TETANUS
PEMBIMBING:
dr. Roberto Soehartono
OLEH :
Agnes Tiurmaida Silaban
1765050076
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien
Nama Lengkap : An. P
Tanggal Lahir : 24 Agustus 2014
Umur : 6 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Sekolah Dasar
Alamat : Kramat Jati
Tanggal Datang : 24 Agustus 2020
IDENTITAS ORANG TUA/WALI
AYAH IBU
Nama : Tn. A
Nama : Ny. L
Tanggal Lahir : 18 Februari 1988
Tanggal Lahir : 16 Januari 1990
Usia : 32 tahun
Usia : 30 tahun
Pendidikan : SMA
Pendidikan : SMA
Alamat : Kramat Jati
Alamat : Kramat Jati
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pekerjaan : IRT
Penghasilan : Rp. 3.500.000,-
Keadaan Bayi
Bayi laki laki lahir dengan BBL 2.6 kg, ibu tidak ingat PBL psien, LK (ibu pasien tidak ingat)
saat lahir bayi langsung menangis, tidak pucat/biru/ikterik/kejang. Ibu pasien tidak mengetahui
nilai APGAR. Tidak ada kelainan bawaan.
RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
Gigi pertama : 6 bulan
Psikomotor
Tengkurap : 4 bulan
Duduk : 6 bulan
Berdiri : 9 bulan
Berjalan : 11 bulan
Menulis : 60 bulan
Membaca : 60 bulan
BCG 0 bulan - - - - -
DPT 2 bulan - - - - -
POLIO 0 bulan - - - - -
Campak - -
Hepatitis B - - - - - -
MMR - - - - - -
Keluhan Utama : kekakuan otot yang hilang timbul bila disentuh sejak 2
hari SMRS
Keluhan Tambahan : mulut sulit dibuka dan kesulitan saat makan sejak 5
hari SMRS.
ANAMNESIS
Pasien datang ke IGD RS UKI dengan keluhan kekakuan pada otot sejak 2
hari SMRS. Ibu pasien mengatakan pasien mengeluh kaku pada otot yang
hilang timbul bila disentuh. Ibu pasien mengatakan saat terjadi kekakuan otot,
pasien selalu kesakitan dan menangis. Pasien sebelumnya belum pernah
berobat ke dokter untuk mengatasi keluhannya. Sejak 5 hari SMRS, pasien
mengalami kesulitan saat makan dan saat ini mulut pasien sulit dibuka.
Keluhan batuk dan pilek disangkal. Keluhan kejang disangkal. Keluhan
demam disangkal, Keluhan BAB dan BAK disangkal. Riwayat aktifitas fisik
berlebihan tidak ada, Riwayat tertusuk benda tajam tidak ada, Riwayat infeksi
gigi dan mulut tidak ada. Riwayat imunisasi tidak lengkap (+).
Riwayat Penyakit Dulu
Sejak usia 5 tahun sering mengeluarkan cairan berbau dari telinga kiri yang
hilang timbul terutama saat batuk dan pilek.
Riwayat Alergi
Pasien menyangkal adanya riwayat alergi terhadap obat, susu sapi, dan makanan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15 (E4V5M6)
Tanda Vital
Thoraks Jantung
Dinding thoraks : Diameter laterolateral > Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terlihat
anteroposterior Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada ICS IV
linea midclavicularis sinistra
Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding thorax Perkusi : batas jantung kanan di linea
simetris, retraksi sela iga (-) parasternalis dextra ICS IV, batas jantung kiri di
Palpasi : Stem fremitus simetris kanan linea midclavicula sinistra ICS V
dan kiri Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler,
murmur (-), gallop (-)
Perkusi : Sonor / sonor
Auskultasi : Bunyi nafas dasar vesikuler,
ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
Anus dan rektum : Tidak ada kelainan
Inspeksi : Perut tampak datar Genitalia : Tidak ada kelainan
Auskultasi : Bising Usus (+), Anggota gerak
Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-), Atas dan bawah : Akral hangat, CRT < 2”,
undulasi (-), pekak alih (-) edema -/-, spastik (+)
Palpasi : keras seperti papan pada
otot punggung (opistotonus), nyeri tekan
(-), hepar dan limpa tidak teraba
membesar (-),
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Rangsang Meningen
Kaku kuduk :+
Brudzinski I :-/-
Brudzinski II : - / -
Brudzinski III : Tidak dilakukan
Brudzinski IV : Tidak dilakukan
Kernig : >135 ˚ / >135 ˚
Laseque : > 70˚ / > 70˚
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Nervus Kranialis
I : Normosmia
III : Pergerakan bola mata ke segala arah baik, pupil isokor 3 mm/3 mm
Refleks patologis : Babinski -/-, Chaddock -/-Oppenheim -/-, Gordon -/-, Schaffer -/-,
Rossolimo -/-MendelBechtrew -/-, Hoffman-Tromner -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EPIDEMIOLOGI
Spore-forming, anaerobic.
Left. Stained pus from a mixed anaerobic infection. At least three different clostridia ar
apparent.
Found in soil, especially heavily-manured Right. Electron micrograph of vegetative Clostridium tetani cells.
Grading
Derajat 1 (kasus ringan), terdapat satu kriteria, biasanya Kriteria 1 atau 2 (tidak ada kematian)
Derajat 2 (kasus sedang), terdapat 2 kriteria, biasanya Kriteria 1 dan 2. Biasanya masa inkubasi lebih dari 7 hari dan onset lebih dari 48
jam (kematian 10%)
Derajat 3 (kasus berat), terdapat 3 Kriteria, biasanya masa inkubasi kurang dari 7 hari atau onset kurang dari 48 jam (kematian 32%)
Derajat 4 (kasus sangat berat), terdapat minimal 4 Kriteria (kematian 60%)
Derajat 5, bila terdapat 5 Kriteria termasuk puerpurium dan tetanus neonatorum (kematian 84%).
Derajat tetanus dari klasifikasi Albleet’s :
Grade 1 (ringan) Trismus ringan sampai sedang, spamisitas umum, tidak ada penyulit
pernafasan, tidak ada spasme, sedikit atau tidak ada disfagia.
Grade 2 (sedang) Trismus sedang, rigiditas lebih jelas, spasme ringan atau sedang namun
singkat, penyulit pernafasan sedang dengan takipneu
Grade 3 (berat) Trismus berat, spastisitas umum, spasme spontan yang lama dan sering,
serangan apneu, disfagia berat, spasme memanjang spontan yang sering dan terjadi refleks,
penyulit pernafasan disertai dengan takipneu, takikardi, aktivitas sistem saraf otonom sedang
yang terus meningkat.
Grade 4 (sangat berat) Gejala pada grade 3 ditambah gangguan otonom yang berat, sering kali
menyebabkan “autonomic storm”.
TERAPI
Mengeliminasi bakteri dalam tubuh untuk mencegah pengeluaran tetanospasmin lebih lanjut
Menetralisir tetanospasmin yang beredar bebas dalam sirkulasi (belum terikat dengan sistem
saraf pusat)
Meminimalisasi gejala yang timbul akibat ikatan tetanospasmin dengan sistem saraf pusat
Umum:
a. Mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi dengan pemberian ASI atau susu formula melalui sonde
lambung, atau pemberian cairan intra vena bila terdapat kekakuan otot baik spontan maupun bila
dirangsang.
b. Dirawat dalam suasana yang tenang
c. Menjaga saluran nafas tetap bebas
d. Memberikan O2 dengan sungkup atau masker bila perlu
e. Antikonvulsan pada tetanus neonatorum diazepam 45-60 mg/24 jam dengan pompa semprit
(syringe pump) atau dibagi dalam 12 dosis antikonvulsan.
f. Pada tetanus anak diberikan (diazepam180-200mg/24 jam atau terbagi dalam 12 dosisi) diazepam
0,1-0,3 mg/kgBB perkali IV tiap 2-4 jam dalam keadaan berat 20 mg/kgBB perhari drip, dosis
rumatan 8mg/kgBB/hr dibagi 6-8 dosis.
Khusus
ATS pada tetanus neonatorum 10.000 IU (setengahnya diberikan im, bila toleransi baik
sisanya diberikan iv pelan-pelan) atau TIG (tetanus immune globin) 550 IU dosis tunggal im.
ATS pada tetanus anak 100.000 IU (setengahnya diberikan im, bila toleransi baik sisanya
diberikan iv pelan-pelan) atau TIG (tetanus immune globin) 3000 - 6000 IU dosis tunggal im.
Sebelum pemberian ATS harus dilakukan tes sensitifitas.
Lini pertama :Antibiotika Metronidazole iv/oral dengan dosis inisial 15mg/kgbb dilanjutkan
30 mg/kg BB/hari setiap 6 jam oral atau IV selama 7 – 10 hari
Lini kedua : Penicillin prokain 50.000 - 100.000 U/kg BB/hari IV setiap 6 jam selama 7-10
hari. Bila alergi penisilin dapat di berikan Tetrasiklin 50 mg/kgBB/hari bila lebih dari 8 tahun.
PROGNOSIS
Prognosis tetanus ditentukan :
1) Masa inkubasi
2) Period of onset
3) Jenis luka
4) Keadaan status imunitas pasien