Oleh:
Jooh Andhika Kawengian
20014101103
Masa KKM: 20 September – 28
November 2021
Supervisor Pembimbing
Dr. dr. Novie H. Rampengan, Sp.A(K), DTM&H, MCTM(TP)
Residen Mentor:
MANADO
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus Panjang dengan judul “Dengue Haemorrhagic Fever Grade III”
Mengetahui, Residen
Pembimbing
dr. Hans
Mengetahui, Supervisor
Pembimbing
Mengetahui,
i
PENDAHULUAN
Dengue adalah penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk dengan penyebaran
paling cepat di dunia dan dalam 50 tahun terakhir insidennya telah meningkat 30 kali lipat,
dengan meningkatnya ekspansi geografis ke negara-negara baru. 50 hingga 100 juta kasus
infeksi dengue dilaporkan setiap tahun dan, menurut WHO, sekitar 2,5 miliar orang tinggal
Virus dengue adalah virus RNA untai tunggal kecil yang terdiri dari empat serotipe
yang berbeda (DEN-1 hingga -4). Serotipe genus Flavivirus yang terkait erat, tetapi
berbeda secara antigen ini, bertanggung jawab atas Demam Berdarah (DF) dan Demam
demam yang tidak dapat dibedakan (sindrom virus), demam berdarah (DF), atau demam
berdarah dengue (DBD) termasuk sindrom syok dengue (DSS). Infeksi oleh satu serotipe
dengue memberikan kekebalan seumur hidup terhadap serotipe tertentu, tetapi hanya ada
proteksi silang jangka pendek untuk serotipe lainnya. Manifestasi klinis tergantung pada
strain virus dan faktor host seperti usia, status kekebalan, dll.4,7
Diagnosis klinis Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah 2-7 hari tiba-tiba
demam tinggi, demam persisten disertai dengan dua atau lebih manifestasi klinis
(manifestasi perdarahan spontan atau tes tourniquet positif, sakit kepala, mialgia, atralgia,
kebocoran plasma (peningkatan nilai hematokrit >20% dari pemeriksaan awal atau dari
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. Walean Firginia Sefanyah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir / Usia : 26 Oktober 2020 / 10 Bulan
Berat Badan : 10 kg
Tinggi Badan : 73 cm
Agama : Kristen
Kebangsaan : Indonesia
Suku Bangsa : Minahasa
Masuk Rumah Sakit : 13 September 2021, pukul: 22.00
Alamat : Pinaras
C. FAMILY TREE
4
1) Keluhan Utama
- Ekstremitas Dingin
- Demam dan Penurunan Kesadaran
4) Anamnesis Antenatal
Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Ibu
melakukan pemeriksaan antenatal sebanyak delapan kali di Puskesmas
5
dan rutin mengkonsumsi suplemen zat besi. Ia mendapat imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) sebanyak dua kali. Selama hamil ibu dalam
keadaan sehat, tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang,
alkohol atau merokok.
6
7) Anamnesis Makanan Terperinci Sejak Bayi Sampai Sekarang
ASI : Lahir - Sekarang
PASI : 6 bulan - Sekarang
Bubur susu : 6 bulan – 7 bulan
Bubur saring : 7 bulan – 9 bulan
Bubur halus : 9 bulan - Sekarang
Nasi Lembek :-
8) Imunisasi
Imunisasi dasar pasien lengkap. Pasien sudah mendapat imunisasi
BCG 1 kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali, Campak 1 kali dan Hepatitis B 4
kali.
9) Riwayat Keluarga
Hanya pasien yang sakit seperti ini dalam keluarga.
Berat Badan : 10 kg
Tinggi Badan : 73 cm
Status Gizi : Gizi baik
Keadaan Umum : Tampak sakit
Kesadaran : E3M5V4 (Somnolen)
Tanda Vital
Tekanan Darah : 100/60mmHg
Nadi : 118 x /menit
Respirasi : 30 x/menit
Suhu : 37,1º C
Kulit
Warna : Sawo matang
Efloresensi : Tidak ada
Pigmentasi : Tidak
ada Jaringan parut :
Tidak ada Lapisan lemak
: Cukup
Turgor : Kembali cepat
Tonus : Eutonia
Kepala
Bentuk : Normocephal
Ubun-ubun besar : Datar
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Mata
o Exophtalmus/enophtalmus : (-/-)
o Tekanan bola mata : Normal pada perabaan
o Conjunctiva : Anemis (-/-)
o Sclera : Ikterik (-/-)
o Corneal reflex : Normal
o Pupil : Bulat, isokor, Ø 3 mm – 3 mm
Refleks Cahaya (+/+)
o Lensa : Jernih
o Fundus & visus : Tidak dievaluasi
o Gerakan : Normal
Telinga : Sekret (-/-)
Hidung : Sekret (-/-)
Mulut
o Bibir : Sianosis (-)
o Selaput mulut : Mukosa basah
o Lidah : Beslag (-)
o Gusi : Perdarahan (-)
o Gigi : Karies (-)
o Bau pernapasan : Foetor ex Ore (-)
Tenggorokan
o Tonsil : T1-T1, hiperemis (-)
o Faring : Hiperemis (-)
Leher
o Trakea : Letak ditengah
o Kelenjar : Pembesaran KGB (-)
o Kaku kuduk : Tidak ditemukan
o Lain – lain : Tidak ditemukan
Thoraks
Bentuk : Normal - Simetris
Xiphosternum : Tidak ditemukan
Rachitic rosary : Tidak ditemukan
Harrison’s groove : Tidak ditemukan
Ruang intercostal : Normal
Pernapasan paradoxal : Tidak ditemukan
Precordial bulging : Tidak ditemukan
Paru-paru
Inspeksi : Simetris, retraksi (-)
Palpasi : Stem fremitus paru kanan < paru kiri
Perkusi : redup pada paru kanan, sonor pada paru kiri
Auskultasi :Suara pernapasan vesikuler, ronkhi -/-, wheezing-/-
Jantung
Detak jantung : 116 x/menit
Iktus kordis : Tidak tampak
Batas kiri : ICS V Linea midklavikularis sinistra
Batas kanan : ICS III-IV Linea parasternalis dextra
Batas atas : ICS II-III Linea parasternalis sinistra
Bunyi jantung apeks : M1>M2
Bunyi jantung aorta : A1>A2
Bunyi jantung pulmo : P1< P2
Bising : (-)
Abdomen
Bentuk : Cembung dan lemas
Lain-lain : Bising usus (+) normal
Hepar : Teraba membesar 3 cm DAC
Lien : Tidak teraba besar
Otot-otot : Eutonia
Refleks-refleks : Refleks fisiologis +/+, Refleks Patologis -/-
F. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tgl 15-06-2021
Parameter Nilai Rujukan Hasil
Hematokrit 35 – 45 % 41,6 %
Diff. Count
Kalsium 9 – 11 8,06
G. RESUME MASUK
Prof. Kandou pada 13 Septemberth, 2021 pukul 14:00 WIB dengan diagnosis
sebelum masuk RSUP Prof. Kandou. Demam sudah terjadi sejak empat hari
selama empat jam sebelum masuk RSUP Prof. Kandou. Kondisi umum pasien
saat tiba di Instalasi Gawat Darurat Anak pada pukul 14.30, tampak sakit
I. TERAPI
- Oksigen 1 liter/menit melalui nasal canule
- Larutan Ringer Asetat 7 ml/kgBB/jam (70 ml/jam) mulai pukul
19.00 diturunkan bertahap sesuai protokol
- IVFD Dobutamin 150 mg dalam NS 0.9% = 5 mcg/kgBB/menit = 1
ml/jam
- Ceftriaxone injeksi 1 x 500 mg iv
- Injeksi parasetamol 100 mg iv
- Plasma Beku Segar (FFP) 100 ml
J. FOLLOW UP
Pemeriksaan Laboratorium :
Hb 12,6 gr/dL
HCT 26,8%
PCV 37%
Leukosit 4.100/mm3
Diuresis: 1,7/kgBB/jam
Trombosit 13.000/mm3 BG : 88 mg/dL
PT 13,8 detik
APTT 44,7 detik
INR 1,02 detik
Fibrinogen 143 mg/dL
15
D-Dimer 2,97 ug/mL
16
15-09-2021 (Observasi hari kedua, perawatan hari ketiga, demam hari ke
enam) – PICU
S Kesadaran Berkurang (+), NGT Berdarah (+)
O Keadaan Umum: Tampak Sakit Kesadaran : E3M5V4
Tekanan Darah 100/60 mmHg
Nadi: 114x/menit, Pernapasan: 32x/menit, Suhu badan : 36,7oC, spO2=99%
Kepala: konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-)
Thorax: simetris, retraksi (-)
Cor: Irama Teratur, bising (-)
Pulmo: stem fremitus kanan < kiri, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen: datar, lemas, BU (+) normal, hepar teraba 3 cm di bawah arcus costa dan
3 cm processus xyphodeus, tepi tajam, limpa tidak teraba
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik
17
16-09-2021 (Observasi hari ketiga, perawatan hari keempat, Demam hari
ketujuh) – PICU
S Intake (+)
O Keadaan Umum: Tampak Sakit Kesadaran : E4M6V5
Tekanan Darah 100/60 mmHg
Nadi: 114x/menit, Pernapasan: 28x/menit, Suhu badan : 36,7oC, spO2 = 99%
Kepala: konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-)
Thorax: simetris, retraksi (-)
Cor: Irama Teratur, bising (-)
Pulmo: stem fremitus kanan < kiri, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen: datar, lemas, BU (+) normal, hepar teraba 3 cm di bawah arcus costa dan
3 cm processus xyphodeus, tepi tajam, limpa tidak teraba
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), Edema (-)
PCV 36% Pemeriksaan Laboratorium :
Diuresis: Hb 12 gr/dL
1,6/kgBB/jam HCT 36,2%
BG : 101 mg/dL Leukosit 6.000/mm3
Trombosit 24.000/mm3
PT 13,8 detik
APTT 44,7 detik
INR 1,02 detik
Fibrinogen 143 mg/dL
D-Dimer 2,97 ug/mL
18
17-09-2021 (Observasi hari keempat, perawatan hari kelima, demam hari
kedelapan) - PICU
S Intake (+)
O Keadaan Umum: Tampak Sakit Kesadaran : E4M6V5
Tekanan Darah 100/60 mmHg
Nadi: 120x/menit, Pernapasan: 30x/menit, Suhu badan : 36,7oC, spO2 = 99%
Kepala: konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-)
Thorax: simetris, retraksi (-)
Cor: Irama Teratur, bising (-)
Pulmo: stem fremitus kanan < kiri, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen: datar, lemas, BU (+) normal, hepar teraba 3 cm di bawah arcus costa dan
3 cm processus xyphodeus, tepi tajam, limpa tidak teraba
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), Edema (-)
19
18-09-2021 (Observasi hari kelima, perawatan hari keenam, demam hari
kesembilan) – PICU
S Intake (+)
O Keadaan Umum: Tampak Sakit Kesadaran : E4M6V5
Tekanan Darah 100/60 mmHg
Nadi: 116x/menit, Pernapasan: 32x/menit, Suhu badan : 36,7oC, spO2 = 99%
Kepala: konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-)
Thorax: simetris, retraksi (-)
Cor: Irama Teratur, bising (-)
Pulmo: stem fremitus kanan < kiri, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen: datar, lemas, BU (+) normal, hepar teraba 3 cm di bawah arcus costa dan
3 cm processus xyphodeus, tepi tajam, limpa tidak teraba
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), Edema (-)
20
19-09-2021 (Observasi hari keenam, perawatan hari ketujuh, demam hari
kesepuluh) – Bangsal Anak
S Intake (+)
O Keadaan Umum: Tampak Sakit Kesadaran : E4M6V5
Tekanan Darah 100/60 mmHg
Nadi: 112x/menit, Pernapasan: 20x/menit, Suhu badan : 36,5oC, spO2 = 98%
Kepala: konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-)
Thorax: simetris, retraksi (-)
Cor: Irama Teratur, bising (-)
Pulmo: stem fremitus kanan < kiri, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen: datar, lemas, BU (+) normal, hepar teraba 3 cm di bawah arcus costa dan
3 cm processus xyphodeus, tepi tajam, limpa tidak teraba
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), Edema (-)
L. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam
21
PEMBAHASAN
setiap tahun dan menurut WHO, sekitar 2,5 miliar orang tinggal di negara-
Virus dengue adalah virus RNA untai tunggal kecil yang terdiri
dari empat serotipe yang berbeda (DEN-1 hingga -4). Serotipe genus
Flavivirus yang terkait erat, tetapi berbeda secara antigen ini, bertanggung
jawab atas Demam Berdarah (DF) dan Demam Berdarah Dengue (DBD).
Orang dapat terinfeksi dari gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi, yang
lain. Oleh karena itu, demam berdarah tidak menular dari manusia ke
manusia.1,2
(IR) DBD tahunan dari hanya 0,05 kasus per 100.000 orang-tahun pada
tahun 1968 menjadi 77,96 kasus per 100.000 orang-tahun pada tahun 2016.
Menurut data nasional tahun 2016, proporsi kasus menurut untuk usia <1
tahun, 1-4 tahun, 5-14 tahun, 15-44 tahun, dan >44 tahun adalah 2,62%;
Kasus (CFR) tahunan telah menurun dari waktu ke waktu. Pada akhir 1960-
an, CFR diperkirakan lebih dari 20% dari mereka yang terinfeksi, yang
(DF) dan dua bentuk paling umum dari demam berdarah berat: demam
dengue (DBD) termasuk sindrom syok dengue (DSS), dan manifestasi yang
termasuk sindrom syok dengue (DSS). Infeksi oleh satu serotipe dengue
Manifestasi klinis tergantung pada strain virus dan faktor host seperti
tiba-tiba suhu badan tinggi, demam persisten disertai dengan dua atau
awal atau dari data populasi menurut umur, efusi pleura, asites,
DBD dibagi lagi menjadi grade I-IV. Derajat I adalah adanya hanya
mudah memar atau tes tourniquet positif pada seseorang dengan demam
mendadak 2-7 hari, Derajat II adalah adanya perdarahan spontan ke dalam
kulit dan di tempat lain selain manifestasi pada Derajat I, grade III adalah
bukti klinis syok, dan grade IV adalah syok yang sangat parah sehingga
tekanan darah dan nadi tidak dapat dideteksi. Derajat III dan IV disebut
sebagai 'Sindrom Syok Dengue'. Kehadiran tanda-tanda peringatan
sebelumnya seperti muntah, sakit perut, lesu atau gelisah, atau lekas marah,
ekstremitas dingin dan oligouria penting untuk intervensi untuk
mencegah syok. Trombositopenia dan peningkatan hematokrit/
hemokonsentrasi adalah temuan konstan sebelum penurunan demam/
mulai syok. 11
Tabel 1. Grading Demam Berdarah Dengue5
3. Fase pemulihan
Fase ini ditandai dengan perbaikan progresif fungsi endotel dengan
resorpsi cairan bertahap dari ruang ekstravaskular, stabilisasi hematokrit
dan pemulihan trombosit yang progresif. Ruam dapat muncul sebagai
"pulau putih di laut merah", bersama dengan pruritus dan bradikardia.
Selama fase itu, karena pemulihan progresif fungsi endotel, pemberian
cairan (dan akhirnya diuretik) harus diresepkan dengan hati-hati untuk
mencegah kelebihan volume, gagal jantung kongestif dan berlanjutnya
gagal pernapasan dan efusi serosa. NS durasi fase tersebut adalah 1-3
hari.4,5.9
dan pemulihan6
Demam berdarah berat harus dipertimbangkan jika pasien
berasal dari daerah berisiko dengue dengan gejala demam 2-7 hari
ditambah salah satu dari ciri- ciri berikut:13,15
5. Adanya gangguan organ berat (gagal hati akut, gagal ginjal akut,
ensefalopati atau ensefalitis, kardiomiopati atau manifestasi lain
yang tidak biasa
syok; pada pasien ini diagnosis banding syok septik harus diingat. Dengan
diseminata.19
biasanya terlihat selama fase demam berdarah, jumlah sel darah putih
total dapat meningkat pada pasien dengan perdarahan hebat. Selain itu,
plasma atau syok yang jelas. Mereka yang membaik setelah demam
fase kritis kebocoran plasma tanpa demam dan, pada pasien ini,
dini dan beberapa kasus akan memburuk menjadi demam berdarah yang
parah.20,21
Beberapa pasien dengan infeksi dengue mungkin mengalami manifestasi
yang tidak biasa dari keterlibatan SSP, yaitu kejang dan penurunan
kesadaran. Ada keadaan yang dapat terjadi pada syok berat/ syok
berkepanjangan dengan perdarahan, tetapi dapat juga terjadi pada DBD
yang tidak disertai syok yang disebabkan oleh radang otak (ensefalitis)
atau ensefalopati. Ensefalopati dengue bersifat sementara Ensefalitis dan
ensefalopati adalah presentasi neurologis yang paling umum dari infeksi
dengue.22
pada hingga 30% pasien dalam epidemi ini. Pada DBD dan DSS, gagal
hati akut terjadi dengan cepat dan ikterus dapat terlihat pada hari pertama
minggu. DSS dikaitkan dengan kematian yang lebih tinggi daripada DBD.
Demam berdarah dengue yang fatal dikaitkan dengan kerusakan hati yang
akut dan parah terutama karena infeksi langsung yang masif dari
nilai diagnostik pada demam berdarah. Antibodi IgM terdeteksi pada hari
ke 3-5 setelah onset penyakit, meningkat dengan cepat sekitar dua minggu
dan menurun ke tingkat yang tidak terdeteksi setelah 2-3 bulan. Antibodi
IgG terdeteksi pada tingkat rendah pada akhir minggu pertama, meningkat
kemudian dan bertahan untuk periode yang lebih lama (selama bertahun-
tahun). Karena munculnya antibodi IgM yang terlambat, yaitu setelah lima
selama lima hari pertama penyakit klinis biasanya negatif. Selama infeksi
dengue sekunder (ketika host sebelumnya telah terinfeksi oleh virus dengue),
titer antibodi meningkat dengan cepat. Antibodi IgG terdeteksi pada tingkat
tinggi, bahkan pada fase awal, dan bertahan dari beberapa bulan hingga
periode seumur hidup. Tingkat antibodi IgM secara signifikan lebih rendah
pada kasus infeksi sekunder. Oleh karena itu, rasio IgM/IgG biasanya
darah. Indikasi pemberian cairan IV pada DBD adalah bila pasien tidak
dapat memperoleh asupan cairan oral yang adekuat atau muntah dan bila
rehidrasi oral.20,21,26
Prinsip umum terapi cairan pada DBD meliputi:
1. Larutan kristaloid isotonik harus digunakan selama periode kritis kecuali
pada bayi yang sangat muda, seperti dekstran 40 atau larutan kanji dapat
gangguan/ kegagalan pernapasan karena efusi pleura masif dan asites. Jika
Isu kunci di sini adalah prediksi dan identifikasi awal fase kritis.
Ketika efusi atau asites menjadi terdeteksi secara klinis, ini menunjukkan
bahwa fase kritis telah dimulai beberapa jam yang lalu. Kecepatan
pemberian cairan intravena harus dengan peningkatan atau penurunan
bertahap dengan setidaknya pemantauan hematokrit 4-6 jam selama fase
kritis. Dalam situasi syok, resusitasi segera dengan bolus 20 mL/kg
direkomendasikan sampai tekanan darah dapat dicatat. Peningkatan
hematokrit menunjukkan hemokonsentrasi lebih lanjut karena kebocoran,
dan karenanya membutuhkan lebih banyak cairan. Namun penurunan
hematokrit mungkin karena baik pemulihan (reabsorpsi cairan ekstravasasi)
atau perdarahan internal.Jika hematokrit turun, transfusi darah segar 10-20
mL/kg/dosis harus diberikan.28
Pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang resusitasi cairan,
pasien tidak dapat memiliki asupan cairan oral yang memadai atau muntah
oral.20,21,26
nyeri perut. Albumin serum yang rendah (<3,5 gm% pada sebagian besar
pasien dan <4 gm% pada pasien obesitas) merupakan indikator kebocoran
Pasien dipulangkan dari rumah sakit bila tidak ada demam selama 48
jam dan perbaikan kondisi klinis umum (kesejahteraan, nafsu makan yang
baik, status hemodinamik, dan output urin), dan hematokrit dan jumlah
trombosit stabil tanpa terapi cairan intravena.28 Pasien pada kasus tersebut
dipulangkan tanpa demam, waspada penuh, nafsu makan meningkat, tidak
ada dyspnea, nadi dalam batas normal, diuresis >2 mL/KgBB/jam, lebih
dari 5 hari setelah perdarahan saluran cerna, tidak ada asites, trombosit >
50.000/mm3.
Transfusi darah :
1. Transfusi Packed Red Cell : Transfusi Packed Red Cell (PRC) diberikan
berdasarkan saturasi vena cava superior (ScvO2) <70% atau Hb <7 g/
dL.23 Pada pasien dengan hemodinamik tidak stabil dan ScvO2 <70%
dianjurkan agar kadar hemoglobin dicapai >10 g/dL. Setelah syok
teratasi, kadar Hb < 7 g/dL dapat digunakan sebagai ambang transfusi.21
2. Transfusi konsentrat trombosit : Transfusi trombosit diberikan kepada
berikut:
A.Profilaksis diberikan pada kadar trombosit <10.000/mm3 tanpa
perdarahan aktif, atau kadar <20.000/mm3 dengan risiko
>50.000/mm3.
1. Smith AW, Ool EE, Horstick O, Wills B. Dengue. Lancet 2019; 393: 350- 63.
2. Haryanto B. Demam Berdarah Indonesia : Status, Kerentanan, dan Tantangan.
Edisi Revisi dan Perluasan. New Delhi: Organisasi Kesehatan Dunia, Kantor
40