Anda di halaman 1dari 16

SEMINAR PROPOSAL

PENGARUH EDUKASI BULLYING TERHADAP


MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK REMAJA DI SMP
NEGERI 16 BEKASI TAHUN 2019.

Disusun Oleh:

FITRI MELANI (15.156.01.11.053)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES MEDISTRA INDONESIA
2019
Latar Belakang
Salah satu indikator keberhasilan Menurut Arya, (2018), bullying
suatu pendidikan dapat dilihat adalah sebuah hasrat untuk
dari motivasi belajar siswa. menyakiti. Hasrat ini
Menurut Suhana, (2014:24), diperlihatkan ke dalam aksi
motivasi belajar merupakan secara fisik, psikis atau verbal, Sehingga pada tahun 2018 kasus
kekuatan (power motivation), yang menyebabkan seseorang pendidikan menempati posisi ke 4
daya pendorong (driving force), menderita. Aksi ini dilakukan teratas setelah pornografi dan
atau alat pembangun kesediaan secara langsung oleh seseorang cybercrime.
dan keinginan yang kuat dalam atau kelompok yang lebih kuat, Pengaduan terbanyak dari daerah
diri peserta didik untuk belajar tidak bertanggung jawab, Jabodetabek sebanyak (21 %).
secara aktif, kreatif, efektif, berulang, dan dilakukan dengan
inovatif, dan menyenangkan Wilayah asal pengaduan selain
perasaan senang. Jabodetabek adalah Bandung, Bali,
dalam rangka perubahan perilaku Menurut data Komisi
baik dalam aspek kognitif, afektif, Yogjakarta, Lombok Timur, dan Palu.
Perlindungan Anak Indonesia Menurut National Center for
dan psikomotor. (KPAI), jumlah kasus pendidikan
Motivasi belajar wajib di miliki Educational Statistics (NCES, 2015)
per tanggal 30 Mei 2018, mengatakan satu dari lima siswa di
oleh setiap siswa, namun tidak berjumlah 161 kasus, adapun
semua siswa selalu memiliki U.S yang berusia 12 – 18 tahun
motivasi belajar yang baik, salah
rinciannya anak korban melaporkan pernah dibully (20,8 %).
satu faktor eksternal yang menjadi kekerasan dan bullying sebanyak
alasan menurunnya motivasi 36 kasus atau (22,4%), anak
belajar siswa yaitu adanya pelaku kekerasan dan bullying
perilaku bullying. sebanyak 41 kasus atau (25,5%).
Tujuan
Tujuan Umum :

Mengetahui apakah ada pengaruh edukasi bullying


terhadap motivasi belajar pada remaja di SMP 16
Bekasi Tahun 2019.
Rumusan Masalah
Tujuan Khusus :

• Mengetahui pengaruh bullying pada motivasi


Apakah ada pengaruh pemberian belajar sebelum diberikan edukasi pada remaja di
edukasi bullying terhadap motivasi SMP 16 Bekasi Tahun 2019.
belajar pada anak remaja di SMP 16 • Mengetahui pengaruh bullying pada motivasi
Bekasi Tahun 2019. belajar sesudah diberikan edukasi pada remaja di
SMP 16 Bekasi Tahun 2019.
• Mengetahui perbedaan remaja yang diberikan
edukasi bullying pada motivasi belajar dan remaja
yang tidak diberikan edukasi bullying pada motivasi
belajar pada remaja di SMP 16 Bekasi Tahun 2019.
KONSEP EDUKASI TUJUAN EDUKASI
Tujuan dari pendidikan kesehatan
Edukasi atau pendidikan secara menurut Undang-Undang Kesehatan
umum adalah segala upaya yang No.23 tahun 1992 maupun WHO yakni
direncanakan untuk mempengaruhi meningkatkan kemampuan masyarakat
orang lain baik individu, kelompok, untuk memelihara dan meningkatkan
atau masyarakat sehingga mereka derajat kesehatan baik fisik, mental,
melakukan apa yang diharapkan dan sosialnya sehingga produktif secara
oleh pelaku pendidikan. Dari ekonomi maupun secara sosial,
batasan ini tersirat unsur-unsur pendidikan kesehatan disemua
pendidikan yakni; input adalah program kesehatan baik
sasaran pendidikan (individu, pemberantasan penyakit menular,
kelompok, masyarakat) dan sanitasi lingkungan, gizi masyarakat
pendidik (pelaku pendidikan), pelayanan kesehatan maupun program
proses (upaya yang direncanakan kesehatan lainnya. Pendidikan
untuk mempengaruhi orang lain), kesehatan sangat berpengaruh untuk
output (melakukan apa yang meningkatkan derajat kesehatan
diharapkan atau perilaku) seseorang dengan cara meningkatkan
(Notoatmodjo, 2015). kemampuan masyarakat untuk
melakukan upaya kesehatan itu sendiri.
Dimana saja tempat terjadinya Bullying?

Apa Itu Bullying? • Bullying di Sekolah Apa saja bentuk-bentuk


Biasanya dilakukan oleh senior kepada Bullying?
Bullying adalah sebuah junior, atau bahkan teman satu angkatan. • Fisik
hasrat untuk menyakiti. Umumnya bullying dari senior kepada • Verbal
Hasrat ini diperlihatkan ke junior merupakan tradisi. • Psikis
dalam aksi secara fisik, psikis Biasanya terjadi karena adanya
atau verbal, yang kecemburuan.
menyebabkan seseorang • Bullying di Rumah/Keluarga
menderita. Aksi ini dilakukan Sifatnya relasional, misalnya sang korban
secara langsung oleh tidak diakui sebagai keluarga.
seseorang atau kelompok Bersifat fisik, misalnya kekerasan dalam
yang lebih kuat, tidak rumah tangga.
bertanggung jawab, • Bullying di Lingkungan Sekitar
berulang, dan dilakukan Dapat terjadi karena unsur mayoritas
dengan perasaan senang menindas yang minoritas, misalnya orang
(Arya, 2018). pendatang yang dibully oleh warga asli
(Wardhana, 2015).
Apa saja dampak dari Bullying?
Apakah ada hukuman bagi pelaku
Bullying di Sekolah Dalam aksi Bullying terdapat Bullying?
Apa saja fator-factor beberapa murid yang memegang peran masing- • Menurut Undang-undang
terjadinya Bullying? masing, yakni peran sebagai pelaku, korban, perlindungan anak pasal 76C UU
• Faktor kelompok penonton (bystander), dan sebagai murid yang No. 35 Th. 2014 : Setiap orang
teman sebaya tidak terlibat. Selain korban yang merasakan dan dilarang menempatkan
• faktor pola asuh mengalami kerugian akibat dari perilaku bullying, membiarkan, melakukan,
orang tua dalam beberapa kasus, pelaku pun dapat menjadi menyuruh melakukan, atau turut
• Faktor Empati pelaku sekaligus korban dari bullying yang dilakukan serta melakukan kekerasan
oleh pelaku lain. Pihak yang tidak terlibat dalam terhadap anak.
aksi bullying di sekolah dasar misalnya, bisa saja • Menurut Undang-undang pasal
pihak tersebut malah menjadi korban bullying yang 80 UU No. 35 Th.2014 : Setiap
serius di sekolah menengah pertama (SMP) atau di orang yang melanggar ketentuan
SMA, begitu pula dengan bystander  (Paige sebagaimana dimaksud dalam
Lembeck, dkk., 2016). Setiap anak dan remaja yang pasal 76C, dipidana dengan
terlibat secara langsung (pelaku dan korban), tidak pidana penjara paling lama 3
langsung, dan yang tidak terlibat sekali pun, (tiga) tahun 6 (enam) bulan
berpotensi mengalami bullying. dan/atau denda paling banyak Rp
72.000.000,00 (tujuh puluh dua
juta rupiah).
Bagaimana Upaya Mengatasi Bullying?
• 5 Langkah jika di Bully Jika mengalami trauma bullying
Tetap percaya diri dan hadapi tindakan Tanamkan orientasi waktu yang
bullying dengan berani. 5 Langkah jika melihat terjadinya jelas, bahwa bullying tersebut
Simpan semua bukti bullying yang bisa bullying terjadi dulu dan kita berada di
dilaporkan kepada penegak hukum Jangan hanya diam. masa sekarang.
(khusunya untuk cyber bullying). Coba untuk melerai dan Memaafkan. Tentu memaafkan
Berbicara dan laporkanlah kepada mendamaikan. orang yang pernah berbuat salah
penegak hokum. Dukunglah korban bullying agar terhadap kita memang tidaklah
Berbaurlah dengan teman-teman yang bertindak positif. mudah, tetapi ini merupakan
membuat percaya diri, dan selalu berpikir Bicaralah dengan orang terdekat salah satu proses penting dalam
positif. pelaku bullying agar memberikan “penyembuhan” diri.
Tetap berpikir positif perhatian dan pengertian. Menyibukkan diri dalam kegiatan
Laporkanlah kepada pihak yang positif.
bisa menjadi penegak hukum di Jangan lakukan bullying kepada
lingkungan terjadi bullying, orang lain. Membully orang lain
seperti kepala sekolah dan guru sebagai wujud balasan atas
(di sekolah), tokoh masyarakat, perilaku bullying yang pernah
akun penegak hokum seperti diterima bukanlah langkah
kepolisian jika terjadi di dunia penyembuhan trauma akibat
maya). bullying.
Apa itu Motivasi Belajar?
Motivasi belajar merupakan kekuatan (power
motivation), daya pendorong (driving force), Apa Fungsi Motivasi Belajar?
atau alat pembangun kesediaan dan keinginan
yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar • Motivasi merupakan alat pendorong
secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan terjadinya perilaku belajar peserta didik.
menyenangkan dalam rangka perubahan • Motivasi merupakan alat untuk
perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif, dan mempengaruhi prestasi belajar peserta didik.
psikomotor (Suhana, 2014:24). • Motivasi merupakan alat untuk memberikan
direksi terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran.
• Motivasi merupakan alat untuk membangun
sistem pembelajaran lebih bermakna.
KERANGKA KONSEP

Variabel Independen Variabel Dependen

EDUKASI BULLYING MOTIVASI BELAJAR

Karakteristik Anak Remaja

Keterangan :
  : Diteliti

  : Tidak Diteliti

: Pengaruh Terhadap
Ho : Tidak ada perbedaan
pengaruh pemberian edukasi
bullying pada motivasi belajar
dan tanpa pemberian edukasi
bullying pada motivasi belajar
pada remaja di SMP 16 Bekasi
Tahun 2019. HIPOTESIS
Ha : Ada perbedaan
pemberian edukasi bullying
pada motivasi belajar dengan
tanpa pemberian edukasi
bullying pada motivasi belajar
pada remaja di SMP 16 Bekasi
Tahun 2019.
Quasi eksperimen dengan metode
penelitian non-equivalent group desain DESAIN
dengan teknik pengambilan sampel PENELITIAN
purposive sampling.

Populasi dalam penelitian ini adalah kelas POPULASI


2, dan 3 SMP remaja di SMP 16 Bekasi.

Sampel dalam penelitian ini adalah remaja


sekolah menengah pertama yang sesuai SAMPEL
dengan kriteria inklusi di SMP 16 Bekasi,
sampel penelitian ini sejumlah 50 responden.
Variabel Penelitian
• Variabel Independen • Variabel Dependen
Variabel bebas (independent Variabel terikat (dependent
variable) disebut juga variabel variable) adalah variabel akibat
sebab yaitu karakteristik dari atau variabel yang akan berubah
subjek yang dengan akibat pengaruh atau perubahan
keberadaannya menyebabkan yang terjadi pada variabel
perubahan pada variabel lainnya independen (Dharma, 2015).
(Dharma, 2015). Dalam Dalam penelitian ini peneliti
penelitian ini peneliti mengambil mengambil variabel dependen
variabel independen edukasi motivasi belajar.
bullying.

Tempat Penelitian Waktu Penelitian


Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 16 18-20 Februari 2019
Bekasi
• Analisa univariat
digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
distribusi setiap variabel penelitian dan akan
menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari
setiap variabel (Nursalam, 2014:104). Tujuan dari
analisis ini adalah untuk menjelaskan dan
mendeskripsikan masing-masing proporsi variabel yang
diteliti dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

ANALISIS DATA
• Analisa bivariat
Uji kesetaraan dilakukan sebelum dilakukan analisis
bivariate, yang merupakan uji analisis t tes, untuk
mengetahui homogenitas data. Analisis bivariate
bertujuan untuk melihat sebaran responden pada
variabel penelitian sebelum dan sesudah intervensi
serta menguji variabel-variabel penelitian yaitu variabel
independen dan variabel dependen untuk menguji
hipotesis komparatif dua sampel yang tidak berkorelasi
(sampel independen) dengan skala interval atau rasio.
(Dharma, 2015).
Merupakan  
N Variabel Definisi Alat Hasil Ukur Skala 3. Bullying sebuah Kuesioner Ordinal
o Operasio Ukur Ukur (Pengetahuan)
hasrat untuk
menyakiti.
nal Hasrat ini
diperlihatka
Penyuluhan n ke dalam
1. Edukasi Bullying kesehatan Satuan   - aksi secara
kepada fisik, psikis
remaja di Acara atau verbal,
SMP 16 yang
Bekasi Penyuluhan menyebabka
tentang n seseorang
bullying menderita.
Aksi ini
dilakukan
Motivasi secara
2. Motivasi Belajar belajar Kuesioner   Interval langsung
oleh
adalah seseorang
 
proses yang atau
memberi kelompok
semangat yang lebih
belajar, arah, kuat, tidak
dan bertanggung
kegigihan jawab,
berulang,
perilaku. dan
Artinya, dilakukan
perilaku yang dengan
termotivasi perasaan
adalah senang
perilaku yang (Arya, 2018).
penuh
energi,
terarah dan
bertahan
lama.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai