TINJAUAN PUSTAKA
3
4
2. Etiologi
ISK terjadi tergantung banyak faktor seperti : Usia, gender, prevalensi
bakteriuria, dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur
saluran kemih termasuk ginjal (Nurarif & Kusuma, 2015).
Berikut menurut jenis mikroorganisme dan usia :
a. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK,antara lain:
1) Escherichia Coli : 90% penyebab ISKuncomplicated (simple).
2) Pseudomonas, Proteus, Klebsiella: penyebab ISK complicated.
3) Enterobacter, Staphylococcus epidemidis, Enterococci.
4) Menahan kencing terlalu lama dan lain-lain.
b. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :
1) Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkatakibat pengosongan
kandung kemih yang kurang efektif.
2) Mobilitas menurun.
3) Nutrisi yang sering kurang baik.
4) Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral.
5) Adanya hambatan pada aliran urin.
6) Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
4. Patofisiologis
Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri (kuman) masuk ke dalam saluran
kemih dan berkembang biak. Saluran kemih terdiri dari kandung kemih,
uretra dan dua ureter dan ginjal (Purnomo, 2014).
Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urin bebas dari
mikroorganisma atau steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat
mikroorganisme ke dalam saluran kemih dan berkembang biak di dalam
6
a. ISK bawah
1) Perempuan (sistitis : presentasi klinis infeksi kandung kemih disertai
bakteriuria bermakna). Sindrom uretra akut (SUA) : presentasi klinis
sistitis tanpa ditemukan mikroorganisme (steril), sering dinamakan
sistitis bakterialis.
2) Laki-laki (sistitis,prostatitis,epidimidis dan uretritis).
b. ISK atas
c. Pielonefritis akut (PNA) : proses infeksi parenkim ginjal yang
disebabkan infeksi bakteri. Pielonefritis kronis (PNK): kemungkinan
akibat lanjut dari infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa
kecil.
ISK pada usia lanjut, dapat dibedakan menjadi :
a. ISK uncomplicated (simple) merupakan ISK sederhana yang terjadi pada
penderita dengan saluran kencing tak baik, anatomic maupun fungsional
normal. ISK ini pada usia lanjut terutama mengenai penderita wanita dan
infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.
b. ISK compilacted, sering menimbulkan banyak masalah karena seringkali
kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten
terhadap beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis
dan shock. ISK ini terjadi bila tedapat keadaan-keadaan sebagai berikut :
c. Kelainan abnormal saluran kemih, misalnya batu , reflex vesiko uretral
obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kemih
menetap dan prostatitis.
d. Kelainan faal ginjal GGA maupun GGK. Gangguan daya tahan tubuh dan
infeksi yang disebabkan karena organisme virulen seperti prosteus spp
yang memproduksi urease.
6. Manifestasi Klinis
Beberapa manifestasi klinis ISK antara lain : (Nurarif & Kusuma,2015).
8
a. Anyang- anyangan atau rasa ingin buang air kecil lagi, meski sudah
dicoba untuk berkemih namun tidak ada air kemih yang keluar.
b. Sering kencing dan kesakitan saat kencing, air kencingnya bisa berwarna
putih, cokelat atau kemerahan dan baunya sangat menyengat.
c. Warna air seni kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila ada
darah.
d. Nyeri pda pinggang.
e. Demam atau menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai
ginjal (di iringi rasa nyeri di sisi bawah belakang rusuk, mual atau
muntah). Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan
tidak sembu- sembu dapat menjadi pemicu terjadinya kanker
kandung kemih.
f. Pada neonatus usia 2 bulan, gejalanya dapat menyerupai infeksi atau
sepsis berupa demam, apatis, berat badan tidak naik, muntah, mencret,
anoreksia , probelem minum dan sianosis (kebiruan).
g. Pada bayi gejalanya berupa demam, berat badan sukar naik atau
anoreksia.
h. Pada anak besar gejalanya lebuh khas seperti sakit waktu kencing,
frekuensi kencing meningkat, nyeri perut atau pinggang, mengompol,
anyang- anyangan (polakisuria) dan bau kencing yang menyengat.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Analisa urin rutin, mikroskop urine segar tanpa putar, kultur urine, serta
jumlah kuman/ml urine.
b. Investigasi lanjutan :
1) Ultrasonogram (USG)
2) Radiografi : foto polos perut, pielografi IV, Micturating cystogram
3) Isotop scanning.
8. Penatalaksanaan
9
Penatalaksanaan ISK dibagi menjadi dua yaitu: (Nurarif & Kusuma, 2015)
a. Non farmakologi
1) Istirahat
2) Diet : perbanyak vitamin A dan C untuk mempertahankan epitel
saluran kemih.
b. Farmakologi
1) Antibiotik sesuai kultur, bila hasil kultur belum ada dapat diberikan
antibiotik antara lain cefotaxime, ceftriaxon, kotrimoxsazol,
trimetoprim, fluoroquinolon, amoksilin, doksisiklin, aminoglikosid.
2) Bila tanda urosepsis dapat diberikan imipenem atau kombinasi
penisilin dengan aminoglikosida. Untuk ibu hamil dapat diberikan
amoksilin, nitrofurantoin atau sefalospori
10