PNEUMONIA
Keluhan Utama
Demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Kakek Nenek
Kakek Nenek
Ibu Ayah
51 th 59 th
Kesan : Status gizi baik dan perawakan Kesan : Perkembangan anak sesuai dengan usianya
normal
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
● Menurut ibu pasien, pasien sudah mendapatkan imunisasi wajib lengkap yaitu hepatitis B, polio,
IPV, BCG, DPT- Hb- Hib, dan campak.
● Kesan : Riwayat imunisasi wajib pasien lengkap sesuai jadwal
Riwayat Makan
Riwayat Makan
● ASI diberikan selama 3 bulan. Sampai saat ini masih meminum susu formula dan kemasan.
● Saat ini pasien mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, sayur
dan buah, pasien makan sehari 2-3x namun sedikit jumlahnya. Lebih suka roti dan makanan
ringan.
● Alergi makanan (-), pantangan makanan (-).
● Kesan: Kualitas makan cukup baik namun kuantitas riwayat makan dan minum kurang baik.
Anamnesis Sistem
Sistem saraf
Riwayat kejang (-), nyeri kepala (-), penurunan kesadaran (-).
Jantung dan pembuluh darah
Riwayat penyakit jantung bawaan (-), Bengkak pada tungkai bawah kanan dan kiri (-) dan kebiruan (-).
• Sistem pernapasan
Batuk (+), pilek (+), tampak sesak (-), suara ngik ngik (-), mengorok (+).
Sistem pencernaan
Perubahan konsistensi BAB menjadi cair (-), muntah (-), nyeri perut (-), riwayat kelainan kongenital pada
sistem pencernaan (-).
Sistem integumen
Kebiruan (-), pucat (-), terasa dingin (-), bintik kemerahan (-)
Sistem urogenital
BAK tidak ada keluhan
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax
Inspeksi : Pergerakan dada simetris, retraksi dada (-/-), lesi (-/-)
Palpasi : fremitus taktil kanan = kiri, ekspansi dinding dada simetris.
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : VBS (+), rhonki (+/+), wheezing (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Jantung:
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Redup, batas jantung kesan jantung tidak membesar
Auskultasi : bunyi jantung normal SI-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
Inspeksi : Perut datar
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Supel, nyeri tekan seluruh regio abdomen (-)
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen, shifting dullness (-)
Ekstremitas:
Akral hangat (+/+/+/+), CRT <2 detik, edema (-/-/-/-), nadi teraba kuat angkat di a. dorsalis pedis,
turgor baik.
Hemoglobin 14.4
Leukosit 3.56 (L)
Pemeriksaan Penunjang
Eritrosit 5.49
Hematokrit 39.2 (L) Tanggal 2/8/2022
Trombosit 288
MCV 71.5 (L)
MCH 26.2 (L)
Monosit % 17.8 (H)
MCHC 36.6
Eosinofil % 0.551 (L)
RDW 10.5
Basofil % 2.72 (H)
MPV 6.20
Neutrofil % 43.5 (L)
Limfosit 1.26 (L)
PCT 0.179
Monosit 0.634
PDW 19.5 (H)
Eosinofil 0.020 ALC 1260
Basofil 0.097 NLR 1.23
Neutrofil 1.55 (L)
Limfosit % 35
Pemeriksaan Penunjang
Kesan :
Cor : tak membesar
Pulmo : Gambaran bronchopneumonia
Penebalan hilus kanan kiri cenderung
limfadenopati curiga gambaran TB
Diagnosis
RESUME
Dari anamnesis didapatkan demam tinggi sejak 3 hari SMRS. Demam yang dialami pasien
dirasakan naik turun. Keluhan pasien disertai batuk kering yang awalnya sedikit dan jarang namun
lama-kelamaan menjadi sering dan berdahak. Pasien juga mengalami pilek, keluar lendir berwarna
kekuningan dari hidung pasien. Napas pasien terkadang bunyi seperti grok-grok dan pasien mengalami
hidung tersumbat.
Dari pemeriksaan fisik tampak pasien lemas dan rhonki +/+ pada pemeriksaan paru. Hasil
pemeriksaan foto rontgen thoraks pasien menunjukkan gambaran bronchopneumonia. Berdasarkan
antropometri, status gizinya adalah gizi baik.
● Diagnosis Primer
Pneumonia (Bronchopneumonia)
● Diagnosis Status Gizi
Gizi Baik, perawakan normal
● Diagnosis Kelainan Tumbuh Kembang
Tidak terdapat gangguan keterlambatan pada pertumbuhan dan perkembangan, motorik kasar dan motorik
halus, dan bahasa.
TATALAKSANA
Farmakologi
• Inf. KAEN 3B 12 tpm mikro
• Ataroc 2 x 3 cc
• Inj. Ondansentron 2 mg
• Inj. PCT 180 mg k.p
• Inj. Ampicilin 3 x 600 mg
• Nebulizer ventolin + NaCl /8 jam
• O2 NK 2 lpm
Non Farmakologi
• Edukasi:
Mengurangi polusi udara rumah tangga. Anak yang terkena paparan polusi udara dalam rumah memiliki risiko
dua kali lebih besar terkena pneumonia. Polusi udara dalam rumah bisa dihasilkan dari asap pembakaran untuk
memasak (seperti: kayu bakar, batu bara) dimana tidak terdapat jendela atau cerobong asap. Penyebab polusi
udara dalam rumah yang lain adalah paparan asap rokok orang dewasa di dalam rumah pada balita.
Follow Up
Tanggal S O A P
KU: sakit sedang
Inf. KAEN 3B 12 tpm mikro
Batuk (+), terbangun 2x saat malam hari karena Kesadaran: CM
Ataroc 2 x 3 cc
batuk. Dahak masih belum bisa keluar, demam (+) Suhu: 36,7°C
Inj. PCT 180 mg k.p
03/08/2022 namun sudah mulai membaik, mual (+), muntah jam RR: 34 x/menit Pneumonia HP+1
Inj. Ampicilin 3 x 600 mg
7 malam sebanyak 1 x karena batuk, lemas (+), HR: 119 x/menit
O2 NK 2 lpm
perut sakit karena batuk (+), pusing (+). SpO2: 100% (02 NK 2 lpm)
Bronkopenumonia merupakan radang dari saluran pernapasan yang terjadi pada bronkus
sampai dengan alveolus paru.
Epidemiologi
Bronkopneumonia lebih sering dijumpai pada anak kecil dan bayi, biasanya
sering disebabkan oleh bakteri streptokokus pneumonia dan Hemofilus
influenza.
Insiden pneumonia pada anak ≤5 tahun di negara maju adalah 2-4 kasus/100
anak/tahun, sedangkan dinegara berkembang 10-20 kasus/100 anak/tahun.
1
Klasifikasi Anak usia < 2 bulan Anak usia 2 bulan - 5 tahun
1. Kesadaran turun, letargis
1. Kesadaran turun,
2. Tidak mau menetekatau letargis
minum
Pneumonia Sangat 2. Tidak mau minum
3. Kejang
Berat 3. Kejang
4. Demam atau hipotermia
4. Sianosis
5. Bradipnea atau pernapasan
5. Malnutrisi
ireguler
1. Retraksi
1. Napas cepat
Pneumonia Berat 2. Masih dapat minum
2. Retraksi yang berat
3. Sianosis (-)
Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung pada berat-ringannya
infeksi, tetapi secara umum adalah sebagai berikut:
- Gejala infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan napsu
makan, keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah atau diare, kadang-kadang
ditemukan gejala infeksi ekstrapulmoner.
- Gejala gangguan respiratori, yaitu batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea,
napas cuping hidung, air hunger, merintih, dan sianosis.
Diagnosis
- Gejala dan tanda klinis pneumonia Pada pemeriksaan fisis dapat ditemukan
bervariasi tergantung dari kuman tanda klinis seperti:
penyebab, usia pasien, status imunologis - Peningkatan suhu tubuh, pekak perkusi,
pasien, dan beratnya penyakit. suara napas melemah, dan ronki basah
- Gejala nonspesifik meliputi demam, halus.
menggigil, sefalgia, resah dan gelisah. - Pada neonatus dan bayi kecil, gejala dan
Beberapa pasien mungkin mengalami tanda pneumonia lebih beragam dan
gangguan gastrointestinal seperti tidak selalu jelas terlihat. Pada perkusi
muntah, kembung, diare, atau sakit perut. dan auskultasi paru umumnya tidak
- Gejala pada paru timbul setelah ditemukan kelainan.
beberapa saat proses infeksi
berlangsung. Perlu juga ditanyakan
mengenai faktor risiko.
Diagnosis Penunjang
- Foto thoraks antero proterior (AP) dan lateral untuk menentukan lokasi anatomik
dalam paru, luasnya kelainan, dan kemungkinan adanya komplikasi seperti
pneumotoraks, pneumomediastinum, dan efusi pleura.
- Pemeriksaan darah lengkap membantu dalam memperkirakan kuman penyebab.
Leukositosis hingga >15.000/ul seringkali dijumpai. Dominasi neutrofil pada hitung
jenis atau adanya pergeseran ke kiri menununjukkan bakteri sebagai penyebab.
Leukosit >30.000/ul dengan dominasi neutrofil mengarah ke pneumonia streptokokus.
- Laju endap darah dan C-reactive protein (CRP) indikator inflamasi yang tidak khas
sehingga hanya sedikit membantu. Adanya CRP yang positif dapat mengarah kepada
infeksi bakteri.
- Biakan darah merupakan cara yang spesifik untuk diagnosis namun hanya positif
pada 10%-15% kasus terutama pada anak kecil.
- Diagnosis pneumonia yang terbaik adalah berdasarkan etiologi, yaitu dengan
pemeriksaan mikrobiologik.
Tatalaksana
Pengobatan suportif:
- Pemberian cairan intravena
- Terapi oksigen
- Koreksi terhadap gangguan keseimbangan
asam-basa, elektrolit, dan gula darah.
- Untuk nyeri dan demam dapat diberikan
analgetik/antipiretik.
Pada anak dengan distres pernapasan berat, pemberian makanan per oral, harus dihindari. Makanan dapat
diberikan lewat nasogastric tube (NGT) atau intravena. Perlu dilakukan pemantauan balans cairan agar anak
tidak mengalami overhidrasi karena pada pneumonia berat terjadi peningkatan sekresi hormon antidiuretik.
● Menghindari kontak dengan penderita
● Meningkatkan daya tahan tubuh
● Makan makanan bergizi dan teratur
● Menjaga kebersihan, beristirahat yang cukup,
Pencegahan ●
dan lainnya.
Melakukan vaksinasi juga diharapkan dapat
mengurangi kemungkinan terinfeksi. Vaksinasi
PCV dapat menjadi pencegahan terjadinya
pneumonia.
Ad vitam : dubia ad bonam