Anda di halaman 1dari 51

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. DEFINISI INFEKSI SALURAN KEMIH


2. ETIOLOGI , PATOFISIOLOGI & FAKTOR RESIKO ISK
3. PENEGAKKAN DIAGNOSIS
4. TATALAKSANA & EDUKASI
5. PROGNOSIS
6. MEKANISME DEMAM
7. MEKANISME NYERI SAAT BERKEMIH
DEFINISI INFEKSI SALURAN
KEMIH
DEFINISI INFEKSI SALURAN KEMIH
Suatu keadaan infeksi yang biasanya disebabkan oleh
bakteri pada saluran kemih pada bagian bawah
L.Tao,K.Kendall. Ginjal Pendekatan Sistem Terpadu & Disertai Kumpulan Kasus
Klinis.Jakarta;2013

Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang saluran


kemih , termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu
mikroorganisme
Elizabeth.J.Corwin. Buku Patofisiologi . Jakarta . Aditya
Media.2009

Infeksi saluran kemih dengan ditemukannya


organisme patogenik baik bakteri , basil , tuberkel
atau jamur dalam urin
Isselbacher.J.Kurt. Harisson Prinsip – Prinsip Ilmu Peyakit
Dalam. Jilid III Ed.13. Jakarta:EGC;2000
KLASIFIKASI ANATOMI
KLASIFIKASI

ISK BAWAH ISK ATAS


• SISTIS • PIELONEFRITIS
• URETRITIS
• PROSTITIS
ETIOLOGI

Basil gram negatif Infeksi berulang dengan


80% Escherichia coli adanya batu, penyakit
(infeksi akut) urologik, pemasangan
kateter:
Infeksi ringan : • Serattia
• Proteus • Pseudomonas
• Klebsiella
• Enterobacter (kadang)
Kokus gram positif Virus
• 10-15% Staphylococcus Virus herpes simpleks :
saprophyticus
penyebab uretritis (PMS)
• Enterococcus
Adenovirus : penyebab sistitis
• Staphylococcus aureus

Kokus gram negatif Jamur


Penyebab uretritis yang ditularkanKandida : kolonisasi pada urin
melalui hubungan seksual : pasien yang dikateter/pasien
• Chlamydia trachomatis (35-50%DM
kasus)
• Neisseria gonorrhoeae
Escherichia coli

• Morfologi:
o Batang pendek
o Motil
o Flagel peritrich
o Mudah diwarnai
o Aerob/anaerob fakultatif
o Media identifikasi:
EMB (terbentuk koloni hitam
dgn hijau metalik)
Klebsiella pneumoniae
• Batang pendek, berkapsul, non motil
• Tumbuh pada suasana aerob
• Memfermentasi glukosa, sukrosa, laktosa
• Media identifikasi: Mac Concey Agar
Staphylococcus saprophyticus
• Koloni kuning muda putih
• Tidak berspora dan tidak bergerak
• Pertumbuhan anaerob
• Tidak meragi glukosa dan manitol
• Media identifikasi Agar Darah
Faktor Risiko
 Jenis kelamin, usia, dan aktivitas seksual
 Kehamilan
 Instrumensi saluran kemih
 Sumbatan
 Disfungsi neurogenik kandung kemih
 Refluks vesikoureteral
 DM
DAFTAR PUSTAKA
Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci,
Kasper. 1999. Infeksi Saluran Kemih dan
Pielonefritis. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu
Penyakit Dalam. Volume 2. Ed.13. Jakarta : EGC,
616-623
PATOFISIOLOGI ISK
Daftar Pustaka
• Price S A. Wilson L M. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses Proses Penyakit. Volume 2. 2006.
Edisi 6. EGC.
PEMERIKSAAN PENUNJANG PIELONEFRITIS

- Gejala Pielonefritis Akut : demam dan nyeri pinggang,


piuria, disuria, hematuria

Pemeriksaan laboratorium meliputi uji :


• Makroskopik dengan menilai warna, bau, dan berat
jenis urine
• Kimiawi meliputi pemeriksaan derajat keasaman/PH,
protein, dan gula dalam urine
• Mikroskopik mencari kemungkinan adanya sel eritrosit,
leukosit
PEMERIKSAAN URINALISIS

• Pada pasien yang menderita pielonefritis saat


pemeriksaan urinalisis ditemukan adanya piuria,
bakteriuria, dan hematuria, leukosit > 5/LPB
• Pemeriksaan laboratorium
• Silinder lekosit (> 5/LPB)
• Proteinuri
• Bakteriuri (> 100.000 koloni/mL urine)
• Urin tampak keruh
ERITROSIT HEMATURI SILINDER LEUKOSIT
PEMERIKSAAN DARAH

• Pemeriksaan darah rutin terdiri atas pemeriksaan


kadar hemoglobin, leukosit, laju endap darah,
hitung jenis leukosit, dan hitung trombosit.

Pada pasien dengan pielonefritis, hasil


pemeriksaan darah rutinnya menunjukkan
adanya leukositosis disertai peningkatan LED
TEST FAAL GINJAL

Pemeriksaan kadar kreatinin, kadar ureum, atau BUN


(blood urea nitrogen) dalam serum
Pemeriksaan radiologi:

Foto polos abdomen


PEMERIKSAAN PENUNJANG URETERITIS

- Gejala Ureteritis: demam dan nyeri pinggang

Pemeriksaan laboratorium meliputi uji :


• Makroskopik dengan menilai warna, bau, dan
berat jenis urine
• Kimiawi meliputi pemeriksaan derajat
keasaman/PH, protein, dan gula dalam urine
• Mikroskopik mencari kemungkinan adanya sel
eritrosit, leukosit
• Pemeriksaan laboratorium
• Silinder lekosit (> 5/LPB)
• Proteinuri
• Bakteriuri (> 100.000 koloni/mL urine)
• Urin tampak keruh
ERITROSIT HEMATURI SILINDER LEUKOSIT
PEMERIKSAAN PENUNJANG SISTITIS

• Gejala Sisititis Bakteri: sering kencing, disuria kadang


disertai pyuria dan hematuri

Pemeriksaan laboratorium meliputi uji:


• Makroskopik dengan menilai warna, bau, dan berat
jenis urine
• Kimiawi meliputi pemeriksaan derajat keasaman/PH,
protein, dan gula dalam urine
• Mikroskopik mencari kemungkinan adanya sel
eritrosit, leukosit
• Pemeriksaan laboratorium
• Silinder lekosit (> 5/LPB)
• Proteinuri
• Bakteriuri (> 100.000 koloni/mL urine)
• Urin tampak keruh
ERITROSIT HEMATURI SILINDER LEUKOSIT
KULTUR URIN

• Dari urin porsi tengah, sampel diambil langsung


dari kateter, ataupun dari pungsi suprapubik

Positif ISK jika:


 Jumlah koloni bakteri >100.000/mL
 Ditemukan bakteri pd sampel dari pungsi
suprapubik berapapun jumlah koloninya
SISTOSKOPI

untuk melihat kandung kemih secara langsung


dengan serat optik
PEMERIKSAAN PENUNJANG URETRITIS

• Gejala Uretritis: disuria, hematuria, pyuria

Pemeriksaan urethritis meliputi uji :


• Makroskopik dengan menilai warna, bau, dan
berat jenis urine
• Kimiawi meliputi pemeriksaan derajat
keasaman/PH, protein, dan gula dalam urine
• Mikroskopik mencari kemungkinan adanya sel
eritrosit, leukosit
• Pemeriksaan laboratorium
• Silinder lekosit (> 5/LPB)
• Proteinuri
• Bakteriuri (> 100.000 koloni/mL urine)
• Urin tampak keruh
ERITROSIT HEMATURI SILINDER LEUKOSIT
BIAKAN AGAR DARAH
Escherichia coli Klebsiella pneumoniae

Eosin Methylene Blue


Mac Concey Agar
menghasilkan koloni ungu gelap dengan
Koloni berbentuk smooth, mucoid,
kemilau hijau metalik krn fermentor
cembung
kuat laktosa
TATALAKSANA
TATALAKSANA PIELONEFRITIS

• Pengobatan terdiri dari ceftriaxone 2 g/ hari selama 5 hari


secara IV, diikuti siprofloksasin 500 mg 2 x 1 secara oral
selama 14 hari, kecuali untuk pasien yang alergi terhadap
antibiotik ini dan dalam kasus bakteri resisten.
• Bila tidak ada respon yang diamati setelah 72 jam,
pengobatan dimodulasi berdasarkan uji sensitivitas
antibiotik. Pasien dengan abses diobati dengan
ceftriaxone 2 g sehari selama 30 hari. Pasien <18 tahun
diberi sefalosporin oral & bukan fluoroquinolones

Cristiana Rollino. Acute pyelonephritis in adults: a case series of 223 patients. Nephrology
Dialysis Transplantation, Volume 27, Issue 9, 1 September 2012, Pages 3488–3493
TATALAKSANA URETRITIS
Medikamentosa
Medikasi Dosis
• Tetrasiklin HCl 4 x 500mg sehari selama 1 minggu atau 4 x 250mg sehari selama 2
minggu
• Oksitertrasiklin 4 x 250mg sehari selama 2 minggu
• Doksisiklin2 x 100mg sehari selama 1 minggu
• Eritromisin 4 x 500mg sehari selama 1 minggu atau 4 x 250mg sehari selama 2
minggu

(untuk penderita tidak tahan tetrasiklin, hamil, atau < 12 tahun)


• Sulfa-trimetoprim 2 x 2 tablet sehari selama 1 minggu
• Azitromisin 1 gram dosis tunggal
• Spiramisin 4 x 500mg sehari selama 1 minggu
• Ofloksasin 2 x 200 mg sehari selama 10 hari
Blume A. et al, 2008. Should Men with Asymptomatic Non Specific Uretritis be Identified and Treated. International
Journal of STD and AIDS
TATALAKSANA SISTITIS
Penatalaksanaan
Pengobatan:

– Pada usia lanjut, infeksi tanpa gejala biasanya tidak memerlukan


pengobatan.
– Untuk sistitis ringan, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah
minum banyak cairan. Aksi pembilasan ini akan membuang banyak
bakteri dari tubuh, bakteri yang tersisa akan dilenyapkan oleh
pertahanan alami tubuh.
– Pemberian antibiotik peroral seperti kotrimoksazol atau
siprofloksasin selama 5 hari biasanya efektif, selama belum timbul
komplikasi.
– Untuk meringankan kejang otot bisa diberikan atropin.
PROGNOSIS ISK
ISK ATAS

Umunya baik
Secara bakteriologi
dengan
tergantung
penyembuhan
pemberian AB
100% secara klinik

Jika diagnosis
terlambat kadua
ginjal telah
mengisut
ISK BAWAH

Baik dan sembuh sempurna

Prognosis akan baik jika diberikan


AB yang intensif dan tepat
DAFTAR PUSTAKA
 Penanten O.M.K. Tokan. TINJAUAN
KEPUSTAKAAN INFEKSI SALURAN KEMIH.
Fakultas Kedokteran Udana. Hal 21-22;2012
https://www.scribd.com/mobile/doc/1138856
61/Referat-Infeksi-Saluran-Kemih#
diakses 12 Desember 2017
Mekanisme Demam
Jaringan akan
MO menginfeksi meradang
Masuknya MO jaringan (Inflamasi)
penyebab infeksi (memproduksi toksin
(pirogen eksogen))

Tubuh merespon
Anochie, Philip Ifesinachi. Mechanisms of
fever in humans. International Journal of
(Melawan infeksi)
Microbiology and Immunology Research
Vol.2(5), pp. 037-043, May, 2013

Akibatnya, leukosit Makrofag akan Mengeluarkan


juga aka mengeluarkan memfagositosis MO leukosit agranuler
Pirogen Endogen IL-1, penyebab inflamasi & (yaitu Monosit
TNF alfa, IL-6, dan INF jaringan yang telah (makrofag) &
diinfeksinya Limfosit)
Bergerak dari tempat IL-1 yang sudah
IL-1 akan mengalir berada pada
produksi menuju SSP
dalam sirkulasi (otak – hipotalamus hip.ant
darah anterior) akan merangsang
sel-sel epitel
hip.ant untuk
mensekresikan
asam arakh idonat

Menstimulasi
Demam pengeluaran
prostaglandin E2

Anochie, Philip Ifesinachi. Mechanisms of fever in humans. International Journal of Microbiology and Immunology Research Vol.2(5), pp. 037-
043, May, 2013
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeri:

Transduksi

Transmisi

Modulasi

Persepsi
Transduksi:
 Proses perubahan rangsang nyeri menjadi
suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-
ujung saraf.
 Nosiseptor: reseptor nyeri
 Rangsangan fisik dapat berupa stimulasi fisik,
kimia, ataupun panas
Transmisi:
 Proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh
proses transduksi sepanjang jalur nyeri, dimana
molekul molekul di celah sinaptik mentransmisi
informasi dari satu neuron ke neuron berikutnya
 Melalui serabut A-Delta dan serabut C
Modulasi:
• Proses perubahan transmisi nyeri yang terjadi
disusunan saraf pusat (medulla spinalis dan otak).
• Modifikasi ini dapat berupa augmentasi
(peningkatan) ataupun inhibisi (penghambatan).
• Analgesik endogen (enkefalin, endorphin,
serotonin, noradrenalin) dapat menekan impuls
nyeri pada kornu posterior medulla spinalis.

Persepsi nyeri bersifat


subjektif
Persepsi:
 Proses terakhir saat stimulasi tersebut
sudah mencapai korteks sehingga mencapai
tingkat kesadaran, selanjutnya diterjemahkan
dan ditindaklanjuti berupa tanggapan
terhadap nyeri tersebut.

Anda mungkin juga menyukai