________________________________________________________________________________________________________________________
A B S T R A C T
Latar Belakang. Diare cair akut merupakan salah satu Gastrointestinal disease is considered as oxidative stress.
manifestasi gangguan fungsi saluran cerna. Umumnya episode Selenium contains the gastrointestinal glutathione peroxidase
diare adalah akut, bila berlangsung lebih dari 14 hari disebut (GPx2 / GPx GI) enzyme which commonly found in the
diare persisten. Diare masih merupakan penyebab kematian epithelial mucosa of the gastrointestinal tract. In diarrhea,
utama pada bayi dan anak di Indonesia. Menurut Riset selenium deficiency can increase oxidative stress and reduce
Kesehatan Dasar yang diselenggarakan Departemen Kesehatan the differentiation and proliferation of T cells and reduce the
Republik Indonesia, berdasarkan penyakit menular, diare toxicity of T lymphocytes. This raises the hypothesis that
menempati urutan ketiga setelah tuberkulosis dan pneumonia. selenium plays a role in the process of acute diarrhea.
Di Indonesia, dilaporkan tiap anak mengalami diare sebanyak Keywords: acute diarrhea, selenium, antioxidant,
411 per 1000 episode per tahun dengan angka kesakitan dan micronutrient
kematian masih tetap tinggi. Oleh karena itu, diperlukan
penanganan yang komprehensif dan rasional. Penelitian
Apa yang sudah diketahui tentang topik ini?
mendapatkan bahwa defisiensi mikronutrien tertentu dapat
berhubungan dengan penyakit diare. Penelitian mengenai zink
Sejak tahun 1980-an, telah dimulai penelitian tentang
telah banyak diketahui, namun hanya sedikit penelitian
defisiensi mikronutrien tertentu dengan penyakit diare.
tentang mikronutrien yang lain seperti selenium yang diduga
Zink telah terbukti dapat menurunkan frekuensi, berat
juga terlibat dalam proses diare akut.
serta morbiditas diare akut.
Penyakit gastrointestinal dinilai sebagai suatu stress oksidatif.
Selenium yang mengandung enzim gastrointestinal glutathione
peroxidase (GPx2/ GPx GI) yang paling banyak ditemukan
Apa yang ditambahkan pada studi ini?
dalam mukosa epitel traktus gastrointestinal. Pada diare terjadi
defisiensi selenium yang dapat meningkatkan stress oksidatif
Mikronutrein yang lain seperti selenium diduga memiliki
dan menurunkan differensiasi dan proliferasi sel T dan
peranan dalam proses diare akut karena menjaga
menurunkan toksisitas limfosit T. Hal ini memunculkan
keseimbangan antara pro-oksidan dan antioksidan yang
hipotesis bahwa selenium memegang peranan dalam proses
berperan pada proses terjadinya diare akut.
penyembuhan diare akut.
Kata kunci: diare akut, selenium, antioksidan, mikronutrien
CORRESPONDING AUTHOR
Background. Acute diarrhea is a manifestation of Name: Nolitriani
gastrointestinal dysfunction. If it lasts more than 14 days is Phone: +6285272096450
called persistent diarrhea. Diarrhea is still the leading cause of E-mail: o_iporta@yahoo.com
death in infants and children in Indonesia. According to Riset
Kesehatan Dasar conducted by the Ministry of Health in ARTICLE INFORMATION
Indonesia, diarrhea is the third cause of death after Received: September 23rd, 2020
tuberculosis and pneumonia. It is reported that each child Revised: October 15th, 2020
experiences 411 diarrhea per 1000 episodes per year with high Available online: October 31st, 2020
morbidity and mortality. Therefore, comprehensive and
rational handling is needed. Research has found that certain
micronutrient deficiencies can be associated with diarrheal
disease. Research on zinc has been widely known, but only a
little research on other micronutrients such as selenium which
is thought to also be involved in the process of acute diarrhea.
http://jikesi.fk.unand.ac.id 105
NOLITRIANI / JURNAL ILMU KESEHATAN INDONESIA- VOL. 1 NO. 2 (2020)
4. Mengurangi lama dan beratnya diare dan 1. Stimulasi sistem imun, khususnya fungsi
mengurangi kekambuhan diare pada masa- neutrofil, makrofag, sel NK, limfosit T dan
masa mendatang dengan memberikan zink pembentukan anti bodi
dengan dosis 10 sampai 20 mg selama 10 2. Modulasi produksi sitokin (meningkatkan IL-
sampai 14 hari. 2, menurunkan TNF, IL-8
3. Efek preventif terhadap inflamasi
Tabel 1. Penentuan Derajat Dehidrasi pada Diare 8 (menurunkan aktivitas NF-κB dan produksi
Tanda Tanpa Dehidrasi Dehidrasi sitokin pro-inflamasi
dehidrasi ringan- Berat
sedang 4. Proteksi sel dari efek buruk stress oksidatif
Keadaan Baik, Sadar Gelisah Letargi/tidak dan radikal bebas
umum Sadar 5. Efek preventif terhadap spontaneous tumors
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Rasa haus Minum biasa, Sangat haus Tidak Bisa (efek sitotoksik langsung, stimulasi apoptosis
tidak haus minum sel-sel tumor
Turgor Kembali Kembali Kembali 6. Proteksi kulit terhadap efek negatif dari
kulit cepat lambat sangat lambat
(≥ 2 detik) radiasi UV (melanoma malignan)
Keterangan. Kesimpulan derajat dehidrasi ditentukan bila 7. Reduksi virulensi virus
dijumpai ≥ 2 gejala / tanda pada kolom yang sama. 8. Reduksi risiko aterosklerosis dan penyakit
kardiovaskular
Menurut WHO pemberian oralit dapat untuk 9. Modifikasi motilitas dan fungsi sperma pada
mengganti cairan yang hilang melalui diare. laki-laki subfertil
Pemberian oralit berguna untuk mencegah 10. Prevensi depresi dan kondisi psikis negatif
terjadinya dehidrasi dan mengobati dehidrasi lainnya
(terapi) pada diare akut. Bila pemberian oralit Sumber selenium terbaik pada makanan
gagal, dilakukan pemberian cairan secara adalah sayuran, gandum, beras merah, dan
intravena dan penderita harus dirawat di rumah beberapa daging dan makanan laut. Kandungan
sakit. Pemberian cairan dilakukan berdasarkan selenium bervariasi tergantung dengan kadar
derajat dehidrasi yang terjadi.2,8 selenium dari tanah.10 Selenium terdapat dalam
makanan dan tubuh manusia dalam dua bentuk
Selenium yaitu organik dan bentuk inorganik.9,11 Dalam
Selenium ditemukan pertama kali pada tahun tubuh manusia, selenium terutama terdapat di
1817 oleh Jons Jakob Berzelius, seorang ahli kimia otot, hati, darah, ginjal, jantung dan paru. Absorbsi
yang berasal dari Swedia. Pada penelitian tahun selenium dalam lumen usus diduga berperan
1957 melaporkan bahwa selenium dapat dalam pengaturan homeostasis selenium. Dalam
mencegah nekrosis hepar pada tikus yang bentuk organik, selenium diserap hampir 100%
mengalami defisiensi vitamin E. Pada manusia, sedangkan absorbsi selenium anorganik
fungsi selenium baru ditemukan pada tahun 1973. dipengaruhi oleh berbagai faktor lumen usus,
Dr. John Rottuck dari Universitas Wisconsin namun diperkirakan masih diatas 50%.12
menemukan bahwa selenium dapat bergabung Homeostasis dari selenium diatur dalam
dalam molekul suatu enzim yang disebut mekanisme ekskresi. Apabila masukan selenium
glutathione peroksidase (GPx). Sejak itu, terutama meningkat dari tingkat kurang ke cukup, dan
tahun 1980-an informasi mengenai selenium sebagian besar di absorbsi dalam lumen usus,
meningkat dengan cepat.9 maka ekskresi selenium lewat urin ditingkatkan
Selenium merupakan trace element yang baik sebagai mekanisme utama homeostasis.12
bagi kesehatan dan diperlukan tubuh dengan Sedangkan bila masukan lebih tinggi lagi, maka
jumlah yang sangat kecil10 yang fungsinya untuk ekskresi lewat paru meningkat pula sebagai
sistem kekebalan tubuh dan defisiensi selenium mekanisme sekunder homeostasis.12,13
mempengaruhi terjadinya perkembangan Mikronutrien ini menjadi bagian yang penting
beberapa penyakit infeksi virus.6 Selain itu dari enzim yang tergantung selenium, yang
selenium juga merupakan anti oksidan dan anti disebut selenoprotein. Terdapat 25 selenoprotein
inflamasi. Beberapa efek positif dari intake yang telah teridentifikasi, beberapa diantaranya
selenium pada kesehatan manusia adalah: 9 enzim glutathione peroksidase (5 jenis),
http://jikesi.fk.unand.ac.id 107
NOLITRIANI / JURNAL ILMU KESEHATAN INDONESIA- VOL. 1 NO. 2 (2020)
http://jikesi.fk.unand.ac.id 109
NOLITRIANI / JURNAL ILMU KESEHATAN INDONESIA- VOL. 1 NO. 2 (2020)
110 Nolitriani