Anda di halaman 1dari 64

PENDAHULUAN

Dengue Hemorrhagic Fever


(DHF)

Virus yang di tularkan melalui


gigitan arthropoda misalnya
nyamuk aedes aegypti

Arthropoda akan menjadi


Virus Dengue sumber infeksi selama hidupnya
golongan arbovirus sehingga selain menjadi vektor
(Arthropod - Borne viruses) virus dia juga menjadi hospes
reservoir virus
Penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD)
masih merupakan salah
satu masalah kesehatan
masyarakat yang utama di
Indonesia. Jumlah
penderita dan luas daerah
penyebarannya semakin
bertambah seiring dengan Di Indonesia Demam
meningkatnya mobilitas Berdarah pertama kali
dan kepadatan penduduk. ditemukan di kota Surabaya
pada tahun 1968, dimana
sebanyak 58 orang terinfeksi
dan 24 orang diantaranya
meninggal dunia (Angka
Kematian (AK): 41,3 %). Dan
sejak saat itu, penyakit ini
menyebar luas ke seluruh
Indonesia.
Pasien DBD yang datang ke unit gawat darurat
bervariasi mulai dari yang ringan hingga berat disertai
tanda-tanda perdarahan spontan masif dan syok.
Pada kasus ringan dapat tidak ada gejala, tetapi gejala
khas pada DBD :
1. Adanya demam 2 7 hari mendadak tinggi
2. Suhu tubuh naik tinggi dan tidak membaik dengan obat
penurun panas
3. Muka kemerahan
4. Eritema
5. Nyeri seluruh tubuh
6. Atralgia
7. Nyeri kepala
8. Beberapa pasien mengeluhkan adanya nyeri tenggorokkan
atau mata merah.
Gejala lain yang dapat timbul adalah adanya
pembesaran hepar sampai pada keadaan berat yaitu
syok
Sedangkan untuk kriteria laboratorium ada
trombositopenia dan peningkatan hematokrit 20 %
atau lebih dari normal.
Manifestasi klinis menurut kriteria diagnosis WHO
2011, infeksi dengue dapat terjadi asimtomatik dan
simtomatik.
Infeksi dengue simtomatik terbagi menjadi
undifferentiated fever (sindrom infeksi virus) dan
demam dengue (DD) sebagai infeksi dengue ringan,
sedangkan infeksi dengue berat terdiri dari demam
berdarah dengue (DBD) dan expanded dengue
syndrome atau isolated organopathy.
Perembesan plasma sebagai akibat plasma merupakan
tanda patognomonik DBD, sedangkan kelainan organ
lain serta manifestasi yang tidak lazim dikelompokkan
ke dalam expanded dengue syndrome atau isolated
organopathy.
Secara klinis, DD dapat disertai dengan perdarahan
atau tidak; sedangkan DBD dapat disertai syok atau
tidak.
Syok pada pasien DBD dikenal dengan istilah
Dengue Syok Sindrom (DSS) yaitu terjadinya
kegagalan peredaran darah karena
kehilangan plasma darah akibat peningkatan
permeabilitas kapiler darah.

Syok yang biasanya terjadi pada saat atau segera setelah suhu turun,
antara hari ke 3 sampai hari sakit ke 7 disebabkan oleh peningkatan
permeabilitas vaskular sehingga terjadi kebocoran plasma, efusi cairan
serosa ke rongga pleura dan peritonium, hipoproteinemia,
hemokonsentrasi dan hipovolemia yang mengakibatkan berkurangnya
aliran balik vena, preload miokard, volume sekuncup dan curah jantung
sehingga terjadi disfungsi sirkulasi dan penurunan perfusi organ.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : An. M.S
Jenis Kelamin / Umur : Perempuan / 8 tahun 5bulan
Tempat tanggal lahir : Manado, 17 September 2008
Berat badan lahir : 2.200 gram
Kebangsaan : Indonesia
Suku : Minahasa
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Desa Malompar jaga IV
Masuk rumah sakit : 23 Februari 2017
Ruangan : IRDA
Nama Ibu : D.R Nama Ayah : R.S
Umur Ibu : 32 Tahun Umur Ayah : 32 Tahun
Pendidikan Ibu : SMA Pendidikan Ayah : S1
Pekerjaan Ibu : IRT Pekerjaan Ayah: Swasta
Status Perkawinan Ibu : I Status Perkawinan Ayah : I

Alamat : Desa Malompar jaga IV


Masuk rumah sakit : 23 Februari 2017
Family Tree
Keluhan Utama
Kaki tangan dingin sejak 6 jam sebelum masuk rumah
sakit
Riwayat demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah
sakit
Muntah sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang
Kaki tangan pasien dingin dialami penderita sejak 6 jam
sebelum masuk rumah sakit. Demam dialami pasien sejak
4 hari yang lalu Demam awalnya tinggi pada perabaan,
demam hanya turun dengan obat penurun demam
kemudian naik lagi. Saat demam tidak ada perdarahan
dari hidung dan guzi. Demam tidak disertai menggigil
dan tidak disertai dengan nyeri sendi atau nyeri tulang,
nyeri kepala tidak ada, batuk dan pilek tidak ada,
kemerahan dan gatal di kulit tidak ada, sesak napas tidak
ada.
Muntah dialami oleh penderita sejak kurang lebih 1
hari sebelum masuk rumah sakit, frekuensi 4x/ hari,
volume + 1/2 gelas aqua, isi cairan dan sisa makanan,
strip darah tidak ada. Pasien juga merasakan adanya
penurunan nafsu makan. Diare tidak ada. BAB dan
BAK biasa. BAK terakhir 5 jam sebelum masuk rumah
sakit. Pasien sebelumnya hanya minum obat penurun
panas, pasien tidak memiliki riwayat seperti ini, orang
tua pasien juga tidak pernah memiliki riwayat
penyakit seperti ini.
Ibu pasien mengatakan daerah tempat tinggal pasien
ada yang punya gejala yang sama dan didiagnosis
dokter menderita penyakit demam berdarah dan
dirawat di rumah sakit. Penderita merupakan rujukan
dari RSUD Noongan dengan diagnosis demam
berdarah derajat IV dan disana penderita telah
dilakukan resusitasi cairan.
Anamnesis antenatal
Selama hamil ibu pasien rutin kontrol 9x
Imunisasi Tetanus Toxoid 1x selama hamil
Selama hamil ibu pasien pernah sakit cacar air
Penyakit yang sudah pernah dialami
Morbili : (-)
Varicella : (-)
Pertusis : (-)
Diare : (+)
Cacing : (-)
Batuk/Pilek : (+)
Lain-lain : (-)
Kepandaian / kemajuan bayi
Pertama kali membalik : 3 Bulan
Pertama kali tengkurap : 4 Bulan
Pertama kali duduk : 6 Bulan
Pertama kali merangkak : 7 Bulan
Pertama kali berdiri : 10 Bulan
Pertama kali berjalan : 12 Bulan
Pertama kali tertawa : 3 Bulan
Pertama kali berceloteh : 2 Bulan
Pertama kali memanggil mama : 10 Bulan
Pertama kali memanggil papa : 11 Bulan
Anamnesis makanan terperinci
sejak bayi sampai sekarang
ASI : Lahir 3 tahun
PASI : 3 bulan 6 bulan
Bubur susu : 6 bulan 9 bulan
Bubur saring : 6 bulan 9 bulan
Bubur halus : 6 bulan 12 bulan
Nasi Lembek : 1 tahun 18 bulan
Imunisasi
Dasar Ulangan
Jenis Imunisasi
I II III I II III
BCG +
Polio + + +
DTP + + +
Campak +
Hepatitis B + +
Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit
seperti pasien.
Keadaan Sosial, Ekonomi,
Kebiasaan dan Lingkungan
Pasien tinggal bersama keluarga di rumah permanen,
beratapkan seng, dinding dari beton dan lantai dari
keramik. Jumlah kamar ada 3 kamar dan di huni oleh 6
orang: 5 orang dewasa dan 1 orang anak.
WC / kamar mandi : Di luar rumah
Sumber air minum : PAM
Sumber penerangan listrik : PLN
Penanganan sampah : di bakar
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak Sakit
Keadaan mental : Compos Mentis
Gizi : Baik
Berat Badan : 22 Kg
Tinggi Badan : 115 Cm
Tekanan darah : 90/70 mmHg
Nadi : 100x/menit (lemah, tidak kuat
angkat)
Respirasi : 24x/menit
Suhu Badan : 36C
KULIT
Warna : Sawo matang
Efluoresensi : (-)
Pigmentasi : (-)
Lapisan lemak : Cukup
Turgor : Kembali cepat
Tonus : eutoni
Oedema : (-)

KEPALA
Bentuk : Normocephal
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Ubun-ubun besar : menutup
Mata :
Exophthalmus/Enophthalmus : Tidak ada
Tekanan bola mata : Normal pada perabaan
Konjungtiva : Anemis -/-
Sklera : Ikterik -/-
Refleks kornea : Normal
Pupil : Bulat, isokor 2mm 2mm
Refleks cahaya +/+
Lensa : Jernih
Fundus : tidak dievaluasi
Visus : tidak dievaluasi
Gerakan : Normal ke segala arah
Telinga : Sekret -/-
Hidung : Sekret -/-
Mulut
Bibir : Sianosis (-)
Lidah : Beslag (-)
Gigi : Caries (-)
Selaput mulut : Mukosa basah
Gusi : Perdarahan (-)
Bau pernapasan : Foetor (-)
Tenggorok
Tonsil : T1 T1, hiperemis (-)
Faring : Hiperemis (-)
Leher
Trakea : Letak tengah
Kelenjar : Tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening
Kaku kuduk : Tidak ada
Thoraks
Paru Paru
Inspeksi : Simetris kanan = kiri
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor Kanan = kiri
Auskultasi : Suara pernapasan bronkovesikuler, Ronkhi -/- ,
Wheezing -/-

Jantung
Detak jantung : 120 kali/menit
Iktus : Cordis tidak tampak
Batas kiri : Linea midclavicularis sinistra
Batas kanan : Linea parasternalis dextra
Batas atas : ICS II-III
Bunyi jantung apex : M1 > M2
Bunyi jantung aorta : A1 > A2
Bunyi jantung pulmo : P1 < P2
Bising : (-)
Abdomen
Bentuk : Datar, lemas
Lain lain : bising usus (+) normal
Lien : tidak teraba
Hepar : 4-4 cm bac

Genitalia : Perempuan, normal

Kelenjar : Tidak ada pembesaran kelenjar getah


bening
Anggota Gerak : Akral hangat, CRT > 3 detik,
Rumple leed test (+)

Tulang Belulang : Deformitas (-)


Otot Otot : Eutoni
Refleks : Refleks Fisiologi +/+
Refleks Patologi-/-
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Nilai Rujukan Hasil Keterangan
Leukosit 4000 - 10000 /uL 4770 /uL Normal
Eritrosit 4,70 - 6,10 x 106/uL 5,48 x 106/uL Normal
Hemoglobin 12,0 - 14,0 g/dL 16 g/dL
Hematokrit 37,0 - 47,0 % 47,4 % Normal
Trombosit 150 - 450 x 103/uL 29 x 103/uL
MCH 27,0 35,0 pg 29,3 pg
MCHC 30,0 40,0 g/dL 39,1 g/dL Normal
MCV 80,0 100,0 fL 83,5 fL
Ureum 10 40 mg/dL 53 mg/dL
Creatinin 0,5 1,5 mg/dL 0,7 mg/dL Normal
CRP <6 mg/L <6 mg/L
NS1 Positif Positif
Resume
Seorang anak Perempuan usia 8 tahun 5 bulan , BB 22
Kg, TB 115 cm, MRS 23 Februari 2017 jam 21.00 WITA
dengan keluhan utama.
Kaki tangan dingin sejak 6 jam sebelum masuk rumah
sakit
Riwayat demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah
sakit
Muntah sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
Kaki tangan pasien dingin dialami penderita sejak 6
jam sebelum masuk rumah sakit. Demam dialami
pasien sejak 4 hari yang lalu Demam awalnya tinggi
pada perabaan, demam hanya turun dengan obat
penurun demam kemudian naik lagi. Saat demam
tidak ada perdarahan dari hidung dan guzi. Demam
tidak disertai menggigil dan tidak disertai dengan
nyeri sendi atau nyeri tulang, nyeri kepala tidak ada,
batuk dan pilek tidak ada, kemerahan dan gatal di
kulit tidak ada, sesak napas tidak ada.
Muntah dialami oleh penderita sejak kurang lebih 1
hari sebelum masuk rumah sakit, frekuensi 4x/ hari,
volume 1/2 gelas aqua, isi cairan dan sisa makanan,
strip darah tidak ada. Pasien juga merasakan adanya
penurunan nafsu makan. Diare tidak ada. BAB dan
BAK biasa. BAK terakhir 5 jam sebelum masuk rumah
sakit. Ibu pasien mengatakan daerah tempat tinggal
pasien ada yang punya gejala yang sama dan
didiagnosis dokter menderita penyakit demam
berdarah dan dirawat di rumah sakit. Penderita
merupakan rujukan dari RSUD Noongan dengan
diagnosis demam berdarah derajat IV dan disana
penderita telah dilakukan resusitasi cairan
Keadaan Umum : Tampak Sakit
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 90/70 mmHg
Nadi : 100x/menit (lemah, tidak kuat angkat)
Respirasi : 24x/menit
Suhu Badan : 36C
Kepala : Conj. An (-), Skl Ikt (-),
Pernapasan Cuping Hidung (-)
Thorax : Simetris , retraksi (-)
Jantung : Bising (-)
Paru : Sp. Bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : Cembung, Lemas, Bising Usus (+) normal, nyeri
tekan epigastrium (+)
hepar : 4-4 cm, bac tepi tajam, konsistensi kenyal
Lien tidak teraba.
Extremitas : Akral Dingin, CRT > 3, petekie (+)
DIAGNOSIS KERJA
Dengue Hemorragic Fever Grade III (ICD 10 : A91)

PENATALAKSANAAN
O2 1-2 l/m via nasal canal
IVFD RL 20 cc /KgBB/secepatnya1 440 ml/jam (2x)
selanjutnya sesuai protokol
IVFD RL 10cc/kg/jam : 220cc/jam
Tranfusi FFP 10cc/kgBB : 220 ml
Inj ceftriaxone 2 x 1 g iv
Inj ranitidine 3x25 mg iv
Paracetamol 3 x 250 mg tab
Oralit ad libitum
PCV / 4 jam
Vital Sign dan diuresis / jam
Follow Up IRDA
24 Februari 2017, Jam 01.00 WITA
S: - Demam sejak 4 hari SMRS
- Kaki dan tangan dingin sejak 10 jam SMRS
O: KU: tampak sakit Kes: CM
T: 100/70 mmHg N: 130x/m (lemah, tidak kuat angkat) R: 28 x/m
S: 36,6oC PCV: 45% GDS: 109 mg/dL
Kep: conj.anemis (-), skl. Ikterik (-), PCH (-)
Tho: simetris, retraksi (-)
C: Bising (-), sianosis (-)
P: sp. bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
Abd : Datar, lemas, bising usus (+) normal, nyeri tekan epigastrum
(+),
H: 4-4 cm bac, tepi tajam,konsistensi kenyal ; L: tidak teraba.Eks :
Akral dingin, CRT 3 detik
A : DHF grade III (ICD 10 : A91)
P : O2 1-2 L/m via nasal
IVFD RL 20 ml /KgBB/secepatnya 440 ml
Transfusi FFP 220ml iv
Inj. Ceftriaxone 2 x 1 g iv
Inj. Ranitidin 3 x 25 mg iv
Paracetamol 3 x 250 mg tab
Oralit ad libitum
PCV / 4 jam
Vital Sign dan diuresis / jam
Pasang kateter
MRS RPI
FOLLOW UP Pindah RPI
24 Februari 2017 Jam 03.00 WITA

S: Demam (-), Kaki tangan dingin (+)


O: KU: tampak sakit Kes: CM
T : 90/60 mmHg N: 100x/m (lemah, tidak kuat angkat) R: 24
x/m S: 36oC SpO2: 98%
SSP : Pupil bulat isokor 3 mm-3 mm, RC +/+, RF +/+, RP -
/-, spastik (-), klonus (-)
CV : Bising (-), sianosis (-), akral hangat, CRT > 3 detik,
RT : Simetris, retraksi (-), sp. bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
GIT : datar, lemas, bising usus (+) normal, nyeri tekan
epigastrium (+)
H: 4-4 cm bac, tepi tajam, konsistensi kenyal; L: tidak teraba
Hemato: conjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-)
A : DHF grade III (ICD 10 : A91)
P : O2 1-2 L/m via nasal
IVFD RL 10 cc /KgBB/jam = 220 ml/jam
Inj ceftriaxone 2 x 1 g iv
Inj Ranitidin 3 x 25 mg
Paracetamol 3 x 250 mg
Oralit ad libitum
PCV / 4 jam
Vital Sign dan diuresis / jam
24 Februari 2017 Jam 07.00 WITA
S: Demam (-), Kaki tangan dingin (+), BAK sedikit
O: KU: tampak sakit Kes: CM
T : 110/70 mmHg N: 78x/m (lemah, tidak kuat angkat) R: 28
x/m S: 36,2oC SpO2: 98% PCV : 42%
SSP : Pupil bulat isokor 3 mm-3 mm, RC +/+, RF +/+, RP -/-
, spastik (-),klonus (-)
CV : Bising (-), sianosis (-), akral hangat, CRT 2 detik,
RT : Simetris, retraksi (-), sp. bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
GIT : Datar, lemas, bising usus (+) normal, nyeri tekan
epigastrium (+),
H: 3-3 cm bac, tepi tajam, konsistensi kenyal; L: tidak teraba
Hemato: conjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-)
A : DHF grade III (ICD 10 : A91) ( dalam perawatan
4 jam)
P : O2 2 L/m via nasal
IVFD RL 7cc /KgBB/jam = 154 ml/jam
Inj ceftriaxone 2 x 1g iv
Inj Ranitidin 3 x 25 mg
Paracetamol 3 x 250 mg tab
Oralit ad libitum
PCV / 4 jam
Vital Sign dan diuresis / jam
24 Februari 2017 Jam 11.00 WITA
S: Demam (-), Kaki tangan dingin (+), BAK sedikit
O: KU: tampak sakit Kes: CM
T : 110/70 mmHg N: 80x/m (lemah, tidak kuat angkat) R: 28
x/m S: 36,2oC SpO2: 98% PCV : 40%
SSP : Pupil bulat isokor 3 mm-3 mm, RC +/+, RF +/+, RP -/-
, spastik (-), klonus (-)
CV : Bising (-), sianosis (-), akral hangat, CRT 2 detik,
RT : Simetris, retraksi (-), sp. bronkovesikuler, rh -/-, wh -/-
GIT : Datar, lemas, bising usus (+) normal, nyeri tekan
epigastrium (+)
H: 3-3 cm bac, tepi tajam, konsistensi kenyal; L: tidak teraba
Hemato: conjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-)
A : DHF grade III (ICD 10 : A91) ( dalam perawatan 8
jam)
P : O2 1- 2 L/m via nasal
IVFD RL 5 cc /KgBB/jam = 110 ml/jam
Inj ceftriaxone 2 x 1 g iv
Inj Ranitidin 3 x 25 mg
Paracetamol 3 x 250 mg tab
Oralit ad libitum
PCV / 4 jam
Vital Sign dan diuresis / jam
25 Februari 2017 Jam 07.00 WITA (Hari Perawatan Ke 2)
S: Demam (-), Kaki tangan dingin (-)
O: KU: tampak sakit Kes: CM
T : 110/70 mmHg N: 76x/m (isi cukup, kuat angkat) R: 28
x/m S: 36,5oC SpO2: 99% PCV: 44%
SSP : Pupil bulat isokor 3 mm-3 mm, RC +/+, RF +/+, RP
-/-, spastik (-),klonus (-)
CV : Bising (-), sianosis (-), akral hangat, CRT 2 detik
RT : Simetris, retraksi (-), sp. bronkovesikuler, rh -/-, wh -
/-
GIT : Datar, lemas, bising usus (+) normal, nyeri tekan
epigastrium
H: 3-3 cm bac, tepi tajam, konsistensi kenyal; L: tidak teraba
Hemato: conjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-)
A : DHF grade III (ICD 10 ; A91) ( dalam perawatan
28 jam)
P : O2 1-2 L/m via nasal
IVFD RL 8 gtt /menit
Inj ceftriaxone 2 x 1g iv
Inj Ranitidin 3 x 25 mg
Paracetamol 3 x 250 mg tab
Oralit ad libitum
PCV / 4 jam
Vital Sign dan diuresis / jam
25 Februari 2017 Jam 11.00 WITA (Hari Perawatan Ke 2)
S: Demam (-), Kaki tangan dingin (-)
O: KU: tampak sakit Kes: CM
T : 110/70 mmHg N: 84x/m R: 28 x/m S: 36,4oC SpO2:
98%
U: 54 ml PCV: 42%
SSP : Pupil bulat isokor 2 mm-2 mm, RC +/+, RF +/+, RP
-/-, spastik (-), klonus (-)
CV : Bising (-), sianosis (-), akral hangat, CRT 2 detik
RT : Simetris, retraksi (-), sp. bronkovesikuler, rh -/-, wh -
/-
GIT : Datar, lemas, bising usus (+) normal, nyeri tekan
epigastrium
H: 3-3 cm bac, tepi tajam, konsistensi kenyal; L: tidak teraba
Hemato: conjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-)
A : DHF grade III ( ICD 10 : A91) ( dalam perawatan
32 jam)
P : O2 1-2 L/m via nasal
IVFD RL 8 gtt/ menit
Inj ceftriaxone 2 x1g iv
Inj Ranitidin 3 x 25 mg
Paracetamol 3 x 250 mg tab
Oralit ad libitum
PCV / 4 jam
Vital Sign dan diuresis / jam
26 Februari 2017 Jam 06.00 WITA (Hari Perawatan Ke 3)
S: Demam (-), Kaki tangan dingin (-)
O: KU: tampak sakit Kes: CM
T : 110/70 mmHg N: 110x/m R: 28(kuat angkat) x/m S:
36,5oC SpO2: 98% PCV : 40%
SSP : Pupil bulat isokor 2 mm-2 mm, RC +/+, RF +/+, RP
-/-, spastik (-), klonus (-)
CV : Bising (-), sianosis (-), akral hangat, CRT 2 detik,
RT : Simetris, retraksi (-), sp. bronkovesikuler, rh -/-, wh -
/-
GIT : Datar, lemas, bising usus (+) normal, nyeri tekan
epigastrium (+)
H: 2-2 cm bac, tepi tajam, konsistensi kenyal ; L: tidak teraba
Hemato: conjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-)
A : Post DHF grade III (ICD 10 ; A91) (dalam perawatan
48 jam)
P : O2 1-2 L/m via nasal
IVFD RL 8 gtt/ menit
Inj ceftriaxone 2 x 1g iv
Inj Ranitidin 3 x 25 mg
Paracetamol 3 x 250 mg tab
Oralit ad libitum
PCV / 4 jam
Vital Sign dan diuresis / jam
- Pro pindah ruangan tropik / kelas
26 Februari 2017 Jam 07.00 WITA (Hari Perawatan Ke 3)
S: Demam (-), Kaki tangan dingin (-), Nyeri perut (-)
O: KU: tampak sakit Kes: CM
T : 110/70 mmHg N: 110x/m R: 28(kuat angkat) x/m S:
36,5oC SpO2: 98% PCV : 40%
SSP : Pupil bulat isokor 2 mm-2 mm, RC +/+, RF +/+, RP
-/-, spastik (-), klonus (-)
CV : Bising (-), sianosis (-), akral hangat, CRT 2 detik
RT : Simetris, retraksi (-), sp. bronkovesikuler, rh -/-, wh -
/-
GIT : Datar, lemas, bising usus (+) normal, nyeri tekan
epigastrium (+)
H: 2-2 cm bac, tepi tajam, konsistensi kenyal; L: tidak teraba
Hemato: conjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-)
A : Post DHF grade III (ICD 10 ; A91)
P : O2 1-2 L/m via nasal
IVFD RL 8 gtt/ menit
Oralit ad libitum
PCV / 4 jam
Vital Sign dan diuresis / jam
FOLLOW UP Pindah Irina E Bawah (Ruang Tropik)
26 Februari 2017 Jam 12.00 WITA (Hari Perawatan Ke 3)
S: Demam (-), Sesak (-), Intake (+)
O: KU: tampak sakit Kes: CM
T : 110/70 mmHg N: 110x/m R: 28 x/m S: 36,5oC SpO2: 98%
Kepala : Conj. Anemis (-) Sklera ikterik (-) PCH (-)
Thorax : Simetris, retraksi (-)
Cor : Bising (-)
Pulmo : Sp Bronkovesikuler, Rh -/- wh-/-
Abdomen : Datar,lemas, bising usus (+) normal
H/L : ttb
Ektermitas : Akral hangat CRT 2 detik
A: Post DHF grade III (ICD 10; A91)
P: O2 1-2 L/m via nasal (k/p)
Paracetamol 3 x 250 mg tab (k/p)
Oralit ad libitum
28 Februari 2017 Jam 06.00 WITA (Hari Perawatan Ke 4)
S: Demam (-)
O: KU: tampak sakit Kes: CM
T : 110/70 mmHg N: 110x/m R: 28 x/m S: 36,5oC SpO2:
98% PCV : 38%
Kepala: Conj. Anemis (-) Sklera ikterik (-) PCH (-)
Thorax : Simetris, retraksi (-)
Cor : Bising (-)
Pulmo : Sp Bronkovesikuler, Rh -/- wh-/-
Abdomen : Datar,lemas, bising usus (+) normal
H/L : ttb
Ektermitas : Akral hangat CRT 2 detik
A: Post DHF grade III ( ICD 10 ; A91)
P: O2 1-2 L/m via nasal
Paracetamol 3x250 mg tab (k/p)
Oralit ad libitum
1 Maret 2017 Jam 06.00 WITA (Hari Perawatan Ke 5)
S: Demam (-)
O: KU: tampak sakit Kes: CM
T : 110/70 mmHg N: 110x/m R: 28 x/m S: 36,5oC SpO2: 98% PCV : 38%
Kepala : Conj. Anemis (-) Sklera ikterik (-) PCH (-)
Thorax : Simetris, retraksi (-)
Cor : Bising (-)
Pulmo : Sp Bronkovesikuler, Rh -/- wh-/-
Abdomen : Datar,lemas, bising usus (+) normal
H/L : ttb
Ektermitas : Akral hangat CRT 2 detik
A: Post DHF grade III (ICD 10; A91)
P: O2 1-2 L/m via nasal
Paracetamol 3 x 250 mg tab (k/p)
Oralit ad libitum
Pro : Rawat Jalan
PEMBAHASAN
Seorang anak perempuan Diagnosis masuk Demam Berdarah
umur 8 tahun 5 bulan, berat Dengue Derajat III. Diagnosis ini
di tegakkan berdasarkan
badan 22 kilogram, tinggi
anamnesis dan pemeriksaan fisik
badan 115 cm dan pemeriksaan penunjang.
Pasien juga mengeluh
Pada anamnesis di
nyeri kepala dan nyeri
dapatkan pasien
perut, hal ini sesuai
mengalami kaki tangan
dengan kepustakaan yang
dingin sejak 6 jam
menyatakan bahwa
sebelum masuk rumah
manifestasi klinis DBD
sakit. Pasien mengalami
dimulai dengan demam
demam sejak 4 hari
tinggi, mendadak,
sebelum masuk rumah
berlangsung 2-7 hari dan
sakit, demam yang
demam disertai dengan
dialami pasien tidak
gejala lain seperti muka
turun sampai normal
kemerahan, anoreksia,
ketika di beri obat
mialgia, gejala lain dapat
penurun panas lalu naik
berupa nyeri epigastrik,
lagi.
mual dan muntah
Dapat ditemukan adanya
salah satu manifestasi
perdarahan, juga ditemukan
Demam tidak disertai adanya tanda-tanda
kejang. Tidak ditemukan prodromal seperti nyeri
adanya tanda-tanda kepala, nyeri badan, nyeri
perdarahan spontan, seperti dibelakang mata dan
TEORI
gusi berdarah, mimisan, penurunan nafsu makan dan
ataupun BAB hitam. disertai tanda-tanda
Rumple Leed Test (+) kebocoran plasma seperti
efusi pleura (sesak), asites
(nyeri perut).
Dari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum
tampak sakit, kesadaran compos mentis, tekanan
darah 90/70mmHg, nadi 100x/menit, respirasi
24x/menit, suhu 36C. Muncul petekie pada pungung
tangan dan lengan penderita. Pada pemeriksaan
abdomen ditemukan adanya pembesaran hepar
(hepatomegali), 4-4 cm di bawah arcus costa.
Pasien ini memenuhi kriteria diagnosis
Derajat III yang ditetapkan oleh WHO 2011,
antara lain :
Demam yang berlangsung 2 7 hari, onset akut, tinggi
terus menerus. (Pasien ini mengalami demam selama
4 hari dan turun bila minum obat penurun panas,
namun tidak mencapai suhu normal, dan naik lagi).
Pendarahan spontan (petekie pada pungung tangan
dan lengan penderita).
Trombositopenia (Jumlah trombosit < 100.000) . (Pada
pasien ini juga terdapat trombositopenia dengan kadar
trombosit 49 x 103/uL)
Terdapat tanda-tanda kebocoran plasma.(Pada pasien
ini nilai hematokrit meningkat hingga 47,4% namun
tidak di temukan efusi pleura maupun asites).
Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat &
lemah, tekanan nadi menurun, atau hipotensi,
sianosis disekitar mulut, kulit dingin dan lembab, dan
anak tampak gelisah. (Pada pasien ini tekanan darah
turun 90/70 mmHg, nadi lemah dan tidak kuat
angkat, kaki dan tangan dingin serta kulit lembab,
capillary refill time 3 detik)
Terapi DBD maupun DSS adalah bersifat suportif dan
simptomatis, penatalaksanaan ditujukan untuk
mengganti kehilangan cairan akibat kebocoran plasma
dan memberikan terapi subtitusi komponen darah bila
diperlukan.
Penatalaksanaan pasien SSD dimana pasien gelisah,
napas cepat, nadi teraba kecil dan lemah tekanan
darah menyepit dan kaki tangan dingin.
Terapi cairan pada pasien ini masuk sesuai
kepustakaan dimana pemberian infus kristaloid 20
ml/KgBB/Jam secepatnya dan bila syok belum teratasi
diberikan koloid dalam hal ini pasien diberikan fresh
frozen plasma sebanyak 10 ml/KgBB (150 ml) diberikan
dalam 1 jam.
Sejalan dengan pemberian cairan observasi umum,
tekanan darah, nadi dan pemeriksaan hematokrit
setiap 4 jam terus dilakukan12. Setelah syok teratasi
tensi sudah 90/60 maka tetesan cairan infus kristaloid
diturunkan menjadi 10ml/KgBB/Jam.
Pemberian oksigen harus selalu diberikan pada semua
pasien syok. Sebagai terapi simptomatik diberikan
parasetamol.

Anda mungkin juga menyukai