OLEH :
DISUSUN OLEH:
MENGETAHUI
Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik
(……………………………………..) (……………………………………..)
1. Pengertian
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah keadaan adanya infeksi yang
yang mencapai > 100.000 unit koloni per ml urin segar pancar tengah
(IDI, 2011).
2. Klasifikasi
ISK dibedakan menjadi ISK atas dan ISK bawah, dan berdasarkan
kelainan saluran kemih, ISK dibedakan menjadi ISK simpleks dan ISK
al, 2011).
Gambaran klinis yang terjadi pada pasien ISK atas, antara lain
kemih yang terjadi pada pasien yang menderita kelainan anatomik atau
(Purnomo, 2012).
3. Etiologi
dan jamur tetapi bakteri yang sering menjadi penyebabnya. Penyebab ISK
menghuni usus dan akan naik ke sistem saluran kemih antara lain adalah
angka kejadian ISK. Faktor risiko lain yang paling sering diidentifikasi
diakibatkan juga oleh hygine kateter, disfungsi bladder pada usia lanjut
Faktor risiko lain yang berhubungan dengan kejadian ISK pada anak
anatomi uretra anak perempuan yang lebih pendek, sebagian besar pula
frekuensi penggantian popok sekali pakai <4 kali perhari dan durasi
penggunaan popok yang lama, serta kebiasaan menahan buang air kecil
(Makmunah, 2016).
4. Patofisiologi
berasal dari flora normal usus dan hidup secara komensal introitus
vagina
kemih
perinium, dan sekitar anus. Kuman yang berasal dari feses atau dubur
masuk ke dalam saluran kemih bagian bawah atau uretra, kemudian naik
ke kandung kemih dan dapat sampai ke ginjal. Mikroorganisme tersebut
setelah itu ISK predominan pada anak perempuan. Suatu faktor risiko
5. Manifestasi Klinis
tempat infeksi dalam saluran kemih, dan beratnya infeksi atau intensitas
yaitu :
pielonefritis.
c. Pada anak besar, gejala klinik biasanya lebih ringan, dapat berupa
6. Penatalaksanakan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
indikasi
2) Mencegah konstipasi
b. Penatalaksanaan Medis
7. Komplikasi
episode pielonefritis akut. Faktor risiko terjadinya parut ginjal antara lain
infeksi berulang, RVU, dan obstruksi saluran kemih (Pardede et al, 2011).
ditimbulkan yaitu:
a. Pyelonefritis
dan jaringan intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.
b. Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau
a. Pemeriksaan Urinalisis
adalah leukosit esterase dan nitrit (Gaw, A dkk, 2011). Dan Menurut
Roring, A.G dkk (2016) bahwa salah satu parameter yang bermakna
urine.
b. Pemeriksaan darah
pielonefritis akut pada anak dengan ISK febris (febrile urinary tract
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
jawab.
b. Keluhan utama
pasien, biasanya jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien
biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing
dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak di
c. Riwayat kesehatan
klien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu
kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak
4) Riwayat psikososial
6) Riwayat imunisasi
8) Asesmen nyeri
Hal ini perlu dikaji terkait dengan usia anak, kondisi kesehatan
anak, dan anak yang berada ditempat tidur memiliki risiko jatuh
yang tinggi.
a) Nutrisi
sesudah sakit.
b) Cairan
c) Eliminasi
Buang air besar ada keluhan atau tidak, adakah dysuria pada
e) Personal Hygine
keluarga.
g) Olahraga
h) Rekreasi
d. Pemeriksaan Fisik
toe yaitu pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung kepala hingga
1) Kepala
2) Rambut
3) Wajah
4) Mata
konjungtiva anemis.
tekan.
5) Telinga
telinga.
kelenturan kartilago.
6) Hidung
kebersihan gigi.
8) Leher
9) Abdomen
dalam abdomen.
adanya asites.
wheezing/crecles.
dan bawah.
12) Kulit
3. Intervensi Keperawatan
Keperawatan
kriteria hasil:
1) Identifikasi kebiasaan BAK/
Edukasi:
membaik (5)
3) Anjurkan BAK/BAB secara
Karakteristik urine memburuk
rutin
(1) membaik (5)
4) Anjurkan ke kamar mandi/
menurun (5)
1. Berikan tekniik nonfarmakolo
Muntah meningkat (1) menurun
gis untuk mengurangi rasa
(5)
nyeri
Gelisah meningkat (1) menurun
2. fasiilitasi istirahat dan tidur
(5)
edukasi:
Frekuensi nadi memburuk (1)
nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jikaperlu
(5) kemampuan
3. Monitor tanda –
tanda ansietas
Terapeutik :
1.Ciptakan suasana
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
2. Pahami situasi
yang membuat
ansietas
3. Gunakan
pendekatan yang
tenang dan
meyakinkan
4. Diskusikan
perencanaan
realistis tentang
datang
Edukasi :
1.Informasikan
secara faktual
mengenai diagnosa,
pengobatan dan
prognosis
2. Anjurkan untuk
melakukan kegiatan
yang tidak
kompetitif
3. Latih penginaan
mekanisme
tepat
Kolaborasi :
1.Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas, jika
perlu
1.
(5) Terapeutik :
1.Sediakan materi
dan media
pendidikan
kesehatan
2. jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
3. berikan
kesempatan untuk
bertanya
Edukasi :
1.Jelaskan
pentingnya cairan
bagi tubuh
2. jelaskan jenis dan
tubuh
3. jelskan komposisi
tubuh
4. jelaskan masalah
tubug kekurangan
atau kelebihan
cairan
5. ajarkan
perhitungan cairan
sesuai dengan
kebutuhan tubuh
hipertermi
Nafsu makan meningkat (5)
Terapeutik :
1.longgarkan atau
melepaskan pakian
2. berikan cairan
oral
3. berikan oksigen,
jika perlu
Edukasi :
1.anjurkan tirah
baring
Kolaborasi :
1.kolaborasi
pemberiam cairan
dan elektrolit
a)
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan