F2
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi: Jl. Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510, Indonesia
Email: christopherb265@gmail.com
Abstrak
Infeksi saluran kemih adalah infeksi dari bakteri yang menyerang saluran kemih pada
manusia. Infeksi saluran kemih bisa dibagi menjadi 2, yaitu; infeksi saluran kemih atas dan
bawah. Perempuan lebih sering mengalami ISK dibandingkan laki-laki. Gejalanya bisa demam
dan nyeri saat berkemih.
Kata kunci: infeksi saluran kemih
Abstract
Urinary tract infections are infections of bacteria that attack the urinary tract in
humans. Urinary tract infections can be divided into 2, namely; upper and lower urinary tract
infections. Women experience UTI more often than men. Symptoms can be fever and pain when
urinating.
Keywords: Urinary tract infections
Pendahuluan
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih. Urin
terdiri dari berbagai cairan, tetapi biasanya urin tidak mengandung bakteri. Jika bakteri menuju
kandung kemih atau ginjal dan berkembang biak dalam urin, terjadilah ISK. Jenis ISK yang
paling umum adalah infeksi kandung kemih.
Gejalanya yaitu rasa sakit saat berkemih (disuria). ISK dapat disebabkan oleh kebiasaan
yang tidak baik (kurang minum, menahan kemih), penggunaan kateter, dan penyakit serta
kelainan lain. ISK dapat mengenai semua usia dan jenis kelamin.
Anamnesis
Anamnesis adalah suatu komunikasi dua arah antara dokter dan pasien atau keluarga
dekat pasien sehari-hari. Tujuan anamnesis ini adalah untuk mengetahui keluhan utama, keluhan
penyerta, riwayat penyakit pasien dan keluarganya.1
Pada kasus skenario 3 didapat hasil anamnesis sebagai berikut:
Perempuan berusia 25 tahun
Nyeri saat berkemih
Tidak ada mual muntah
Tidak ada nyeri pinggang
Tidak ada secret vagina
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang didapat pada skenario 3 yaitu:
Tekanan darah: 110/70
Nadi: 90x/menit
Napas: 18x/menit
Suhu: 36,70C
Nyeri tekan suprapubik +
Nyeri ketok CVA -
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang didapat pada skenario 3 yaitu:
Urinalisis: pH 6
Kuning keruh Leukosit 40/LPB
Eritrosit 1/LPB Ht: 39%
Kristal – Leukosit: 14000
Epitel 2 Trombosit: 210000
Silinder, protein, glukosa – Segmen: 84%
Leukosit esterase + Limfosit: 13
Nitrit + Basofil, eosinofil: 0
Darah: Monosit: 3
Hb: 13g/dl
Pemeriksaan-pemeriksaan penunjang lain yang bisa dilakukan yaitu:2
1. Bakteriologis
Mikroskopis
Dapat digunakan urin segar tanpa disentrifuser atau tanpa pewarnaan gram.
Dinyatakan positif bila dijumpai 1 bakteri /lapangan pandang minyak emersi.
Biakan bakteri
Dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri dalam
jumlah bermakna sesuai dengan criteria Cattell :
Wanita, simtomatik
>102 organisme coliform/ml urin plus piuria, atau
> 105 organisme pathogen apapun/ml urin, atau
Adanya pertumbuhan organisme patogen apapun pada urin yang diambil
dengan cara aspirasi suprapubik
Laki-laki, simtomatik
>103 organisme patogen/ml urin
Pasien asimtomatik
> 105 organisme patogen/ml urin pada 2 contoh urin berurutan.
2. Tes kimiawi
Yang paling sering dipakai ialah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya adalah
sebagian besar mikroba kecuali enterococcus, mereduksi nitrat bila dijumpai lebih dari
100.000-1.000.000 bakteri. Konversi ini dapat dijumpai dengan perubahan warna pada uji
tarik. Sensitivitas 90,7% dan spesifisitas 99,1% untuk mendeteksi Gram-negatif. Hasil
palsu terjadi bila pasien sebelumnya diet rendah nitrat, diuresis banyak, infeksi oleh
enterococcus dan acinetobacter.
3. Tes Plat-Celup (Dip-Slide)
Lempeng plastik bertangkai dimana kedua sisi permukaannya dilapisi perbenihan
padat khusus dicelupkan ke dalam urin pasien atau dengan digenangi urin. Setelah itu
lempeng dimasukkan kembali ke dalam tabung plastik tempat penyimpanan semula, lalu
dilakukan pengeraman semalaman pada suhu 37° C. Penentuan jumlah kuman/ml
dilakukan dengan membandingkan pola pertumbuhan pada lempeng perbenihan dengan
serangkaian gambar yang memperlihatkan keadaan kepadatan koloni yang sesuai dengan
jumlah kuman antara 1000 dan 10.000.000 dalam tiap ml urin yang diperiksa. Cara ini
mudah dilakukan, murah dan cukup akurat. Tetapi jenis kuman dan kepekaannya tidak
dapat diketahui.
4. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan radiologis dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau kelainan
anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK. Dapat berupa pielografi intravena
(IVP), ultrasonografi dan CT-scanning.
Pada sistitis : Foto polos perut terlihat ginjal membesar (hidronefrosis) atau salah satu
ginjal mengecil. Pemeriksaan USG dapat mengetahui kapasitas kandung kemih,
hidroureter dan hidrouresis.
Pada pielonefritis : Foto polos perut mungkin sudah dapat memperlihatkan beberapa
kelainan seperti obliterasi bayangan ginjal karena sembab jaringan, preinephritic fat, dan
perkapuran. Pemeriksaan eksresi urogram sangat penting untuk mengetahuo adanya
obstruksi. Pada umumnya USG ginjal normal. Pemeriksaan USG sangat penting untuk
mengetahui faktor-faktor predisposisi infeksi seperti ginjal polikistik dan nefrolithiasis.
Working Diagnosis
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, perempuan tersebut
didiagnosis mengalami Acute Uncomplicated Cystitis. Peradangan akut pada kandung kemih
yang terjadi pada wanita yang tidak hamil, tidak mempunyai kelainan traktus urinarius, dan
sedang tidak dalam kondisi komorbid.
Differential Diagnosis
-Nefrolithiasis6
Merupakan suatu penyakit dengan pembentukan batu di dalam ginjal. Terbentuknya batu
saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolik,
infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap
(idiopatik). Secara epidemiologik terdapat beberapa faktor yang mempermudah terbentuknya
batu pada saluran kemih pada seseorang. Faktor tersebut adalah faktor intrinsik yaitu keadaan
yang berasal dari tubuh orang itu sendiri dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari
lingkungan di sekitarnya.
Faktor resiko:
Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.
Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien
perempuan
Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang
lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stonebelt.
Iklim dan temperature
Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang
dikonsumsi.
Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu
Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk
atau kurang aktifitas atau sedentary life.
Gejala dan tanda yang dapat ditemukan pada penderita batu ginjal antara lain:
Tidak ada gejala atau tanda
Nyeri pinggang, sisi, atau sudut kostovertebral
Hematuria makroskopik atau mikroskopik
Pielonefritis dan/atau sistitis
Pernah mengeluarkan batu kecil ketika kencing
Batu tampak pada pemeriksaan pencitraan
Gangguan faal ginjal
-Pyelonefritis7
Pielonefritis akut adalah reaksi inflamasi akibat infeksi yang terjadi pada pielum dan
parenkim ginjal. Pada umumnya kuman yang menyebabkan infeksi ini berasal dari saluran
kemih bagian bawah yang naik ke ginjal melalui ureter. Kuman-kuman itu adalah E.coli,
Proteus, Klebsiella, dan kokus gram positif: Streptococcus faecalis dan enterokokus. Kuman
Stafilokokus aureus dapat menyebabkan pielonefritis melalui penularan secara hematogen,
meskipun sekarang jarang dijumpai.
Gambaran klasik dari pielonefritis akut adalah demam tinggi disertai menggigil, nyeri
daerah perut dan pinggang, disertai mual dan muntah. Kadang-kadang terdapat gejala yaitu
berupa dysuria, frekuensi, atau urgensi. Pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri pada pinggang dan
perut, suara usus melemah seperti ileus paralitik. Pada pemeriksaan darah menunjukkan adanya
leukositosis disertai peningkatan laju endap darah, urinalisis terdapat piuria, bakteriuria, dan
hematuria. Pada pielonefritis akut yang mengenai kedua sisi ginjal terjadi penururan faal ginjal
dan pada kultur urine terdapat bakteriuria. Pemeriksaan foto polos perut menunjukkan adanya
kekaburan dari bayangan otot psoas dan mungkin terdapat bayangan radio-opak dari batu saluran
kemih. Pada PIV terdapat bayangan ginjal membesar dan terdapat keterlambatan pada fase
nefrogram.
-Uretritis8
Urethritis adalah iritasi yang terjadi pada urethra, saluran yang yang berfungsi untuk
mengeluarkan urin. Baik laki-laki maupun wanita dapat terjangkit urethritis. Urethritis adalah
sutau infeksi yang menyebar naik yang digolongkan sebagai Gonorrhoeae atau Non-
gonorrhoeae. Urethritis gonoreal disebabkan Niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui
hubungan seksual. Urethritis non gonorhoeae biasanya disebabkan yang tidak berhubungan
dengan Niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh Chlamydia trachomatis atau
ureaplasma urealytikum, Trichomonas vaginalis dan HSV.
Manifestasi pada uretritis adalah:
a. Dysuria
b. Rasa gatal pada uretra
c. Asimtomatik
d. Urgensi berkemih, hematuri
-Pada wanita : sensasi terbakar saat kencing atau nyeri karena uretritis pada wanita sering diikuti
inflamasi ada servik, nyeri selama atau setelah hubungan seks.
-Pada laki-laki : adanya cairan berwarna putih seperti nanah dari ujung penis, terbakar atau nyeri
saat kencing, atau gatal atau sensasi menyengat pada penis. Jika infeksi menyebar dari uretra ke
testis, akan menimbulkan nyeri dan bengkak pada scrotum
Etiologi
Infeksi saluran kemih paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri Escherichia coli (70-90%), di
saluran kemih. Bakteri ini sebenarnya hidup di saluran pencernaan, namun bisa menginfeksi dan
berkembang biak di saluran kemih. Bakteri lain yang dapat menginfeksi saluran kemih adalah
staph saprophyticus (5-10%), Klebsiella, proteus, enterococci, citrobacter. Infeksi terjadi ketika
bakteri memasuki saluran kemih melalui lubang kencing. Pada wanita, umumnya kondisi
tersebut terjadi karena cara yang kurang tepat dalam membersihkan daerah dubur setelah buang
air besar. Tangan atau tisu toilet yang digunakan untuk membersihkan anus, bisa secara tidak
sengaja menyentuh lubang kencing, sehingga membuat bakteri masuk ke saluran kemih. Bakteri
yang sudah berada di saluran kemih, dapat menimbulkan infeksi uretra (uretritis), infeksi
kandung kemih (sistitis), hingga infeksi ureter (ureteritis) dan infeksi ginjal (pielonefritis).9
Epidemiologi
ISK menjadi masalah kesehatan besar di Amerika Serikat, dan dapat mengenai seluruh
usia dan jenis kelamin. Di Amerika Serikat dilaporkan bahwa penderita ISK tiap tahun lebih dari
7 juta, termasuk 2 juta diantaranya mengalami cystitis. trbih kurang seperlimanya mendatangi
instalasi gawat darurat dan satu dari lima wanita pernah mengalami ISK selama hidupnya.
Prevalensi ISK pada wanita berbanding 30:1 dengan pria dan sekitar 50 % dari mereka akan
berkembang menjadi ISK berulang.10
Patofisiologi
Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus
urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : endogen yaitu kontak langsung dari tempat
infeksi terdekat (ascending), hematogen, limfogen, dan eksogen ( akibat pemakaian kateter). Ada
dua jalur utama terjadinya ISK yaitu asending dan hematogen.
-Secara asending yaitu:
a. Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain: faktor anatomi dimana pada
wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga insiden terjadinya ISK
lebih tinggi, faktor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam
traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.
b. Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal.
-Secara hematogen yaitu:
Sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran
infeksi secara hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal
sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan total urine yang
mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-
lain.
Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya:
Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih
yang bvtidak lengkap atau kurang efektif.
Mobilitas menurun
Nutrisi yang sering kurang baik
Sistem imunitas yang menurun
Adanya hambatan pada saluran urin
Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.
Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensi yang
berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan resistensi
terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjadi media pertumbuhan bakteri yang selanjutnya
akan mengakibatkan gangguan fungsi ginjal sendiri, kemudian keadaan ini secara hematogen
menyebar ke seluruh traktus urinarius. Selain itu, beberapa hal yang menjadi predisposisi ISK,
antara lain: adanya obstruksi aliran kemih proksimal yang mengakibatkan penimbunan cairan
bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter yang disebut sebagai hidronefrosis. Penyebab umum
obstruksi adalah: jaringan parut ginjal, batu, neoplasma dan hipertrofi prostate yang sering
ditemukan pada laki-laki diatas usia 60 tahun.11,12,13
Manifestasi Klinis3
Keluhan klasik dari infeksi saluran kemih bagian bawah (sistitis akut) seperti :
Polakosuria, nokturia, disuria, dan urgensi yang biasanya terjadi bersamaan
Beberapa pasien hematuria
Demam
Nyeri suprapubik dan daerah pelvis
Keluhan dari infeksi saluran kemih bagian atas (pielonefritis akut) seperti:
Panas tinggi (39,5-40,5oC) disertai menggigil
Sakit pinggang
Sakit lokal dari infeksi saluran kemih bagian bawah maupun infeksi saluran kemih bagian
atas terutama di daerah ginjal
Sakit yang menetap pada daerah satu atau kedua ginjal disebabkan ragangan dari kapsul
ginjal
Sakit ini dapat menyebabkan ke daerah perut bagian bawah menyerupai appendiksitis
Komplikasi14
Komplikasi dari suatu infeksi saluran kencing ini mungkin termasuk:
Infeksi berulang, terutama pada wanita yang mengalami dua atau lebih ISK dalam
periode enam bulan atau empat atau lebih dalam setahun
Kerusakan ginjal permanen akibat infeksi ginjal akut atau kronis (pielonefritis)
karena ISK yang tidak diobati
Peningkatan risiko pada wanita hamil melahirkan bayi berat lahir rendah atau bayi
prematur
Penyempitan uretra (striktur) pada pria dari uretritis berulang, sebelumnya terlihat
dengan uretritis gonococcal
Sepsis, komplikasi infeksi yang berpotensi mengancam nyawa, terutama jika infeksi
bekerja pada saluran urine Anda ke ginjal.
Penatalaksanaan15
Sulfonamide:
Sulfonamide dapat menghambat baik bakteri gram positif dan gram negatif. Secara struktur
analog dengan asam p-amino benzoat (PABA). Biasanya diberikan per oral, dapat dikombinasi
dengan Trimethoprim, metabolisme terjadi di hati dan di ekskresi di ginjal. Sulfonamide
digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih dan bisa terjadi resisten karena hasil mutasi
yang menyebabkan produksi PABA berlebihan. Efek samping yang ditimbulkan hipersensitivitas
(demam, rash, fotosensitivitas), gangguan pencernaan (nausea, vomiting, diare), Hematotoxicity
(granulositopenia, (thrombositopenia, aplastik anemia) dan lain-lain. Mempunyai 3 jenis
berdasarkan waktu paruhnya :
- Short acting
- Intermediate acting
- Long acting
Trimethoprim
Mencegah sintesis THFA, dan pada tahap selanjutnya dengan menghambat enzim
dihydrofolate reductase yang mencegah pembentukan tetrahydro dalam bentuk aktif dari folic
acid. Diberikan per oral atau intravena, di diabsorpsi dengan baik dari usus dan ekskresi dalam
urine, aktif melawan bakteri gram negatif kecuali Pseudomonas spp. Biasanya untuk pengobatan
utama infeksi saluran kemih. Trimethoprim dapat diberikan tunggal (100 mg setiap 12 jam) pada
infeksi saluran kemih akut.
Efek samping : megaloblastik anemia, leukopenia, granulocytopenia.
Pencegahan
Pencegahan ISK:14
tidak menahan kencing.
Membersihkan area kemaluan dari depan ke belakang setelah kencing.
Minum banyak air.
Jauhi semprotan wangi-wangian ke area kemaluan.
Membersihkan area genital sebelum melakukan hubungan seks.
Buang air kecil setelah berhubungan seks untuk menyingkirkan bakteri yang mungkin
telah memasuki uretra.
Sering ganti celana dalam
Jangan menggunakan celana dalam yang ketat
Prognosis
Infeksi saluran kemih bawah jarang menyebabkan komplikasi dan pemulihan secara
menyeluruh bisa dicapai dengan pemberian antibiotic jangka pendek. Pasien dengan ISK bawah
inkomplikata tidak beresiko menyebabkan gagal ginjal kedepannya. ISK atas perlu pemberian
antibiotic intravena di rumah sakit diikuti pemberian antibiotic secara oral dirumah setelah dari
rumah sakit. Pemulihan bisa dicapai tetapi disertai sedikit penurunan dari fungsi ginjal.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas perempuan tersebut didiagnosa mengalami ISK bawah (cystitis
akut) yang ditandai dysuria dan nyeri pada regio suprapubik. Perlu penanganan yang tepat agar
penyebaran infeksinya tidak menyebabkan komplikasi yang lebih berat.
Daftar Pustaka
1. Sibuea W.H, Frenkel M. Pedoman dasar anamnesis dan pemeriksaan jasmani. Jakarta:
CV. Sagung Seto; 2007.h. 7-15
2. Sukandar E. Nefrologi klinik. Edisi ke-3. Bandung: Pusat Informasi Ilmiah (PII) Bagian
ilmu penyakit dalam FK UNPAD; 2006. h.26-93.
3. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-6. Jilid 2.
Jakarta: Interna Publishing; 2015.h.2131-8.
4. Sumolang SAC, Porotu’o J, Soeliongan S. Pola bakteri pada penderita infeksi saluran
kemih di BLU RSUP Prof dr RD Kandou Manado. Jurnal eMB. 1 Maret 2013; 1(1):598.
5. Sudoyo AW, Setiyohadi B, dkk. Ilmu penyakit dalam. Edisi ke-5. Jilid 2. Jakarta: Interna
Publishing; 2009.h.1009-15.
6. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi, konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. h. 919-21.
7. Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto ; 2007. h.35-49, 62-6.
8. Berger RE. Sexually transmitted disease The classic disease. In: walsh PC. Urology. Ed
8. Vol 1. Europe: WB saunders company; 2001.h. 671-82.
9. Willy T. Penyebab infeksi saluran kemih. https://www.alodokter.com/infeksi-saluran-
kemih/penyebab. Diakses tanggal 30 Oktober 2018
10. Syukri M. Penanganan infeksi saluran kemih. https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiCueLYz
63eAhXJQY8KHbCCD0YQFjAAegQIBxAC&url=http%3A%2F
%2Fwww.jurnal.unsyiah.ac.id%2FJKS%2Farticle%2Fdownload
%2F9430%2F7415&usg=AOvVaw3YOdQuzyPyMVVTf26wK6gl. Diakses tanggal 30
Oktober 2018.
11. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit volume 2.
Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2006. h.918-24.
12. Cotran, Rennke H, Kumar V. Buku ajar patologi. Edisi ke-7. Jakarta: EGC; 2007. h.591-
3.
13. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.
h.718.
14. Infeksi saluran kemih – penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahan.
https://doktersehat.com/infeksi-saluran-kemih/. Diakses tanggal 30 Oktober 2018.
15. Kee JL. Farmakologi. Jakarta: EGC; 2003: 268-73.