BUNGA SEDERHANA
Apabila seseorang meminjamkan uang kepada peminjam. peminjam harus
mengembalikan uang yang semula ia pinjam, disebut principal (uang pokok), dan
juga fee yang dibebankan atas penggunaan uang tersebut, disebut interest (bunga).
Dan sudut pandang investor, bunga merupakan pendapatan dan modal yang ia
tanamkan. Jumlah uang pokok dan bunga pada saat jatuh tempo disebut jumlah atau
nilai akumulasi atau nilai jatuh tempo.
Jurnlah bunga ditentukan oleh tiga faktor: uang pokok. tarip bunga, dan lama
pinjaman. Dalam bunga sederhana, rumus untuk menghitung bunga (I) uang pokok
(P) selama waktu (t) tahun pada tingkat bunga (r) adalah sebagai berikut:
CONTOH 1
PT. Manado memohon pinjaman selama 2 tahun sebesar Rp 650.000,00 dari Bank
SULUT. Bank menyetujui pemberian pinjaman tersebut pada tarip bunga Tahunan
14%.
a. Berapa bunga sederhana dari pinjaman tersebut?
b. Berapa nilai jatuh temponya?
Jawab:
a. Uang pokok = Rp650.000
Tarip bunga = 14% = 0,14
Waktu = 2 tahun
Disubtitusikan ke rumus I = Prt, kita dapatkan:
I = Prt
= Rp 650.000,00 x 0,14 x 2
= Rp182.000,00
b Nilai jatuh tempo didefinisikan sebagai jumlah dari uang-pokok dan bunga.
Karena itu nilal jamb tempo da pinjaman tersebut sama dengan:
S = P+I
= Rp 650.000,00 + Rp182.000,00
= Rp 832,000.00
Meskipun jangka waktu pinjaman dapat dinyatakan dalam hari bulan atau tahun,
tarip bunga merupakan tarip tahunan. jadi, bila lamanya pinjaman dinyatakan dalam
bulan atau hari maka harus diubah dahulu ke dalam tahun. Apabila waktunya
dinyatakan dalam bulan maka:
jumlah bulan
t =
12
CONTOH 2
Hitunglah bunga sederhana dan pinjaman sebesar Rp 650.000,00 yang diambil oleh
PT. Manado tersebut di atas jika pinjaman ini diberikan kepadanya pada tarip bunga
21 % dan akan jatuh tempo dalam 3 bulan. Hitunglah juga nilai jatuh temponya.
Jawab:
P = Rp650.000,00 ; r= 21%=0,21; t 3/12
I = Prt
= Rp 650.000,00 x 0,21 x 3/12
= Rp 34.125,00
S = P+I
= Rp 650.000,00 + Rp 34.125,00
= Rp 684.125,00
Bunga dibebankan juga terhadap han-hari ekstra di mana pinjaman beredar. Untuk
penyederhanaannya, kita telah mengasumsikan bahwa tanggal jatuh tempo dan
contoh (a) dan (b) tersebut jatuh pada hari kerja. Seandainya kasusnya tidak
demikian maka tanggal jatuh temponya akan dimundurkan ke hari kerja berikutnya
dan bunga ikut dipenhitungkan.
Bila waktu pinjaman dinyatakan dalam hari maka kita dapat menghitung dua macam
bunga sederhana, yaitu :
(1) exact simple interest dan
Dalam inenghitung exact simple interest kita menganggap bahwa terdapat 365-
hari dalam setahun (tanpa membedakan kabisat atau tidak)
(2) ordinary simple interest.
Dalam menghitung ordinary simple interest kita mengasumsikan hahwa terdapat
hanya 360-hari dalam setahun (sering disebut banker’s year).
Dari kedua cara tersebut, ordinary simple interest lebih menguntungkan pemberi
pinjaman. Untuk selanjutnya exact simple interest akan disebut bunga eksak dan
ordinary simple interest akan disebut bunga ordinary. Rumus untuk menghitung
waktu (t) untuk bunga eksak dan bunga ordinary adatah sebagai berikut:
jumlah hari
bunga eksak : t =
365
jumlah hari
bunga ordinary : t =
360
CONTOH 4
Hitunglah bunga eksak dan hunga ordinary dan pinjaman 60-hari sebesar
Rp195.000,00 yang dipinjamkan pada tarip bunga 13½% seahun.
Diketahui P = Rp195.000,00 dan r =13½%=0,135
Ada dua cara untuk menghitung jumlah hari di antara dua tanggal kalender:
1. Exact time (waktu eksak) merupakan hitungan jumlah hari yang senyatanya,
termasuk semua hari kecuali hari pertama. Waktu eksak dapat dicari dengan
mudah dan Tabel angka serial dalam setahun dengan cara mengurangi angka-
angka serial yang mewakili tanggal yang ditetapkan. Dalam tahun kabisat, angka
serial dan semua hari setelah 28 Februani harus ditambah dengan 1.
2. Approximate time (waktu kiraan) dihitung dengan mengasuinsikan bahwa
dalam setiap bulan terdapat 30 hari.
Tabel Angka Serial Dari Masing-masing Hari Dalam Setahun
CONTOH 5
Hitunglah waktu kiraan antara 18 Januari sampai 9 Juli. Untuk mencarinya, mula-
mula membuat tabel dan mengurangkannya sebagai berikut:
Metode 1 dikenal juga sebagal “banker’s rule” dan merupakan metode umum yang
sering digunakan dalam dunia bisnis dan dalam transaksi-transaksi bisnis
internasional.
Metode 2 digunakan oleh pemerintab Amerika Serikat dan juga sebagai metode
umum yang dipraktikkan di Canada.
Metode 4 merupakan metode yang secara teoritis dapat digunakan, namun tidak
pernah digunakan dalam praktik.
CONTOH 6
Uang sejumlah Rp7.500.000,00 diinvestasikan dari tanggal 13 Maret sampai 20
Desember dalam lahun yang sama pada tarip bunga sederhana 15,50% per tahun.
Perhitungan dengan menggunakan keempat metode tersebut, sebagi berikut:
Waktu (t) untuk bunga ordinari didasarkan pada 360 hari, jadi: t = 282/360
20 Desember 12 20
13 Maret 3 13
Selisih 9 7
Waktu kiraan = 9 bulan + 7 hari = (9x30) + 7 = 277 hari
Untuk bunga ordinari kita gunakan 360 hari untuk menghitung waktu (t), jadi: t =
277/360
I = Prt
I = Rp 7.500.000,00 x 0,1550 x 277/360
I = Rp 894.479,00
Melihat pada surat promes yang ditunjukkan pada gambar tersebut dapat diketahui
perihal-perihal berikut:
1. Nilai pari promes, yakni jumlah uang yang dinyatakan dalam promes (Rp
200.000,00).
2. Tanggal promes (14 Juni, 19XX), yakni tanggal dibuatnya promes dan
merupakan tanggal dimulainya perhitungan bunga.
3. Jangka waktu promes (2 bulan).
4. Penerima promes (Seturan Book Store).
5. Pembuat promes (Rudy Fariza)
6. Tarip bunga promes (14% untuk bunga ordinary)
7. Tanggal jatuh tempo promes (14 Agustus 19XX, yaitu 2 bulan setelah 14 Juni
19XX).
CONTOH 7
Denis ingin memperoleh pinjaman wesel tanpa-bunga, 180-hari, dari suatu bank
yang membebankan bunga pada tarip 14,50% setahun. Berapa nilai pari dari wesel
(atau surat promes) tersebut jika Denis menginginkan kas sebesar Rp 100.000,00?
Dalam hal ini kita ingin mencari nilai jatuh tempo (S) dari wesel 180-hari yang
proceednya (P) sudah diketahui (Rp l00.000,00).
P
S=
1-dt
Rp100.000,00
S = = 107.816,7
1 - (0,145)(180/360)
nilai pari dari wesel (atau surat promes) tersebut seharusnya Rp l07.816,70 atau
Rp 107.187
BUNGA MAJEMUK
Jika bunga ditambahkan ke uang-pokok pada akhir tiap-tiap periode pembayaran
bunga dan kemudian ikut dipakai sebagai dasar untuk menentukan besarnya bunga
periode berikutnya maka bunga seperti ini disebut compounded
(dilipatgandakan/dimajemukkan).
Tarip bunga per periode (i) sama dengan tarip nominal bagi banyaknya periode
pebayaran bunga dalam setahun, atau dapat dituliskan:
i = jm/m
CONTOH 8
Tarip bunga nominal adalah 10%, dan bunga dimajemukkan setengah-tahun sekali.
Berapa tarip bunga per periode?
m = 2 (bunga dimajemukkan 2 kali setahun)
jm = j2 = 10%
i = jm/m
i = 10% I 2
i = 5%
Total periode pembayaran bunga n sama dengan banyaknya tahun dikalikan dengan
banyaknya periode konversi dalam setahun, atau dapat dituliskan:
n = Tahun x m
CONTOH 9
Jika tarip bunga nominal 7,5% dimajemukkan secara kuartalan selama 2½ tahun,
berapakah total periode pembayaran bunga?
n = Tahun x m = 2,5 x 4 = 10
Perhitungan bunga untuk masing-masing periode serta nilai akumulasinya pada akhir
periode pembayaran bunga yang ke-3 ditunjukkan di bawah ini. (P = uang-pokok dan
i = tarip bunga per periode konversi).
Akhir
Bunga masing- Nilai Akumulasi (S)
periode ke
masing periode
1 Pi P+Pi = P(1+i)
2 [P(l+i)]i P(1+i) + [P(1+i)]i = P(1+i) (1+i) = P(l-i)2
3 [P(l+i)2]i P(l+i)2 + [P(l+i)2]i = P(H-i)2 (1+i) = P(1+i)3
Jika kita melanjutkan terus perumusan tersebut maka nilai akumulasi pada akhir
akhir periode n Akan menjadi:
Nilai akumulasi = Uang-pokok x Faktor akumulasi
S = P(1+i)n
Rumus ini adalah rumus bunga majemuk dasar dan digunakan untuk menghitung S
yang disebut akumulasi. Faktor (l+i)n disebut faktor akumulasi atau nilai akumulasi
dari Rp 1
(a) Mula-mu!a kita harus menentukan total periode konversi. Karena ada 12 bulan
dalam setahun maka m = 12, Total periode konversi didevinisikan sebagai:
n = tahun x m = 2 x 12 = 24
Nilai akumulasi:
S = P(1+i)n
S = Rp 250.000,00(1+0,005)24
S = Rp 250.000,00 x 1,1271598
S = Rp 281.790,00
Pada tarip bunga nominal yang sama nilai akumulasi (S) adalah proporsional
langsung dengan frekuensi konversi. Apabila kemudian diperlukan untuk
membandingkan antara rencana-rencana investasi atau pinjaman yang berbcda-beda
tarip nominal dan frekuensi konversinya maka effective annual yield of interest (tarif
bunga etektif tahunan) perlu dihitung. Tarif bunga efektif didefmisikan sebagai tarif
(j) yang apabila dimajemukkan secara tahunan akan menghasilkan jumlah bunga
yang sama dengan jumlah bunga yang dihasilkan oleh tarip nominal. Rumus untuk
menghitung tarif efektif dapat diturunkan sebagai berikut:
Maka
j = { 1+
jm
m } m
-1
CONTOH 11
Suatu lembaga kredit menawarkan tiga jenis sertifikat investasi yang masing-masing
mempunyai tarip bunga nominal j2 = 11,6%; j4 = 11,5%, dan j12 = 11,4%.
Sertifikat mana yang akan ; memberikan hasil pengembalian investasi yang paling
besar?
Untuk membandingkan ketiga jenis sertifikat ini, kita harus menghitung tarip bunga
efektifnya masing-masing.
j = { 1+
jm
m } m
-1
Karena j12, yang menawarkan tarip bunga nominal paling rendah, mempunyai tarip
bunga efektif yang paling besar maka jenis sertifikat inilah yang akan memberikan
tingkat pengembalian investasi yang paling besar.
P = S
[ (1+i)1 ] n
CONTOH 12
Hitunglah uang pokok sekarang yang 2 tahun kemudian akan menjadi Rp
500.000,00 pada tarip j4, = 9¼%
S = Rp 500.000,00
i = jm/m
i = 0,0925/4
i = 0,023125
n = tahun x m
n = 2x4 = 8
P = S
[ (1+i) ]
1
n
P = 500.000,00
[ (1+0,023125) ]
1
8
P = 416.428,48
P = 416.428,00