Anda di halaman 1dari 5

Fungsi Bioetik Bagi Seorang Dokter

Vanessa Pattipeilohy
102017039/D1
Fakultas Kedokteran UKRIDA
Jl. Terusan Arjuna No.6. Kebun Jeruk, Jakarta Barat

Abstrak:
Bioetik atau dikenal juga dengan istilah bioetika berasal dari kata bios yang memiliki arti
kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetik merupakan studi
interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan juga
ilmu kedokteran. Fungsi bioetik itu sendiri selain untuk mengatur etika kerja seorang dokter juga
dapat berfungsi untuk menghindari malpraktek dan melindungi hak-hak pasien.
Kata kunci: Bioetik
Abstract:
Bioethic or also known as bioethics derived from the word bios that has meaning of life and
ethos which means norms or moral values. Bioethic is an interdisciplinary study of the problems
posed by developments in biology and medicine. The bioethics function itself in addition to
regulating the work ethic of a physician can also serve to avoid malpractice and protect the
rights of the patient.
Keyword: Bioethic

Pendahuluan
Bioetik adalah salah satu studi indisipliner tentang masalah yang timbul akibat
perkembangan teknologi dalam dunia kedokteran. Bioetik mengatur etika kerja seorang dokter
dalam menghadapi permasalahan dalam praktek kedokteran. Dalam menjalankan praktek
kedokteran, seorang dokter harus memenuhi empat kaidah dasar bioetik, yaitu beneficence, non-
maleficence, justice, dan autonomy. Penerapan kaidah bioetik merupakan sebuah keharusan bagi
seorang dokter yang berkecimpung didalam dunia medis, karena kaidah bioetik adalah sebuah
panduan dasar dan standar, tentang bagaimana seorang dokter harus bersikap atau bertindak
terhadap suatu persoalan atau kasus yang dihadapi oleh pasiennya.
Kasus
SKENARIO A
Seorang perempuan, 21 tahun, dengan radang usus buntu dibawa ke unit gawat darurat di sebuah
rumah sakit. Kondisi pasien dalam keadaan sakit parah dan membutuhkan perawatan segera
yang intensif. Setibanya di unit gawat darurat perawat yang menerima pasien itu terkesan biasa-
biasa saja, lamban dan tidak mengacuhkan. Dokter pun baru datang memeriksa pasien setelah
satu jam kemudian, setelah memeriksa pasien dokter mengatakan bahwa pasien harus dioperasi.
Pelaksanaan operasinya tidak bisa segera, karena dokter tersebut masih banyak jadwal operasi
yang lain.

Rumusan Masalah
Pasien perempuan usia 21 tahun menderita radang usus buntut, dibawah ke UGD rumah sakit.
Tetapi setelah dirujuk ke dokter, dokter tersebut mengatakan bahwa biaya operasi tidak sedikit
dan tidak bisa segera melakukan operasi karena dokter ada jadwal operasi lainnya.

Hipotesis
Dokter melanggar kaidah dasar bioetik non-maleficence

Pembahasan
Kaidah dasar bioetik adalah kaidah mutlak yang harus ditaati seorang dokter dalam melayani
pasien, karena kaidah tersebut menjadai sesuatu yang mengatur etiket seorang dokter. Secara
keseluruhan ada empat dasar bioetika, yaitu beneficence, non-maleficence, justice, dan
autonomy. Kita akan membahas tentang salah satu kaidah dasar bioetik, yaitu non-maleficence.
Beneficence adalah kaidah yang berlaku dalam menangani pasien dengan kondisi wajar.
Kebaikan yang didapatkan pasien harus lebih banyak dari kerugian.
Prinsip beneficence mengutamakan alturisme, yaitu mengerjakan sesuatu tanpa pamrih,
menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia, memandang pasien dan keluarganya tak
hanya sejauh menguntungksn dokter, serta memaksimalkan akibat baik yang diterima oleh
pasien.
Beneficence terbagi 2 yaitu:
1. General beneficence, melindungi dan mempertahankan hak pasien, mencegah terjadi
kerugian pada pasien, dan menghilangkan kondisi penyebab kerugian pasien.
2. Specific beneficence, menolong orang cacat, dan menyelamatkan orang dalam bahaya.
Beneficence juga menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusi, tidak ada pembatasan goal
based, maksimalisasi pemuasaan pasien, mengembangkan profesi secara terus menerus,
memberikan obat berkhasiat dengan harga minimal dan menerapkan golden rule principle. 1

Kaidah non-maleficence berlaku ketika kondisi pasien sedang dalam keadaan gawat darurat
dimana diperlukan tindakan medis secepatnya untuk menyelamatkan nyawanya. Prinsip ini
mengutamakan “primum non nocree” yang memiliki arti pertama jangan menyakiti, dalam
konteks ini ini, berarti tidak melakukan tindakan yang memperburuk kondisi pasien.
Kaidah non-maleficence memiliki kewajiban sebagai berikut:
1. Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting
2. Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut
3. Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
4. Manfaat yang diterima pasien lebih besar dari kerugian yang dialami dokter
Kaidah non-maleficence juga memiliki prinsip yang disebut prinsip double effect.
Prinsip ini menyatakan bahwa tindakan yang merugikan dalam usaha untuk menyelamatkan
pasien tidak selalu dianggap perbuatan buruk. Misalkan tindakan penghantian kehamilan pada
kehamilan ektopik. Beberapa syarat dalam prinsip doble effect adalah sebagai berikut:
1. Tindakan medis yang diambil secara intrinsik tidak salah atau setidaknya netral
2. Tindakan yang dilakukan haruslah berdasar dari niat baik untuk menyelamatkan pasien
dan harus memiliki akibat baik bagi pasien
3. Akibat yang buruk bukanlah jalan untuk mencapai akibat baik atau tujuan pokok
4. Tindakan yang akan dilakukan harus melalui pertimbangan yang layak.1
Kaidah autonomy adalah kaidah dimana seorang dokter harus menghormati hak dan martabat
manusia. Pasien diberi hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Dalam hal ini, pasien harus
dikategorikan sebagai pasien yang dewasa, sehat jiwanya dan dapat berkomunikasi dengan baik
sehingga ia dapat menyetujui tindakan medis. Di dalam autonomy juga terdapat aturan-aturan,
seperti menghargai hak dan martanat pasien, berterus terang kepada pasien, mengharagai privasi
pasien, tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, menjaga hubungan baik atau
kontrak kepada pasien, tidak berbohong, dan melaksanakan informed consent. Informed consent
adalah keadaan dimana pasien harus lebih dulu memahami dan menerima informasi tentang
kondisi mereka sehingga resikonya pun sudah mereka terima.2
Justice adalah keadilan yang merupakan suatu prinsip dimana seorang dokter wajib memberi
perlakuan yang sama terhadapan setiap pasien demi kebahagian dan kenyamanan bagi pasien dan
umat manusia. Hal terpenting dalam kaidah ini ialah memberi keadilan kepada pasien tanpa
mempersoalkan SARA. Aturan-aturan dalam justice yaitu memberlakukan segala sesuatu secara
universal, mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan, menghargai hak
hokum pasien, menjaga kelompok rentan, mengharagi hak orang lain, tidak menyalahgunakan
wewenang, dan bijak dalam mengharagai hak orang lain, tidak menyalahgunakan wewemamg,
dan bijak dalam makroalokasi.1

Kesimpulan:
Kaidah non-maleficence adalah kaidah yang mengatur tindakan seorang dokter dalam
menghadapi pasien gawat darurat. Kaidah ini untuk seorang dokter supaya tidak memperburuk
kondisi pasien. Dalam menghadapi pasien dalam kondisi gawat darurat, seorang dokter wajib
mengobati pasien sesuai dengan kompetensinya, tidak membunuh pasien, tidak menghina,
mencaci, bahkan memanfaatkan pasien, serta tidak memandang pasien hanya sebagai objek,
memberikan pengobatan secara proposional, mencegah pasien dari bahaya, tidak membahayakan
pasien karena kelalaian, melindungi pasien dari serangan, memberikan semangat hidup kepada
pasien, dan tidak melakukan kejahatan kerah putih dalam bidang kesehatan dan dapat merugikan
pasien dan keluarganya.
Brdasarkan penjelasan diatas, dokter dan suster yang menangani pasien melanggar kaidah
non-maleficence karena terkesan lamban dalam menerima pasien, namun, dokter umum telah
melakukan tindakan yang tepat setelah mengetahui bahwa pasien menderita radang usus buntu
dengan rujuknya ke dokter bedah. Dokter umum telah melaksanakan kaidah non-maleficence
dengan baik, karena telah berusaha menolong pasien sesuai dengan kompetensinya. Tetapi,
dokter bedah melakukan pelanggaran kaidah non-maleficence karena tidak bisa segera
melakukan operasi pada pasien tersebut. Tindakan yang dilakukan dokter bedah jelas
membahayakan pasien. Pasien tersebut harus segera melakukan operasi supaya tidak
memperburuk kondisi pasien, dan dokter juga memandang pasien hanya sebatas keuntunganya,
karena mementingkan biaya operasi yang tidak sedikit bukan kepentingan atau keselamatan
pasien.
Daftar Pustaka
1. Dr, Budiman Hartono. 2017. Modul Blok 1 Who Am I? Bioetika Humanora dan Profesi
dokter. Jakarta. Ukrida.
2. Sachrowardi, Qomariyah & Basbeth, Ferryal. 2011. Bioetik: isu& dilemma. Jakarta
Selatan: Pensil _324

Anda mungkin juga menyukai