Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

Disusun untuk memenuhi tugas PKK Keperawatan Kegawat Daruratan


Prodi DIII Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

Oleh:

Dwi Indah Ratnasari


NIM 151711913107

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS VOKASI – DEPARTEMEN KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

A. Pengertian
Menurut WHO sebanyak 25 juta kematian diseluruh dunia pada tahun
2011,Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan penyakit infeksi yang sering
ditemukan di praktik umum. Beberapa penelitian menunjukkan adanya faktor-
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ISK seperti umur, jenis kelamin,
berbaring lama, penggunaan obat immunosupresan dan steroid, pemasangan
katerisasi, kebiasaan menahan kemih, kebersihangenitalia, dan faktor
predisposisi lain(Sholihah, 2017) sepertiganya disebabkan oleh penyakit
infeksi (WHO, 2011).
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan dimana kuman atau
mikroba tumbuh dan berkembang biak dalam saluran kemih dalam jumlah
bermakna (IDAI, 2011). Istilah ISK umum digunakan untuk menandakan
adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih (Haryono, 2012). ISK
merupakan penyakit dengan kondisi dimana terdapat mikroorganisme dalam
urin yang jumlahnya sangat banyak dan mampu menimbulkan infeksi pada
saluran kemih (Dipiro dkk, 2011).
(ISK) adalah keadaan adanya infeksi yang ditandai dengan pertumbuhan
dan perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih, meliputi infeksi parenkim
ginjal sampai kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna
(Soegijanto, 2010). (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air
kemih tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi
saluran kemih dapat terjadibaik di pria maupun wanita dari semua umur, dan
dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering menderita daripada pria
(Sudoyo Aru,dkk 2013).
B. Etiologi
I nfeksi saluran kemih sebagian besar disebabkan oleh bakteri,virus dan jamur tetapi
bakteri yang sering menjadi penyebabnya. Penyebab ISK terbanyak adalah bakteri
gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus dan akan naik ke sistem
saluran kemih antara lain adalah Escherichia coli, Proteus sp, Klebsiella, Enterobacter
(Purnomo, 2014). Pasca operasi juga sering terjadi infeksi oleh Pseudomonas,
sedangkan Chlamydia dan Mycoplasma bisa terjadi tetapi jarang dijumpai pada pasien
ISK. Selain mikroorganisme, ada faktor lain yang dapat memicu ISK yaitu faktor
predisposisi (Fauci dkk., 2011).
E.coli adalah penyebab tersering. Penyebab lain ialah klebsiela, enterobakteri,
pseudomonas, streptokok, dan stafilokok (SudoyoAru, dkk 2013). 1. Jenis-jenis
mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain :
a Escherichia Coli : 90% penyebab ISK uncomplicated ( simple )
b Psedomonas, proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
c Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan lain-lain
2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :
a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih
yang kurang efektif.
b Mobilitas menurun
c Nutrisi yang sering kurang baik
d Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
e Adanya hambatan pada aliran darah
f Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
Berbagai jenis orgnisme dapat menyebabkan ISK. Escherichia coli (80% kasus)
dan organism enterik garam-negatif lainny merupakan organisme yang paling sering
menyebabkan ISK : kuman-kuman ini biasanya ditemukan di daerah anus dan
perineum. Organisme lain yag menyebabkan ISK antara lain Proteus, Pseudomonas,
Klebsiella, Staphylococcus aureus, Haemophilus, dan Staphylococcus koagulsenegatif.
Beberapa faktor menyebabkan munculnya ISK di masa kanak-kanak (Wong, 2012).

C. Klasifikasi
Saluran Kemih (ISK) Menurut M. Clevo Rendy dan Margareth TH ( 2012, hal
220), jenis infeksi kandung kemih Infeksi dapat diklasifikasikan berdasarkan letak
peradangan yaitu :
1. Kandung kemih (sistitis) yaitu organ yang bertanggug jawab mengeluarkan air
kemih. Gejala utamanya, meningkatnya frekuensi berkemih, nyeri saat berkemih dan
kadang-kadang darah dalam air kemih, intensitasnya bervariasi dari satu orang ke
orang yang lain. Sistitis lebih cennderung mengenai wanita. Tanda pertama pada
wanita adalah rasa panas, kadang-kadang nyeri seperti disayat pisau saat berkemih,
yang perlahan-lahan menjadi nyeri tajam di bagian bawah perut. Saat peradangan
menyambar, penderita merasakan sakit punggung yang tidak jelas disertai tidak enak
badan.
2. Uretra (uretritis) adalah peradangan atau infeksi uretra, saluran yang mengangkut
urine dari kandung kemih keluar dari tubuh.
3. Prostat (prostatitis) adalah peradangan (inflamasi) yang terjadi pada kelenjar prostat,
yaitu kelenjar yang memproduksi cairan mani yang berfungsi untuk memberi makan
dan membawa sperma. Prostatitis bisa terjadi pada semua lakilaki dari segala usia.
4. Ginjal (pielonefritis) adalah penyakit infeksi pada ginjal disebabkan oleh bakteri
atau virus. Kandung kemih menyimpan urine sebelum di kelurkan oleh tubuh.

D. Manifestasi klinis
1. Anyang-anyangan atau rasa ingin buang air kecil lagi, meski sudah di coba untuk
berkemih namun tidak air yang keluar.
2. Sering kencing dan kesakitan saat kencing, air kencingnya bisa bewarna
putih,coklat, atau kemerahan dan baunya sagat menyengat.
3. Warna air seni kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila ada darah.
4. nyeri pada pinggang.
5. Demam atau menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai
ginjal(diiringi rasa nyeri di sisi bawah belakang rusuk, mual muntah)
6. Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuhsembuh
dapat menjadi pemicu terjadinya kanker kandung kemih.

E. Anatomi
Struktur saluran kemih bagian bawah diyakini turut meningkatkan insidensi
bakteriuria pada wanita. Uretra yang pendek dengan panjang sekitar 2 cm (¾ inci) pada
anak perempuan dan 4 cm (1 ½ inci) pada wanita dewasa memberikan kemudahanjalan
masuk invasi organism. Di samping itu, penutupan uretra pada akhir mikturisi dapat
mengembalikan bakteri pengontaminasi ke dalam kandung kemih. Uretra laki-laki yang
panjang (sampai sepanjang 20 cm (8 inci) pada pria (dewasa) dan sifat antibakteri yang
di miliki oleh secret prostat akan menghambat masuk serta tumbuhnya kuman-kuman
pathogen (Wong, 2012). 2.1.8 Tanda dan Gejala ISK Infeksi saluran kemih dapat
diketahui dengan beberapa gejala seperti demam, susah buang air kecil, nyeri setelah
buang air besar (disuria terminal), sering buang air kecil, kadang-kadang merasa panas
ketika berkemih, nyeri pinggang dan nyeri suprapubik (Permenkes, 2011) Namun,
gejala-gejala klinis tersebut tidak selalu diketahui atau ditemukan pada penderita ISK.
Untuk memegakan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang pemeriksaan
darah lengkap, urinalisis, ureum dan kreatinin, kadar gula darah, urinalisasi rutin, kultur
urin, dan dip-stick urine test. (Stamm dkk, 2001).

F. Patofisiologi
Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri (kuman) masuk ke dalam saluran
kemih dan berkembang biak. Saluran kemih terdiri dari kandung kemih, uretra dan dua
ureter dan ginjal (Purnomo, 2014). Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urin
bebas dari mikroorganisma atau steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat
mikroorganisme ke dalam saluran kemih dan berkembang biak di dalam media urin
(Israr, 2009).
Mikroorganisme penyebab ISK umumnya berasal dari flora usus dan hidup secara
komensal dalam introitus vagina, preposium, penis, kulit perinium, dan sekitar anus.
Kuman yang berasal dari feses atau dubur, masuk ke dalam saluran kemih bagian
bawah atau uretra, kemudian naik ke kandung kemih dan dapat sampai ke ginjal
(Fitriani, 2013).
Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui empat cara, yaitu:
1) Ascending, kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari
flora normal usus dan hidup secara komensal introitus vagina, preposium penis, kulit
perineum, dan sekitar anus. Infeksi secara ascending (naik) dapat terjadi melalui
empat tahapan, yaitu :
a) Kolonisasi mikroorganisme pada uretra dan daerah introitus vagina
b) Masuknya mikroorganisme ke dalam buli-buli
c) Mulitiplikasi dan penempelan mikroorganisme dalam kandung kemih
d) Naiknya mikroorganisme dari kandung kemih ke ginjal (Israr, 2009).
2) Hematogen (descending) disebut demikian bila sebelumnya terjadi infeksi pada
ginjal yang akhirnya menyebar sampai ke dalam saluran kemih melalui peredaran
darah.
3) Limfogen (jalur limfatik) jika masuknya mikroorganisme melalui sistem limfatik
yang menghubungkan kandung kemih dengan ginjal namun yang terakhir ini jarang
terjadi (Coyle dan Prince, 2009).

G. Komplikasi
yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih ini adalah karena adanya proses
reflux atau mikroorganisme yang di dapat secara asendens, yaitu menyebabkan:
1. Pyelonefritis Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan
jaringan intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal. 2. Gagal Ginjal Terjadi
dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak diobati dengan tuntas
sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara akut dan kronik. 2.1.8
Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih (ISK) Menurut M. Clevo Rendy TH (2012 :
hal. 221), pengobatan infeksi saluran kemih bertujuan untuk menghilangkan gejala
dengan cepat, membebaskan saluran kemih dari mikroorganisme dan mencegah infeksi
berulang, sehingga dapat menurunkan angka kecacatan serta angka kematian. Tujuan
tersebut dapat dicapai dengan dengan :
1. Perawatan dapat berupa :
1) Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari bila tidak ada kontra indikasi 2)
Perubahan pola hidup diantaranya :
a) Membersihkan perineum dari depan ke belakang
b) Pakaian dalam dari bahan katun
c) Menghindari kopi, alkohol
2. Obat-obatan
1) Antibiotik : Untuk menghilangkan bakteri.
a) Antibiotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu
b) Antibiotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di ganti ) dalam
jangka waktu 3 – 4 minggu
c) Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum tidur dalam
waktu 3 – 6 bulan atau lebih ini merupakan pengobatan lanjut bila ada komplikasi
lebih lanjut.

G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
1) Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri dan pH meningkat.
2) Urine kultur :
a) Menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran kemih misalnya:
streptococcus, E. Coli, dll b) menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan
3) D arah : terdapat peningkatan leukosit, ureum dan kreatinin.
2. Blass Nier Ophage – Intra Venous Pyelogram ( BNO – IVP )
a. Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri abdominal, panggul.
b. Menunjukkan abnormalitas anatomi saluran perkemihan.
3. Cystoscopy : Mengetahui kerusakan dari serabut-serabut otot pada kandung kemih
TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

A. Pengkajian
a. identitas klien
Pada klien penderita Infeksi saluran kemih dapat terjadi baik di pria maupun
wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering
menderita dari pada pria (Sudoyo Aru,dkk,2009).
b. Keluhan utama penyakit infeksi saluran kemih
Keluhan utama yang sering terjadi pada pasien infeksi saluran kemih ,nyeri saat
berkemih, sering bolak balik kamar mandi tetapi kemih yang di keluarkan hanya
sedikit.
c. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai penyakit yang di derita oleh
klien dan mulai timbulnya keluhan yang di rasakan sampai klien di bawa ke Rumah
Sakit, dan apakah pernah memeriksakan diri ke tempat lain sekalin Rumah Sakit
umum serta pengobatan apa yang pernah di berikan dan bagaimana perubahan data
yang didapatkan saat periksa.
d. Riwayat penyakit dahulu Adanya penyakit infeksi saluran kemih
e. Riwayat penyakit keluarga Perlu ditanyakan pada keluarga apakah salah satu
anggota keluraga ada yang pernah mengalami sakit yang sama dengan pasien atau
penyakit yang lain yang ada di dalam keluarga.
f. Riwayat psikososial Meliputi informasi mengenai perilku, perassan dan emosi yang
dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga
terhadap penyakit penderita.
g. Pola fungsi kesehatan
1. Pola persepsi Pola persepsi menggambarkan persepsi klien terhadap
penyakitnya tentang pengetahuan dan penatalaksanaan infeksi saluran kemih
dengan gangguan eliminasi urine
2. Pola nutrisi Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan mengalami
penurunan akibat nafsu makan yang kurang karena mual, muntah saat makan
hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali
3. Pola eliminasi Eliminasi alvi klien tidak dapat mengalami konstipasi oleh
karena tirah baring lama. Sedangkan eliminasi urine mengalami gangguan
karena ada organisme yang masuk sehingga urine tidak lancar
4. Pola aktivitas/istirahat Penderita sering mengalami susah tidur, letih, lemah,
karena nyeri yang di alami
5. Nilai dan keyakinan Gambaran tentang penyakit infeksi saluran kemih dengan
penyakit yang d ideritanya menurut agama dan kepercayaan, kecemasan akan
kesembuhan, tujuan dan harapan akan sakitnya.
h. Pemeriksaan fisik persistem
1. Keadaan umum Di dapatkan klien tampak lemah.
2. Kesadaran Normal GCS 4-5-6
A. Secara Kualitatif
1) Composmentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya,
dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
2) Apatis, yaitu keadaan yang segan untuk berhubungan dengan sekiranya,
sikapnya acuh tag acuh.
3) Delerium, yaitu gelisah, disorentasi (orang, tempat waktu), memberontak,
berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
4) Somnolen (obtundasi, letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor
yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang
(mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban
verbal.
5) Stupor yaitu kesadaran seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap
nyeri.
6) Coma yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan
apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin tidak ada
respon pupil terhadap cahaya.
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri b,d inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan struktur traktus

urinarius lain. (D.0077)


2. Gangguan eliminasi urine b.d obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun

struktur traktus urinarius lain. (D.0040)


3. Ansietas b.d kurangangnya pengetahuan tentang penyakit ISK
B. Intervensi
1. Nyeri b.d inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan struktur traktus urinarius
lain (D.0077)

a. Identifikasi lokasi, durasi frekuensi nyeri


b. Identifikasi skala nyeri
c. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
d. Kontrol lingkungan yang nyaman
e. Kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian analgetik
(I.08238)
2. Gangguan eliminasi urine b.d obstruksi mekanik pada kandung kemih
ataupun struktur traktus urinarius lain (D.0040)
a. Monitor eliinasi urie (mis. Frekuensi,konsistensi,aroma volume
dan warna)
b. Catat waktu dan haluaran urine.
c. Ambil sampel urin tengah (midstream) atau kultur
d. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
e. Ajarkan mengenai tanda berkemih dan waktu tepat berkemih
f. Anjurkan minum yang cukup,jika ada kontraindikasi
g. Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur.
h. Kolaborasi pemberian obat supositoria uretra,jika perlu
(l.04152)
3. Ansietas b.d kurangangnya pengetahuan tentang penyakit ISK
a. Kaji tingkat pengetahuan px tentang penyakit ISK.
b. Observasi situs psikis px
c. Berikan HE tentang penyakit ISK.
d. Ajarkan nama obat, dosis, waktu dan efek samping obat.

DAFTAR PUSTAKA
Darsono. (2016). Asuhan Keperawatan pada pasien Infeksi Saluran Kemih
(ISK).Banjarmasin

Dewi, Sri. (2014). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Peningkatan Glasgow Coma
Scale (GCS).

Herdman, T. Heather. 2015. Diagnosa Keperawatan Definisi&Klasifikasi. Jakarta:


EGC

tubuh.repo.stikesicme-jbg.ac.id › ...PDF studi kasus asuhan


keperawatan pada klien infeksi saluran kemih (isk)

Alfi Hidayatus Sholihah (2017) Analisis Faktor Risiko Kejadian Infeksi


Saluran Kemih (ISK) oleh bakteri uropatogen di Puskesmas Ciputat
dan Pamulang

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/1755/2/KTI
%2520HASIL%2520selesai.pdf&ved=2ahUKEwjB5-
yl3oTpAhVJIbcAHVTFDwMQFjAEegQIBRAC&usg=AOvVaw3QzT_CMe-XE4-
_xhiy51pb&cshid=1587858814038

Bulechek, Gloria, dkk.2013.Nursing Interventions Classification (NIC)


6th edition.Oxford.United Kingdom

Herdman, T.Heather.2015.Nanda Internasional Inc. Diagnosis


Keperawatan:Definisi & Klasifikasi 2015-2017 edisi
10.Jakarta.Penerbit buku kedokteran EGC

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.umm.ac.id/40038/3/BAB
%25202.pdf&ved=2ahUKEwjwh_-
U4YTpAhVGSX0KHUceCGQQFjAFegQICBAB&usg=AOvVaw1inR1RDLJUp8DW7jlKh
3cy

Tim pokja SDKI DPP PPNI.(2017). Standart Diagnosis Keperawatan


Indonesia. Jakarta : DPP PPNI

Tim pokja SIKI DPP PPNI.(2018). Standart Intervensi Keperawatan


Indonesia. Jakarta : DPP PPNI

WOC INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)


Faktor Presdiposisi Etiologi

Jenis kelamin Umur Abnoralitas struktur Abnoralitas struktur


dan kandung kemih dan kandung kemih
neurogenik : stroke neurogenik : stroke
atau neuropati atau neuropati
Pemasangan Hormon otonom pada
estrogen otonom pada
kateter dan alat diabetes diabetes
kontrasepsi
spermisitdiafra
gma

Traktus uninarius

Ureter Kandung kemih uretra

uretritis uretritis
sistitis

Reaksi antigen Inflamasi


antibodi
Pembengkakan
Peningkatan jaringan
suhu tubuh
Obstruksi Nyeri saat
saluran kemih berkemih
MK :
hipertermi Kekhawatiran
klien akan
MK : nyeri penyakitnya
MK :
gangguan
eliminasi urine
MK : Ansietas

(Smeltzer,Suzanne C,2001)
(Black, Joyce M.2014)

Anda mungkin juga menyukai