Anda di halaman 1dari 19

OM SWASTYASTU

PANEL PEMERIKSAAN LABORATORIUM


PADA PASIEN PENDERITA ISK (INFEKSI
SALURAN KEMIH )

Oleh,

I NENGAH ABYPRANANDHA (161200058)


I NYOMAN GEDE YUDA TRIGUNA (161200059)
I PUTU WAHYU PRAPTIYASA (161200060)
I WAYAN SUTISNA PUTRA (161200061)
IDA AYU HELSE GIANA PUTRI KUMARA (161200062)
PENDAHULUAN

 Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat


seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40 –
60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2 %.
Sedangkan pada usia sama atau diatas 65 tahun
kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar
20%. Prevalensi ISK yang tinggi pada usia lanjut
antara lain disebabkan karena sisa urin dalam
kandung kemih
RUMUSAN MASALAH

 Bagaimana panel Pemeriksaan untuk mengetahui


penyakit ISK ?

 Bagaimana hasil pemeriksaan normal bagi pasien


yang tidak menderita ISK?
DASAR TEORI

 Infeksi Saluran Kemih atau urinarius Troctus


infection adalah suatu keadaan adanya infasi
mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy,
2001). Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu
dari saluran perkemihan yang di sebabkan oleh
bakteri terutama escherichia col
KLASIFIKASI

Klasifikasi infeksi saluran kemih dapat dibedakan berdasarkan anatomi dan


klinis.

 Infeksi saluran kemih diklasifikasikan berdasarkan anatomi, yaitu:

a. Infeksi saluran kemih bawah

1). Perempuan

2). laki-laki

b. Infeksi saluran kemih atas

1). Pielonefritis akut (PNA)

2). Pielonefritis kronis (PNK)


Patofisiologi

 Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri (kuman)


masuk ke dalam saluran kemih dan berkembang
biak. Saluran kemih terdiri dari kandung kemih,
uretra dan dua ureter dan ginjal. Mikroorganisme
penyebab ISK umumnya berasal dari flora usus dan
hidup secara komensal dalam introitus vagina,
preposium, penis, kulit perinium,. Mikroorganisme
tersebut dapat memasuki saluran kemih melalui 3
cara yaitu ascending, hematogen seperti penularan
M.tuberculosis atau S.aureus , limfogen dan
langsung dari organ sekitarnya yang sebelumnya
telah mengalami infeksi (Purnomo,2014
 Berdasarkan klinisnya

1. Ginjal (pielonefritis)

2. Kandung kemih (sistitis)

3. Uretritis
PEMBAHASAN

 Seorang pasien dapat dinyatakan menderita ISK


apabila hasil dari panel pemeriksaan menunjukkan
jika terdapat kultur urin positif ≥100.000 CFU/mL.
Ditemukannya positif (dipstick) leukosit esterase
adalah 64 - 90%. Berikut adaah panel pemeriksaan
laboratorium untuk penyakit ISK:
1. TES URINE

 Warna urine

Nilai normal: kekuningan jernih

Dalam keadaan normal, warna urin pagi (yang diambil sesaat setelah
bangun pagi) sedikit lebih gelap dibanding urin di waktu lainnya.

 Berat jenis

Nilai normal: 1.003 s/d 1.030 g/mL

Nilai ini dipengaruhi sejumlah variasi, antara lain umur. Urin pagi
memiliki berat jenis lebih tinggi daripada urin di waktu lain, yaitu
sekitar 1.026.
 PH
Nilai normal: 5.0-6.0 (urin pagi), 4.5-8.0 (urin sewaktu)
 Glukosa
Nilai normal: negatif
Di Indonesia, glukosa urin biasanya diuji secara
semikuantitatif dengan uji reduktor (Benedict).
 Protein
Nilai normal: negatif (uji semikuantitatif), 0.03-0.15 mg/24
jam (uji kuantitatif)
 Keton

Nilai normal: negatif

Uji ketonuria dimaksudkan untuk mendeteksi adanya produk


sampingan penguraian karbohidrat dalam urin. Ketonuria dulu
diperiksa dengan metode Rothera, dan sekarang digunakan dipstik

 Urobilinogen

Nilai normal: 0.1-1 Ehrlich U/dL (dipstik), atau positif s/d


pengenceran 1/20 (Wallace-Diamond)

Urobilinogen klasik diperiksa dengan uji pengenceran Wallace-


Diamond. Cara ini sudah banyak digantikan oleh uji dipstik modern
yang bersifat kualitatif.
 Bilirubin
Nilai normal: negatif, maksimal 0.34 μmol/L.
 Nitrit
Nilai normal: negatif (kurang dari 0.1 mg/dL, atau kurang
dari 100.000 mikroorganisme/mL)
Nitrit urin digunakan untuk skrining infeksi saluran kemih.
 Eritrosit
Nilai normal: 0-3 sel per lapang pandang besar
 Leukosit
Nilai normal: 2-4 sel per lapang pandang besar
 Sel epitel
Nilai normal: sekitar 10 sel per lapang pandang besar,
berbentuk skuamosa.
 Cast / inklusi
Nilai normal: ditemukan cast hialin dalam jumlah
sedang, tanpa adanya inklusi.
 Kristal

Nilai normal: ditemukan kristal dalam jumlah kecil

 Bakteri, jamur, dan parasit

Nilai normal bakteri: negatif. Kecuali untuk urin


midstream: < 1000/mL

Nilai normal jamur dan parasit: negatif


2. Pemeriksaan Laju Endap Darah
(LED)

 Nilai normal:

Pria <15mm/1 jam

Wanita <20mm/1 jam

LED atau juga biasa disebut Erithrocyte


Sedimentation Rate (ESR) adalah ukuran kecepatan
endap eritrosit, menggambarkan komposisi plasma
serta perbandingan eritrosit dan plasma. LED
dipengaruhi oleh berat sel darah dan luas permukaan
sel serta gravitasi bumi.
3. Pemeriksaan Dipstik

 Pemeriksaan dengan dipstik merupakan salah satu


alternatif pemeriksaan leukosit dan bakteri di urin
dengan cepat. Untuk mengetahui leukosituri,
dipstik akan bereaksi dengan leucocyte esterase
(suatu enzim yang terdapat dalam granul primer
netrofil). Sedangkan untuk mengetahui bakteri,
dipstik akan bereaksi dengan nitrit (yang
merupakan hasil perubahan nitrat oleh enzym
nitrate reductase pada bakteri)
KESIMPULAN

 Infeksi Saluran Kemih atau urinarius Troctus


infection adalah suatu keadaan adanya infasi
mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy,
2001) Untuk menegakan diagnosis dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang pemeriksaan darah
lengkap, urinalisis, ureum dan kreatinin, kadar gula
darah, urinalisasi rutin, kultur urin, dan dipstick
urine test. (Stamm dkk, 2001).
DAFTAR PUSTAKA
 Chernecky CC & Berger BJ. Laboratory Tests and Diagnostic Procedure.
Philadelphia: Saunders Elsevier, 2008.

 Grabe, M., Johansen, B.E.T., Botto, H., Wullt, B., Cek, M., Naber, K.G., Pickard,
R.S., Tenke, P., & Wagenlehner, F., 2011, Guideline on Urological Infections,
European Association of Urology.

 Kasper DL et.al (eds). Harrison’s Principles of Internal Medicine. New York:


McGraw-Hill, 2007.

 Price, Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses


penyakit: pathophysiologi clinical concept of disease processes. Alih Bahasa:
Peter Anugrah. Edisi: 4. Jakarta: EGC.

 Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddart. Alih
Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.

 Stamm, W. E., Counts, G. W., Running, K. R., Fihn, S., Turck, M., & Holmes, K. K. (2001).
Diagnosis of coliform infection in acutely dysuric women. New England Journal of
Medicine

 Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran
Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI

Anda mungkin juga menyukai