Heme membentuk
Direduksi
biliverdin, dengan
bilirubin, o
bantuan enzim heme
oksigenase biliverdin r
Pembentukan
bilirubin di sistem
retikuloendotelial
Membentuk Dikonjug
bilirubin menjadi b
monoglukoronida diglukoro
Bilirubin
diekskresikan ke
kanalikulus empedu
Breastfeeding jaundice
PENCEGAHAN
FOTOTERAPI
TRANSFUSI
TUKAR
PENCEGAHAN
Pencegahan primer
• Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali perhari
• Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi
yang mendapat ASI, dan tidak mengalami dehidrasi
Pencegahan sekunder
• Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus
penyaringan serum, dan tes Coombs
Evaluasi laboratorium
• Pemeriksaan bilirubin transkutaneus atau bilirubin serum total pada setiap bayi
yang mengalami icterus dalam 24 jam pertama lahir, dan saat tampak ikterus
yang berlebihan
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Bilirubin total dan direk
• Golongan darah (ABO, Rh)
• Serum albumin
• Darah perifer lengkap dan hitung jenis leukosit
• Jumlah retikulosit
• Urinalisis
• Kultur darah dan urine
FOTOTERAPI
• Fototerapi dengan menggunakan sinar blue-green spectrum (panjang
gelombang 430-490 nm) dengan kekuatan lebih dari 30 uW/cm
• Pada bayi cukup bulan, fototerapi kadar bilirubin indirek berada di
antara 16-18 mg/dL
• Faktor resiko foto terapi : isoimune hemolytic disease, defisiensi
G6PD, asfiksia, letargia, suhu tubuh yang tidak stabil, sepsis, asidosis,
kadar albumin > 3 g/dL
FOTOTERAPI
• Sinar fototerapi
Diekstraksikan
merubah bilirubin Isomer yang larut
tanpa metabolisme
di kapiler dalam air
oleh hati
superfisial
Merubah bentuk
molekul bilirubin, Kulit mengalami
menghasilkan reaksi fotokimia
fotooksidasi
FOTOTERAPI
INDIKASI FOTOTERAPI
INDIKASI FOTOTERAPI BBLR
TRANSFUSI TUKAR
• Suatu tindakan pengambilan sejumlah darah pasien yang dilanjutkan
dengan pengambilan darah dari donor dalam jumlah yang sama
dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah pasien
tertukar.
• Tujuannya mencegah ensefalopati bilirubin dengan cara
mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi dan membantu
mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi darah neonatus
INDIKASI TRANSFUSI TUKAR
• Gagal dengan intensif fototerapi dan pada bayi dengan tanda
ensefalopati bilirubin akut yang ditandai dengan gejala hypertonia,
retrocolli, opistotonus, panas, dan tangis melengking
TRANSFUSI TUKAR BBLR
KOMPLIKASI HIPERBILIRUBINEMIA
• Pada bayi yang mengalami hiperbilirubinemia berpotensi mengalami
kerusakan sel-sel saraf dan menghambat enzim mitokondria serta
menganggu sintesis DNA.
• Bilirubin juga dapat menghambat neuroeksitatori dan konduksi saraf.
• Kerusakan jaringan otak dapat terjadi akibat konsentrasi dan lama
paparan bilirubin terhadap jaringan
ENSEFALOPATI BILIRUBIN
• Ensefalopati bilirubin akibat efek toksik bilirubin pada system saraf
pusat yaitu basal ganglia dan nuklei batang otak.
• Gejala tampak pada minggu pertama sesudah bayi lahir.
• Manifestasi klinis
- Pada fase awal, bayi dengan ikterus berat tampak letargi, hipotonik, dan
reflek hisap buruk
- Pada fase intermediate, ditandai dengan moderate stupor, iritabilitas, dan
hipertoni.
- Pada fase selanjutnya, bayi akan demam, high pitched cry, kemudian akan
menjadi drowsiness, dan hipotoni.
KERN IKTERUS
• Perubahan neuropatologi yang ditandai oleh deposisi pigmen
bilirubin pada ganglia basalis, pons, dan serebelum.
• Kern ikterus akibat klinis kronik dengan sekuele yang
permanen karena toksik bilirubin.
• Manifestasi klinis
- Bayi yang bertahan hidup, akan berkembang menjadi bentuk
atheoid cerebral palsy yang berat, gangguan pendengaran,
paralisis upward gaze.
KESIMPULAN
• Hiperbilirubinemia adalah peningkatan kadar plasma bilirubin lebih
dari kadar normal (> 5 mg/dL).
• Pada hiperbilirubinemia terdapat ikterus fisiologis dan ikterus non
fisiologis.
• Hiperbilirubinemia terjadi karena produksi bilirubin yang berlebihan,
adanya gangguan proses uptake dan konjugasi hepar, gangguan
transportasi bilirubin dan gangguan dalam ekskresi.
• Terapi untuk, menghilangkan ikterus pada bayi adalah mempercepat
konjugasi bilirubin dengan fototerapi dan transfusi tukar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sukadi A. Buku Ajar Neonatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. 1 st ed. Jakarta: Badan Penerbit IDAI;
2012. P. 147-168
2. Hassan R, Alatas H. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. 1st ed. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. P. 1101-1112
3. Ambalavanan N, Carlo W A. Nelson Textbook of Pediatrics. 20 th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016. P.
871-9
4. Pudjiadi H, Hegar B, Handryastuti S, Idris N S, et al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak
Indonesia. 2nd ed. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2011. P. 114-121
5. Martiza I. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. 1st ed. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2009. P. 269-
294
6. Marcdante K J, Kliegman R M, Jenson H B, Behrman R E. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial. 6 th
ed. Indonesia: Elsevier; 2014. P. 274-8
7. Usman A. Sari Pediatri. Vol 8. Bandung: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Padjadjaran;
2007. P . 94-104