Oleh :
NI PUTU EKA SINTIA DEWI ASTITI
1202105023
Sibuea,2005).
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan pengertian dari infeksi saluran kemih,
yaitu infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme patogenik dalam tractus urinarius
yang terjadi pada ginjal, ureter, vesika urinaria serta uretra dimana akan menimbulkan
reaksi inflamasi pada sel-sel urotelium yang melapisi saluran kemih dengan adanya
gejala ataupun tidak.
2. Epidemiologi Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
Insiden kasus infeksi saluran kemih
Gram negative
Genus
Escherichia
Klebsiella
Proteus
Enterobacter
Providencia
Morganella
Citrobacter
Serratia
Pseudomonad
aceae
Pseudomona
s
Spesies
coli
pneumoni
a
oxytosa
mirabilis
vulgaris
cloacae
aerogenes
rettgeri
stuartii
morganii
freundii
diversus
morcescen
s
aeruginosa
Family
Micrococ
c
aceae
Streptococ
ceae
Gram positive
Genus
Spesies
Staphyloc
aureus
occus
Streptococcus
fecalis
enterococcu
s
Pengkajian
a. Anamnesa dan pemeriksaan fisik
DS :
DO:
Mukosa orificium uretra eksterna tampak merah dan edema
Tampak eksudat purulent pada bagian mukosa orificium eksterna
TTV :
o TD : 130/80 mmHg
o HR : 98 x/ menit
o Tax : 38,8o C
o RR : 30x/ menit
Pemeriksaan urin mikroskopik tampak :
o Eritrosit 10 / lpb sedimen urin
o Leukosit 8/ lpb sedimen urin
Inspeksi :
Tampak eksudat purulent pada mukosa orificium uretra eksterna
Tampak eksudat purulent pada bagian mukosa orificium eksterna
Palpasi :
2. Hitung koloni
Hitung koloni sekitar 100.000 koloni per millimeter urin dari uin tampung aliran
tengah atau specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria utama adanya
infeksi.
3. Temuan ditingkat sel
Hematuria mikroskopik terdapat pada hampir 50% pasien yang mengalami
infeksi akut. Sel darah putih juga terdeteksi pada infeksi traktus urinarius.
4. Kultur urine
Dapat dilakukan untuk mengidentifikasi adanya organism spesifik. Berikut ini
yang harus dilakukan kultur urin jika terdapat bakteriuria yaitu :
Semua pria dan semua anak-anak
Wanita dengan riwayat gangguan fungsi imun atau masalah renal
Pasien diabetes mellitus/pasien yang baru saja menjalani pemasangan alat
ke dalam traktus urinarius
Pasien yang baru saja di rawat di rumah sakit
Pasien dengan gejala yang menetap dan lama
Pasien yang memiliki riwayat UTI sebanyak tiga kali atau lebih
Wanita hamil
1. Metoda tes
Tes dipstick multistrip untuk WBC dan nitrit adalah tindakan yang umum
dilakukan, terutama untuk pasien yang rawat jalan. Jika tes esterase lekosit positif
maka pasien mengalami piuria dan harus segera mendapatkan penanganan. Tes
pengurangan nitrat, griess, dianggap positif jika terdapat bakteri yang mengurangi
nitrat urin nomal menjadi nitrit
2. Tes penyakit menular seksual (PMS)
Uretritis akut akibat organisme yang menular secara seksual atau infeksi vaginitis
akut menyebabkan gejala yang hampir sama dengan UTI. Oleh karena itu evaluasi
Hipoksemia didefinisikan sebagai penurunan nilai PO2 < 55 mmHg dengan nilai
saturasi O2 < 85%. Pada awalnya klien akan mengalami perubahan mood, penurunan
yang muncul antara lain nyeri kepala, fatigue,letargi, dizziness, dan takipnea.
Infeksi Saluran Pernapasan disebabkan karena peningkatan produksi mukus,
peningkatan rangsang otot polos bronkhial, dan edemamukosa. Terhambatnya aliran
berhubungan dengan bronkhitis kronis, namun beberapa klien emfisema berat juga
Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan saat ini :
Gejala umum PPOK adalah: Nafas pendek/dangkal terutama saat beraktifitas,
suara sengau, pengetatan pada otot dada, batuk kronis produktif, sering
mengalami infeksi saluran pernafasaan, anoreksia, penurunan BB, malaise,
hipoksemia dan hiperkapnea, gangguan tidur, diaphoresis, penggunaan otot bantu
pernapasan, sianosis, agitasi, panic, tersengal-sengal.
Selain itu juga perlu dikaji dari klien data-data berikut untuk mengetahui status
kesehatan saat ini yaitu : faktor pencetus, faktor memperberat timbulnya PPOK.
Riwayat kesehatan masa lalu :
Status kesehatan masa lalu yang perlu diketahui oleh perawat untuk mengkaji
kemungkinan dari perjalanan penyakit yang dialami klien adalah dengan
mengkaji beberapa data berikut : penyakit yang pernah dialami, pernah dirawat,
operasi, kebiasaan obat obatan, riwayat kesehatan keluarga.
Diagnosa
Intervensi
Rasional
Keperawatan
Bersihan jalan nafas Setelah
yang
tidak
diberikan
efektif Keperawatan
...x24
tidak
asuhan NIC
tidak
terjadi 1. Buka
Airway NIC
jam Management
Label
jalan
Label
Airway S :
- klien
Management
nafas, 1. Teknik
untuk membantu
yang
meningkatkan
baik
akan
dan
ventilasi
20-30/menit
3. Jika tubuh sudah tidak
3. Identifikasi kebutuhan
2. Akumulasi sputum (-)
mampu bernafas secara
3. Suara napas tambahan (-)
pemasangan alat nafas
4. Mampu
mengeluarkan
fisiologis, bantuan alat
buatan
sputum
4. Pasang
oral
atau
sangat diperlukan
5. Irama
nafas
dalam
nasopharyngeal airway 4. Untuk membuka jalan nafas
rentang normal
jika diperlukan
jika sputum atau halangan
6. Mampu
5. Keluarkan
secret
sudah berlebihan
mendemonstrasikan batuk
dengan
batuk
atau
5. Jalan nafas akan terbuka
efektif
suction
jika sekret dikeluarkan
6. Gunakan
teknik
kecuali ada hambatan lain
menyenangkan
untuk
6. Anak-anak akan lebih susah
menlatih nafas dalam
menurut jika memakai alat
bagi
anak-anak
dan
teknik
sehingga
(contoh
:
meniup
diperlukan cara yang lebih
gelembung,
peluit,
menyenangkan
harmonica, balon, atau
7. Batuk efektif merupakan
mengadakan
lomba
pilihan yang baik untuk
meniup bola pingpong
klien yang masih sadar jika
atau bulu)
7. Instruksikan bagaimana 8. Untuk
mengetahui
mengatakan
dahaknya
sudah
banyak keluar
- klien mengatakan
nafasnya
sudah
lebih lancar
O:
- Klien
terlihat
mampu melakukan
batuk
efektif
dengan benar
- RR 20 kali/ menit
- Dahak atau sputum
banyak
keluar
dengan konsistensi
kental
- Klien terlihat lebih
nyaman
- Suara
tambahan
terdengar
A: P: -
nafas
tidak
DAFTAR PUSTAKA
Blackwell, J. W. (2012). Nursing Diagnosis and Classification 2012-2014. NANDA
International.
Bulechek, G. N. & Dotcherman, J. M. (2008). Nursing Intervention Classification (NIC) Fifth
Edition. Philadelphia : MOSBY Elsivier
Corwin, Elizabeth. ( 2000) Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Ganong, William F. 2010. Patofisiologi Penyakit : Pengantar Menuju Kedokteran Klinis Edisi 5.
Jakarta : EGC
Jonson, M., Moorhead, S., Mass, M. L., Swanson, E. (2008). Nursing Outcome Classification
(NOC) Fifth Edition. Philadelphia : MOSBY Elsivier
Long Barbara C. (1996) Perawatan medical Bedah Suatu pendekatan Proses keperawatan, alih
bahasa: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran Bandung, Bandung
Price Sylvia Anderson (1997) Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, alih bahasa:
Peter Anugerah, Buku Kedua, edisi 4, Jakarta: EGC
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (2001) Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II, edisi ketiga, Jakarta: balai Penerbit FKUI
Smeltzer, Suzanne C. (2001) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, alih
bahasa: Agung Waluyo (et. al.), vol. 1, edisi 8, Jakarta: EGC