Manajemen personalia atau manajemen personalia merupakan kumpulan aktivitas di dalam semua
organisasi yang bermaksud mempengaruhi efektivitas sumber daya manusia dan organisasi.
AKTIVITAS-AKTIVITAS PERSONALIA
Pencapaian produktivitas tenaga kerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan harus didukung
oleh kegiatan-kegiatan departemen personalia dari suatu perusahaan. Kegiatan-kegiatan tersebut
adalah :
1. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Tujuan perencanaan sumber daya manusia ini yaitu menciptakan kaitan antara seluruh strategi
perusahaan dengan kondisi sumber daya manusia yang tersedia atau dengan perkataan lain,
dengan adanya perencanaan sumber daya manusia maka aktivitas sumber daya manusia akan
selalu konsisten dengan arah atau tujuan perusahaan.
Di dalam menyusun perencanaan sumber daya manusia, manajemen perlu membuat analisis
lingkungan dan penilaian organisasional. Analisis lingkungan dimaksudkan agar manajemen dapat
mengantisipasi adanya perubahan-perubahan yang mungkin akan terjadi di waktu mendatang.
Lingkungan yang dapat mempengaruhi ketersediaan tenaga kerja dapat dijelaskan sebagai berikut
(Henry Simamora : 61 - 64) :
a. Lingkungan Perekonomian
Lingkungan ini dapat mempengaruhi status keuangan perusahaan yang akan dapat mempengaruhi
tingkat pengeluaran, resiko dan prioritas pembelanjaan.
b. Lingkungan Sosial
Dalam hal ini, kebiasaan, sub kultur ataupun trend populasi dapat mempengaruhi organisasi.
Manajer perlu memahami lingkungan sosial dimana perusahaan beroperasi, sebab ini akan
berpengaruh terhadap hubungan antara pekerja dengan manajemen. Sikap, nilai sosial dan
kepercayaan dapat mempengaruhi apa yang diharapkan tenaga kerja pada organisasi.
c. Lingkungan Politik
Lingkungan ini menyangkut sikap pemerintah terhadap perusahaan, peraturan ketenagakerjaan
dan kesejahteraan sosial. Peraturan pemerintah yang mengharuskan perusahaan memberikan
tunjangan kesehatan, penyediaan dana pensiun atau mengasuransikan tenaga kerja akan
menyebabkan perusahaan berupaya untuk melaksanakannya.
d. Lingkungan Hukum
Kemajuan bidang hukum memberi perlindungan bagi para tenaga kerja untuk mendapatkan hak
dan kewajibannya secara proporsional.
e. Lingkungan Pekerja
Lingkungan ini menggambarkan sikap karyawan dan masyarakat terhadap serikat pekerja.
f. Lingkungan teknologi
Disini, teknologi akan mempengaruhi keahlian pekerja yang dibutuhkan serta alat-alat kerja yang
digunakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
2. Analisis dan Desain Pekerjaan
Analisis pekerjaan merupakan penentuan melalui pengamatan, studi dan informasi yang berkaitan
dengan sifat dari suatu pekerjaan tertentu.
Dari sudut pandang departemen personalia, tujuan penyusunan analisis pekerjaan (analisis
jabatan) adalah :
Perusahaan perlu melakukan analisis perputaran karyawan untuk menjamin tersedianya tenaga
kerja dalam jumlah mencukupi. Perputaran ini merupakan petunjuk stabilitas karyawan dalam
perusahaan. Semakin tinggi perputaran ini, semakin sering terjadi pergantian karyawan. Hal ini
akan merugikan perusahaan sebab, perusahaan akan terbebani oleh pengeluaran :
- Biaya penarikan karyawan
- Biaya pelatihan karyawan
- Biaya atas terjadinya kesalahan produksi
- Biaya lembur karena lambannya karyawan baru dalam bekerja
2. Prinsip-prinsip yang digunakan sebagai pedoman dalam melatih karyawan agar latihan
dan pengembangan dapat berjalan dengan baik :
a. Adanya dorongan/motivasi yang jelas bagi peserta latihan (trainee), misalnya persiapan transfer
atau promosi.
b. Adanya laporan kemajuan (progress report).
c. Adanya ganjaran/pujian (reinforcement).
d. Adanya peran serta (partisipasi) aktif dari para peserta latihan (active participation).
e. Latihan diberikan bagian demi bagian sesuai dengan prinsip belajar (principles of learning).
f. Latihan harus mengingat adanya perbedaan individual (individual differences).
g. Peserta latihan dan pelatih (trainer) yang selektif (mau dan mampu).
h. Diusahakan metode latihan yang sesuai.
7. Pemberian Kompensasi
Kompensasi dapat diartikan sebagai semua bentuk pengembalian (return) financial dan tunjangan-
tunjangan yang diperoleh karyawan sebagai bagian dari sebuah hubungan kepegawaian.
Untuk jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :
Tujuan Pemberian Kompensasi
a. Menarik karyawan untuk bekerja
b. Menahan karyawan agar tidak berpindah pekerjaan
c. Memberi motivasi kerja
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Ruang Lingkup Hubungan Industrial
Ruang lingkup hubungan industrial meliputi seluruh aspek dan permasalahan ekonomi, sosial,
politik, budaya dan teknologi serta lainnya baik yang langsung maupun tidak langsung berkaitan
dengan hubungan antara pekerja, pengusaha dan pemerintah/masyarakat.
Sedangkan sebagai manifestasi dari kedua azas di atas, maka HIP mendasarkan diri kepada 3 (tiga)
azas kerja sama, yaitu bahwa pekerja dan pengusaha merupakan teman seperjuangan dalam :
Proses produksi, berarti mereka wajib bekerjasama serta membantu kelancaran usaha.
Dalam pemerataan menikmati hasil perusahaan, berarti hasil usahanya dinikmati bersama
dengan bagian layak/sesuai dengan prestasinya.
Dalam bertanggung jawab, kepada Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan Negara, masyarakat
sekeliling, pekerja dan keluarganya dab kepada pengusaha dimana mereka bekerja.
Ciri-ciri Khusus dalam Hubungan Industrial Pancasila
1. HIP mengakui dan meyakini bahwa bekerja bukan hanya bertujuan untuk sekedar mencari
nafkah saja, akan tetapi sebagai pengabdian manusia kepada Tuhannya, kepada sesama manusia,
kepada masyarakat, bangsa dan Negara.
2. HIP menganggap pekerja bukan hanya sekedar faktor produksi belaka, tetapi sebagai manusia
pribadi dengan segala harkat dan martabatnya.
3. HIP melihat antara pekerja dan pengusaha bukanlah mempunyai kepentingan yang
bertentangan anak tetapi mempunyai kepentingan yang sama yaitu kemajuan perusahaan.
4. Dalam HIP setiap perbedaan pendapat antara pekerja dan pengusaha harus diselesaikan dengan
jalan musyawarah untuk mencapai mufakat yang dilakukan secara kekeluargaan.
5. Di dalam pandangan HIP terdapat keseimbangan antara hak dan kewajiban kedua belah pihak
dalam perusahaan.
6. Dalam HIP dituntut adanya saling pengertian antara karyawan dan pengusaha. Di satu pihak,
pengusaha perlu menyadari dan mengakui, bahwa :
Karyawan perlu diajak berperan serta di dalam memecahkan persoalan-persoalan
perusahaan.
Karyawan menghendaki agar pengusaha dapat memberikan upah yang layak.
Karyawan menghendaki diberi tanggungjawab terhadap pekerjaannya dan diberi
kesempatan untuk berkembang.
Karyawan menginginkan adanya ketenangan, kepastian kerja dan diberi kesempatan untuk
mengutarakan keluhan-keluhannya serta memperoleh tanggapan yang wajar dari pengusaha.
7. Di pihak karyawan dan serikat pekerja harus menyadari dan mau menerima keadaan, bahwa :
Fungsi memimpin dan mengendalikan perusahaan berada di tangan pengusaha yang perlu
dukungan dari karyawan atau serikat pekerja.
Di samping memberikan upah/gaji dan kesejahteraan bagi karyawan, pengusaha masih
harus menjamin keperluan-keperluan lain, seperti, perluasan usaha, penggantian barang-barang
modal, pemberian deviden untuk para pemilik modal dan pembayaran pajak.
Pengusaha mempunyai wewenang untuk memilih dan mengangkat karyawan untuk suatu
pekerjaan tertentu.
Keanggotaan karyawan dalam serikat pekerja tidaklah berarti mengurangi kesetiaan dan
disiplin kerja karyawan terhadap peraturan perusahaan dan kepada pengusaha.