Anda di halaman 1dari 27

`BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infek yang di


sebabkan oleh virus dengue dan di tularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty. Dengue
shock syndrome (DSS) adalah sindrom syok yang terjadi pada penderita Dengue
Hemorhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue. Menurut kriteria WHO
tahun 1997 dinyatakan sebagai DHF derajat III-IV. Di Indonesia, demam berdarah
dengue mulai dikenal pertama kali pada tahun 1968 di DKI Jakarta dan Surabaya,

Syok biasanya terjadi saat atau segera setelah demam turun, yaitu hari ke 3-7.
Penderita awalnya Nampak letargi atau gelisah. Kemudian syok yang di tandai
dengan kulit dingin, lembab, sianosis sekitar mulut, nadi cepat lemah, tekanan nadi
<20 mmHg dan hipotensi. Kebanyakan pasien masih sadar meskipun sudah
mendekati stadium akhir. 1,3

Pertolongan yang cepat dan tepat sangat membantu penyelamatan hidup pada
kasus kegawatan demam berdarah dengue. Disfungsi sirkulasi atau syok pada DBD,
dengue shock syndrome ( DSS ), disebabkan oleh peningkatan permeabilitas vaskular
yang pada akhirnya mengakibatkan turunnya perfusi organ. Pemberian cairan
resusitasi yang tepat dan adekuat pada fase awal syok merupakan dasar utama
pengobatan DSS. Prognosis kegawatan DBD tergantung pada pengenalan,
pengobatan yang tepat segera dan pemantauan ketat syok. Oleh karena itu peran
dokter sangat membantu untuk menurunkan angka kematian.3

1
BAB II

LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS PASIEN
 Nama : An. A
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Lahir pada tanggal/umur : 06-12-2006
 Berat waktu lahir : 2.900 gram
 Partus : Secara normal dibantu oleh Dokter
 Agama : Islam
 Kebangsaan : Indonesia
 Nama ibu : Ny. K Umur : 42 tahun
 Pekerjaan ibu : IRT
 Pendidikan ibu : SMA
 Nama ayah : Tn. M Umur : 43 tahun
 Pekerjaan ayah :Wiraswasta
 Pendidikan ayah : SMA
 Alamat : Jln Lombok no 19
 Masuk dengan diagnosis : Dengue Syok Syndrome
 Tanggal masuk rumah sakit : 21 09 2018
 Tanggal keluar rumah sakit : Masih dirawat sampai sekarang
 Masuk ke ruangan : ICU AMC

Anamnesis (diberikan oleh ibu pasien)


Anak ke 2 dari 2 bersaudara

2
FAMILY TREE

Anamnesis
 Keluhan utama :
Demam

 Anamnesis Terpimpin :
Seorang anak perempuan masuk rumah sakit dengan keluhan demam.
Keluhan tersebut dirasakan sejak 3 hari yang lalu dengan sifat demam naik turun.
Demam tersebut berkurang dengan pemberian obat paracetamol namun beberapa
jam demam anak tersebut naik kembali. Pasien juga mengeluh sakit kepala.
Keluhan tersebut disertai muntah 5 kali dan BAB 1 kali dengan konsistensi feses
berampas berwarna kuning. Ada nyeri sendi yang dirasakan. Tidak ada kejang
saat demam.

 Anamnesis antenatal dan riwayat persalinan :


Riwayat Ante Natal Care (ANC) rutin dikontrol saat hamil, ibu tidak pernah
sakit saat hamil. Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Bayi lahir
normal ditolong oleh Dokter, bayi lahir langsung menangis, cukup bulan dengan
berat badan lahir 2.900.

3
 Penyakit yang sudah pernah dialami
- Morbili :-
- Varicella : Pernah
- Pertussis :-
- Diare : Pernah
- Cacing :-
- Batuk/pilek : Jarang
- Lain – lain :-

 Riwayat Kepandaian/Kemajuan Bayi:


- Membalik : Pada usia 3 bulan
- Tengkurap : Pada usia 4 bulan
- Duduk : Pada usia 6 bulan
- Merangkak : Pada usia 7 bulan
- Berdiri : Pada usia 12 bulan
- Berjalan : Pada usia 14 bulan
- Tertawa : Pada usia 4 bulan
- Berceloteh : Pada usia 4 bulan
- Memanggil papa mama : Pada usia 12 bulan

 Anamnesis makanan terperinci sampai sekarang :


Usia Riwayat makanan
0 – 6 bulan ASI
6 – 12 bulan ASI+ bubur saring
>1 tahun– Sekarang Makanan keluarga

4
 Riwayat Imunisasi Dasar :
DASAR ULANGAN
I II III I II III
BCG +
POLIO + + +
DTP + + +
CAMPAK -
HEPATITIS + + +

 Anamnesis Keluarga
1. Ikhtisar Keturunan:
Anak ke 2 dari 2 bersaudara
2. Riwayat keluarga:
Tidak ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.

 Keadaan Sosial, Ekonomi, Kebiasaan dan Lingkungan


Pasien merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara dan tinggal bersama kedua
orang tuanya di perumahan sederhana, memiliki jamban dalam rumah, di dekat
rumah terdapat sungai, didalam rumah tidak ada yang merokok. Pasien memiliki
kendaraan roda 4 dan roda 2, kebutuhan hidup terpenuhi dengan baik sehingga
dapat digolongkan dalam keluarga berstatus ekonomi menengah keatas. Sehari-
hari anak aktif bermain di luar rumah. Pasien selalu diberi perhatian dan dirawat
dengan baik oleh ibunya.

 Perjalanan Penyakit:
Seorang anak Laki-laki masuk rumah sakit dengan keluhan demam. Keluhan
tersebut dirasakan sejak 3 hari yang lalu dengan sifat demam terus menerus.
Demam anak tersebut sudah berlangsung sejak hari selasa malam. Demam hari
pertama, demam anak tersebut memuncak pada sore hari, anak tersebut sempat

5
diberikan obat paracetamole namun demamnya hanya turun beberapa saat saja. 2
hari setelah demam pasien mulai merasakan sesak napas. Pasien juga mengeluh
sakit kepala dan sakit perut. Keluhan tersebut disertai muntah 5 kali dan BAB 1
kali dengan konsistensi feses berampas berwarna kuning. Ada nyeri sendi yang
dirasakan. Tidak ada kejang saat demam. BAK agak kurang dari biasanya.

II. PEMERIKSAAN FISIK


 Umur : 11 tahun, 10 bulan
 Berat Badan : 27 kg
 Panjang Badan : 136 cm
 Status Gizi : BB/U = 27/39 x 100% = 69% (BB kurang)
TB/U = 136/148 x 100% = 91% (TB normal)
BB/TB = 27/30 x 100% = 90% (Gizi baik)
 Keadaan umum : Sakit Sedang
 Sianosis : tidak ada
 Anemia : tidak ada
 Keadaan mental : Compos mentis
 Ikterus : tidak ada
 Tanda Vital
- Denyut nadi : 84 kali/menit, lemah
- Suhu : 37,3 0C
- Respirasi : 24 kali/menit
- Tekanan darah : 90/70 mmHg

 Kejang
- Tipe : Tidak ada
- Lamanya :-

6
 Kulit
- Warna : Sawo matang Turgor : kembali < 2 detik
- Efloresensi : Tidak ditemukan Tonus : ada
- Pigmentasi : Tidak ditemukan Oedema : tidak ada edema
- Jaringan parut : Tidak ditemukan
- Lapisan lemak : Tidak ditemukan
- Lain- lain :-

 Kepala
- Bentuk : Normocephal
- Rambut : Rambut sedikit, berwarna hitam, sulit dicabut

Mata
- Exophtalmus/Enophtalmus : Tidak ada
- Konjungtiva : Anemis (-/-)
- Sklera : Tidak ikterus
- Pupil : Isokor, RCL+/+, RCTL+/+
- Lensa jernih : Jernih +/+
- Fundus : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Visus : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Gerakan : Tidak dilakukan pemeriksaan
Telinga
Otorrhea (-/-)
Hidung
Rinorrhea (-/-), pernafasan cuping hidung (-/-)
Mulut
- Bibir : Tidak kering, tidak sianosis
- Lidah : Terdapat lidah kotor

7
- Gigi : Lengkap
- Selaput mulut : Tidak ada stomatitis angularis, kokpit spot (-)
- Gusi : Tidak ada perdarahan
- Bau pernapasan : Normal
Tenggorokan
- Tenggorokan : Tidak ada kelainan
- Tonsil : T1-T1, Hiperemis (-)
Leher
- Trachea : Letak ditengah, simetris
- Kelenjar : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
- Kaku kuduk : (-)
- Lain-lain : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

 Thorax
- Bentuk : Normal Xiphosternum : Tidak ada
- Rachitic Rosary : Tidak ada Harrison’s groove : Tidak ada
- Ruang Intercostal : Tidak ada Pernapasan paradoxal : Tidak ada
- Precordial Bulging : Tidak ada Retraksi : Ada
- Lain-lain: : Tidak ada

 Paru-paru
- Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi (+), massa (-), sikatriks (-)
- Palpasi :Vokal fremitus (+) kesan menurun, nyeri tekan (-)
- Perkusi : Sonor (+) diseluruh lapang paru
- Auskultasi : Bronkovesikular (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)

 Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

8
- Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula
sinistra
- Perkusi : Batas atas jantung SIC II, batas kanan jantung SIC V
linea parasternal dextra, batas kiri jantung SIC V linea
axilla anterior
- Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, murmur (-), gallop(-)

 Abdomen
- Inspeksi : Bentuk kesan cembung, massa (-), distensi(-),
sikatriks (-)
- Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
- Perkusi : Timpani (+)
- Palpasi : Nyeri tekan regio abdomen (+), hepar: pembesaran (-),
lien: pembesaran (-)

 Genitalia : Dalam batas normal


 Kelenjar : Tidak ada pembesaran
 Anggota gerak
Ekstremitas atas : Akral hangat (+), edema (-)
Ekstremitas bawah : Akral hangat (+), edema (-)
 Tulang-tulang : Tidak ada deformitas
 Otot-otot : Eutrofi (+)
 Refleks : Refleks fisiologis (+) Refleks patologis (-)
 Pemeriksaan Rumpeleed (+)

9
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- DARAH RUTIN (21/09/2018)
PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN
WBC 5,3 5,0-15,0 103/ µl
RBC 6,6 4,10 - 5,50 106/µl
HGB 17,1 12,0 - 14,0 g/dl
HCT 49,2 36,0 - 44,0 %
PLT 42 200 - 400 103/µl
MCV 75,1 73 - 89 Fl
MCH 26,1 24,0 – 30,0 pg
MCHC 34,8 32,0 -36,0 g/dl

IV. RESUME
Seorang anak Laki-laki masuk rumah sakit dengan keluhan demam. Keluhan
tersebut dirasakan sejak 3 hari yang lalu dengan sifat demam terus menerus.
pasien juga merasakan sesak napas, mengeluh sakit kepala dan sakit perut.
Keluhan tersebut disertai muntah 5 kali dan BAB 1 kali dengan konsistensi feses
berampas berwarna kuning. Ada nyeri sendi yang dirasakan. BAK agak kurang
dari biasanya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR: 84 x/menit, RR: 24 x/menit, Temp:
37,3 C, BB: 27 kg, TB: 136 cm. Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-),
rinorrhea (-), otorrhea (-), pada mulut ditemukan lidah kotor (+), bibir kering (+).
Pada pemeriksaan abdomen ditemukan adanya nyeri tekan (+).
Pada Pemeriksaan penunjang didapatkan pada pemeriksaan darah lengkap,
WBC 5,3 , RBC 6,6 , HGB 17,1 , HCT 49,2 , PLT 42, MCV 75,1 MCHC 34,8.
Pada pemeriksaan rumpeleed positif.

V. DIAGNOSIS

10
Dengue Shock Syndrome
VI. TERAPI :
Medikamentosa
- O2 1-2 L/menit
- IVFD Ring As Guyur 500 cc
- Inj. Santagesik 300 mg/8 jam/IV (kp)
- Inj. Ranitidin 30 mg/ 8 jam/ IV
- Psidi syr 3x1 cth
Non Medikamentosa
- Konsumsi cairan (air putih, jus buah, susu, pocari sweat) 1500-2000 ml
sehari
- Observasi TTV/ 1 Jam (Tekanan darah, Nadi, Pernapasan, Suhu, Hitung
diuresis cairan)

11
ALOGARITMA DENGUE SHOCK SYNDOME

Gejala : anak gelisah, takikardi, takipneu, kulit dingin, tekanan


nadi < 20 mmHg, CRT < 2 detik, produksi urin menurun.

:
Berikan oksigen 2-4 L/menit, periksa hematocrit, bolus kristaloid
(RL/RS) 10-20ml/kgBB dalam 60 menit.

YA Syok teratasi TIDAK

Periksa ABCS , ht, gas darah, glukosa darah,


IVFD 10 ml/kgBB
kalsium, perdarahan. Koreksi segera bila
1-2 jam
ditemukan asidosis, hipoglikemia, hipokalsemia.

Tanda vital stabil Bolus kedua dengan


kristaloid/koloid 10- Ht meningkat Ht menurun
turunkan IVFD
bertahap 7,5,3 & 1,5 20 l/kgBB dalam 10-
ml/kgBB/jam 20 menit

Perdarahan

Stop IVFD maksimal


48 jam setelah syok
Bila tidak teratasi koloid 10-20 Transfusi
teratasi
ml/kgBB dala 10-20 menit. Jika darah
syok menetap dianjurkan
transfusi darah.

12
BAB III
FOLLOW UP

 Follow Up Hari ke 1
Tanggal : 22 September 2018
Subjek (S) : Demam (-) hari ke 4, mual (-), muntah (-), sesak (-), batuk (+)
BAK dan BAB Lancar
Objek (O)
Kesadaran : Compos mentis
a. Tanda Vital
- Denyut Nadi : 107 kali/menit
- Respirasi : 18 kali/menit
- Suhu : 36,20C
- Tekanan Darah : 100/60 mmHg
b. Kepala : Bentuk normocephal
c. Rambut : Rambut sedikit, berwarna hitam, sulit dicabut
d. Mata :Sklera ikterik (-/-), conjungtiva anemis (-/-),
cekung (-/-), pupil: Isokor (+/+), Lensa: Jernih (+/+)
e. Hidung : Rhinorrhea (-), nafas cuping hidung (-)
f. Telinga : Otorrhea (-/-)
g. Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (+),
stomatitis (-), Selaput mulut normal, Gusi perdarahan
(-)
h. Tonsil : T1-T1, Hiperemis (-)
i. Leher
Kelenjar getah bening : Pembesaran (-)
Kelenjar tiroid : Pembesaran (-), struma (-)
Kaku kuduk : (-)

13
Massa lain : (-)
j. Thorax
Paru-paru
- Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi (-), massa (-), sikatriks (-)
- Palpasi : Vokal fremitus (+) kiri = kanan, massa (-), nyeri tekan
(-)
- Perkusi : Sonor (+) diseluruh lapang paru
- Auskultasi : Bronkovesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)

Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Ictus Cordis teraba pada SIC V linea midclavicula sinistra
- Perkusi
Batas kiri atas jantung SIC II di linea parasternalis sinistra
Batas kiri bawah SIC V linea midclavicularis sinistra
Batas kanan atas di SIC II linea parasternalis dextra
Batas kanan di SIC III-IV di linea parasternalis dextra.
- Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, murmur (-), gallop (-)

k. Abdomen
- Inspeksi : Bentuk kesan cembung, massa (-), distensi (-),sikatriks (-)
- Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
- Perkusi : Timpani (+), asites (-)
- Palpasi : Nyeri tekan regio abdomen (+), hepar pembesaran (-), lien
pembesaran (-)

l. Anggota gerak : Ekstremitas atas dan bawah akral hangat, edema (-)

14
Pemerikasaan Darah Rutin

PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN


WBC 9,4 5,0-15,0 103/ µl
RBC 6,20 4,10 - 5,50 106/µl
HGB 14,9 12,0 - 14,0 g/dl
HCT 44,8 36,0 - 44,0 %
PLT 64 200 - 400 103/µl
MCV 74,7 73 - 89 Fl
MCH 24,8 24,0 – 30,0 pg
MCHC 33,1 32,0 -36,0 g/dl

Assesment (A) :
Post Dengue Shock Syndrome + DHF grade II

Planning (P)
Medikamentosa
- IVFD Ring As 40 tpm
- Inj. Santagesik 300 mg/8 jam/IV (kp)
- Inj. Ranitidin 30 mg/ 8 jam IV
- Psidi syr 3x1 cth
Non Medikamentosa
- Konsumsi cairan (air putih, jus buah, susu, pocari sweat) 1500-2000 ml
sehari
- Observasi TTV/ 4 Jam (Tekanan darah, Nadi, Pernapasan, Suhu, Hitung
diuresis cairan)

15
 Follow Up Hari ke 2
Tanggal : 23 September 2018
Subjek (S) : Demam (-) hari ke 5, mual (-), muntah (-), sesak (-), batuk (+)
BAK dan BAB Lancar
Objek (O)
Kesadaran : Compos mentis
a. Tanda Vital
- Denyut Nadi : 102 kali/menit
- Respirasi : 20 kali/menit
- Suhu : 36,60C
- Tekanan Darah : 100/60 mmHg

b. Kepala : Bentuk normocephal


c. Rambut : Rambut sedikit, berwarna hitam, sulit dicabut
d. Mata :Sklera: ikterik (-/-), conjungtiva: anemis (-/-), cekung (-
/-), pupil: Isokor (+/+), Lensa: Jernih (+/+)
e. Hidung : Rhinorrhea (-), nafas cuping hidung (-)
f. Telinga : Otorrhea (-/-)
g. Mulut : Bibir: sianosis (-), bibir: kering (-), Lidah Kotor (+),
stomatitis (-), Selaput mulut: normal, Gusi: Perdarahan
(-)
h. Tonsil : T1-T1, hiperemis (-)
i. Leher
Kelenjar getah bening : pembesaran (-)
Kelenjar tiroid : pembesaran (-), struma (-)
Kaku kuduk (-)

16
Massa lain (-)

Thorax
Paru-paru
- Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi (-), massa (-), sikatriks (-)
- Palpasi : Vokal fremitus (+) sama kiri dan kanan, massa (-), nyeri
tekan (-)
- Perkusi : Sonor (+) diseluruh lapang paru
- Auskultasi : Bronkovesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Ictus Cordis teraba pada SIC V linea midclavicula sinistra
- Perkusi
Batas kiri atas jantung SIC II di linea parasternalis sinistra
Batas kiri bawah SIC V linea midclavicularis sinistra
Batas kanan atas di SIC II linea parasternalis dextra
Batas kanan di SIC III-IV di linea parasternalis dextra
- Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, murmur (-), gallop(-)
Abdomen
- Inspeksi : Bentuk kesan cembung, massa (-), distensi (-), sikatriks (-)
- Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
- Perkusi : Timpani (+), asites (-)
- Palpasi : Nyeri tekan regio abdomen (+), hepar pembesaran (-), lien
pembesaran (-)
Anggota gerak : Ekstremitas atas dan bawah akral hangat, edema (-)

17
Assesment (A) :
Post Dengue Shock Syndrome + DHF grade II

Planning (P)
Medikamentosa
- IVFD Ring As 36 tpm
- Inj. Santagesik 300 mg/8 jam/IV (kp)
- Inj. Ranitidine 30 mg/ 8 jam IV
- Psidi syr 3x1 cth
Non Medikamentosa
- Konsumsi cairan (air putih, jus buah, susu, pocari sweat) 1500-2000 ml sehari
- Observasi TTV/ 6 Jam (Tekanan darah, Nadi, Pernapasan, Suhu, Hitung
diuresis cairan)

18
 Follow Up Hari ke 3
Tanggal : 24 September 2018
Subjek (S) : Demam (-) hari ke 5, nyeri perut (-) mual (-), muntah (-),
sesak (-), batuk (+) BAK dan BAB Lancar
Objek (O)
Kesadaran : Compos mentis

a. Tanda Vital
- Denyut Nadi : 80 kali/menit
- Respirasi : 20 kali/menit
- Suhu : 36,6 0C
- Tekanan Darah : 100/70 mmHg
b. Kepala : Bentuk normocephal
c. Rambut : Rambut sedikit, berwarna hitam, sulit dicabut
d. Mata : Sklera: ikterik (-/-), conjungtiva: anemis (-/-), cekung
(-/-), pupil: Isokor (+/+), Lensa: Jernih (+/+)
e. Hidung : Rhinorrhea (-), nafas cuping hidung (-)
f. Telinga : Otorrhea (-/-)
g. Mulut : Bibir: sianosis (-), bibir: kering (-), Lidah Kotor (+),
stomatitis (-), Selaput mulut: normal, Gusi: Perdarahan
(-)
h. Tonsil : T1-T1
i. Leher
Kelenjar getah bening : pembesaran (-)
Kelenjar tiroid : pembesaran (-), struma (-)
Kaku kuduk (-)
Massa lain (-)

19
Thorax
Paru-paru
- Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi (-), massa (-), sikatriks (-)
- Palpasi : Vokal fremitus (+) sama kiri dan kanan, massa (-), nyeri
tekan (-)
- Perkusi : Sonor (+) diseluruh lapang paru
- Auskultasi : Bronkovesikular (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)

Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Ictus Cordis teraba pada SIC V linea midclavicula sinistra
- Perkusi : Batas kiri atas jantung SIC II di linea parasternalis sinistra
dan batas kiri bawah SIC V linea midclavicularis sinistra, batas kanan atas
di SIC II linea parasternalis dextra dan batas kanan di SIC III-IV di linea
parasternalis dextra
- Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
- Inspeksi : Bentuk kesan cembung, massa (-), distensi (-),sikatriks (-)
- Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
- Perkusi : Timpany (+), asites (-)
- Palpasi : Nyeri tekan regio abdomen (-), hepar: pembesaran (-), lien:
pembesaran (-)
Anggota gerak : Ekstremitas atas dan bawah akral hangat, edema (-)

20
Pemerikasaan Darah Rutin

PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN


WBC 9,6 5,0-15,0 103/ µl
RBC 4,96 4,10 - 5,50 106/µl
HGB 13,9 12,0 - 14,0 g/dl
HCT 40,0 36,0 - 44,0 %
PLT 137 200 - 400 103/µl
MCV 81 73 - 89 Fl
MCH 27,9 24,0 – 30,0 pg
MCHC 34,5 32,0 -36,0 g/dl

Assesment (A) :
Post Dengue Shock Syndrome

Planning (P)
Medikamentosa
- IVFD Ring 16 tpm
- Psidi syr 3x1 cth
Non Medikamentosa
- Konsumsi cairan (air putih, jus buah, susu, pocari sweat) 1500-2000 ml
sehari

21
BAB III
DISKUSI

Diagnosis Dengue Shock Syndrome didasarkan pada gejala klinis


(anamnesis), pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. Berdasarkan gejala,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang maka pasien pada kasus ini
didiagnosis Dengue Shock Syndrome.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang
di sebabkan oleh virus dengue dan di tularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty. Nyamuk
ini adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari dan berkembang biak di
tempat penampungan air yang bersih, serotipe yang paling banyak sebagai penyebab
adalah DEN-2 dan DEN-3. Faktor resiko penting pada DHF adalah serotipe virus,
dan faktor penderita seperti umur, status imunitas, dan predisposisi genetis.1,2
Dari hasil anamnesis, salah satu teman sekelas pasien tidak masuk
sekolah karena demam. Dan satu hari kemudian pasien juga ikut demam dan
tidak bias masuk sekolah. Berdasarkan kasus ini penyebab dari DBD
kemungkinan di tularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty.

Patofisiologi yang terutama pada Dengue Shock Syndrom ialah tejadinya


peninggian permeabilitas dinding pembuluh darah yang mendadak dengan akibat
terjadinya perembesan plasma dan elekrolit melalui endotel dinding pembuluh darah
dan masuk kedalam ruang interstitial, sehingga menyebabkan hipotensi,
hemokonsentrasi, hipoproteinemia dan efusi cairan ke rongga serosa.

Diagnosis DBD berdasarkan (WHO, 2011) berdasarkan gejala klinis dan


laboratorium.2
 Klinis
1. Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari.

22
2. Manifestasi perdarahan, minimal uji tourniquet positif dan salah satu
bentuk perdarahan lain (petekia, purpura, ekimosis, epistaksi,
perdarahan gusi), hematemesis dan atau melena.
3. Pembesaran hati
4. Syok yang ditandai oleh nadi lemah dan cepat disertai tekanan nadi
menurun (≤20 mmHg), tekanan darah menurun (tekanan sistolik ≤80
mmHg) disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada
ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah dan timbul sianosis
disekitar mulut.2

Adapun Derajat penyakit DBD berdasarkan WHO 2011, yaitu


Derajat I Demam disertai gejala tidak khas dan
satu – satunya manifestasi perdarahan
adalah uji tourniquet positif.
Derajat II Derajat I disertai perdarahan spontan
di kulit dan/atau perdarahan lain.
Derajat III Seperti derajat I atau II ditambah
kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat
dan lembut, tekanan nadi menurun ≤
20 mmHg atau hipotensi disertai kulit
dingin, lembab, dan pasien menjadi
gelisah
Derajat IV Syok berat, nadi tidak teraba, dan
tekanan darah tidak dapat terukur.

Pada pasien didapatkan gejala berupa demam yang dirasakan sejak 3 hari
yang lalu dengan sifat demam terus menerus. pasien juga merasakan sesak
napas, mengeluh sakit kepala dan sakit perut. Keluhan tersebut disertai

23
muntah 5 kali dan BAB 1 kali dengan konsistensi feses berampas berwarna
kuning. Ada nyeri sendi yang dirasakan. BAK agak kurang dari biasanya.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR: 84 x/menit, RR: 24 x/menit, T: 37,3


C, TD: 90/70 mmHg.,BB: 27 kg, TB: 136 cmbibir kering (+). Pada pemeriksaan
abdomen ditemukan adanya nyeri tekan (+). Pada pemeriksaan rumpeleed
positif

 Laboratorium
1. Trombositopenia ≤100.000/ul
2. Hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari peningkatan nilai hematokrit ≥
20% diandingkan dengan nilai hematokrit pada masa sebelum sakit atau
masa konvalesen.
3. Ditemukan dua atau tiga patokan klinis pertama disertai
trombositopenia dan hemokonsentrasi.5

Pada Pemeriksaan penunjang didapatkan pada pemeriksaan darah


lengkap, WBC 5,3 , RBC 6,6 , HGB 17,1 , HCT 49,2 , PLT 42, MCV 75,1 MCHC
34,8.

Berdasarkan klasifikasi WHO paien ini di diagnosis Dengue Shock


Syndrome atau DHF derajat III.

Terapi untuk DBD di serta syok (DSS, derajat III-IV)3

 Penggantian volume plasma segera, cairan intravena kristaloid 20 ml/KGbb


secara bolus dalam 30 menit. Apabila syok belum teratasi tetap berikan RL
20ml/kgbb ditambah koloid 20-30 ml/kgbb/jam, koloid maximal 1500ml/hari
untuk menghindari gangguan pembekuan darah.

24
 Pemberian cairan 10 ml/kgbb/jam tetap diberikan 1-4 jam pasca syok.
Volume diturunkan menjadi 7ml/kgbb/jam selanjutnya 5ml dan 3 ml apa bila
tanda vital dan diuresis baik.
 Jumlah urin 1 ml/kgbb/jam merupakan indikasi bahwa sirkulasi membaik
 Oksigen 2-4 L/menit pada DBD syok.

Pada kasus ini pasien diberikan pengobatan yaitu Medikamentosa IVFD


Ring As Guyur 500 cc, O2 1-2 L/menit, Inj Santagesik 300 mg/8 jam/IV (kp), Inj
ranitidine 30 mg/ 8 jam IV. Konsumsi cairan (air putih, jus buah, susu, pocari
sweat) 1500-2000 ml sehari, Observasi TTV/ 1 Jam (Tekanan darah, Nadi,
Pernapasan, Suhu, Hitung diuresis cairan).

Ada beberapa kriteria untuk memulangkan pasien, yaitu :2

1. Bebas demam minimal 2 x 24 jam tanpa pemberian antipiretik


2. Nafsu makan membaik
3. Perbaikan klinis yang jelas
4. Jumlah urin cukup
5. Minimal 2-3 hari setelah syok teratasi
6. Tidak ada distress pernapasan akibat efusi pleura dan tidak ada ascites
7. Jumlah trombosit >50.000/mm3

Kelainan ginjal akibat syok berkepanjangan dapat mengakibatkan gagal ginjal


akut. Edema paru dan/ gagal jantung seringkali terjadi akibat overloading pemberian
cairan pada masa perembesan plasma. Syok yang berkepanjangan mengakibatkan
asidosis metabolik & perdarahan hebat (DIC, kegagalan organ multipel).
Hipoglikemia/ hiperglikemia, hiponatremia, hipokalemia, hipokalsemia akibat syok
berkepanjangan dan terapi cairan yang tidak sesuai.4

Pada DBD, kematian telah terjadi pada 40-50% pasien dengan syok, tetapi
dengan penanganan intensif yang adekuat kematian dapat ditekan <1% kasus.

25
Keselamatan secara langsung berhubungan dengan penatalaksanaan awal dan
intensif. Pada kasus yang jarang, terdapat kerusakan otak yang disebabkan syok
berkepanjangan atau perdarahan intrakranial.5

Berdasarkan kasus prognosis pada pasien ini didapatkan dubia ad bonam,


karena diagnosis pada pasien cepat ditegakan dan pasien juga sudah diberikan
obat selama perawatan dirumah sakit dan menunjukan perbaikan pada
klinisnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Andrea, Linda, Lucia. 2013. Hubungan Trombositopenia dan Hematokrit


Dengan Manifestasi Perdarahan Padan Penderita Demam Dengue dan
Demam Berdarah Dengue. Manado : Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedoktran Unsrat.
2. Mulya. 2013. Diagnosis dan Tata Laksana Terkini Dengue. Jakarta :
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI.
3. FKUI. 2012. Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal
Disorders. Jakarta : Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI.
4. Soegijanto S. 2013. Update Management Dengue Shock Syndrome. [journal].
[online]. Unair: https://e-jounal.unair.ac.id
5. Lovera D, Cuellar CM, et al. Clinical Characteristics and Risk Factors of
Dengue Shock Syndrome in Children. 2016. Online
https://pdfs.semanticscholar.org/1438/ceeeccc631493da92b34f7a54cdb43791
9dc.pdf

27

Anda mungkin juga menyukai