Anda di halaman 1dari 4

Dasar teori

Infeksi saluran kemih

A. Definisi

ISK merupakan penyakit dengan kondisi dimana terdapat mikroorganisme dalam urin yang jumlahnya
sangat banyak dan mampu menimbulkan infeksi pada saluran kemih (Dipiro dkk,2015).

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat adanya mikroorganisme dalam urin dan memiliki potensi
untuk menginvasi jaringan-jaringan pada saluran kemih. Infeksi saluran kemih (ISK) bergantung pada
banyak faktor seperti usia, jenis kelamin, prevalensi bakteriuria dan faktor predisposisi yang
menyebabkan perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal. Dalam keadaan normal, urin juga
mengandung mikroorganisme, umumnya sekitar 10² hingga 104 bakteri/ml urin. Pasien didiagnosis
infeksi saluran kemih bila urinnya mengandung lebih dari 105 bakteri/ml (Coyle et al., 2005).

B. Klasifikasi.

Klasifikasi ISK dapat dibedakan berdasarkan letak anatomis dan gejala klinis yang timbul.
a Berdasarkan letak anatomis
* Infeksi Saluran Kemih Atas
1. Pielonefritis Akut (PNA) adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan oleh bakteri.
2.Pielonefritis Kronis (PNK) dapat terjadi akibat lanjutan dari infeksi bakteri yang berkepanjangan.
Obstruksi saluran kemih dan refluks vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti
dengan pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai dengan PNK yang spesifik. Bakteriuria
asimtomatik kronik pada dewasa tanpa faktor predisposisi tidak dapat menyebabkan pembentukan
jaringan ikat parenkim ginjal.
* Infeksi Saluran Kemih Bawah
Gejala yang timbul pada ISK bawah berbeda-beda tergantung dari jenis kelamin pasien. Pada
perempuan, terdapat sistisis dan Sindrom Uretra Akut (SUA). Sistisis adalah presentasi klinis infeksi
kandung kemih disertai bakteriuria bermakna. Sedangkan SUA adalah presentasiklinis sistisis tanpa
ditemukannya mikroorganisme. Berdasarkan penelitian terkini SUA sering disebabkan oleh
mikroorganisme anaerobik, sedangkan ISK bawah pada laki-laki yang dapat terjadi yaitu sistisis,
prostatitis, epididimis, dan uretritis.

b Berdasarkan gejala klinis


* ISK tanpa komplikasi
Infeksi saluran kemih tanpa disertai dengan kelainan anatomi ataupun struktural.
*ISK komplikasi
Infeksi saluran kemih disertai dengan kelainan anatomi maupun struktural atau infeksi pada pasien yang
memiliki penyakit sistemik.ISK juga dapat terjadi selama kehamilan dan pada penderita diabetes melitus
(DM). Penelitian epidemiologi klinik melaporkan bakteriuria dan ISK lebih sering dijumpai pada
perempuan DM dibanding tanpa DM.
*ISK berulang (rekuren)
ISK berulang (rekuren) adalah infeksi yang terjadi kembali pada pasien yang sebelumnya sudah
dinyatakan sembuh dengan pengobatan antibiotik. ISK rekuren terdiri dari dua kelompok yaitu re-infeksi
dan relapsing infection. Pada umumnya episode re-infeksi terjadi pada interval lebih dari 6 minggu
dengan mikroorganisme yang berlainan, sedangkan pada relapsing infection setiap kali infeksi
disebabkan oleh mikroorganisme yang sama, disebabkan karena sumber infeksi tidak mendapat terapi
yang adekuat.

C. Etiologi

Berbagai jenis orgnisme dapat menyebabkan ISK. Escherichia coli (80% kasus) dan organisme enterik
garam-negatif lainnya merupakan organisme yang paling sering menyebabkan ISK: kuman-kuman ini
biasanya ditemukan di daerah anus dan perineum. Organisme lain yang menyebabkan ISK antara lain
Proteus, Pseudomonas, Klebsiella, Staphylococcus aureus, Haemophilus, dan Staphylococcus koagulse
negatif. Beberapa faktor menyebabkan munculnya ISK di masa kanak-kanakInfeksi saluran kemih
sebagian besar disebabkan oleh bakteri,virus dan jamur tetapi bakteri yang sering menjadi
penyebabnya. Penyebab ISK terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya
menghuni usus dan akan naik ke sistem saluran kemih antara lain adalah Escherichia coli, Proteus sp,
Klebsiella, Enterobacter (Purnomo, 2014).
Selain penyebab terjadinya kejadian ISK dari berbagai jenis mikroba terdapat banyak faktor risiko yang
menyebabkan terjadinya peningkatan angka kejadian ISK. Faktor risiko lain yang paling sering
diidentifikasi adalah penggunaan antibiotik sebelumnya dan penggunaan katerisasi(Tenney et al, 2017).

Faktor risiko ISK dalam penggunaan antibiotik sebelumnya disebabkan akibat resisten terhadap berbagai
obat antibiotik (sulfamethoxazoletrimetropim) dan dalam penggunaan katerisasi,

organisme gram negatif bakteri “Pseudomonas Aeruginosa” adalah patogen yang paling umum yang
bertanggung jawab untuk pengembangan infeksi saluran kemih diantara pasien kateter yang
didapatkan dari pemasangan kateter dalam jangka panjang, serta bisa diakibatkan juga oleh hygine
kateter, disfungsi bladder pada usia lanjut dan pemasangan kateter yang tidak sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (Irawan & Mulyana, 2018).

Faktor risiko lain yang berhubungan dengan kejadian ISK pada anak yaitu diakibatkan oleh sebagian
besar pada anak perempuan karena anatomi uretra anak perempuan yang lebih pendek, sebagian besar
pula pada anak laki-laki karena tidak disirkumsisi, kebiasaan membersihkan genetalia yang kurang baik,
menggunakan popok sekali pakai dengan frekuensi penggantian popok sekali pakai <4 kali perhari dan
durasi penggunaan popok yang lama, serta kebiasaan menahan buang air kecil (Makmunah, 2016).

D. Patofisiologi
Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri (kuman) atau mikroroganisme masuk ke dalam saluran kemih
dan berkembang biak (Purnomo, 2014). Mikroorganisme memasuki saluran kemih tersebut melalui
empat cara, yaitu:

a. Ascending, kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang


berasal dari flora normal usus dan hidup secara komensal introitus vagina, preposium penis, kulit
perineum, dan sekitar anus. Infeksi secara ascending (naik) dapat terjadi melalui empat tahapan, yaitu :
1) Kolonisasi mikroorganisme pada uretra dan daerah introitus vagina
2) Masuknya mikroorganisme ke dalam buli-buli
3) Mulitiplikasi dan penempelan mikroorganisme dalam kandung kemih
4) Naiknya mikroorganisme dari kandung kemih ke ginjal
b. Hematogen (descending) disebut demikian bila sebelumnya terjadi infeksi pada ginjal yang akhirnya
menyebar sampai ke dalam saluran kemih melalui peredaran darah.
c. Limfogen (jalur limfatik) jika masuknya mikroorganisme melalui sistem limfatik yang menghubungkan
kandung kemih dengan ginjal namun ini jarang terjadi.
d. Langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi atau eksogen sebagai akibat dari
pemakaian kateter Mikroorganisme penyebab ISK umumnya berasal dari flora usus dan hidup secara
komensal dalam introitus vagina, preposium, penis, kulit perinium, dan sekitar anus. Kuman yang
berasal dari feses atau dubur masuk ke dalam saluran kemih bagian bawah atau uretra, kemudian naik
ke kandung kemih dan dapat sampai ke ginjal. Mikroorganisme tersebut tumbuh dan berkembangbiak
didalam saluran kemih yang pada akhirnyamengakibatkan peradangan pada saluran kemih. Dan
terjadilah infeksi saluran kemih yang mengakibatkan. ISK biasanya terjadi akibat kolonisasi daerah
periuretra oleh organisme virulen yang kemudian memperoleh akses ke kandung kemih. Hanya pada 8
minggu pertama dari 12 minggu kehidupan, ISK mungkin terjadi karena penyebaran hematogen. Selama
6 bulan pertama kehidupan, bayi laki-laki berisiko lebih tinggi mengalami ISK, tetapi setelah itu ISK
predominan pada anak perempuan. Suatu faktor risiko penting pada anak perempuan adalah riwayat
pemberian antibiotik yang mengganggu flora normal dan mendorong pertumbuhan bakteri
uropatogenik.

Dapus

Coyle, E. A., Prince, R. A., 2005, Urinary Tract Infection, in Dipiro J.T., et al, Pharmacotherapy A
Pathophysiologic Approach, 6th, Appleton&Lange, Stamford.

DiPiro, Cecily. V., et al. (2015). Pharmacotherapy Handbook, Ninth Edition.USA: McGraw-Hills Education
eBook.

Tenney Justin, et al. 2017. Risk Factors for Aquiring Multidrug-resistant Organisms in Urinary Tract
Infections : A Systematic Lierature Review. Saudi Pharmaceutical Journal. 1-

Purnomo, B. B., 2008. Dasar-dasar Urologi: Infeksi Urogenitalia. In: Jakarta: CV Sagung Seto, pp. 35-40.
Purnomo, B. B., 2014. Dasar-dasar urologi. Malang: CV Sagung Seto.
Irawan Erna & Mulyana Hilman. 2018. Faktor-faktor Penyebab Infeksi Saluran Kemih (ISK). Literature
Review. Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan. STIKes Bakti Tunas Husada
Tasikmalaya.

Anda mungkin juga menyukai