error Correction Model
(ECM) untuk melihat pengaruh di jangkapendek dan jangka panjang.
Pada makalah ini penyusun akan focus membahas mengenai teori
perdagangan internasional modern khususnya teori dari Heckscher-Ohlin. Salah
satu halyang menarik perhatian penyusun untuk memfokuskan pembahasan
kepada teori tersebut selain untuk memenuhi tugas juga teori ini menjelaskan
tentang perdagangan internasional yang tidak dapat dijelaskan oleh teori
keunggulan komparatif. Hal ini karena pada teori klasik keunggulan komparatif
tidak menjelaskan mengenaihal yang menyebabkan adanya perbedaan
produktivitas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Teori Modern Heckscher-Ohlin ?
2. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan dalam Teori Heckscher-Ohlin Empiris?
3. Bagaimana Pengujian Empiris dan contoh Teori Heckscher-Ohlin?
4. Bagaimana Hipotesis Teori Heckscher-Ohlin?

C.Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Teori Modern Heckscher-Ohlin
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model Teori Heckscher-Ohlin
3. Mengetahui cara Pengujian Empiris teori dan contoh Teori Heckscher-Ohlin
4. Dapat mengetahui Hipotesis Teori Heckscher-Ohlin

BAB II

3
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Heckscher-Ohlin

Teori Heckscher-Ohlin dibuat sebagai alternatif dari model Ricardian dan


dasar kelebihan komparatif. Mengesampingkan kompleksitasnya yang jauh
lebih rumit model H-O tidak membuktikan prediksi yang lebih akurat.
Bagaimanapun, dari sebuah titik pandangan teoritis model tersebut tidak
memberikan solusi yang elegan dengan memakai mekanisme harga neoklasikal
ke dalam teori perdagangan internasional. Teori Hecksher-Ohlin pertama kali
digagas pada tahun 1920an oleh dua ekonom Swedia, Eli Heckscher dan
muridnya Bertil Ohlin.
Teori ini mengajukan suatu premis bahwa suatu negara akan mengekspor
barang yang memiliki faktor produksi yang berlimpah secara intensif. Suatu
negara dikatakan memiliki faktor produksi berlimpah (untuk tenaga kerja
misalnya) jika rasio dari tenaga kerja terhadap faktor lainnya lebih besar
dibandingkan rasio dari negara mitranya. Sedangkan suatu barang disebut
bersifat padat tenaga kerja jika biaya tenaga kerja merupakan bagian terbesar
dari nilai barang tersebut dibandingkan biaya faktor produksi lainnya.
Hecksher-Ohlin mencoba menjelaskan pola perdagangan dunia dengan
pengungkapan spesifik mengapa terjadi perbedaan harga antar negara, sebelum
negara tersebut melakukan perdagangan di antara mereka.
Secara teoritis, perdagangan terjadi karena ada perbedaan harga. Ada
beberapa hal yang dapat dianggap sebagai penyebab perbedaan harga, misalnya
faktor permintaan atau perbedaan teknologi. Namun Heckscher-Ohlin
meragukan hal ini, dan sebagai gantinya ia mengajukan konsep tentang faktor
proporsi dalam penggunaan faktor produksi sebagai dasar dari perbedaan biaya
komparatif.

4
Teori Hecksher-Ohlin memiliki asumsi-asumsi sebagai berikut : terdapat dua
komoditas dengan dua faktor produksi, yaitu tenaga kerja dan modal, selera
konsumen yang identik dan homogenous di semua negara, fungsi produksi
bersifat constant return to scale, tidak ada perbedaan teknologi di antara negara-
negara, tidak ada distorsi seperti pajak, subsidi, dan pasar yang bersifat
persaingan tidak sempurna.
Jadi, teori Heckscher-Ohlin mengatakan bahwa suatu negara yang
berlimpah pada suatu faktor produksi akan mengekspor komoditas yang
intensif menggunakan faktor produksi yang negara tersebut kekurangan.
Sehingga pola perdagangan yang terjadi antarnegara yang berbeda ketersediaan
faktor produksi atau rasio faktor produksi modal terhadap tenaga kerja adalah
perdagangan inter industri. Pola perdagangan ini juga yang terjadi antara
Indonesia dengan negara-negara maju yang berlimpah modal.
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom
Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan
penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan
dalam teori keunggulan komparatif. Teori klasik hanya mampu menjelaskan
tentang keunggulan mutlak dan komparatif yang memunculkan anggapan
bahwa ada tiga faktor utama yang menentukan atau mempengaruhi keunggulan
suatu negara dalam memproduksisuatu komoditas. Teori modern mengkaji
lebih dalam mengenai faktor-faktor lainyang mungkin menyebabkan suatu
negara memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan negara lain.
Teori klasik tidak dapat menjelaskan kenapa terdapat fungsi produksi
antara dua negara, sehingga munculah pemikiran-pemikiran baru yang
beranggapan bahwa fungsi produksi itu sama dan menjelaskan faktor penyebab
terjadinya perbedaan dalam comparative advantage adalah proporsi pemilihan
faktor produksi. Teori ini kemudian dikenal dengan teori perdagangan
internasional modern atau factorproportions theory oleh Heckscher dan Ohlin
(Boediono, 2015).

5
Teori klasik menjelaskan bahwa keuntungan dari perdagangan
internasionalitu timbul karena adanya comparative advantage yang berbeda
antara dua negara.Dalam comparative advantage perdagangan internasional
terjadi karena ada perbedaan di dalam fungsi produksi kedua negara. Jika fungsi
produksinya sama, makakebutuhan tenaga kerja juga akan sama nilai
produksinya sehingga tidak akan terjadi perdagangan internasional. Oleh
karena itu syarat timbulnya perdagangan internasional adalah perbedaan fungsi
produksi antar kedua negara. Namun dalam teori klasik, hal ini tidak dijelaskan.
Sehingga munculah teori baru yang dikenal dengan teori modern yang dimulai
dengan anggapan bahwa fungsi produksi itu sama dan menjelaskan faktor
penyebab terjadinya perbedaan dalam comparative advantage adalah proporsi
kepemilikan faktor produksi. Teori ini dikenal dengan Factor Proportions
Theory yang dikenalkan oleh Eli Heckscher dan Bertil Ohlin (Nopirin,2014)
Heckscher-Ohlin menjelaskan bahwa perbedaan dalam faktor produksi
yang tersedia bisa menimbulkan perdagangan antarnegara. Dalam ilmu
ekonomi adaempat golongan faktor produksi yaitu : tenaga kerja, tanah
(termasuk keadaan dan kekayaan alam), barang modal, dan kepengusahaan
(entrepreneurship). Suatu negara bisa memiliki lebih banyak atau lebih sedikit
masing-masing faktor ini dibanding dengan negara lain. Bila hal ini terjadi,
maka akan timbul keunggulan komparatif negara tersebut di bidang produksi
tertentu, khususnya di bidang yang cenderung mempergunakan lebih banyak
faktor produksi yang tersedia dalam jumlah yang relatif lebih banyak.
Perbedaan dalam kekayaan alam merupakan contoh yang paling jelas. Misalnya
Saudi Arabia yang memiliki keunggulan komparatif dalam produksi minyak
bumi karena sumber daya minyak bumi yang tersedia sangat melimpah disana.
Jumlah dan macam (kualitas) tenaga kerja juga bisa menimbulkan
perdagangan. Misalnya Indonesia dan India yang mempunyai keunggulan
komparatif dalam produksi barang-barang padat karya. Perbedaan dalam
barang modal yang tersedia juga bisa menjadi perbedaan keunggulan
komparatif dalam barang-barang padat modal dan teknologi tinggi seperti

6
mesin- mesin, mobil, komputer dan lainnya seperti yang ada di Amerika
Serikat, Jepang dan Inggris. Selain itu keunggulan dalam entrepreneurship
seperti yang ada di Amerika Serikat, Jepang dan negara majulainnya dalam hal
perusahaan multinasional dan perbankan internasional juga menjadi
keunggulan komparatif yang dimiliki oleh negara-negara tersebut. (Boediono,
2015).
Teori Hecksher-Ohlin (H-0) menjelaskan perdagangan antara dua
negara.Teori ini mengemukakan bahwa suatu negara akan mengekspor
komoditi yangproduksinya memerlukan lebih banyak faktor produksi yang
relatif melimpah danmurah, dan dalam waktu bersamaan akan mengimpor
komoditi yang produksinyamemerlukan lebih banyak faktor produksi yang
relatif langka dan mahal di negaratersebut. Teori H-0 melnpunyai dua definisi
konsep kelimpahan faktor produksiyaitu definisi fisik dan definisi harga faktor.
Diasumsikan di sini hanya ada dua negara (H dan 0, dua komoditi yaitu
komoditi 1 dan komoditi 2 serta dua faktor produksi yaitu modal dan tenaga
kerja. Kedua negara tersebut hanya berbeda dalam hal kelimpahan faktor
produksinya. Menurut definiasi fisik,suatu Negara H berkelimpahan modal
apabila rasio tatl jumlah modal terhadap total jumlah tenaga kerja di negara if
lebih besar dibandingkan dengan di negara F (KH/LH >K,4LF), sedangkan
menurut definisi harga faktor, suatu negara H berkelimpahanmodal apabila
rasio harga ~ilodal terhadap harga tenaga kerja di negara H lebihrendah
dibandingkan dengan di negara F (lvH/rH > u2,drF), dengan w dan rberturut-
turut menyatakan liarga faktor produksi tenaga kerja dan modal.
Diasumsikan juga bahwa komoditi 1 sebagai komoditi padat tenaga
kerja (artinyapada saat produksinya menggunakan rasio tenaga kerja terhadap
modal yang lebihbanyak daripada rasio tenaga kerja terhadap modal
yang digunakan dalammemproduksi komoditi 2), sementara komoditi
2 merupakan kolnoditi padatmodal (artinya pada saat produksinya
menggunakan rasio modal terhadap tenagakerja yang lebih banyak daripada
rasio modal terhadap tenaga kerja yang digunakan dalam melnproduksi

7
komoditi 1). Teori H-0 mengemukakan bahwa saat terjadi perdagangan,
negara H sebagai negara yang berkelimpahan modal akan mengekspor
komoditi 2 dan mengimpor komoditi 1, sebaliknya negara akan mengekspor
komoditi 1 dan mengimpor komoditi 2. Adanya perdagangantersebut akan
mendorong terjadinya penyamaan harga faktor produksi di negara Hdan F, baik
secara relatif maupun secara absolut.
Dalam teori H-0 ditelaah sebab-sebab munculnya keunggulan
komparatif bagi setiap negara dan dampak-dampak yang ditimbulkan oleh
hubungan dagang terhadap pendapatan faktor produksi dikedua negara yang
bersangkutan. Menurut H-0, perbedaan kelimpahan faktorproduksi
menjadi penentu keunggulan komparatif bagi masing-masing negarayang
selanjutnya akan menjadi landasan berlangsungnya
perdagangan.Perdagangan juga dapat berfungsi sebagai pengganti mobilitas
faktor produksiinternasional dalam menyamakan tingkat harga faktor produksi
atau pendapatanfaktor produksi baik secara relatif atau absolut di antara
negara yang terlibatdalam hubungan dagang tersebut
Teori Heckscher-Ohlin didasarkan pada sejumlah asumsi lugas yang
sengaja dikemukakan untuk menyederhanakan rumusan permasalahannya.
Namun harusdiakui bahwa ada beberapa kelemahan asumsi yang menjadikan
teori tersebut tidak sepenuhnya dapat menjelaskan hubungan dagang yang
berlangsung saat ini. Asumsi-asumsi pokok teori perdagangan Heckscher-
Ohlin adalah sebagai berikut : (Salvatore, 2014)
1. Hanya terdapat dua negara saja (Negara 1 dan Negara 2), dua komoditi
(komoditi x dan komoditi y) dan dua faktor produksi (tenaga kerja dan
modal).
2. Kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam produksi.
3. Komoditas X adalah padat karya, dan komoditas Y adalah padat modal di
kedua negara.
4. Kedua komoditas yang diproduksi diukur dalam skala hasil konstan.
5. Ada spesialisasi tidak menyeluruh dalam produksi di kedua negara.

8
6. Selera yang sama di kedua negara.
7. Ada persaingan sempurna di kedua komoditas dan pasar faktor produksi di
kedua negara.
8. Ada mobilitas faktor yang sempurna di dalam setiap negara, tetapi tidak ada
mobilitas faktor produksi secara internasional.
9. Tidak ada biaya transportasi, tarif atau penghalang lain untuk arus bebas
perdagangan internasional.
10. Semua sumberdaya sepenuhnya digunakan di kedua negara.
11. Perdagangan internasional antara dua negara seimbang.

Inti dari model Heckscher-Ohlin adalah bahwa suatu negara cenderung


untuk mengekspor barang yang menggunakan lebih banyak faktor produksi
relatif melimpah di negara tersebut. Jika dikaitkan dengan kenyataan secara
umum jawabannya adalah benar. Negara-negara yang memiliki sumber daya
alam tertentu yangjumlahnya relatif melimpah akan cenderung mengekspor
sumber alam yang melimpah tersebut seperti Saudi Arabia, Perancis, Spanyol.
Begitu pula dengan negaraberpenduduk padat tetapi relatif kurang memiliki
faktor produksi kapital dan cenderung mengekspor barang-barang yang padat
karya seperti India, Indonesia, Tiongkok. Sedangkan yang memiliki faktor
produksi modal atau kapital akan relatif mengeskpor barang-barang padat
modal seperti Amerika Serikat, Jepang, Inggris. (Boediono, 2015)
Teori Heckscher-Ohlin secara tidak langsung menjelaskan bahwa suatu
negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain jika negara tersebut
memiliki perbedaan selera yang ditandai dengan perbedaan kondisi ekonomi
negara yangmelakukan perdagangan sebagai contoh adalah negara maju akan
berdagang deng an negara berkembang. Karena perbedaan sumber daya yang
dimiliki dan faktor produksi yang berbeda antara negara maju dan berkembang.

B. Kelebihan dan Kekurangan Teori Heckscher-Ohlin

9
a. Kelebihan model Teori Heckscher-Ohlin

Jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik maka


ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang
memiliki tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan
dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan
faktorproduksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:
a. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di
dalamsuatu negara.
b. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan dalam proses
produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua
kurvapertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang
menggambarkan total biayaproduksi yang sama. Dan kurva isoquant yaitu
kurva yang menggambarkan totalkuantitas produk yang sama. Menurut
teori ekonomi mikro kurva isocost akanbersinggungan dengan kurva
isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biayatertentu akan diperoleh
produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akandiperoleh sejumlah
produk tertentu. Analisis hipotesis H-O dikatakan berikut:
a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah
atauproporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara.
b. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-
masingnegara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor
produksi yang dimilikinya.
c. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi
danmengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor
produksiyang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.

10
d. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang
tertentukarena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif
sedikit dan mahaluntuk memproduksinya.
b. Kekurangan model Teori Heckscher-Ohlin
Kelemahan dari teori HO yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi
yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang
sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak
akantidak akan terjadi.
Semua faktor produksi dan pasar produk memiliki masalah
padaasumsi persaingan sempurna karena perdagangan sebagian
besarmerupakan produk dari negara industri yang melakukan
diferensiasiproduk dan skala ekonomi yang tidak dapat
dideskripsikanmenggunakan model faktor endowment Heckscher-Ohlin.
Kesamaan teknologi yang digunakan kedua negara
dalammemproduksi barang merupakan asumsi yang tidak valid. Realita
dilapangan menunjukkan bahwa sering terdapat perbedaan
teknologiyang dipakai suatu negara.
Asumsi suatu negara dalam berdagang melakukan spesialisasi
penuhuntuk memproduksi suatu komoditi tidak sepenuhnya benar
karenabanyak negara memproduksi komoditi yang sebagian besar
berasal dari impor.
Asumsi tidak ada perpindahan faktor internasional.
Terdapatperpindahan faktor secara internasional dapat
menggantikanperdagangan internasional yang menghasilkan kesamaan
faktor produksi dan harga produk.
C. Pengujian Empiris dan contoh Teori Heckscher-Ohlin
a. Pengujian Empiris Teori Heckscher-Ohlin
Pengujian empiris terhadap teori ini antara lain dilakukan oleh Wassily
Leontief, seorang pelopor utama dalam analisis Input-Output yang
melakukan studiempiris untuk menguji prediksi H-O. Leontief menerapkan

11
H-O pada data Amerika Serikat tahun 1947. Secara umum AS diasumsikan
sebagai negara yang relatif memiliki modal lebih banyak dan tenaga kerja
lebih sedikit dibandingkan negaranegara lain. Sehingga berdasarkan teori
H-O, maka ekspor AS akan terdiri atas barang-barang yang padat modal
dan sebaliknya impornya akan terdiri atas barang barang padat karya.
Dari hasil pengujian diperoleh tenyata AS cenderung ekspor produk
padat tenaga kerja dan mengimpor produk padat modal. Kesimpulan ini
bertentangan dengan teori H-O yang sering dikenal dengan Leontief
Paradoks. Tetapi munculnya paradoks tersebut menurut beberapa ekonom
dapat disebabkan keterbatasan metodologi dan kelemahan analisa. Selain
ada beberapa faktor yang mendukung terjadinya paradoks tersebut, antara
lain misalnya, pada tahun 1947 terjadi perang Dunia II sehingga keadaan
pada saat itu belum dapat mewakili kondisi perdagangan AS secara umum
dengan tepat.
Sedangkan menurut beberapa ahli ekonomi perdagangan, paradox
Leontief dapat terjadi karena beberapa sebab utama berikut:
1. adanya intesitas faktor produksi yang berkebalikan (factors intensity
reversals)
2. Tariff dan non-tarief barier
3. Perbedaan dalam ketrampilan dan human capital

Penjelasan lain menyatakan bahwa penemuan Leotief tidak


sepenuhnyabertentangan dengan teori H-O, karena ekspor AS yang pada
karya (labor intensif) tersebut sangat logis. AS merupakan negara yang
mempunyai banyak tengakerja terdidik (skilled labor) dibandingkan dengan
negara lain, sehingga eskpornya lebih banyak terdiri atas barang yang padat
karya namun terdidik. Sehingga penemuan Leontief tersebut, dalam batasan
tertentu justeru sesuai dan mendukung teori H-O.
Pengujian data banyak negara Pengujian dilakukan dengan
menggunakan data dari berbagai negara. Stdi terpenting yang perna

12
dilakukan antara lain olehHarry P. Bowen, Edward E. Learmer dan Leo
Sveikauskas. Mereka menyatakan bahwa perdagangan barang secara tidak
langsung merupakan perdagangan faktor produksi Sehingga kita akan
menemukan negara akan melakukan ekspor terhadap produk yang faktor
produksinya relatif melimpah dan begitu pula sebaliknya.
Dari sampel 27 negara dan 12 faktor produksi yang diujikan oleh Bowen
(Krugman dan Obstfeld, 2003:83) dapat dihitung rasio faktor endowments
setiap faktor produksi suatu negara terhadap penawaran dunia. Kemudian
dilakukan pembandingan rasio-rasio tersebut dengan bagian setiap negara
dari pendapatan dunia.Mereka menyatakan jika teori faktor produksi benar,
maka suatu negara akan selalu ekspor faktor yang bagiannya melebihi
bagian pendapatan dan sebaliknya. Kenyataanya adalah 2/3 faktor produksi
diperdagangkan kurang dari 70 persen yang sesuai dengan arah yang telah
diprediksikan. Hasil ini mendukung paradoxs Leontief di tingkatan yang
lebih luas, bahwa perdagangan sering tidak berjalan sesuai dengan yang
diprediksikan oleh teori Hecksher-Ohlin.
b. Hipotesis Teori H-O
Sebelum melakukan kritik terhadap teori H-O, di bawah ini akan
dikemukakan hipotesis yang telah dihasilkan oleh Teori H-O, antara lain:
1. Produksi barang ekspor di tiap negara naik, sedangkan produksi barang
impordi tiap negara turun,
2. Harga atau biaya produksi suatu barang kan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
3. Harga labor di kedua negara cenderung sama, harga barang A di kedua
negaracenderung sama demikian pula harga barang B di kedua negara
cenderumg sama.
4. Perdagangan akan terjadi antara negara yang kaya Kapital dengan negara
yangkaya Labor.
5. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi
danmengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor

13
produksi yang relatif banyak dan murah untuk melakukan produksi.
Sehingga negara yang kaya kapital maka ekspornya padat kapital dan
impornya padat karya, sedangkan negara kaya labor ekspornya padat karya
dan impornya padat capital

D. Hipotesis Teori Heckscher-Ohlin


Sebelum melakukan kritik terhadap teori H-O, di bawah ini akan
dikemukakan hipotesis yang telah dihasilkan oleh Teori H-O, antara lain :
1. Produksi barang ekspor di tiap negara naik, sedangkan produksi barang
impordi tiap negara turun,
2. Harga atau biaya produksi suatu barang kan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
3. Harga labor di kedua negara cenderung sama, harga barang A di kedua
negaracenderung sama demikian pula harga barang B di kedua negara
cenderumg sama.
4. Perdagangan akan terjadi antara negara yang kaya Kapital dengan negara
yangkaya Labor.
5. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi
danmengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor
produksi yang relatif banyak dan murah untuk melakukan produksi. Sehingga
negara yang kaya kapital maka ekspornya padat kapital dan impornya padat
karya, sedangkan Negara kaya labor ekspornya padat karya dan impornya padat
capital.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
• Heckscher-Ohlin mengatakan bahwa suatu negara yang berlimpah pada suatu
faktor produksi akan mengekspor komoditas yang intensif menggunakan faktor
produksi yang negara tersebut kekurangan. Sehingga pola perdagangan yang
terjadi antarnegara yang berbeda ketersediaan faktor produksi atau rasio faktor
produksi modal terhadap tenaga kerja adalah perdagangan inter industri. Pola
perdagangan ini juga yang terjadi antara Indonesia dengan negara-negara maju
yang berlimpah modal.
• 1. Kelebihan model Teori Heckscher-Ohlin
Jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik maka Maka
ekspornya akan lebih banyak.
2. Kelemahan dari teori HO

15
Jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki negara relatif sama
maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan
internasional tidak akan tidak akan terjadi.
Semua faktor produksi dan pasar produk memiliki masalah pada
asumsi persaingan sempurna.
Kesamaan teknologi yang digunakan kedua negara dalam
memproduksi
Asumsi suatu negara dalam berdagang melakukan spesialisasi penuh
untuk memproduksi suatu komoditi
Asumsi tidak ada perpindahan faktor internasional.
• Pengujian empiris terhadap teori ini antara lain dilakukan oleh Wassily
Leontief, seorang pelopor utama dalam analisis Input-Output yang melakukan
studiempiris untuk menguji prediksi H-O. Leontief menerapkan H-O pada data
Amerika Serikat tahun 1947. Secara umum AS diasumsikan sebagai negara
yang relatif memiliki modal lebih banyak dan tenaga kerja lebih sedikit
dibandingkan negaranegara lain. Sehingga berdasarkan teori H-O, maka ekspor
AS akan terdiri atas barang-barang yang padat modal dan sebaliknya impornya
akan terdiri atas barang barang padat karya.
• 1. Produksi barang ekspor di tiap negara naik
2. Harga atau biaya produksi suatu barang kan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
3. Harga labor di kedua negara cenderung sama,
4. Perdagangan akan terjadi antara negara yang kaya Kapital dengan negara
yangkaya Labor.
5. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi
yang relatif banyak dan murah untuk melakukan produksi.

B. Saran
Di dalam makalah ini masih banyak yang perlu diperbaiki mulai dari

16
penulisan dan kualitas pembahasannya. Apabila terdapat kesalahan kami
meminta maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca terkhusus kami penulis. Sekian.

DAFTAR PUSTAKA

Yuni, R, Dedi Lanova, H. 2021. Dampak Perdagangan Internasional Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal Unimed.

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pengertian+teor
i+Heckscher+Ohlin&btnG=#d=gs_qabs&t=1670500329525&u=%23p
%3DP6EPUXk5hSMJ
https://fallinginlol.wordpress.com/2014/04/06/ekonomi-internasional-teori-
heckscer-ohlin/
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=kelebihan+teori
+Heckscher+ohlin&btnG=#d=gs_qabs&t=1670546866452&u=%23p
%3DiJTDOn1fohkJ
https://www.dictio.id/t/apa-yang-anda-ketahui-tentang-teori-hecksher-
ohlin/121747/2
https://www.studocu.com/id/document/universitas-sultan-ageng-
tirtayasa/faculty-of-agriculture/makalah-teori-modern-h-o-pbi-kel-
6/37822629

17

Anda mungkin juga menyukai