Anda di halaman 1dari 63

Cepat Lelah

Seorang perempuan, usia 35 tahun, datang


ke Puskesmas dengan keluhan cepat lelah
dan pusing sejak 1 bulan yang lalu.
Pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva
anemis.

Hasil laboratorium didapatkan : Hb 8 g/dL,


Ht 24%, MCV 65fL, MCH 24pg, MCHC 27%,
RDW 17%, retikulosit 0,9%
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan:
1. Definisi dan penyebab anemia secara umum
2. Jenis dan faktor anemia
3. Hemopoesis dan susunan darah
4. Gejala anemia secara umum
5. Patofisiologi anemia (defisiensi besi)
6. Faktor resiko anemia
7. Pemeriksaan fisik dan laboratorium
8. Pencegahan
Definisi Anemia
Definisi Anemia
Penurunan jumlah eritrosit,
kuantitas hemoglobni, atau
volume packed red cells
dalam darah di
bawahnormal; gejala yang
ditimbulkan oleh berbagai
penyakit dan kelainan

Kamus Saku Kedokteran


Dorland
Kondisi patologis dalam kekurangan komponen pembawa
oksigen darah, diukur dalam konsentrasi satuan volume
hemoglobin, volume sel darah merah, atau jumlah sel darah
merah.
(The American Heritage Stedman’s Medical Dictionary, 2002)

Kekurangan kuantitatif hemoglobin, sering disertai dengan


berkurangnya jumlah sel darah merah dan menyebabkan pucat,
lemah, dan sesak napas
(Dictionary.com)
DEFINISI FUNGSIONAL DEFINISI OPERASIONAL

Penurunan kemampuan Penurunan jumlah eritrosit, Hb


eritrosit mentranspor atau Ht dibawah normal sesuai
oksigen kejaringan perifer dengan usia, jenis kelamin, ras
secara adekuat  hipoksia dan lingkungan
Kondisi yang memiliki angka sel
darah merah yang lebih rendah
dari normal atau jumlah
hemoglobin. Anemia mengurangi
kapasitas darah untuk membawa
oksigen. Pasien dengan anemia
mungkin merasa mudah lelah,
muncul pucat, meningkatnya
detak jantung, dan menjadi sesak
napas.

(MedicineNet, 2012)
Suatu kondisi di mana ada penurunan pengiriman
oksigen ke jaringan; itu bukan penyakit melainkan
salah satu gejala dari berbagai gangguan yang
berbeda dan kondisi lainnya. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) telah mendefinisikan anemia sebagai
konsentrasi hemoglobin di bawah 7,5 mmol/L
(12g/dL) pada wanita dan di bawah 8,1 mmol/L
(13g/dL) pada pria.

(Miller-Keane Encyclopedia and Dictionary of


Medicine, Nursing, and Allied Health, 2003)
Penyebab Anemia
Secara Umum
Penyebab Anemia Secara
Umum
Penyebab utama anemia:
1.Kurangnya konsentrasi hemoglobin
2.Kehilangan darah
3.Menurunnya produksi sel darah merah
(RBC)
4.Meningkatnya kerusakan/kehancuran sel
darah merah (RBC)
Jenis dan Faktor
Anemia
Jenis dan Faktor Anemia
1. Berdasarkan gangguan eritropoesis :
a) Anemia Defisiensi Fe :
 Zat besi yang tidak adekuat
 Adanya parasit dalam tubuh
 Malabsorbsi
b) Anemia Megaloblastik:
 Defisiensi asam folat
 Defisiensi B12
c) Anemia aplastik:
 Kongenital
 Didapat
d) Anemia mieloptisik :
 Pergantian sumsum tulang
 Kelainan granuloma
Jenis dan Faktor Anemia
2. Berdasarkan ukuran sel darah merah :
a) Mikrositik hipokrom :
 Defisiensi Fe
 Thalassemia
 Anemia penyakit kronis
b) Normositik normokromik :
 Gangguan sumsum tulang
 Keracunan
 Keganasan
 Malnutrisi
c) Makrositik :
 Anemia megaloblastik, penyakit hati
3. Jumlah sel darah menurun pada
a) Penurunan produksi, karena :
 Penurunan jumlah sel induk
 Kekurangan bahan yang diperlukan untuk eritropoisis
 Kerusakan sumsum tulang
b) Penghancuran sel darah merah meningkat, pada :
 Gangguan sintesis Hb
 Gangguan sintesis enzim
 Gangguan membran sel
 Penghancuran sel darah merah melalui proses imunologis
c) Kehilangan darah karena perdarahan
KLASIFIKASI BERDASARKAN ETIOLOGI

Pendarahan
-Akut
-Kronik

Gangguan pembentukan eritrosit


-Insufisiensi eritropoeisis (gangguan gizi )
-Infektivitas eritropoeisis

Umur eritrosit memendek


Hemopoesis dan
Susunan Darah
Hemopoesis

Menurut waktu Menurut tempat

Hem.Prenatal Hem.Postnatal Hem. Intra Hem.


meduler Ekstra
meduler
Hemopoesis
Hemopoesis pada manusia berpindah – pindah
sesuai umur :
A. Janin :
 Umur 0 – 2 bulan : kantung kuning telur
 Umur 2 – 7 bulan : hati, limpa
 Umur 5 – 9 bulan : sumsum tulang
B. Bayi : sumsum tulang
C. Dewasa : vertebra, tulang iga, sternum,
tulang tengkorak, sacrum, dan pelvis
Hemopoesis
Untuk kelangsungan hemopoesis diperlukan
1. Sel induk hemopoetik
2. Lingkungan mikro sumsum tulang
3. Bahan – bahan pembentuk darah
4. Mekanisme regulasi
Organ – organ yang berperan
1. Sumsum tulang merah
2. Hati
3. Kelenjar limfe
4. R.E.S.
5. Gaster
6. Limpa
Hemopoesis
Faktor yang berperan
1. Hormon : hipofisis, tiroid, korteks adrenal,
dan ovarium
2. Heurogenik
3. Eritropetin
4. Gizi
Susunan darah
Darah terdiri dari :
1. Sel-sel darah
Sel darah merah (eritrosit)
Sel darah putih (leukosit)
Keping darah (trombosit)
2. Plasma darah
Air
Protein
Mineral
Garam
Gejala Anemia
Secara Umum
1.Kelopak Mata pucat
2.Sering kelelahan
3.Sering mual
4.Sakit kepala
5.Ujung jari pucat
6.Sesak nafas
7.Denyut jantung tidak teratur
8.Wajah pucat
9.Rambut rontok
10.Menurunnya kekebalan tubuh
Patofisiologi
Anemia
Defisiensi Zat Besi (Fe)
Anemia defisiensi Fe

1. Deplesi Fe
2. Eritropoesis defisiensi Fe
3. Anemia defisiensi Fe
Patofisiologi Anemia Defisiensi Besi

Defisiensi Peningkatan
Etiologi Kebutuhan Fe
Fe

Anemia
Berkurangnya
Defisiensi
Produksi Hb
Besi
Faktor Risiko
Anemia
FAKTOR RISIKO
ANEMIA
1. Genetik dan sejarah keluarga
2. Nutrisi
3. Kondisi saluran cerna
4. Menstruasi
5. Kehamilan
6. Penyakit kronis
7. Zat kimia atau obat-obatan
8. Faktor lain seperti infeksi
Pemeriksaan Fisik
dan Laboratorium
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan kulit
Pemeriksaan Fisik
2. Pemeriksaan pada kuku (Koilonychia/ nail
spoon)
Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan pada lidah (Atrofi Papila Lidah)
Pemeriksaan Fisik
4. Pemeriksaan pada mata
Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan
Laboratorium
1.Pemeriksaan Hemoglobin
Nilai normal :
Infant (neonatus) : 14 – 22 gr/dl
6 bulan : 11 – 14 gr/dl
Anak (1 – 15 th) : 11 – 15 gr/dl

Dewasa
Laki-laki : 14 – 18 gr/dl
Perempuan : 12 – 16 gr/dl
Pemeriksaan
Laboratorium
2. Pemeriksaan Hematokrit
Nilai normal :
Pria : 40-48 %
Wanita : 37-43 %
Cara kerja :
A. Makrometode (Wintrobe) : pemusingan pada
kecepatan 3000rpm
B. Mikrometode : pemusingan pada kecepatan 16000
rpm, menggunakan tabung mikrokapiler khusus.
Pemeriksaan Laboratorium
3.Pemeriksaan Indeks Eritrosit
a. Mean Corpusculer Volume (MCV)
Volume rata-rata eritrosit
Dihitung dengan membagi hematokrit dengan angka sel
darah merah.
(N) Dewasa: 76-96 fL; Anak 3-6 tahun : 76-92 fL; Neonatus:
120 fL; Bayi, 3bulan-1tahun: 95fL
Normokromik = N, Mikrositik < N, makrositik > N.
Pemeriksaan Laboratorium
b. Mean Corpuscle Haemoglobin (MCH)
Berat hemoglobin rata-rata dalam satu sel darah
merah.
Dihitung dengan membagi hemoglobin dengan angka
sel darah merah.
(N) Dewasa: 27-32 pg; Anak 3 bulan-2 tahun: 24-30 pg
Mikrositik hipokrom < N
makrositik > N
Pemeriksaan Laboratorium
c. Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration
(MCHC)
Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata.
Dihitung engan membagi hemoglobin dengan
hematokrit.
(N) Dewasa dan anak: 30-35 g/dL, Bayi: 27-32 g/dL
Normokrom = N
Hipokrom < N
Pemeriksaan Laboratorium
4. Luas Distribusi Sel Darah Merah (Red Distribution
Wide = RDW)
Variasi dalam ukuran sel merah untuk
mendeteksi tingkat anisositosis yang tidak
kentara.
Kenaikan nilai RDW merupakan manifestasi
hematologi paling awal dari kekurangan zat besi.
Nilai normal 15 %.
Pemeriksaan Laboratorium
5. Pemeriksaan Hapusan Darah
Perifer
Manual, pembesaran 100 kali.
Memperhatikan ukuran, bentuk
inti, sitoplasma sel darah merah.
Hitung Leukosit dengan Improved Neubauer
C. Menghitung Jumlah Sel
Pemeriksaan Sumsum Tulang
Bukan pemeriksaan yang sering dilakukan
Dilakukan jika pemeriksaan laboratorium sebelumnya belum dapat
menentukan penyebab dari anemia atau DD/ masih banyak
Pencegahan
1. Makan makanan yang mengandung zat
besi dari bahan hewani
• VIT. B12 : DAGING, TELUR, IKAN DAN TEMPE
• ASAM FOLAT : KUNING TELUR, HATI,
SAYURAN HIJAU SEPERTI BAYAM DAN
BROKOLI, SUSU DAN JUGA ROTI.
2. Makan sayur-sayuran dan buah-buahan
yang banyak mengandung vitamin C
3. Menghindari/mengurangi minum kopi, teh,
minuman ringan yang mengandung karbonat,
dan susu
4. Menghindari makanan fast food. Karena
rendah zat besi, kalsium, riboflavin,
vitamin A, dan asam folat
5. Menambah pemasukan zat besi kedalam
tubuh dengan minum suplementasi zat besi
6. Konsultasikan ke dokter untuk dicari
penyebabnya dan diberikan pengobatan.
Daftar Pustaka
"What Causes Anemia?" National Heart, Lung, and Blood
Institute. N.p., 18 May 2012. Web. 27 Apr. 2016. <
https://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/anemia/c
auses
>.
Price, Sylvia A dkk.2013. Patofisiologi Konsep Klinis Proses -
Proses Penyakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Tanto, Chris, dkk., 2014. Kapita Selekta Kedokteran ed. 4. Jakarta:
Media Aesculapius FK UI
Hoffbrand, dkk., 2015. Kapita Selekta Hematologi ed.4. Jakarta:
EGC.
Dorland.2015. Kamus Saku Kedokteran Dorland ed. 29. Singapura
: Elsevier (Singapore)

Anda mungkin juga menyukai