PENDAHULUAN
Syok biasanya terjadi saat atau segera setelah demam turun, yaitu hari ke 3-7.
Penderita awalnya Nampak letargi atau gelisah. Kemudian syok yang di tandai
dengan kulit dingin, lembab, sianosis sekitar mulut, nadi cepat lemah, tekanan nadi
<20 mmHg dan hipotensi. Kebanyakan pasien masih sadar meskipun sudah
mendekati stadium akhir. 1,3
Pertolongan yang cepat dan tepat sangat membantu penyelamatan hidup pada
kasus kegawatan demam berdarah dengue. Disfungsi sirkulasi atau syok pada DBD,
dengue shock syndrome ( DSS ), disebabkan oleh peningkatan permeabilitas vaskular
yang pada akhirnya mengakibatkan turunnya perfusi organ. Pemberian cairan
resusitasi yang tepat dan adekuat pada fase awal syok merupakan dasar utama
pengobatan DSS. Prognosis kegawatan DBD tergantung pada pengenalan,
pengobatan yang tepat segera dan pemantauan ketat syok. Oleh karena itu peran
dokter sangat membantu untuk menurunkan angka kematian.3
1
BAB II
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Lahir pada tanggal/umur : 06-12-2006
Berat waktu lahir : 2.900 gram
Partus : Secara normal dibantu oleh Dokter
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Nama ibu : Ny. K Umur : 42 tahun
Pekerjaan ibu : IRT
Pendidikan ibu : SMA
Nama ayah : Tn. M Umur : 43 tahun
Pekerjaan ayah :Wiraswasta
Pendidikan ayah : SMA
Alamat : Jln Lombok no 19
Masuk dengan diagnosis : Dengue Syok Syndrome
Tanggal masuk rumah sakit : 21 09 2018
Tanggal keluar rumah sakit : Masih dirawat sampai sekarang
Masuk ke ruangan : ICU AMC
2
FAMILY TREE
Anamnesis
Keluhan utama :
Demam
Anamnesis Terpimpin :
Seorang anak perempuan masuk rumah sakit dengan keluhan demam.
Keluhan tersebut dirasakan sejak 3 hari yang lalu dengan sifat demam naik turun.
Demam tersebut berkurang dengan pemberian obat paracetamol namun beberapa
jam demam anak tersebut naik kembali. Pasien juga mengeluh sakit kepala.
Keluhan tersebut disertai muntah 5 kali dan BAB 1 kali dengan konsistensi feses
berampas berwarna kuning. Ada nyeri sendi yang dirasakan. Tidak ada kejang
saat demam.
3
Penyakit yang sudah pernah dialami
- Morbili :-
- Varicella : Pernah
- Pertussis :-
- Diare : Pernah
- Cacing :-
- Batuk/pilek : Jarang
- Lain – lain :-
4
Riwayat Imunisasi Dasar :
DASAR ULANGAN
I II III I II III
BCG +
POLIO + + +
DTP + + +
CAMPAK -
HEPATITIS + + +
Anamnesis Keluarga
1. Ikhtisar Keturunan:
Anak ke 2 dari 2 bersaudara
2. Riwayat keluarga:
Tidak ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.
Perjalanan Penyakit:
Seorang anak Laki-laki masuk rumah sakit dengan keluhan demam. Keluhan
tersebut dirasakan sejak 3 hari yang lalu dengan sifat demam terus menerus.
Demam anak tersebut sudah berlangsung sejak hari selasa malam. Demam hari
pertama, demam anak tersebut memuncak pada sore hari, anak tersebut sempat
5
diberikan obat paracetamole namun demamnya hanya turun beberapa saat saja. 2
hari setelah demam pasien mulai merasakan sesak napas. Pasien juga mengeluh
sakit kepala dan sakit perut. Keluhan tersebut disertai muntah 5 kali dan BAB 1
kali dengan konsistensi feses berampas berwarna kuning. Ada nyeri sendi yang
dirasakan. Tidak ada kejang saat demam. BAK agak kurang dari biasanya.
Kejang
- Tipe : Tidak ada
- Lamanya :-
6
Kulit
- Warna : Sawo matang Turgor : kembali < 2 detik
- Efloresensi : Tidak ditemukan Tonus : ada
- Pigmentasi : Tidak ditemukan Oedema : tidak ada edema
- Jaringan parut : Tidak ditemukan
- Lapisan lemak : Tidak ditemukan
- Lain- lain :-
Kepala
- Bentuk : Normocephal
- Rambut : Rambut sedikit, berwarna hitam, sulit dicabut
Mata
- Exophtalmus/Enophtalmus : Tidak ada
- Konjungtiva : Anemis (-/-)
- Sklera : Tidak ikterus
- Pupil : Isokor, RCL+/+, RCTL+/+
- Lensa jernih : Jernih +/+
- Fundus : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Visus : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Gerakan : Tidak dilakukan pemeriksaan
Telinga
Otorrhea (-/-)
Hidung
Rinorrhea (-/-), pernafasan cuping hidung (-/-)
Mulut
- Bibir : Tidak kering, tidak sianosis
- Lidah : Terdapat lidah kotor
7
- Gigi : Lengkap
- Selaput mulut : Tidak ada stomatitis angularis, kokpit spot (-)
- Gusi : Tidak ada perdarahan
- Bau pernapasan : Normal
Tenggorokan
- Tenggorokan : Tidak ada kelainan
- Tonsil : T1-T1, Hiperemis (-)
Leher
- Trachea : Letak ditengah, simetris
- Kelenjar : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
- Kaku kuduk : (-)
- Lain-lain : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Thorax
- Bentuk : Normal Xiphosternum : Tidak ada
- Rachitic Rosary : Tidak ada Harrison’s groove : Tidak ada
- Ruang Intercostal : Tidak ada Pernapasan paradoxal : Tidak ada
- Precordial Bulging : Tidak ada Retraksi : Ada
- Lain-lain: : Tidak ada
Paru-paru
- Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi (+), massa (-), sikatriks (-)
- Palpasi :Vokal fremitus (+) kesan menurun, nyeri tekan (-)
- Perkusi : Sonor (+) diseluruh lapang paru
- Auskultasi : Bronkovesikular (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
8
- Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula
sinistra
- Perkusi : Batas atas jantung SIC II, batas kanan jantung SIC V
linea parasternal dextra, batas kiri jantung SIC V linea
axilla anterior
- Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, murmur (-), gallop(-)
Abdomen
- Inspeksi : Bentuk kesan cembung, massa (-), distensi(-),
sikatriks (-)
- Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
- Perkusi : Timpani (+)
- Palpasi : Nyeri tekan regio abdomen (+), hepar: pembesaran (-),
lien: pembesaran (-)
9
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- DARAH RUTIN (21/09/2018)
PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN
WBC 5,3 5,0-15,0 103/ µl
RBC 6,6 4,10 - 5,50 106/µl
HGB 17,1 12,0 - 14,0 g/dl
HCT 49,2 36,0 - 44,0 %
PLT 42 200 - 400 103/µl
MCV 75,1 73 - 89 Fl
MCH 26,1 24,0 – 30,0 pg
MCHC 34,8 32,0 -36,0 g/dl
IV. RESUME
Seorang anak Laki-laki masuk rumah sakit dengan keluhan demam. Keluhan
tersebut dirasakan sejak 3 hari yang lalu dengan sifat demam terus menerus.
pasien juga merasakan sesak napas, mengeluh sakit kepala dan sakit perut.
Keluhan tersebut disertai muntah 5 kali dan BAB 1 kali dengan konsistensi feses
berampas berwarna kuning. Ada nyeri sendi yang dirasakan. BAK agak kurang
dari biasanya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR: 84 x/menit, RR: 24 x/menit, Temp:
37,3 C, BB: 27 kg, TB: 136 cm. Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-),
rinorrhea (-), otorrhea (-), pada mulut ditemukan lidah kotor (+), bibir kering (+).
Pada pemeriksaan abdomen ditemukan adanya nyeri tekan (+).
Pada Pemeriksaan penunjang didapatkan pada pemeriksaan darah lengkap,
WBC 5,3 , RBC 6,6 , HGB 17,1 , HCT 49,2 , PLT 42, MCV 75,1 MCHC 34,8.
Pada pemeriksaan rumpeleed positif.
V. DIAGNOSIS
10
Dengue Shock Syndrome
VI. TERAPI :
Medikamentosa
- O2 1-2 L/menit
- IVFD Ring As Guyur 500 cc
- Inj. Santagesik 300 mg/8 jam/IV (kp)
- Inj. Ranitidin 30 mg/ 8 jam/ IV
- Psidi syr 3x1 cth
Non Medikamentosa
- Konsumsi cairan (air putih, jus buah, susu, pocari sweat) 1500-2000 ml
sehari
- Observasi TTV/ 1 Jam (Tekanan darah, Nadi, Pernapasan, Suhu, Hitung
diuresis cairan)
11
ALOGARITMA DENGUE SHOCK SYNDOME
:
Berikan oksigen 2-4 L/menit, periksa hematocrit, bolus kristaloid
(RL/RS) 10-20ml/kgBB dalam 60 menit.
Perdarahan
12
BAB III
FOLLOW UP
Follow Up Hari ke 1
Tanggal : 22 September 2018
Subjek (S) : Demam (-) hari ke 4, mual (-), muntah (-), sesak (-), batuk (+)
BAK dan BAB Lancar
Objek (O)
Kesadaran : Compos mentis
a. Tanda Vital
- Denyut Nadi : 107 kali/menit
- Respirasi : 18 kali/menit
- Suhu : 36,20C
- Tekanan Darah : 100/60 mmHg
b. Kepala : Bentuk normocephal
c. Rambut : Rambut sedikit, berwarna hitam, sulit dicabut
d. Mata :Sklera ikterik (-/-), conjungtiva anemis (-/-),
cekung (-/-), pupil: Isokor (+/+), Lensa: Jernih (+/+)
e. Hidung : Rhinorrhea (-), nafas cuping hidung (-)
f. Telinga : Otorrhea (-/-)
g. Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (+),
stomatitis (-), Selaput mulut normal, Gusi perdarahan
(-)
h. Tonsil : T1-T1, Hiperemis (-)
i. Leher
Kelenjar getah bening : Pembesaran (-)
Kelenjar tiroid : Pembesaran (-), struma (-)
Kaku kuduk : (-)
13
Massa lain : (-)
j. Thorax
Paru-paru
- Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi (-), massa (-), sikatriks (-)
- Palpasi : Vokal fremitus (+) kiri = kanan, massa (-), nyeri tekan
(-)
- Perkusi : Sonor (+) diseluruh lapang paru
- Auskultasi : Bronkovesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Ictus Cordis teraba pada SIC V linea midclavicula sinistra
- Perkusi
Batas kiri atas jantung SIC II di linea parasternalis sinistra
Batas kiri bawah SIC V linea midclavicularis sinistra
Batas kanan atas di SIC II linea parasternalis dextra
Batas kanan di SIC III-IV di linea parasternalis dextra.
- Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, murmur (-), gallop (-)
k. Abdomen
- Inspeksi : Bentuk kesan cembung, massa (-), distensi (-),sikatriks (-)
- Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
- Perkusi : Timpani (+), asites (-)
- Palpasi : Nyeri tekan regio abdomen (+), hepar pembesaran (-), lien
pembesaran (-)
l. Anggota gerak : Ekstremitas atas dan bawah akral hangat, edema (-)
14
Pemerikasaan Darah Rutin
Assesment (A) :
Post Dengue Shock Syndrome + DHF grade II
Planning (P)
Medikamentosa
- IVFD Ring As 40 tpm
- Inj. Santagesik 300 mg/8 jam/IV (kp)
- Inj. Ranitidin 30 mg/ 8 jam IV
- Psidi syr 3x1 cth
Non Medikamentosa
- Konsumsi cairan (air putih, jus buah, susu, pocari sweat) 1500-2000 ml
sehari
- Observasi TTV/ 4 Jam (Tekanan darah, Nadi, Pernapasan, Suhu, Hitung
diuresis cairan)
15
Follow Up Hari ke 2
Tanggal : 23 September 2018
Subjek (S) : Demam (-) hari ke 5, mual (-), muntah (-), sesak (-), batuk (+)
BAK dan BAB Lancar
Objek (O)
Kesadaran : Compos mentis
a. Tanda Vital
- Denyut Nadi : 102 kali/menit
- Respirasi : 20 kali/menit
- Suhu : 36,60C
- Tekanan Darah : 100/60 mmHg
16
Massa lain (-)
Thorax
Paru-paru
- Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi (-), massa (-), sikatriks (-)
- Palpasi : Vokal fremitus (+) sama kiri dan kanan, massa (-), nyeri
tekan (-)
- Perkusi : Sonor (+) diseluruh lapang paru
- Auskultasi : Bronkovesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Ictus Cordis teraba pada SIC V linea midclavicula sinistra
- Perkusi
Batas kiri atas jantung SIC II di linea parasternalis sinistra
Batas kiri bawah SIC V linea midclavicularis sinistra
Batas kanan atas di SIC II linea parasternalis dextra
Batas kanan di SIC III-IV di linea parasternalis dextra
- Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, murmur (-), gallop(-)
Abdomen
- Inspeksi : Bentuk kesan cembung, massa (-), distensi (-), sikatriks (-)
- Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
- Perkusi : Timpani (+), asites (-)
- Palpasi : Nyeri tekan regio abdomen (+), hepar pembesaran (-), lien
pembesaran (-)
Anggota gerak : Ekstremitas atas dan bawah akral hangat, edema (-)
17
Assesment (A) :
Post Dengue Shock Syndrome + DHF grade II
Planning (P)
Medikamentosa
- IVFD Ring As 36 tpm
- Inj. Santagesik 300 mg/8 jam/IV (kp)
- Inj. Ranitidine 30 mg/ 8 jam IV
- Psidi syr 3x1 cth
Non Medikamentosa
- Konsumsi cairan (air putih, jus buah, susu, pocari sweat) 1500-2000 ml sehari
- Observasi TTV/ 6 Jam (Tekanan darah, Nadi, Pernapasan, Suhu, Hitung
diuresis cairan)
18
Follow Up Hari ke 3
Tanggal : 24 September 2018
Subjek (S) : Demam (-) hari ke 5, nyeri perut (-) mual (-), muntah (-),
sesak (-), batuk (+) BAK dan BAB Lancar
Objek (O)
Kesadaran : Compos mentis
a. Tanda Vital
- Denyut Nadi : 80 kali/menit
- Respirasi : 20 kali/menit
- Suhu : 36,6 0C
- Tekanan Darah : 100/70 mmHg
b. Kepala : Bentuk normocephal
c. Rambut : Rambut sedikit, berwarna hitam, sulit dicabut
d. Mata : Sklera: ikterik (-/-), conjungtiva: anemis (-/-), cekung
(-/-), pupil: Isokor (+/+), Lensa: Jernih (+/+)
e. Hidung : Rhinorrhea (-), nafas cuping hidung (-)
f. Telinga : Otorrhea (-/-)
g. Mulut : Bibir: sianosis (-), bibir: kering (-), Lidah Kotor (+),
stomatitis (-), Selaput mulut: normal, Gusi: Perdarahan
(-)
h. Tonsil : T1-T1
i. Leher
Kelenjar getah bening : pembesaran (-)
Kelenjar tiroid : pembesaran (-), struma (-)
Kaku kuduk (-)
Massa lain (-)
19
Thorax
Paru-paru
- Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi (-), massa (-), sikatriks (-)
- Palpasi : Vokal fremitus (+) sama kiri dan kanan, massa (-), nyeri
tekan (-)
- Perkusi : Sonor (+) diseluruh lapang paru
- Auskultasi : Bronkovesikular (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Ictus Cordis teraba pada SIC V linea midclavicula sinistra
- Perkusi : Batas kiri atas jantung SIC II di linea parasternalis sinistra
dan batas kiri bawah SIC V linea midclavicularis sinistra, batas kanan atas
di SIC II linea parasternalis dextra dan batas kanan di SIC III-IV di linea
parasternalis dextra
- Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
- Inspeksi : Bentuk kesan cembung, massa (-), distensi (-),sikatriks (-)
- Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
- Perkusi : Timpany (+), asites (-)
- Palpasi : Nyeri tekan regio abdomen (-), hepar: pembesaran (-), lien:
pembesaran (-)
Anggota gerak : Ekstremitas atas dan bawah akral hangat, edema (-)
20
Pemerikasaan Darah Rutin
Assesment (A) :
Post Dengue Shock Syndrome
Planning (P)
Medikamentosa
- IVFD Ring 16 tpm
- Psidi syr 3x1 cth
Non Medikamentosa
- Konsumsi cairan (air putih, jus buah, susu, pocari sweat) 1500-2000 ml
sehari
21
BAB III
DISKUSI
22
2. Manifestasi perdarahan, minimal uji tourniquet positif dan salah satu
bentuk perdarahan lain (petekia, purpura, ekimosis, epistaksi,
perdarahan gusi), hematemesis dan atau melena.
3. Pembesaran hati
4. Syok yang ditandai oleh nadi lemah dan cepat disertai tekanan nadi
menurun (≤20 mmHg), tekanan darah menurun (tekanan sistolik ≤80
mmHg) disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada
ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah dan timbul sianosis
disekitar mulut.2
Pada pasien didapatkan gejala berupa demam yang dirasakan sejak 3 hari
yang lalu dengan sifat demam terus menerus. pasien juga merasakan sesak
napas, mengeluh sakit kepala dan sakit perut. Keluhan tersebut disertai
23
muntah 5 kali dan BAB 1 kali dengan konsistensi feses berampas berwarna
kuning. Ada nyeri sendi yang dirasakan. BAK agak kurang dari biasanya.
Laboratorium
1. Trombositopenia ≤100.000/ul
2. Hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari peningkatan nilai hematokrit ≥
20% diandingkan dengan nilai hematokrit pada masa sebelum sakit atau
masa konvalesen.
3. Ditemukan dua atau tiga patokan klinis pertama disertai
trombositopenia dan hemokonsentrasi.5
24
Pemberian cairan 10 ml/kgbb/jam tetap diberikan 1-4 jam pasca syok.
Volume diturunkan menjadi 7ml/kgbb/jam selanjutnya 5ml dan 3 ml apa bila
tanda vital dan diuresis baik.
Jumlah urin 1 ml/kgbb/jam merupakan indikasi bahwa sirkulasi membaik
Oksigen 2-4 L/menit pada DBD syok.
Pada DBD, kematian telah terjadi pada 40-50% pasien dengan syok, tetapi
dengan penanganan intensif yang adekuat kematian dapat ditekan <1% kasus.
25
Keselamatan secara langsung berhubungan dengan penatalaksanaan awal dan
intensif. Pada kasus yang jarang, terdapat kerusakan otak yang disebabkan syok
berkepanjangan atau perdarahan intrakranial.5
26
DAFTAR PUSTAKA
27