Anda di halaman 1dari 8

NEED ASSESSMENT PERENCANAAN PULANG ANAK DIARE

Ika Purnamasari1), Fitri Haryanti2), Yati Soenarto3)


1
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Sains Al Qur’an
email: ikapurnamasari@yahoo.co.id
2
Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
email: fiths2001@yahoo.com
3
Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
email: ysoenarto@yahoo.com

Abstrak
Diare merupakan masalah kesehatan yang sangat lazim terjadi pada anak dan menjadi penyebab
utama angka kematian anak baik di dunia maupun di Indonesia. Kegiatan perencanaan pulang
harus menjadi salah satu intervensi pada perawatan anak diare di rumah sakit karena dengan
pemberian perencanaan pulang, dapat mengurangi dampak dari suatu keadaan kesehatan,
meningkatkan kepuasan sekaligus mencegah rehospitalisasi. Tujuan penelitian ini untuk
mengeksplorasi kebutuhan pasien dan keluarga untuk perencanaan pulang anak diare ditinjau dari
perspektif orang tua, dokter, perawat, dan ahli gizi di rumah sakit. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan pendekatan exploratif single case study dengan holistic unit analysis.
Penentuan responden dengan purposive sampling. Responden berjumlah 14 orang yang terdiri atas
6 orang tua, 2 dokter spesialis anak, 5 perawat dan 1 ahli gizi. Pengumpulan data dengan
wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah. Analisis data dengan menggunakan analisis
deskriptif terhadap kasus. Hasil: Kebutuhan yang teridentifikasi dalam penelitian ini terdiri atas
tiga kategori utama yaitu kebutuhan terhadap informasi yang meliputi informasi tentang penyakit
diare dan perawatannya, kebutuhan pelayanan oleh dokter, perawat dan ahli gizi serta kebutuhan
metode pemberian perencanaan pulang yang meliputi waktu, tempat, metode dan media.

Kata kunci: anak, diare, need assessment, perencanaan pulang

Salah satu langkah yang harus diberikan


1. PENDAHULUAN
kepada pasien dan keluarga adalah pemberian
Pelayanan kesehatan paripurna yang nasihat tentang diare dan tatalaksananya yang
meliputi pelayanan promotif, preventif, dapat dilakukan oleh keluarga. Kegiatan ini
kuratif dan rehabilitatif bagi pasien dapat terintegrasi dalam pemberian asuhan
merupakan salah satu tugas rumah sakit. keperawatan terkait persiapan perencanaan
Rumah sakit berkewajiban untuk memberi pulang (discharge planning) yang tepat bagi
pelayanan kesehatan yang aman, efektif dan pasien diare dan keluarga. Untuk membuat
bermutu dengan mengutamakan kepentingan perencanaan pulang yang baik diperlukan
pasien (UU No.44 Th. 2009). Mutu pelayanan adanya keterlibatan atau partisipasi pasien,
kesehatan dipengaruhi juga oleh perawatan kompetensi dari praktisi, dalam hal ini
keluar rumah sakit dan perawatan lanjutan. termasuk dokter, perawat dan anggota tim
Diare merupakan penyakit yang menempati kesehatan lainnya serta didukung oleh adanya
urutan kedua penyebab kematian balita di kebijakan institusional (Peterson et al., 2009;
dunia setelah pneumonia. World Health Birjandi, 2009).
Organization (WHO) mencatat hampir
sembilan juta anak balita meninggal setiap Tempat pelayanan kesehatan di Indonesia,
tahunnya dan satu setengah juta per tahun pada umumnya telah merancang berbagai
anak balita meninggal karena diare (WHO- format perencanaan pulang, akan tetapi
UNICEF, 2013). kebanyakan format ini digunakan untuk
pendokumentasian ringkasan pasien pulang
yang berupa pesan untuk kontrol, pemberian

255
obat di rumah, sedangkan nasehat yang Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi
dibutuhkan oleh pasien dan keluarga belum kata-kata yang bermakna dalam transkrip dan
diberikan secara menyeluruh. Pemberian memasukkannya dalam daftar kategori untuk
nasehat perencanaan pulang anak diare yang selanjutnya dibuat matrik kategori.
berdasarkan pada kebutuhan orang tua pasien Berikutnya tema atau kategori yang ada
merupakan kegiatan yang sangat penting dianalisis kembali dan direduksi serta yang
karena dapat meminimalkan dampak dari diambil adalah tema atau kategori yang
suatu keadaan kesehatan, meningkatkan langsung berhubungan dengan perencanaan
kepuasan dan kemungkinan pasien dirawat pulang kasus anak dengan diare di rumah
kembali (Hariyati, Afifah, & Handiyani, sakit. Selanjutnya menampilkan data dalam
2008). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan bentuk tabel yang dilengkapi dengan urutan
untuk mengidentifikasi kebutuhan kronologis. Analisis yang sama juga
perencanaan pulang anak diare, dengan cara dilakukan terhadap hasil diskusi kelompok
mengeksplorasi kebutuhan perencanaan terarah.
pulang bagi pasien diare dan orang tuanya Setiap responden yang terlibat dalam
yang ditinjau dari perspektif orang tua, penelitian ini sebelumnya telah mendapatkan
dokter, perawat dan ahli gizi. penjelasan tentang proses penelitian dan
keterlibatannya dalam penelitian. Setelah
2. METODE PENELITIAN mendapatkan penjelasan, kemudian calon
Metode penelitian ini adalah kualitatif responden dimintai persetujuan untuk menjadi
dengan disain exploratif single case study responden. Penelitian ini juga dilakukan
dengan holistic unit analysis (Yin, 2013). setelah mendapatkan surat kelayakan etik dari
Penentuan sampel berdasarkan pada komisi etik Fakultas Kedokteran UGM
purposive sampling dengan tipe heterogenous Yogyakarta dan mendapatkan ijin dari rumah
samples (Ritchie and Lewis , 2003) yaitu sakit tempat penelitian.
orang tua pasien anak diare, dokter spesialis
anak, perawat dan ahli gizi yang bekerja di 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
ruang perawatan anak.
Pengumpulan data dilakukan dengan dua Hasil
cara, yaitu wawancara mendalam kepada
orang tua pasien dan satu orang dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
spesialis anak dengan menggunakan pedoman KRT Setjonegoro Wonosobo merupakan
wawancara. Cara yang kedua dengan rumah sakit kelas C tipe non pendidikan yang
melakukan diskusi kelompok terarah (DKT) melayani rawat inap, rawat jalan dan instalasi
dengan 7 peserta terdiri dari 1 dokter spesialis penunjang medik. Ruang perawatan anak di
anak, 5 perawat dan 1orang ahli gizi dengan rumah sakit ini melayani berbagai kasus anak,
menggunakan pedoman DKT. Contoh namun demikian terdapat pemisahan kamar
pertanyaan yang diberikan antara lain: “Untuk untuk kasus-kasus yang membutuhkan
mempersiapkan kegiatan perencanaan pulang, pengawasan dan isolasi (Buku Profil RSUD
informasi apa saja yang diperlukan orang tua KRT Setjonegoro Wonosobo, 2013).
yang anaknya dirawat di rumah sakit karena Subjek penelitian ini berjumlah 14 orang
diare?, “Metode apa yang dapat digunakan dengan perincian 6 orang tua pasien dan 8
untuk memberikan informasi perencanaan tenaga kesehatan yang terdiri atas 2 dokter
pulang ? “. Member checking dan triangulasi spesialis anak, 1 ahli gizi dan 5 perawat yang
sumber dan metode / teknik telah dilakukan mempunyai pengalaman melakukan
untuk meningkatkan kredibilitas penelitian perawatan pada pasien anak dengan diare,
ini. yang bekerja di ruang rawat inap anak dan
Analisis data dilakukan dengan beberapa ruang rawat VIP. Karakteristik subjek
tahapan yaitu pada tahap awal hasil penelitian seperti terlihat pada Tabel 1 dan
wawancara disusun dalam bentuk transkrip Tabel 2.
untuk setiap responden, kemudian transkip
data dibaca dengan teliti untuk mendapatkan
pemahaman yang menyeluruh yang
berhubungan dengan perencanaan pulang.

256
Tabel 1 Kebutuhan Informasi
Karakteristik Responden Orang Tua Pasien Kategori kebutuhan informasi untuk
perencanaan pulang anak diare terdiri atas 8
Umur Umur Hub. Ting Peke Kela Riw Kode sub kategori, meliputi 1) kebutuhan informasi
Orang Anak deng kat rjaa s ayat
tentang penyakit diare, 2) kebutuhan
Tua an Pend n Pera Hos
pasie idika wata pital
informasi tentang perawatan selama diare, 3)
n n n isasi kebutuhan informasi tentang perawatan pasca
25 th 10 bln Ibu SMA IRT VIP Belu R1 diare di rumah, 4) kebutuhan tentang
m informasi kapan anak harus dibawa ke rumah
23 th 10 bln Ayah SMA Peda VIP Belu R2 sakit, 5) kebutuhan informasi tentang hygiene,
gang m
6) kebutuhan informasi tentang obat, 7)
32 th 7.5bln Ibu S1 IRT Kls. Belu R3
II m kebutuhan informasi tentang tujuan
32 th 3.5 th Ibu SMP IRT Kls. Pern R4 pemberian informasi perencanaan pulang 8)
III ah 3 pemberi dan penerima informasi perencanaan
x pulang anak diare.
37 th 10 bln Ibu SD IRT Kls. Belu R5 Kebutuhan informasi tentang penyakit
III m
R6
diare ini teridentifikasi sebagai kebutuhan
33 th 10 bln Ayah SMA Swas Kls. Pern
ta I ah perencanaan pulang sesuai pernyataan
1x responden berikut
Sumber : Data Primer “saya pengin apa, eee penyebab diare itu
apa, terus pencegahannya gimana gitu.....
Tabel 2 pertolongan pertama gitu....” (R1)
Karakteristik Responden Tenaga Kesehatan “...kemudian ketika nanti, suatu saat disini,
sudah tidak diare kok kemudian di rumah jadi
Umu Kode Pend Profesi Jabata La Stat diare lagi penanganan pertamanya sebelum
r idika n m us
(th) n a Peke ke puskesmas atau ke rumah sakit harus
ke rjaa bagaimana?..” (DKT-R2)
rja n
53 th DKT- S2 Dokter Dokter 17 PNS
“ciri-ciri atau gejala anak dengan
R1 Sp.A Sp.A Sp.A th diare...penanganannya bagaimana
37 th DKT- S1 Ahli Ahli 14 PNS gitu...”(R2)
R2 Gizi Gizi th
36 th DKT- D3 Perawa Perawa 16 PNS
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa
R3 t t th orang tua pasien anak dengan diare
Pelaksa membutuhkan informasi tentang penyakit
na
42 th P S1 Perawa Kepala 16 PNS
diare secara keseluruhan yang meliputi
t Ruang th pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta
28 th P S1 Perawa Perawa 3 PNS tindakan pencegahan dan penanganan serta
t t th
Pelaksa pertolongan pertama anak dengan diare.
na Selain itu, orang tua juga diharapkan
32 th P S1 Perawa Perawa 6 PNS mengetahui tentang komplikasi yang mungkin
t t th
Pelaksa terjadi pada kasus anak dengan diare seperti
na yang diungkapkan oleh responden dokter
46 th P S1 Perawa Perawa 21 PNS spesialis anak.
t t th
Kebutuhan informasi berikutnya adalah
Pelaksa
na tentang perawatan selama anak menderita
34 th DSA S2 Dokter Dokter 2 Non diare di rumah sakit. Informasi yang
Sp.A Sp.A Sp.A th PNS diharapkan adalah tentang perkembangan
Sumber : Data Primer kondisi anak di rumah sakit dari hari ke hari
Analisis data terhadap kasus perencanaan secara detail, kebutuhan makan dan minum,
pulang anak diare menghasilkan tiga kategori bagaimana cara membuat oralit, alasan
utama yaitu kebutuhan informasi, kebutuhan mengapa anaknya dirawat, 6 langkah cuci
pelayanan oleh tenaga kesehatan dan tangan dan obat-obatan yang diberikan
kebutuhan metode pemberian perencanaan selama perawatan serta kapan anak
pulang. Skema kategorisasi dapat dilihat pada diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
Gambar 1.

257
Selanjutnya kebutuhan informasi tentang masing-masing. Namun demikian terdapat
perawatan pasca diare di rumah juga responden yang menghendaki informasi
teridentifikasi menjadi kebutuhan orang tua. perencanaan pulang ini hanya disampaikan
Informasi yang dibutuhkan antara lain tentang oleh dokter atau perawat saja. Sedangkan
penanganan diare di rumah, pola makan untuk penerima informasi tersebut adalah
termasuk makanan yang diperbolehkan dan orang tua (ayah dan ibu), pengasuh anak di
tidak diperbolehkan pasca mengalami diare, rumah dan saudara serta keluarga disekitar
kebutuhan gizi bagi anak pasca diare, tanda anak.
gejala perburukan penyakit, pencegahan
kekambuhan, pencegahan penularan, kontrol Kebutuhan Pelayanan oleh Petugas
ulang sesuai jadwal, keteraturan minum obat, Kesehatan
dan tentang imunisasi. Kategori kebutuhan pelayanan oleh
Kebutuhan informasi selanjutnya tentang petugas kesehatan untuk persiapan
kapan anak harus dibawa ke rumah sakit, perencanaan pulang memiliki tiga sub
seperti pernyataan responden berikut kategori yaitu kebutuhan pelayanan yang
“dia harus ngerti kapan anak itu harus dilakukan oleh dokter, kebutuhan pelayanan
dibawa ke rumah sakit. Kita jelasken yang dilakukan oleh perawat dan kebutuhan
dehidrasi ringan itu seperti ini, dehidrasi pelayanan yang dilakukan oleh ahli gizi.
sedang oo seperti ini, dehidrasi berat itu Pelayanan dari dokter yang diharapkan oleh
seperti ini, sehingga dia itu bisa membawa ke pasien dalam rangka perencanaan pulang
rumah sakit dengan kondisi yang tepat. Itu anak diare adalah pemeriksaan yang intensif,
satu, yang kedua, diare.., itu tidak melulu artinya dokter diharapkan melakukan
diarenya itu yang diobati, komplikasinya itu pemeriksaan dengan seksama dan tidak
juga harus diobati. Apa itu? satu panas terburu-buru. Selain itu orang tua pasien
tinggi, dua, tidak sadar, memuntahkan semua berharap untuk mendapatkan penjelasan dan
makanan, sama kejang. Itu ada empat tanda saran tentang kondisi perkembangan anak
bahaya pada diare yang harus dipahami secara detail, mendapatkan semangat dan
orang tua harus paham betul tentang tanda motivasi dari dokter (tidak menakut-nakuti),
bahaya ini.” (DKT-R 1) mendapatkan penanganan yang cepat,
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa mendapatkan penjelasan tentang pola makan
dengan mengetahui tanda-tanda dehidrasi dan dan pencegahan diare dan orang tua pasien
tanda bahaya diare, orang tua akan paham berharap dapat berkomunikasi lebih banyak
kapan anak harus dibawa ke rumah sakit. dengan dokter. Hal ini dapat dilihat dalam
Kebutuhan informasi berikutnya adalah ungkapan orang tua pasien sebagai berikut
tentang hygiene meliputi personal hygiene, “.lebih intensif ke pasien.... gitu ya..., lebih
hygiene makanan dan alat-alat makan yang perhatian. Kadang meriksa itu Cuma nanya
digunakan. Sedangkan informasi tentang obat, saja dan sebentar sekali” (R1)
orang tua pasien membutuhkan informasi Pelayanan keperawatan yang diinginkan
tentang obat yang diberikan kepada anaknya oleh orang tua pasien untuk perencanaan
seperti tentang nama obatnya, dosis, pulang anak diare, antara lain perawat harus
kegunaan, dan kapan waktu untuk stand by (siaga) di ruang perawatan,
meminumnya. mendapatkan perawatan dengan sebaik-
Kebutuhan informasi berikutnya yaitu baiknya seperti monitoring kekurangan dan
tentang tujuan pemberian informasi keperluan pasien, berkomunikasi dengan
perencanaan pulang. Hasil penelitian ini pasien dan menyapa pasien, mendapatkan
menunjukkan bahwa tujuan pemberian penjelasan dan arahan tentang perawatan anak
informasi perencanaan pulang adalah untuk pasca diare di rumah serta mendapatkan
menjaga kesehatan, digunakan sebagai pelayanan yang ramah dan murah senyum,
pengetahuan, sebagai tindakan antisipasi atau seperti yang diungkapkan oleh responden
pencegahan, dan sebagai pilar tata laksana berikut
anak diare. Selanjutnya untuk pemberi “ Stand by ya...artinya merawat dengan
informasi perencanaan pulang ini sebaik-baiknya : ditilikilah(dilihat), dicek,
disampaikan oleh dokter, perawat dan ahli ditanya kekurangan pasien, jadi sebelum
gizi sesuai dengan fungsi dan tugasnya

258
dipanggil alangkah baiknya...dia.. merespon sudah dalam keadaan stabil untuk menerima
dulu, kekurangane apa bu..?” (R2) informasi.
“ Ramah ya, murah senyum juga ....kalau pas Sedangkan untuk tempat pemberian
mbetulkan infus atau mengganti infus, kadang informasi perencanaan pulang, sebagian besar
anak suka lihat aja, ya sambil istilahe responden menghendaki adanya ruang
ngabani gitu (disapa begitu)...” (R3) konsultasi agar lebih fokus dan tenang dalam
Pelayanan perencanaan pulang oleh ahli menerima informasi tersebut. Walaupun
gizi yang diharapkan oleh orang tua pasien terdapat satu responden yang tidak
yaitu menjalin komunikasi dengan pasien, menginginkan ruangan khusus saat pemberian
mendapatkan informasi tentang makanan dan informasi perencanaan pulang ini dikarenakan
minuman yang boleh dan tidak boleh untuk responden berasal dari kelas perawatan VIP.
anak diare, mendapatkan penjelasan tentang
cara membuat, cara menyiapkan dan Pembahasan
memberikan makanan yang terbaik untuk Perencanaan pulang harus dilaksanakan
anak setelah diare di rumah, seperti yang telah oleh tenaga kesehatan terutama oleh perawat
diungkapkan oleh responden penelitian sebagai persiapan pasien dan keluarga
berikut kembali ke rumah setelah perawatan di rumah
“Gizi untuk anak seperti apa, ada informasi sakit. Informasi perencanaan pulang yang
secara detail gizinya anak yang dibutuhan sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga
saat ini seperti ini seperti ini. cara mbuatnya sangat bermanfaat karena berpusat pada
gimana?” (R2) masalah yang dihadapi pasien. Identifikasi
“Ya Cuma itu pengin tau aja, apa yang boleh kebutuhan pasien merupakan sebuah
di makan itu apa saja,atau yang tidak boleh” kewajiban yang harus dilakukan melalui
(R4) proses assessmen termasuk memberikan
pendidikan kesehatan kepada pasien dan
Kebutuhan Metode Pemberian keluarga (JCI, 2014).
Perencanaan Pulang Kebutuhan informasi yang teridentifikasi
Kebutuhan metode pemberian dalam penelitian ini menguatkan penelitian
perencanaan pulang anak diare yang yang telah dilakukan oleh Rahmawati (2008)
teridentifikasi berdasarkan hasil penelitian ini bahwa masyarakat menginginkan informasi
terdiri atas 4 sub kategori yaitu metode atau tentang diare secara keseluruhan dan
cara pemberian perencanaan pulang anak Yulnofaldi (2008) menyatakan bahwa
diare, media yang diperlukan, waktu yang informasi yang dibutuhkan oleh pasien dan
tepat dan tempat yang nyaman untuk keluarga selama dirawat di rumah sakit antara
memberikan perencanaan pulang anak diare. lain informasi tentang penyakit mereka
Pada umunya, responden menginginkan seperti nama penyakit, penyebab, hasil
metode pemberian informasi perencanaan pemeriksaan penunjang, tindakan khusus,
pulang dengan konsultasi atau komunikasi bagaimana perkembangan penyakit, upaya
langsung (face to face) walaupun dapat juga pencegahan, pengobatan dan perawatannya.
dilakukan dengan ceramah, demonstrasi Orang tua yang mengetahui secara lengkap
ataupun diberi brosur atau booklet. Semua informasi tentang penyakit anaknya akan
responden menghendaki adanya media dalam lebih mampu memahami penanganan yang
pemberian informasi perencanaan pulang diperlukan bagi anaknya tersebut. Hal ini juga
seperti leaflet atau brosur, poster, booklet, akan memudahkan tenaga kesehatan untuk
lembar balik dan media demonstrasi yaitu bekerjasama dengan orang tua dalam
adanya pojok oralit yang lengkap dengan alat penanganan anak sakit.
peraganya. Pemberian informasi tentang penyakit
Untuk waktu pemberian perencanaan diare, perawatan selama diare dan pasca diare
pulang yang dibutuhkan adalah pada saat merupakan informasi pendidikan kesehatan
awal masuk rumah sakit, pada pertengahan yang sangat perlu diketahui oleh orang tua
proses perawatan dan di akhir perawatan saat yang anaknya mengalami diare dan dirawat di
pasien akan pulang. Akan tetapi responden rumah sakit. Hal ini dikarenakan orang tua
cenderung lebih fleksibel, prinsipnya selama akan mampu untuk ikut berpartisipasi dalam
pasien masih dalam masa perawatan dan perawatan anaknya. Informasi tentang

259
bagaimana merawat anaknya pasca menderita layanan kesehatan yang bermutu sesuai
diare dalam bentuk pengetahuan maupun dengan standar profesi dan standar prosedur
keterampilan akan sangat membantu orang operasional; memperoleh layanan yang efektif
tua untuk menjaga anaknya agar tidak terkena dan efisien sehingga pasien terhindar dari
diare lagi dan menyempurnakan proses kerugian fisik dan materi (UU No.44 tahun
penyembuhan. Sedangkan informasi tentang 2009). Tenaga kesehatan merupakan sosok
kapan anak harus dibawa ke rumah sakit akan yang mempunyai kredibilitas dalam
membantu orang tua untuk mengambil memberikan pelayanan kesehatan .
keputusan yang tepat dalam menangani Metode pemberian informasi
anaknya yang menderita diare sehingga dapat perencanaan pulang dengan konseling face to
terhindar dari komplikasi atau diare yang face merupakan metode yang sangat efektif
lebih parah. karena setiap pasien dan tenaga kesehatan
Informasi tentang hygiene juga perlu dapat berkomunikasi secara langsung pada
disampaikan kepada orang tua, karena waktu yang bersamaan. Konseling merupakan
seringkali diare berhubungan erat dengan metode komunikasi interpersonal yang paling
hygiene baik perorangan maupun yang efektif (Notoatmodjo, 2007). Selain itu
berhubungan dengan makanan dan alat demonstrasi dan ceramah juga dapat
makan. Patogen-patogen penyebab diare dilakukan. Penyuluhan juga dapat
paling banyak ditularkan melalui cara fecal- meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu
oral. Promosi praktik hygiene yang baik dalam tatalaksana diare pada anak
khususnya mencuci tangan dengan (Armananti, 2013). Dengan demikian metode
menggunakan sabun terbukti dapat mencegah pemberian informasi perencanaan pulang
kejadian diare pada anak. Pada kenyataannya, dapat diberikan melalui beberapa metode.
88% kematian akibat diare di seluruh dunia Media leaflet, booklet dan poster menjadi
disebabkan oleh air yang tidak sehat, sanitasi pilihan media yang dapat digunakan. Leaflet
yang tidak adekuat dan praktik hygiene yang lima lintas diare dapat meningkatkan
buruk (WHO dan UNICEF, 2013). kepatuhan minum zinc pada balita dengan
Selain itu informasi tentang obat juga diare (Utoro, 2011). Booklet, leaflet dan
menjadi kebutuhan orang tua, karena dengan poster juga sudah dianalisis menjadi
mengetahui fungsi dan dosis obat, orang tua kebutuhan media promosi kesehatan tentang
dapat ikut terlibat dalam pengawasan diare (Rahmawati, 2008). Media booklet dan
pemberian obat. Informasi lain yang poster telah terbukti dapat meningkatkan
dibutuhkan orang tua pasien adalah tentang pengetahuan dan sikap remaja secara
tujuan pemberian informasi perencanaan signifikan tentang kesehatan reproduksi
pulang pada anak diare. Pemenuhan (Mintarsih, 2007). Media spesifik pada kasus
kebutuhan informasi tentang obat akan diare yaitu pojok oralit sangat membantu
membantu meningkatkan praktik keselamatan keluarga pasien. Media ini dapat digunakan
pasien (patient safety). untuk penanganan sekaligus pemberian
Discharge planning yang berdasarkan informasi untuk persiapan perencanaan
pada persetujuan dan kebutuhan pasien akan pulang anak diare. Media ini merupakan
mencegah pasien untuk rehospitalisasi dan media yang sangat tepat untuk menyampaikan
memperlancar kegiatan discharge planning informasi tentang bagaimana pertolongan
(Tomura et al., 2011). Pemberian pertama pada kasus diare, karena pada
perencanaan pulang dapat mengurangi umumnya bahaya yang paling mengancam
komplikasi dan kemungkinan pasien dirawat pada kasus diare adalah bahaya dehidrasi
kembali (Hariyati et al., 2008). Discharge yang seharusnya dapat dicegah dengan
planning telah menurunkan lama rawat inap pemberian oralit.
dan meningkatkan kepuasan pasien serta Waktu pemberian perencanaan pulang
menghemat biaya pelayanan kesehatan yang diinginkan adalah saat awal masuk
(Shepperd et al., 2013). rumah sakit, selama perawatan dan saat
Petugas kesehatan yang diharapkan menjelang pulang dengan memperhatikan
terlibat dalam kegiatan perencanaan pulang kondisi pasien dan kegawatannya. Menurut
anak diare terdiri atas dokter, perawat dan ahli Bragg and Birjandi (2009) bahwa
gizi. Setiap pasien berhak memperoleh perencanaan pulang dimulai pada saat pasien

260
masuk rumah sakit dan tidak berakhir hingga dengan metode yang diinginkan oleh pasien
pasien siap untuk pindah atau pulang dari diharapkan akan membuat proses
rumah sakit. perencanaan pulang lebih intensif. Pemberian
Adanya ruangan khusus untuk discharge planning yang intensif dapat
penyampaian informasi ini akan membantu meningkatkan kesiapan pasien untuk pulang
keluarga pasien dalam menerima informasi dari rumah sakit termasuk merawat pasien di
yang diberikan oleh petugas kesehatan. rumah (Hager, 2010)
Menurut Notoatmodjo (2007) terdapat 4. KESIMPULAN
beberapa faktor yang mempengaruhi proses Kebutuhan perencanaan pulang anak diare
belajar diantaranya yaitu faktor lingkungan. yang dirawat di rumah sakit terdiri atas
Dengan demikian adanya ruang konsultasi kebutuhan terhadap informasi, kebutuhan
dengan lingkungan yang nyaman dapat pelayanan oleh tenaga kesehatan dan
membantu proses belajar yang dilakukan oleh kebutuhan metode pemberian perencanaan
petugas kesehatan terhadap pasien dan pulang. Hasil identifikasi kebutuhan ini
keluarga. digunakan untuk merancang model
Pemberian perencanaan pulang anak diare perencanaan pulang.
yang memperhatikan kebutuhan pasien,
Informasi tentang Diare
dilakukan oleh petugas kesehatan yang tepat

Informasi Perawatan anak


selama diare

Kebutuhan Informasi Perawatan anak


Informasi paska diare di rumah

Informasi tentang obat

Informasi kapan anak


harus dibawa ke RS
KEBUTUHAN
PERENCANAAN Informasi tentang hygiene
PULANG ANAK
DIARE Tujuan pemberian
informasi PP

Pemberi dan penerima


informasi PP
Kebutuhan
Pelayanan oleh Pelayanan oleh Dokter
Tenaga Kesehatan
Pelayanan oleh Perawat

Pelayanan oleh Ahli gizi

Kebutuhan Metode Pemberian PP


Metode Pemberian
Perencanaan Media Pemberian PP
Pulang
Waktu Pemberian PP

Tempat Pemberian PP 261

Gambar 1 Skema Kategorisasi Kebutuhan Perencanaan Pulang 261


5. REFERENSI Science Students and Researchers, SAGE
Armananti (2013), Pengaruh Penyuluhan Publications, New Delhi
terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Shepperd, S., Na, L., Lm, C., Mccluskey, A.,
dalam Tatalaksana Diare pada Anak Usia Id, C., & Sl, B. (2013). Discharge
6 Bulan - < 5 Tahun Di Kelurahan planning from hospital to home (Review),
Jatiroto, Skripsi, UGM Yogyakarta (1).
Birjandi, A., & M. Bragg, L. (2009). Tomura, H., Yamamoto-Mitani, N., Nagata,
Discharge Planning Handbook for S., Murashima, S., & Suzuki, S. (2011).
Healthcare. CRC Press A Productivity Creating an agreed discharge: discharge
Press Book planning for clients with high care needs.
Buku Profil Rumah sakit Umum Daerah KRT. Journal of clinical nursing, 20(3-4), 444–
Setjonegoro Wonosobo, 2013, tidak 53. doi:10.1111/j.1365-2702.2010.03556.x
dipublikasikan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Hager JS (2010), Effects of Discharge 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Planning Intervention on Perceived Utoro, J. (2011), Pengaruh Penggunaan Leaflet
Readiness for Discharge, Doctor of Lintas Diare terhadap Kepatuhan Minum
Nursing Practice Systems Change Obat Zinc Pada Balita Diare Akut, tesis,
Projects, St. Catherine University, FK UGM, Yogyakarta
SOPHIA, Minnesota World Health Organization, DepKes RI
Hariyati Tutik, R., , S., Afifah, E., Handiyani, (2009), Buku Saku: Pelayanan Kesehatan
H., & Indonesia, U. (2008). Evaluasi Anak di Rumah Sakit; Pedoman bagi
Model Perencanaan Pulang yang Berbasis rumah sakit rujukan tingkat pertama di
Teknologi Informasi, 12(2), 53–58. kabupaten / kota, Jakarta
Joint Commission International (2014), Joint WHO – UNICEF (2013), Ending Preventable
Commission International Accreditation Child Deaths from Pneumonia and
Standards for Hospital; including Diarrhoea by 2025; The integrated Global
Standards for Acedmic Medical Center Action Plan for Pneumonia and Diarrhoea
Hospitals, USA (GAPPD), France
Mintarsih, P.W. (2007), Pendidikan Kesehatan Yin RK (2013), Studi Kasus: Desain dan
menggunakan Booklet dan Poster dalam Metode, PT Raja Grafindo Persada,
Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Jakarta
Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di Yulnofaldi (2008), Need Assessment
Kabupaten Tasikmalaya, tesis, FK UGM, Pendidikan Kesehatan Melalui
Yogyakarta Komunikasi, Informasi Dan Edukasi
Notoatmodjo S (2007), Promosi Kesehatan (KIE) Di Unit Rawat Inap RSUD DR
dan Ilmu Perilaku, Penerbit Rineka Cipta, Achmad Mochtar Bukittinggi, Tesis,
Jakarta Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Petersson, P., Springett, J., & Blomqvist, K.
(2009). Telling stories from everyday
practice, an opportunity to see a bigger
picture: a participatory action research
project about developing discharge
planning. Health & social care in the
community, 17(6), 548–56.
doi:10.1111/j.1365-2524.2009.00854.x
Rahmawati E (2008), Analisis Kebutuhan
Program Promosi Pencegahan Diare Pada
Anak Berusia Di Bawah Dua Tahun Studi
Kasus Di Puskesmas Piyungan Kabupaten
Bantul, Tesis, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta
Ritchie J and Lewis J (2003), Qualitative
Research Practice : A Guide for Social

262

Anda mungkin juga menyukai