Kelompok B1
Daniel (102018083)
Abstrak
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah kondisi dimana bakteri atau mikroba yang dapat tumbuh dan
berkembang biak hingga jumlah yang banyak pada saluran kemih manusia (ginjal, ureter,
kandung kemih, dan uretra). Hal tersebut merupakan keadaan tidak normal. Gejala klinik yang
bisa ditimbulkan oleh infeksi saluran kemih pada anak itu sangat bervariasi berdasarkan usia
anak tersebut. ISK dapat terjadi dengan gejala (simtomatik) dan tidak dengan gejala
(asimtomatik). Infeksi saluran kemih umumnya lebih menyerang kepada wanita dibandingkan
dengan pria. Penyebab utama dan tersering terjadinya penyakit ini adalah dari bakteri
Escherichia coli yang masuk kedalam saluran kemih manusia. Terapi antibiotik yang adekuat
sangatlah penting untuk dapat mengobati penyakit ini. Prognosis jangka panjang dari ISK
umumnya mendapat hasil yang baik.
Kata kunci: Infeksi Saluran Kemih, Escherichia coli, antibiotik
Abstract
Urinary Tract Infection (UTI) is a condition in which bacteria or microbes can grow and
multiply to large amounts of the human urinary tract (kidneys, ureters, bladder, and urethra).
This is an abnormal situation. The symptoms of the clinic that can be caused by urinary tract
infections in the child vary greatly based on the age of the child. UTEs can occur with symptoms
(symptomatic) and not with symptoms (asymptomatic). Urinary tract infections are generally
more offensive to women compared to men. The main and most common cause of the disease is
from the bacteria Escherichia coli that enters the human urinary tract. Strong antibiotic therapy
is essential to be able to treat this disease. The long-term prognosis of UTI usually gets a good
result.
Keywords: Urinary Tract Infection, Escherichia coli, antibiotics
PENDAHULUAN
Infeksi saluran kemih atau ISK adalah infeksi yang terjadi di sepanjang saluran kemih
termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu mikrooeganisme. ISK sering terjadi akibat E.
Coli. Infeksi saluran kemih merupakan infeksi nosocomial yang paling sering terjadi.Kejadian
tersebut sering terjadi karena hygiene, kontrasepsi, aktifitas seksual, genetic, hormonal,diabetes
dan imun. Angka kejadian yang sering terjadi adalah pada wanita usia produktif namun sering
tidak terdeteksi sebanyak50% kasus.3 Infeksi saluran kemih pada anak sangat sering juga terjadi,
yang sering ditandai dengan jumlah bakteri pada urin yang meningkat. Insiden ISK masih tinggi
tergantung jenis kelamin, berkisar 3-10 % pada anak perempuan dan 1-3% pada anak- anak.
Mengapa pada anak perempuan lebih sering karena orificium uretra yang pendek sehingga
memudahkan bakteri untuk masuk. Pada usia sekolah kejadian ISK sebanyak 5 %. Jika terjadi
pada anak usia di bawah 3 bulan maka kecenderungannya adalah kelainan anatomi dan fungsi
dari saluran kemih. Sebenarnya terjadinya ISK pada anak jarang terjadi, namun jika terjadi dan
tidak ditata laksana dengan baik maka akan mengganggu pada jaringan yang ada diginjal. 1,2,3
Angka kejadian pada infeksi saluran kemih memang berfariasi berdasarkan ras, jenis
kelamin, dan status sirkumsis. Jika bayi laki laki yang belum di sirkumsisi dan juga anak
perempuan dibawah 1 tahun memiliki prevalensi tertinggi. Manifestasi ISK juga bermacam
macam tergantung pada usia, mulai dengan asimtomatik hingga gejala yang sangat berat. Kadang
ISK sering tidak teridentifikasi baik dari tenaga medis maupun orang tua. Jika tidak ditangani
dengan segera maka akan menyebabkan kerusakan ginjal karena tidak di terapi atau anak
menjalani pengobatan yang tidak dibutuhkan.1
ANAMNESIS
Mengumpulkan data-data dalam anamnesis biasanya ialah hal yang pertama dan sering
merupakan hal yang terpenting dari interaksi dokter dengan pasien. Dokter mengumpulkan
banyak data yang menjadi dasar dari diagnosis, dokter belajar tentang pasien sebagai manusia
dan bagaimana mereka telah mengalami gejala-gejala dan penyakit, serta mulai membina suatu
hubungan saling percaya. Anamnesis dapat diperoleh sendiri (auto-anamnesis) dan atau
pengantarnya disebut allo-anamnesis. Ada beberapa cara untuk mencapai sasaran ini. Cobalah
untuk memberikan lingkungan yang bersifat pribadi, tenang, dan bebas dari gangguan. Dokter
berada pada tempat yang dapat diterima oleh pasien, dan pastikan bahwa pasien dalam keadaan
nyaman.
Dengan anamnesis yang baik dokter dapat memperkirakan penyakit yang diderita pasien.
Anamnesis yang baik harus lengkap, rinci, dan akurat sehingga dokter bukan saja dapat
mengenali organ atau sistem apa yang terserang penyakit, tetapi kelainan yang terjadi dan
penyebabnya. Anamnesis dilakukan dan dicatat secara sistematis. Ia harus mencakup semua hal
yang diperkirakan dapat membantu untuk menegakkan diagnosis. Ada beberapa point penting
yang perlu ditanyakan pada saat anamnesis, antara lain:
1. Identitas Pasien : Nama lengkap pasien, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, alamat,
pendidikan, pekerjaan, suku bangsa dan agama.
2. Keluhan Utama: Seorang anak perempuan 5 tahun dengan keluhan nyeri saat berkemih
- Waktu dan lama keluhan berlangsung: terjadi sejak 1 minggu yang lalu.
- Keluhan penyerta: sering kencing, nyeri anyang-anyangan, sering mengompol,
demam,muntah.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
- Penyakit: -
4. Riwayat Penyakit Keluarga
- Menanyakan apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan yang
dialami oleh pasien.
- Menanyakan apakah saudara pasien ada yang memiliki gejala sama dan perlu terapi?
5. Riwayat Sosial dan Pribadi, diktahui anak tersebut sering menahan pipis karena takut
meminta izin kepada guru.
6. Riwayat Penggunaan Obat-obatan
Secara ringkas hasil anamnesis yang didapatkan sebagai berikut. Seorang anak
perempuan 5 tahun mempunyai keluhan nyeri saat berkemih sejak 1 minggu yang lalu, nyerinya
bersifat anyang-anyangan, sering kencing dan mengompol, disertai demam, mual muntah dan
tidak ada nyeri pinggang maupun sakit perut. Anak sering menahan buang air kecil karena takut
meminta izin.
PEMERIKSAAN FISIK
Hasil dari pemeriksaan fisik adalah sebagai berikut. Pada pemeriksaan fisik umum didapatkan
keadaan umunya tampak sakit ringan, kesadaran compos mentis, Tekanan darah 100/70 mmHg,
Frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi nafas 16x/menit, suhu 39OC, pada palpasi terdapat nyeri
tekan suprapubic.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalysis
Urinalisis adalah analisa fisik, kimia, dan mikroskopik terhadap urine. Urinalisis berguna
untuk mendiagnosis penyakit ginjal atau infeksi saluran kemih, dan untuk mendeteksi adanya
penyakit metabolik yang tidak berhubungan dengan ginjal. Berbagai uji urinalisis rutin
dilakukan di tempat praktik pemberi layanan kesehatan dan juga di rumah sakit atau di
laboratorium swasta. Warna, tampilan dan bau urine diperiksa, serta pH, protein, keton,
glukosa, dan bilirubin diperiksa dengan strip reagen. Berat jenis diukur dengan urinometer,
dan pemeriksaan mikroskopik sedimentasi urine dilakukan untuk mendeteksi sel darah merah
atau sel darah putih di dalam urine, sedimen, kristal, dan bakteria. 4 urinalisis bisa digunakan
untuk pemeriksaan infeksi saluran kemih karena tingkat kesensitifannya bisa mencapai 95%
pada anak yang memiliki gejala.3
a. Test Makroskopis
secara makroskopis sampel urin segar normal terlihat bersih,jelas, warna kuning
pucat hingga kung gelap. Beberapa factor yang mempengaruhi warna urin adalah obat
obatan dan makanan. Urin keruh bisa memandakan seorang mengalami ISK,
mengandung kristal fosfat, kadar asam urat yang tinggi, pyuria.5
b. Test Kimiawi
Protein urin– esbach
Pemeriksaan untuk menilai kadar protein dalam urin (proteinuria). Proteinuria tibul
karena adanya penyakit sistemik misalnya dehidrasi,hipertensi,payah jantung.
Sedangkan proteinuria bisa terjadi karena adanya penyakit ginjal seperti glomerular
dan tubular. Hasil positif dilihat dengan adanya kekeruhan dan tingkat kekeruhan
sesuai dengan jumlah protein.5
Glukosa Urin
Pemeriksaan ini bertunjuan untuk melihat kadar glukosa yang terdapat pada urin. Test
glukosa pada urin diterapkan dengan metode fehling. Dalam suasana alkali, glukosa
mereduksi kupri menjadi kupro kemudian membentuk Cu2O yang mengendap
berwarna merah. Warna merah yang mengendap menunjukan kadar glukosa yang
terdapat pada urin5.
. Nilai normal dan Interpretasi
(-) : biru / hijau keruh
(+) : keruh dan warna hijau agak kuning
( ++ ) : kuning kehijauan dengan endapan kuning
( +++ ) : kuning kemerahan dengan endapan kuning merah
( ++++ ) : larutan merah bata / merah jingga
PEMERIKSAAN SEDIMEN URIN
Dengan pemeriksaan ini kita dapat mengidentifikasi adanya undur undur organic
dalam urin secara mikrodkopis. Urin banyak mengandung sisa sisa metabolism dalam
tubuh, namun ada beberapa yang keluar karena memang tubuh sedang mengalami
gejala tertentu.5
Bakteriologis
Mikroskopis
Dapat digunakan urin segar tanpa disentrifuser atau tanpa pewarnaan gram.
Dinyatakan positif bila dijumpai 1 bakteri /lapangan pandang minyak emersi.9
Biakan bakteri
Dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri dalam
jumlah bermakna sesuai dengan criteria Cattell : 9
Wanita, simtomatik
>102 organisme coliform/ml urin plus piuria, atau
> 105 organisme pathogen apapun/ml urin, atau
Adanya pertumbuhan organisme patogen apapun pada urin yang diambil dengan
cara aspirasi suprapubik
Laki-laki, simtomatik
>103 organisme patogen/ml urin
Pasien asimtomatik
> 105 organisme patogen/ml urin pada 2 contoh urin berurutan.
Gambar 3: Ginjal
Ureter merupakan saluran muskular dengan rongga sempit yang membawa kemih dari ginjal
menuju ke kandung kemih. Ureter biasanya memiliki panjang 15-30 cm pada orang dewasa dan
mengarah ke bawah retroperitoneum dengan kurva huruf S. Pada ujung proksimal ureter ialah
pelvis ginjal; pada ujung distal ialah kandung kemih. Kandung kemih bermula pada bagian
posterior dengan tingkat yang sama dengan arteri dan vena ginjal. Persimpangan ureteropelvik
ini biasanya berhimpitan dengan lumbar kedua vertebra pada bagian ureter kiri, dengan yang
kanan berada sedikit lebih rendah.3
HISTOLOGI GINJAL
Unit fungsional setiap ginjal adalah tubulus uriniferus mikroskopik. Tubulus ini
terdiri atas nefron (nephronum) dan duktus koligens (ductus coligens) yang menampung
curahan dari nefron. Jutaan nefron terdapat di setiap korteks ginjal. Nefron, selanjutnya
terbagi lagi menjadi dua komponen yaitu korpuskulum ginjal (corpusculum renale) dan
tubulus ginjal (renal tubules).17 Terdapat dua jenis nefron yaitu nefron kortikal
(nephronum corticale) yang terletak di korteks ginjal, sedangkan nefron jukstamedularis
(nephronum juxtamedullare) terdapat di dekat perbatasan korteks dan medulla ginjal.
Meskipun semua nefron berperan dalam pembentukan urin, nefron jukstamedularis
membuat kondisi hipertonik di interstisium medulla ginjal yang menyebabkan produksi
urin yang pekat.7
Korpuskulum ginjal merupakan segmen awal setiap nefron yang terdiri atas
kumpulan kapiler yang disebut glomerulus serta dikelilingi oleh dua lapis sel Tubulus
Kontortus Proksimal Kapsula Bowman Glomerulus Tubulus Kontortus Distal 12 epitel
yang disebut kapsul glomerulus (capsula glomerularis Bowman). Stratum viseral atau
lapisan dalam (pars internus) kapsul terdiri atas sel epitel khusus bercabang, yaitu podosit
(podocytus) yang berbatasan dan membungkus kapiler glomerulus. Stratum parietal atau
lapisan luar (pars externus) kapsul glomerulus terdiri atas epitel selapis gepeng. Setiap
korpuskulum ginjal mempunyai polus vaskularis, tempat masuknya arteriol aferen dan
keluarnya arteriol eferen. Filtrat dihasilkan oleh glomerulus yang merupakan utrafiltrat
mirip dengan plasma tetapi tidak mengandung protein lalu masuk ke spatium kapsular
meninggalkan korpuskulum ginjal di polus urinarius, tempat tubulus kontortus proksimal
berasal.7
Dua jenis tubulus mengelilingi korpuskulum ginjal. Kedua tubulus ini adalah
tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal. Bagian tubulus ginjal yang
berawal dari korpuskulum ginjal sangat berkelok atau melengkung sehingga disebut
tubulus kontortus proksimal (tubulus proximalis pars convolute). Tubulus kontortus
proksimal terbentuk dari satu lapisan sel kuboid dengan sitoplasma bergranula
eosinofilik, mitokondria memanjang , dan memperihatkan lumen kecil tidak rata dengan
brush border serta banyak lipatan membrane sel basal yang dalam. Adanya mikrovili
(limbus microvillus) di sel tubulus kontortus proksimal meningkatkan luas permukaan
dan mempermudah absorpsi bahan yang terfiltrasi. Batas sel tubulus kontortus proksimal
juga tidak jelas karena interdigitasi membran lateral dan basal yang luas dengan sel-sel di
sekitarnya.7
Tubulus kontortus proksimal yang terletak di korteks, selanjutnya turun ke dalam
medulla untuk menjadi ansa henle. Ansa henle (ansa nephroni) terdiri dari 13 beberapa
bagian yaitu bagian descendens tebal yang merupakan kelanjutan dari tubulus kontortus
proksimal, segmen descendens dan ascendens yang tipis, sert bagian ascendens tebal
yang merupakan awal dari tubulus kontortus distal (tubulus distal pars convolute). Bagian
ascendens dari loop terletak di samping bagian descendens dan meluas ke dalam
medulaginjal. Nefron dengan gIomerulus yang terletak dekat corticornedular
(nefronjuxtamedullary) memiliki loop Henle yang relatif panjang dan memanjang jauh ke
medula. Sebaliknya, sebagian besar lengkung Henledari nefron superfisial umumnya
terletak di medula ray. Segmen tipis loop mempunyai lumen yang sempit dan dindingnya
tersusun atas sel epitel skuamus.7
Pars tebal ascendens loop henle berlanjut menjadi tubulus kontortus distal di
korteks ginjal. Berbeda dengan tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal
tidak memperlihatkan limbus microvilosus (brush border), selnya lebih kecil, dan lebih
banyak nukleus ditemukan per tubulus. Membran basolateral sel tubulus kontortus distal
menunjukkan banyaknya interdigitasi dan keberadaan mitokondria memanjang di dalam
lipatan ini. Fungsi utama tubulus distal adalah secara aktif mereabsorpsi ion natrium dan
filtrat tubuli menuju kapiler peritubuler ke sirkulasi sitemik untuk mempertahankan
keseimbangan asam-basa cairan tubuh dan darah.7
Filtrat glomerulus yang berasal dari kontortus distal mengalir menuju ke tubulus
koligens. Tubulus koligens bukan merupakan bagian nefron. Sejumlah tubulus koligens
pendek bergabung membentuk beberapa duktus koligens yang lebih besar. Sewaktu
duktus koligens turun ke arah papilla medulla, duktus ini 14 disebut duktus papilaris.
Duktus koligens yang lebih kecil dilapisi oleh epitel kuboid turpulas pucat. Jauh di dalam
medulla, epitel di duktus ini berubah menjadi silindris. Di ujung setiap papilla, duktus
papilaris mengalirkan isinya ke dalam kaliks minor. Daerah papilla yang memperlihatkan
lubang di duktus papilaris yaitu area kribrosa. Korteks ginjal juga memperlihatkan
banyak radius medularis terpulas pucat yang berjalan vertikal dari basis piramid menuju
korteks. Radius medularis terutama terdiri dari duktus koligens, pembuluh darah, dan
bagian lurus dari sejumlah nefron yang menembus korteks dari basis piramid.7
Gambar 5. Histologi ginjal7
WORKING DIAGNOSIS
Infeksi Saluran kemih (ISK) adalah suatu infeksi local yang disebabkan oleh peningkatan
jumlah bakteri. ISK sendiri adalah sala satu gangguan yang terjadi pada masalah Kesehatan yang
tersering. Banyak yang membaik Ketika sudah diberikan antibiotic , namun kebanyakan pasien
dating dengan kondisi yang sudah buruk. 8,3
ISK tanpa komplikasi biasanya terjadi pada pasien tanpa adanya kelainan anatomi. Tidak
jarang juga ISK terjadi akibat adanya kelainan anatomi, imunnicompromised. Manifestasi klinis
sangat berfariasi dari tanpa gejala ataupun tanpa gejala. Dari yang ringan seperti panas, urethritis,
sistitis hingga yang berat berupa pielonefritis akut, batu saluran kemih dan bakteremia. 8,3
Gejala yang timbul antara lain rasa nyeri pada saluran kemih, rasa sakt saat buang air
kecil atau setelahnya, anyang-anyangan (polakisuria), warna air seni sangat pekat seperti the,
nyeri pinggang, hematuria, perut bagaian bawah terasa sedikit tertekan, dan tidak jarang juga
penderita mengalami demama/ atau panas tubuh. Manifestasi klinis juga tergantung pada lokasi
yang terkena infeksi. Infeksi saluran kemih atas pielonefritis paling sering dijumpai yang
ditandai dengan adanya demam, nyeri perut dan pinggang, mual, muntah, dan kadang kadang
disertai diare. Namun pielonefritis pada neonates umumnya tidak spesifik tidak napsu makan,
berat badan turun, pada anak usia dibawah 2 tahun dan dapat diseratai demam.8
Klasifikasinya yaitu Infeksi saluran kemih bawah (Sistitis) dan Infeksi saluran kemih
atas (Pyelonephritis). Infeksi saluran kemih bawah (Sistitis) untuk resiko gagalnya
pengobatan kecil dan biasanya tidak berhubungan dengan bakteri yang resisten dengan antibiotic
walaupun rasio resistensi selalu meningkat. Penyebab sistitis paling sering adalah disebabkan
oleh bakteri E. coli dan diagnosis dari sistitis dapat diambil berdasarkan riwayat penyakit dahulu,
pemeriksaan fisik dan urinalisis dengan pengambilan specimen yang benar. Sistitis adalah
inflamasi pada lapisan kandung kemih karena hasil dari infeksi, iritasi atau kerusakan. 9 Hal ini
lebih sering terjadi pada perempuan dari pada laki-laki. Karena wanita memiliki uretra yang
lebih pendek dari pada laki-laki dan ujung uretra terletak dekat dengan anus, itu berarti infeksi
dapat terjadi dengan mudahnya. Selain itu juga dapat disebabkan oleh aliran balik urin dari uretra
ke dalam kandung kemih, kontaminasi fekal, dan kateterisasi. Sistitis cenderung menyerang
bagian superficial, termasuk mukosa kandung kemih. Mukosa menjadi hiperemi (memerah) dan
mungkin hemorrhage.9Respon inflamasi menyebabkan pembentukan pus. Proses ini
menyebabakan manifestasi klasik yang berhubungan dengan Sistitis. Sistitis cenderung lebih
banyak diderita oleh kelompok wanita, penyebabnya karena kolonisasi kandung kemih oleh
bakteri yang normalnya di temukan pada system pencernaan bagian bawah. Selain itu juga
karena hygiene yang kurang dan retensi voluntary urin yang dapat menjadi faktor resiko untuk
infeksi saluran kemih pada wanita. Terjadinya nyeri pada saat berkemih adalah pertanda
terjadinya inflamasi pada vesika urinaria (rubor, tumor, dolor, calor, fungsio laesa) terjadinya
penyempitan lumen uretra sehingga permukaan yang mengalami inflamasi akah bersentuhan
dengan urin dan menahan tekanan pada lumen yang sempit akibatnya menyebabkan rasa nyeri. 9
Sistitis diklasifikasikan menjadi:9
3. Interstitial Sistitis
IC (Interstitial Sistitis) adalah kondisi yang dihasilkan karena ketidaknyamanan berulang
atau nyeri pada kandung kemih dan area sekitar pelvic. Dikarakteristikan oleh gejala
Sistitis dengan tidak hadirnya agent/bakteri infeksius pada system urinaria. Gejala
berbeda pada masing-masing individu, rasa tidak nyaman, tekanan, tenderness, atau nyeri
hebat pada kandung kemih dan area pelvic dan urgent dan frekuensi saat berkemih. Nyeri
akan berubah ketika kandung kemih terisi urin atau ketika kosong.
DIFRENTIAL DIAGNOSIS
Infeksi Saluran Kemih Bagian Atas (Pielonephritis)
Penyakit jenis infeksi saluran kemih (ISK) yang mempengaruhi satu atau kedua ginjal
dan termasuk jenis penyakit ginjal yang disebabkan karena infeksi ginjal. Penyebab
pylonepritis dikarenakan oleh bakteri atau virus yang menginfeksi ginjal. Meskipun
banyak bakteri dan virus dapat menyebabkan pyelonepritis tetapi bakteri Escherichia coli
sering penyebabnya. Bakteri dan virus dapat bergerak ke ginjal dari kandung kemih atau
dapat dilakukan melalui aliran darah dari bagian lain di tubuh. Sebuah ISK pada kandung
kemih yang tidak bergerak ke ginjal disebut sistitis. Gejala klinis ditandai dengan salah
satu atau semua hal berikut: nyeri perut, punggung, atau panggul; demam; rasa tidak
enak; mual; muntah; dan, kadang-kadang, diare. Demam mungkin satu-satunya
manifestasi. Bayi baru lahir dapat menunjukkan gejala nonspesifik seperti pemberian
makan yang buruk, iritabilitas, iritasi, dan penurunan berat badan. Pielonefritis adalah
infeksi bakteri yang paling umum pada bayi berusia kurang dari 24 bulan yang
mengalami demam tanpa fokus yang jelas. Gejala-gejala ini merupakan indikasi bahwa
ada keterlibatan bakteri pada saluran kemih bagian atas. Keterlibatan parenkim ginjal
disebut pielonefritis akut, sedangkan jika tidak ada keterlibatan parenkim, kondisi ini
dapat disebut pyelitis. Pielonefritis akut dapat menyebabkan cedera ginjal, yang disebut
sebagai parut pielonefritis.3
Urolitiasis
Urolithiasis adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan oksalat, calculi (batu
ginjal) pada ureter atau pada daerah ginjal. Urolithiasis terjadi bila batu ada di dalam
saluran perkemihan. Batu itu sendiri disebut calculi. Pembentukan batu mulai dengan
kristal yang terperangkap di suatu tempat sepanjang saluran perkemihan yang tumbuh
sebagai pencetus larutan urin. Calculi bervariasi dalam ukuran dan dari fokus
mikroskopik sampai beberapa centimeter dalam diameter cukup besar untuk masuk
dalam pelvis ginjal. Gejala rasa sakit yang berlebihan pada pinggang, nausea, muntah,
demam, hematuria. Urine berwarna keruh seperti teh atau merah.
ETIOLOGI
Infeksi Saluran Kemih dapat terjadi karena beberapa faktor resiko (Lihat Tabel 1). Dari
faktor resiko tersebut dapat kolonisasi dari bakteri-bakteri gram negative dan berikut ini
merupakan bakteri yang sering menyebabkan terjadinya ISK :
Kelompok Enterobacteriaceace
1. Escherichia coli
E.coli adalah penyebab yang paling lazim dari infeksi saluran kemih dan merupakan
penyebab infeksi saluran kemih pertama pada kira-kira 90% wanita muda. E.coli yang biasa
menyebabkan infeksi saluran kemih ialah jenis 01, 2, 4, 6, dan 7. Jenis-jenis pembawa
antigen K dapat menyebabkan timbulnya piolonefritis.10
2. Klebsiella pneumonia
Klebsiella kadang-kadang menyebabkan infeksi saluran kemih dan bakteremia dengan
lesi fokal pada pasien yang lemah. ditemukan pada selaput lendir saluran napas atas, usus dan
saluran kemih dan alat kelamin. Tidak bergerak,bersimpai, tumbuh pada perbenihan biasa
dengan membuat koloni berlendir yang besar yang daya letaknya berlainan.10
3. Enterobacter aerogenes
Organisme ini mempunyai simpai yang kecil , dapat hidup bebas seperti dalam saluran
usus, serta menyebabkan saluran kemih dan sepsis. Infeksi saluran kemih terjadi melalui
infeksi nosokomial. 10
4. Proteus sp
Bakteri ini adalah bakteri pathogen oportumistik. Dapat menyebabkan infeksi laruna kemih
atau kelainan seperti abses, infeksi luka, infeksi telinga atau saluran napas. Proteus sp dapat
menyebabkan infeksi pada manusia hanya bila bakteri itu meninggalkan saluran usus.
Spesies ini ditemukan pada infeksi saluran kemih dan menyebabkan bakterimia. P. mirabilis
menyebabkan infeksi saluran kemih dan kadang-kadang infeksi lainnya. pada infeksi saluran
kemih oleh Proteus, urin bersifat basa, sehingga memudahkan pembentukan batu.
Pergerakan cepat oleh proteus mungkin ikut berperan dalam invasinya terhadap saluran
kemih. Spesies Proteus menghasilkan urease mengakibatkan hidrolis urea yang cepat dengan
pembebasan ammonia.10
Kelompok Pseudomonas
1. Pseudomonas aeruginosa
Bakteri ini sering dihubungkan dengan penyakit pada manusia. Organisme ini merupakan
penyebab 10-20% infeksi nosokomial. Sering diisolasi dari penerita yang neoplastik, luka
dan luka bakar yang berat. Bakteri ini juga dapat menyebabkan infeksi pada saluran
pernapasan bagian bawah, saluran kemih, mata dan lainnya.
1. Staphylococcus secara khas tidak berpigmen, resisten terhadap novobiosin, dan nonhemolitik
; bakteri ini menyebabkan infeksi saluran kemih pada wanita muda. Spesies yang
menyebabkan infeksi saluran kemih adalah Staphylococcus saprophyticus. 10
2. Streptococcus. Kokus tunggal berbentuk bulat atau bulat telur, tersusun dalam bentuk
rantai .Kokus membelah pada bidang yang tegak lurus sumbu panjang rantai. Anggota rantai
sering tampak sebagai diplokokus dan bentuknya kadang-kadang menyerupai batang.10
EPIDEMOLOGI
Sekitar 8% anak perempuan dan 2% anak laki-laki pernah menderita ISK ketika berusia 11
tahun. Insidens ISK sepanjang usia anak, pada permpuan berkisar 30% dibandingkan dengan
laki-laki yang hanya 1 %. Sekitar 75% bayi berumur kurang dari 3 bulan yang mengalami
bakteriuria adalah laki-laki, sedangkan pada kelompok umur 3-8 bulan hanya 10%.
Saluran uretra yang pendek merupakan faktor predisposisi ISK pada anak perempuan. Risiko
ISK pada bayi laki-laki yang belum disirkumsisi meningkat 5-12 kali lipat dibandingka dengan
anak laki-laki yang telah disirkumsisi. Refluks vesikouroteral baik yang primer (70% kasus)
ataupun sekunder akibat obstruksi traktus urinarius, merupakan faktor predisposisi ISK kronik
dan terjadinya parut ginjal.
Di Indonesia, dari 200 anak yang dievaluasi sebesar 35% pada anak 1 sampai 5 tahun dan
22% anak usia 6 sampai 10 tahun menderita infeksi saluran kemih atau sekitar 33% pada laki-
laki dan 67% pada perempuan. Data ini menunjukan infeksi saluran kemih merupakan infeksi
dengan angka kejadian cukup tinggi.5
PATOFISIOLOGI
Umumnya cara infeksi pada ISK adalah secara asending, artinya kuman berasal dari daerah
perineum naik ke orifisium uretra eksterna, kandung kemih, ureter dan ginjal. Pada sebagian
kecil, terutama pada neonatus infeksi terjadi secara hematogen. Ada beberapa faktor yang
berperan terhadap terjadinya ISK. Faktor yang dapat mencegah perlekatan bakteri ke epitel
saluran kemih antara lain mekanisme berkemih, protein Tamm Horsfall di tubulus ginjal, flora
normal daerah periuretral, dan mukopolisakarida di urin dan yang melapisi dinding saluran
kemih. Namun ada faktor yang mempermudah terjadinya ISK seperti ibu dengan ISK, tidak
mendapatkan ASI, gangguan pertahanan mukosa saluran kemih, adanya preputium pada laki-
laki, dan sekresi IgA yang menurun. Selain itu ada faktor lokal saluran kemih yang menyebabkan
mudah terjadi ISK misalnya kelainan bawaan duplikasi sistem kolekting, refluks vesiko ureter
(RVU), obstruksi saluran kemih, dan benda asing. Bakteri E. Coli bersifat patogen karena
memiliki kapsul dan P-fimbrae sehingga memiliki kemampuan melekat pada sel uroepitel. E.
Coli juga memproduksi aerobaktin, hemosilin, kolisin sehingga sering resisten terhadap
antibiotik. E. Coli mampu untuk tumbuh, berduplikasi dalam waktu singkat, dan berkolonisasi.4
Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri masuk ke saluran kemih dan menembus
pertahanan mukosa. Derajat dan perluasan infeksi dipengaruhi oleh interaksi antara faktor host,
lingkungan, dan patogenitas bakteri. Infeksi saluran kemih yang awalnya berupa sistitis dapat
meluas secara asending ke ginjal sehingga terjadi pielonefritis, urosepsis, dan pembentukan
jaringan parut. Jaringan parut dapat terjadi karena bakteri melepaskan endotoksin sehingga
terjadi agregasi granulosit, obstruksi kapiler, iskemik ginjal, kemotaksis granulosit (untuk
fagositosis), dan pelepasan enzim superoksidase. Enzim tersebut menyebabkan kematian sel
tubulus dan inflamasi interstitial.4
Pada beberapa anak, predisposisi terjadinya ISK adalah karena adanya kelainan anatomi
kongenital atau yang didapat, sedangkan pada anak yang lainnya kemungkinan kelainan itu tidak
ditemukan, walaupun sudah diteliti. Pada kelompok yang terakhir ini diduga yang menjadi faktor
predisposisi adalah virulensi bakteri atau karena kelainan fungsional saluran kemih.3
Gejala Klinis
Gejala klinik yang bisa ditimbulkan oleh infeksi saluran kemih pada anak itu sangat
bervariasi berdasarkan usia anak tersebut. ISK dapat terjadi dengan gejala (simtomatik) dan tidak
dengan gejala (asimtomatik). Umumnya pada ISK simtomatik, semakin muda usia anak, akan
akan semakin tidak khas gejala yang timbul. Hal itu ditentukan dari beberapa faktor yaitu seperti
tingkat keparahan dari infeksi atau reaksi peradangannya, letak infeksi (ISK atas atau ISK
bawah), umur pasien, dan juga jenis kelamin. ISK pada anak biasanya merupakan ISK
asimtomatik, dan lebih sering terjadi pada anak perempuan, umumnya ditemukan pada anak
umur sekolah. Dikarenakan gejala klinik yang sangat bervariasi pada anak, dibedakan menjadi
beberapa golongan yaitu pada masa neonates, pada masa bayi sampai satu tahun, dan pada masa
anak umur 4 tahun keatas. Pada masa anak umur 4 tahun ke atas, biasanya gejala yang timbul
dapat berupa demam yang tinggi sehingga menyebabkan kejang-kejang, muntah dan diare serta
dapat menimbulkan dehidrasi. Pada anak yang lebih besar lagi, gejala-gejala tersebut umumnya
berkurang dan lebih ringan, namum akan terlihat gejala klinik lokal saluran kemih seperti
poliuria (sering buang air kencing), dysuria (rasa nyeri pada saat dan setelah berkemih),
polakisuria (rasa anyang-anyangan atau tidak puas pada saat berkemih disertai dengan rasa panas
atau nyeri), inkontinensia urin (tidak dapat menahan rasa ingin kencing sehingga anak sering
mengompol), urgensi (mengedan saat berkemih), serta sakit pinggang atau pireksia (demam)
lebih jarang terjadi.9
Pada pasien yang terkena sistitis, umumnya akan terjadi demam namun jarang sekali
melebihi 38°C, lalu biasanya ditandai dengan nyeri pada perut bagian bawah, serta gangguan
berkemih seperti frekuensi, dirasakan nyeri pada saat berkemih, rasa kurang enak pada bagian
suprapubik, rasa kebelet atau rasa ingin buang air kecil, kesulitan dalam berkemih, retensi urin
(sulit mengeluarkan urin karena terdapat gangguan pada kandung kemih, dan enuresis (kebaisaan
mengompol).9
Lokasi Infeksi
Untuk dapat membedakan lokasi ISK dapat ditentukan secara klinik, dan juga dengan
laboratorium. Seperti yang kita tahu, ISK dibagi menjadi dua berdasarkan lokasi tejadinya
infeksi yaitu ISK atas dan ISK bawah. Salah satu cara membedakannya adalah dengan melihat
gejala yang timbul pada pasien, umumnya pasien ISK bawah akan mengalami gejala yang lebih
ringan seperti dysuria, polakisura, dan urgensi, sedangkan pasien yang mengalami ISK atas
umumnya disertai dengan demam dan nyeri punggung. Pada ISK asimtomatik dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang untuk dapat membantu menentukan letak infeksi yang terjadi.9
Tatalaksana
Tujuan pemberian tatalaksana dari infeksi saluran kemih adalah menghilangkan infeksi,
mencegah terjadinya komplikasi serta menghilangkan gejala yang terdapat pada pasien.
Pengobatan sedini mungkin sangat direkomendasi supaya dapat mengurangi risiko perjalanan
penyakit ke arah yang lebih berat. Pemberian tatalaksana yang diberikan kepada pasien
tergantung pada jenis ISK yang diamali, simplek atau yang kompleks. Dikarenakan sebagian
besar penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri, maka terapi antibiotik yang adekuat sangatlah
penting untuk dapat mengobati serta mencegah kegagalan terapi. Namun antibiotik yang
diberikan harus sesuai dengan spektrum dan bakteri yang menyebabkan infeksi, keberhasilan
dari pengobatan yang diberikan berdasarkan studi klinikal, ketersediaan obat, harga, dan harus
memperhatikan efek samping dari obat. Tetapi ini dapat diberikan secara medikamantosa dan
non-medikamantosa.10
Pasien sistitis yang tidak ditangani dengan baik atau mungkin telambat dalam
menanganinya dapat berkembang menjadi ISK atas seperti pielonefritis. Seperti yang kita tahu,
hasil dari beberapa pemeriksaan penunjang yang pasti membutuhkan waktu beberapa hari.
Sistitis juga sebagian besar disebabkan oleh Escherichia coli, maka dari itu sambil menunggu
hasil pemeriksaan penunjang, kita dapat berikan terapi empiris yang bekerja efektif dalam
menangani bakteri tersebut. Hal itu seperti pemberian pengobatan lini pertama trimetoprim-
sulfametoksazol (6-12 mg TMP dan 30-60 mg SMX /kgbb/hari dibagi dalam 2 dosis) selama 7-
10 hari, obat golongan sefalosporin seperti sefiksim (8 mg/kgbb/hari dibagi dalam 2 dosis) serta
amoksisilin (20-40 mg/kgbb/hari dibagi dalam 3 dosis) juga dapat diberikan pada pengobatan
permulaan pada anak-anak. Indikasi perawatan di rumah sakit sebenarnya tidak diperlukan dan
pemeberian antibiotik ini dalam diberikan secara oral. Namun jika anak tersebut memiliki gejala
klinis yang cukup berat seperti rasa sakit yang hebat, muntah-muntah, dan dehidrasi, maka anak
tersebut harus dirawat di rumah sakit serta pemberian obat dilakukan secara parenteral hingga
gejala membaik.10
Untuk terapi non-medikamantosa bisa dilakukan dengan cara mengatur intake cairan
yang banyak (hal itu bertujuan untuk mengurangi bakteri yang berada di kandung kemih dengan
cara dikeluarkan bersamaan dengan urin), beritahu anak supaya tidak menahan kencing,
mengganti pakaian anaka terutama celana jika anak dalam keadaan yang aktif serta memberikan
edukasi kepada orang tua untuk membantu menjaga kebersihan anak serta mencoba menentukan
pola berkemih dan defekasi yang lebih baik lagi.10
Prognosis
Persentase kekambuhan dari sistitis cukup tinggi yaitu sekitar 25-40% dalam waktu
kurang lebih 2-3 minggu setelah diberikan terapi, sehingga dapat diberikan antibiotik sebagai
profilaksis supaya tidak terjadi kekambuhan. Antibiotik yang dipakai bisa sulfametoksazol atau
trimethoprim pada dosis rendah. Prognosis jangka panjang dari ISK umumnya mendapat hasil
yang baik ditentukan dari pemeberian antibiotik sedini mungkin dan secara adekuat setelah
diketahui penyebab dari diagnosis itu.10
Tingkat kekambuhan ISK diperkirakan sekitar 25-40%. Kekambuhan seringkali terjadi dalam
kurun waktu 2-3 minggu setelah terapi. Kultur urin ulangan harus dilakukan 1-2 minggu setelah
pemberian terapi selesai untuk mengetahui strerilitas urin. Antibiotik profilaksis harus diberikan
sampai pemeriksaan VCUG dilakukan dan tanda-tanda adanya refluks diketahui. Pemeriksaan
lanjutan berkala selama 2-3 tahun harus dilakukan dengan pengulangan kultur urin sesuai dengan
indikasi. Pengulangan kultur urin setelah sistitis berulang ataupun pielonefritis dilakukan setiap
bulan selama 3 bulan berturut, setelah itu dilakukan 3 bulan sekali selama 6 bulan, kemudian
dilakukan setiap tahun selama 2-3 tahun. Refluks tingkat 1 dan 3 memiliki tingkat kesembuhan
13% per tahun pada 5 tahun pertama, kemungkinan 3,5% per tahun. Refluks tingkat 4-5
memiliki tingkat kesembuhan 5% per tahun. Refluks bilateral memiliki tingkat kesembuhan yang
lebih lambat daripada refluks unilateral.5
Kesimpulan
Daftar Pustaka