Anda di halaman 1dari 39

KEJANG DEMAM SEDERHANA

Disusun Oleh :
Yunita Sabina Puimera (112022100)
 
Pembimbing :
dr. Annisa Zuhra, Sp. A
STATUS PASIEN
Pasien masuk ke ruang inap melon pada tanggal 04 Maret 2023

I. Identitas Pasien II. Identitas Orang tua


 MR No. : 93-89-71   Ayah Ibu

 Nama : An. KK
Nama Tn. V Ny. L
 Tanggal Lahir : 02 Juli 2021
 Umur : 1 thn 3 bln Umur 29 thn 24 thn

 Jenis kelamin : Perempuan


Pekerjaan Wiraswata Ibu rumah tangga
 Agama : Islam
 Alamat : Jl. SMP 122 Kapuk Muara Agama Islam Islam
Penjaringan
 Kewarganegaraan: WNI Perkawinan 1 1

 Suku : Jawa
Hubungan dengan orang tua : anak kandung
Alloanamnesis
dilakukan pada tanggal 05 Maret 2023, pukul 09.00 WIB

Keluhan tambahan :
Demam

Keluhan Utama :
Kejang
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dibawa oleh orang


tuanya ke IGD RSUD Cengkareng
dengan keluhan kejang sejak
semalam. Kejang yang terjadi Demam terjadi saat dan setelah
kejang. Demam muncul tiba- Pasien sebelumnya tampak sehat dan
sebanyak 1 kali pada pukul 00.00 beraktivitas seperti biasanya. Tidak ada
dengan lamanya kejang 1 menit. tiba tetapi suhunya tidak di ukur. batuk, tidak ada pilek, tidak ada sakit
Saat kejang, tangan pasien kanan Kemudian orang tua pasien kepala, mual muntah tidak ada, telinga
dan kiri mengepal dan kedua lengan sempat membawa pasien ke maupun cairan yang keluar dari telinga
bergetar, mata terpejam, mulut tidak ada. Buang air besar dan air kecil
puskesmas, disana diberi obat tidak ada keluhan. Makan dan minum
tertutup, tidak keluar busa dari mulut setelah itu pasien dibawa ke baik.
pasien dan lidah tidak tergigit.
Keadaan ini merupakan serangan
RSUD Cengkareng.
kejang pertama kali karena pasien
belum pernah mengalaminya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami kejang demam sebelumnya

Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur

Alergi - Difteri - Peny. Jantung -

Cacingan - Diare - Peny. Ginjal -

Demam berdarah - Kejang demam - Peny. Darah -

Demam tifoid - Kecelakaan - Radang Paru -

Otitis - Morbili - Tuberculosis -

Parotitis - Operasi - Asma -


Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Kelahiran :
 Dari keluarga ayah dan ibu  Cara lahir : Spontan
tidak ada yang mengalami  Tempat lahir : rumah bersalin
kejang demam.  Ditolong oleh : bidan
Riwayat Kehamilan :  Masa gestasi : cukup bulan (37
minggu)
 Ibu pasien rutin
 Berat lahir : 2700 gram
memeriksakan kehamilannya
ke bidan  Panjang lahir: 48 cm

 Sakit selama hamil (-),  Lahir normal, langsung menangis,


sianosis (-), kejang (-)
demam (-), kuning (-),
 
keputihan (-), perut tegang
(-), BAK sakit (-), kencing Kelainan bawaan :
manis (-), dan darah tinggi (-)
(-).
 
Riwayat imunisasi
Ibu pasien mengaku rutin membawa anaknya untuk imunisasi sesuai jadwal

Vaksin Umur

0 bulan 1 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan 9 bulan 18


bulan

BCG     √        

DTP     √ √ √   -

Polio √   √ √ √   -

Campak           √  

Hepatitis √          
B
Riwayat tumbuh kembang: Riwayat makanan :
 Pertumbuhan gigi pertama : 7 bulan  ASI sejak lahir sampai sekarang
 Gangguan perkembangan mental :  Frekuensi 4-5 kali perhari
Tidak ada
 Makan nasi tim umur 6 bulan
 Psikomotor :
 Frekuensi 3 kali sehari
* Tengkurap : 4 bulan
* Duduk : 5 bulan  Kesimpulan : kualitas dan kuantitas
cukup
* Berdiri : 5 bulan
* Berjalan : 11 bulan
 
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pada tanggal 05 Maret 2023

Keadaan umum : Tampak sakit ringan Interpretasi data antropometri menurut WHO
Kesadaran : compos mentis TB/U :0 SD sampai dengan 2 SD = Normal
Frekuensi Nadi : 98x/menit (reguler,kuat BB/U :0 SD sampai dengan 1 SD = Normal
angkat)
BB/TB :1 SD = Gizi baik
Frekuensi Pernafasan : 24 x/menit (reguler)
Suhu tubuh : 37,2 °C
Data Antropometri
√ Berat Badan : 11 kg
√ Tinggi Badan : 80 cm
 Kepala : bulat,normocepal  Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-)
lingkar kepala 49 cm  Hidung : Sekret (-/-), deviasi septum (-),
Interpretasi lingkar kepala : pernafasan cuping hidung (-)
normocephali
 Rambut : Hitam, distribusi merata, tidak
mudah dicabut
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), pupil isokor, simetris,
refleks cahaya (+/+), edem palpebra (-/-)

 Bibir : Mukosa bibir kering, sianosis (-)


 Gigi geligi : tidak ada kelainan
 Lidah : tidak kotor
 Tonsil : T1 – T1, tenang : tenang, tidak
hiperemis
 Faring : tidak hiperemis
 Leher : Kelenjar Getah bening tidak teraba
membesar
Toraks Abdomen
 Inspeksi : Pergerakan dinding  Inspeksi : Perut tampak datar
dada kiri dan kanan simetris  Auskultasi :Bising usus (+)
Retraksi (-) normal : 4x/menit
 Palpasi : Vokal fremitus kiri  Palpasi : supel, nyeri tekan (-),
dan kanan sama undulasi (-), turgor kembali cepat,
 Perkusi : Perkusi perbandingan limpa dan hepar tidak teraba
kiri dan kanan sama sonor membesar
 Auskultasi : Bising napas  Perkusi : Timpani
dasar vesikuler, Ronki -/-,  Kulit : ikterik (-), petechie (-)
Wheezing -/-  Ekstremitas : Bentuk normal,
 Bunyi Jantung I dan II normal, deformitas (-), Akral hangat,
murmur (-), gallop (-) sianosis tidak ada,capillary refill
Tanda Rangsang Meningeal < 3 detik
 Kaku kuduk (-), Brudzinski I (-), Brudzinski II (-), Kernique (-), Laseque (-)
Pemeriksaan Penunjang
(Pemeriksaan Laboratorium 04 Maret 2023)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Darah Rutin    
Hb 12.2 g/dL 10.8-12.8 g/dL
Ht 36 % 35-43 %
Leukosit 16.4/µL 6.0-17.5/µL
Trombosit 298/µL 229-553/µL
Kimia Klinik    
Natrium 134 mEq/L 136-146 mEq/L
Kalium 3.6 mEq/L 3.5-5.0 mEq/L
Clorida 104 mEq/L 98-106 mEq/L
GDS 123 mg/dL <110 mg/dL
Neonatus : 1 hari 40-60 mg/dL
Neonatus > 1 hari : 50-80 mg/dL
Anak-anak : 60-100 mg/dL
Dewasa
70-99 mg/dL : bukan DM
100-199 : belum pasti DM
≥200 : DM
Resume
Pemeriksaan Fisik
Pasien dengan keluhan kejang sejak Suhu tubuh 37,2oC

semalam SMRS. Kejang yang terjadi Antropometri

sebanyak 1 kali dengan durasi 1 menit. Interpretasi data antropometri menurut WHO

TB/U :0 SD sampai dengan 2 SD = Normal


Saat kejang tangan pasien kanan dan BB/U :0 SD sampai dengan 2 SD = Normal

kiri mengepal dan kedua lengan atas BB/TB :1 SD = Gizi baik

bergetar, mata terpejam dan mulut


tertutup, tidak keluar cairan dari mulut
pasien dan lidah tidak tergigit. Saat
kejang pasien tidak sadar dan setelah
kejang pasien sadar.
Demam terjadi saat dan setelah kejang,
demam muncul tiba-tiba tetapi
suhunya tidak di ukur.
Diagnosis Kerja Diagnosis Banding

Kejang demam Kejang demam komplek


sederhana Meningitis
Paracetamol po 3x120 mg
Diazepan supp 5 mg (bila kejang)
Observasi kejang demam
Penatalaksanaan
EEG
Pungsi Lumbal
CT Scan atau MRI kepala Pemeriksaan Anjuran

Ad Vitam : Dubia ad bonam


Ad Fungsionam : Dubia ad bonam Prognosis
Ad Sanationam : Dubia ad bonam
Follow up
 
Tanggal 5 Maret 2023
S : Pasien tidak mengalami kejang dan demam, tidak ada batuk dan pilek,
makan dan minum banyak, BAB dan BAK lancar
O : Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran Compos mentis
Vital Sign : Nadi 98 x/menit ; Pernapasan 24 x/menit ; Suhu : 37.2oC
Kepala : Normocepali
Mata : Conjungtiva anemis (-/-). Tidak cekung
Mulut : bibir lembab
Ekstremitas : Akral Hangat, CRT < 3 detik
A : Kejang Demam Sederhana
P : Paracetamol, Diazepam (jika kejang)
Definisi
 Kejang adalah terjadinya pelepasan muatan listrik yang berlebihan di sel
neuron sehingga menimbulkan kontraksi berlebihan pada serabut otot lurik
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada anak usia 6 bulan – 5
tahun dan disertai demam (suhu tubuh diatas 38 derajat C) dan disebabkan
oleh proses ekstrakranial
Definisi
Kejang Demam
Kejang Demam Sederhana
Kejang Demam Komplek
Insidensi 2-4% anak berumur 6 bulan – 5 tahun

Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali TIDAK
TERMASUK dalam kejang demam.
Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan Tidak Termasuk dalam kejang
demam.
Bila anak berumur < 6 bulan atau > 5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan
kemungkinan lain misalnya infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam
Faktor Risiko
• Infeksi (Saluran napas, imunisasi)
• Derajat demam (Suhu saat kejang)
• Usia
• Genetik
Etiologi
 Demam yang disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas, otitis
media, pneumonia, gastroentritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak
selalu timbul pada suhu yang tinggi.
 Efek produk toksik pada mikroorganisme
 Respon alergik atau keadaan umum yang abnormal oleh infeksi.
 Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.
 Ensefalitis viral ( radang otak akibat virus ) yang ringan.
DEMAM
(Kenaikan Suhu tubuh 1oC)

Patofisiologi Metabolisme basal meningkat Kebutuhan O2 meningkat


(10-15%) (± 20%)

Perubahan Keseimbangan
(membran sel neuoran)

Difusi melalui membran


Ion K+  Ion Na +

Lepas nuatan Listrik

KEJANG
Manifestasi Klinik
 Kejang bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi
 Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam
 Berlangsung singkat
 Sifat bangkitan dapat berbentuk tonik dan atau klonik , fokal
 Kejang umumnya berhenti sendiri
 Beberapa detik/menit kemudian anak akan terbangun dan sadar kembali
tanpa kelainan saraf
Klasifikasi kejang demam
menurut Livingstone
Kejang Demam Sederhana: Epilepsi yang Dicetuskan oleh Demam:
 Kejang bersifat umum  Kejang berlangsung lama atau bersifat fokal
 Lamanya kejang berlangsung singkat (kurang  Usia penderita lebih dari 6 tahun saat serangan
dari 15 menit) kejang demam yang pertama
 Usia saat kejang demam pertama muncul  Frekuensi serangan kejang melebihi 4 kali
kurang dari 6 tahun dalam 1 tahun
 Frekuensi serangan 1-4 kali dalam 1 tahun  Pemeriksaan EEG yang dibuat setelah anak
 Pemeriksaan EEG normal tidak demam lagi hasilnya abnormal
KLASIFIKASI KEJANG DEMAM
MENURUT FUKUYAMA
Kejang Demam Sederhana: Kejang Demam Kompleks
 Riwayat penyakit keluarga penderita tidak ada Kejang demam yang tidak memenuhi kriteria
yang mengidap epilepsi Kejang demam sederhana digolongkan sebagai
 Sebelumnya tidak ada riwayat cedera otak kejang demam kompleks
oleh penyebab apapun
 Serangan kejang demam yang pertama terjadi
antara usia 6 bulan-6 tahun
 Lamanya kejang berlangsung tidak lebih dari
15 menit
 Kejang tidak bersifat fokal
 Tidak didapatkan gangguan atau abnormalitas
pasca kejang
 Sebelumnya juga tidak didapatkan
abnormalitas neurologis atau abnormalitas
perkembangan
 Kejang tidak berulang dalam waktu singkat
Perbedaan
Kejang Demam Sederhana dan Kejang Demam
Kompleks
Kejang Demam Sederhana: Kejang Demam
Kompleks
 Kejang berlangsung singkat < 15 menit  Kejang lama > 15 menit
 Bentuk : umum tonik, klonik dan atau tonik-  Bentuk : fokal atau parsial 1 sisi (kejang
klonik umum didahului kejang parsial)
 Akan berhenti sendiri  Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
 Tanpa gangguan fokal atau tidak berulang  Ada kelainan neurologis sebelum dan sesudah
dalam waktu 24 jam kejang
Diagnosis Banding
Kriteria Banding Kejang Demam Meningitis
Kejang Pencetusnya demam Salah satu gejalanya demam
Kelainan Otak (-) (+)
Kejang Berulang (+) (+)
Penurunan Kesadaran (+) (+)
Anamnesis
• Deskripsi kejang : Tipe kejang, durasi, frekuensi dan kesadaran pasca
kejang
• Riwayat kejang / kejang tanpa demam
• Obat-obatan, trauma, dan infeksi
• Riwayat kejang demam pada keluarga
Pemeriksaan Fisik
• TTV
• Pemeriksaan kesadaran :
Pada KD tidak ditemukan penurunan kesadaran
• Pemeriksaan umum
Tanda-tanda infeksi
• Pemeriksaan neurologi
Kepala, pupil, tanda rangsang meningeal, saraf kranial, motoric, tonus otot,
refleks fisiologis dan patologis
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan Laboratorium
• Elektroensefalografi (EEG)
• Pungsi Lumbal
• CT Scan atau MRI kepala
Komplikasi kejang demam
umumnya berlangsung 15 menit yaitu

 Kerusakan otak yang terjadi melalui mekanisme eksitotoksik neuron


saraf yang aktif sewaktu kejang melepaskan glutamat yang mengikat
resptor yang mengakibatkan ion kalsium dapat masuk ke sel otak yang
merusak sel neuron secara irrevesible.
 Retardasi mental dapat terjadi karena defisit neurologis ada demam
neonatus.
Pengobatan
Antipiretik
 Paracetamol syrup 10-15 mg/kgBB/kali diberikan tiap 4-6 jam
 Ibuprofen 5-10 mg/kgBB/kali 3-4x sehari
Antikonvulsan
 Diazepam oral 0,3 mg/kg/kali po atau rektal 0,5 mg/kg/kali
(BB <12 kg : 5 mg dan BB >12 kg : 10 mg ) 3 kali sehari, Dosis max 7,5 mg/kali
intermiten diberikan selama 48 jam pertama demam
ES : sedasi, iritabilitas, ataksia
Pengobatan
Antibiotik
 untuk mengatasi infeksi yang menjadi ETIOLOGI DASAR demam yang
terjadi
Antikonvulsan Rumatan
 asam valproat: 15-40 mg/kg/hari dibagi dalam 2 dosis
 fenobarbital 3-5 mg/kgBB/hari dalam 1-2 dosis
lama pengobatan rumat selama 1 tahun, penghentian pengobatan rumat untuk kejang demam tidak
membutuhkan tapering off, namun dilakukan pada saat anak tidak sedang demam

 Indikasi pengobatan rumat:


 Kejang fokal
 Kejang lama >15 menit
 Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya
serebral palsi, hidrosefalus, hemiparesis.
Analisa Kasus
 Pasien datang dengan keluhan kejang yang terjadi sebanyak 1 kali,
serangan kejang pertama pada pukul 00.00 WIB dengan lamanya kejang 1
menit. Ibu pasien mengaku saat kejang tiba-tiba pasien mengalami
demam, dan ini merupakan serangan kejang pertama kali yang dialami
pasien
 Saat kejang tangan pasien kanan dan kiri mengepal dan kedua lengan
bergetar, mata terpejam, tidak keluar cairan dari mulut pasien dan lidah
tidak tergigit. Saat kejang pasien tidak sadar dan setelah kejang pasien
sadar kembali baik.
Teori
Hal ini sesuai dengan definisi dari kejang demam (febrile convulsion),
bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun
yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38 0C, dengan metode
pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial.
Kejang demam terjadi pada 2-5% anak berumur 6 bulan – 5 tahun.
Hal ini juga sesuai dengan definisi dari kejang demam sederhana , Kejang
lama < 15 menit, tidak berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
 
 Sumber dari : Ismael S, Pusponegoro HD, Widodo DP, Mangunatmadja I, Handryastuti S, editor. Konsensus
Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016.
Hal yang harus dilakukan pada saat anak kejang
1. Tetap tenang dan tidak panik
2. Longgarkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher
3. Nilai tidak sadar : 1. Posisi kepala miring, 2. Bersihkan jalan napas, 3.
Jangan masukkan sesuatu ke dalam mulut
4. Ukur suhu
5. Observasi, catat lama dan bentuk kejang
6. Tetap bersama pasien selama kejang
7. Berikan diazepam rektal ( jangan berikan bila kejang telah berhenti )
8. Bawa ke dokter/RS bila kejang >5 menit
Edukasi
1. Prognosis dari kejang demam
2. Tidak ada peningkatan risiko keterlambatan sekolah atau kesulitan
intelektual akibat kejang demam
3. Risiko kekambuhan penyakit yang sama di masa depan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai