Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS:

SEORANG ANAK PEREMPUAN USIA 6


TAHUN DENGAN DEMAM TIFOID
IDENTITAS
Identitas Pasien Identitas Kepala Keluarga
•Nama : An. AAN •Nama : Tn. P
•Umur : 6 tahun 10 bulan •Umur : 30 tahun

•Jenis kelamin : Perempuan •Jenis kelamin : Pria

•Alamat : Jangli Perbalan, Ngesrep •Alamat : Jangli Perbalan, Ngesrep


•Agama : Islam
•Agama : Islam
•Suku bangsa : Jawa
•Suku bangsa : Jawa
•Pekerjaan : Karyawan swasta
•Pekerjaan : Pelajar SD
•Status : Kawin
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan aloanamnesis dengan ibu pasien di BP
umum Puskesmas Ngesrep tanggal 12 Maret 2020 pukul 08.30 WIB
Keluhan Utama: Demam
RPS:
± 6 hari sebelum ke Puskesmas, pasien mengeluh demam. Demam dirasakan terutama
pada malam hari. Pasien telah diberikan obat penurnan panas yang di beli di warung
dan setiap pagi suhuh pasien normal namun setiap sore hari pasien demam kembali.
Keluhan disertai dengan mual dan muntah. Muntah dirasakan sejak ± 5 hari yang lalu
dengan frekuensi 2-3 kali/hari dengan volume ±100cc. Isi muntahan berupa apa yang
dimakan dan diminum oleh pasien. Penurunan nafsu makan (+), penurunan berat badan
(-), sulit menelan (-), nyeri perut (-), BAB dan BAK dalam batas normal. Pasien suka
makan jajanan di sekitar rumah. Saat ini pasien masih makan dan minum seperti biasa.
Keluhan bintik bintik merah (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), riw. Bepergian
sebelumnya (-).
ANAMNESIS
RSE:
RPD:
Pasien merupakan anak tunggal. Pasien tinggal
1. Riwayat keluhan serupa
serumah dengan ibu dan ayah. Ayah pasien bekerja
sebelumnya (-)
sebagai karyawan swasta. Ibu pasien merupakan
2. Riwayat alergi obat (-) seorang ibu rumah tangga. Pendapatan perbulan
kurang lebih Rp. 4.000.000. Pembiayaan Kesehatan
3. Riwayat penyakit
bawaan (-)
menggunakan JKN non PBI.

RPK: Kesan Sosial Ekonomi: cukup

1. Riwayat keluarga dengan


keluhanserupa
2. Riwayat alergi (-)
ANAMNESIS
Riwayat Perinatal
•Riwayat Prenatal: Perawatan antenatal > 4 kali di bidan, imunisasi TT (+), vitamin dan
tablet besi (+), riwayat minum jamu disangkal, riwayat penggunaan obat-obatan (-), riwayat
demam tinggi disertai kulit kemerahan/ruam (-), penyakit gula (-), darah tinggi (-), trauma
(-), infeksi selama kehamilan (-)
•Riwayat Natal: Lahir bayi perempuan dari ibu P1A0 berusia 24 tahun, usia kehamilan 38
minggu, lahir pervaginam ditolong bidan, langsung menangis (+), biru (-), kuning (-), gerak
aktif (+). Berat bayi lahir 3300 gram, panjang lahir 46 cm
•Riwayat Posnatal: Bayi dibawa ke posyandu untuk imunisasi BCG dan mengukur panjang
badan, berat badan, lingkar lengan atas, dan lingkar kepala
• 
ANAMNESIS
Riwayat Imunisasi: Riwayat Perkembangan:
BCG : 1x (0 bulan), scar (+) Duduk : 6 bulan
DPT : 3x (2,3,4 bulan) Berdiri : 8 bulan
Campak : 1x (9 bulan) Berjalan dan bicara : 10 bulan
Polio : 4x (0,2,3,4 bulan) Saat ini anak berusia 6 tahun. Anak dapat bergaul
Hepatitis : 4x (0,2,3,4 bulan) dengan baik dengan teman sebayanya dan memiliki
hubungan yang baik dengan anggota keluarga
BIAS : MR dan DT (kelas 1 SD)
lainnya.
Kesan: imunisasi dasar dan booster lengkap Kesan: perkembangan sesuai usia
Riwayat ASI:
0-6 bulan : ASI
6-12 bulan : MPASI + susu formula
12 bulan- sekarang : makanan keluarga
Kesan: ASI eksklusif
PEMERIKSAAN FISIK
KU : tampak sakit Kepala: Mesosefal, jejas (-)
TTV : Mata : Konjungtiva anemis(-/-), sklera ikterik (-/-)
 TD : 110/80 mmHg
Hidung : Discharge (-), napas cuping hidung (-)
 Nadi : 100x/menit
 RR : 21x/menit Telinga: Discharge (-)
 Suhu : 37,6C Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-), mukosa kering (-),
perdarahan gusi (-), lidah kotor (+)
TB : 114cm
Leher : Trakea di tengah, pembesaran KGB (-)
BB : 18 kg
BMI for age : 20,3 kg/m2
Kesadaran : composmentis
STATUS INTERNUS
Thoraks
Simetris saat statis dan dinamis, bentuk normal, sela iga melebar (-), retraksi (-), venektasi (-)
Paru Depan dan Belakang
Inspeksi : Simetris statis dinamis
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : SD vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba di SIC V 2 cm medial linea midclavicularis sinistra, kuat angkat, tidak
melebar
Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi : suara jantung I-II normal, bising (-), gallop (-)
STATUS INTERNUS
Abdomen
Inspeksi : cembung, venektasi (-)
Palpasi : supel, hepar lien tak teraba, nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas Superior Inferior
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Edema -/- -/-
CRT <2’’/<2” <2’’/<2”
CHILDREN ASSESSMENT
TOOLS
Kebutuhan dasar tumbuh kembang anak:
Asuh : Anak tinggal bersama bapak dan ibu. Perawatan anak sehari-hari oleh ibu dan bapak pasien.
Bapak bekerja sebagai karyawan swasta dan kesan ekonomi cukup. Bila sakit, anak dibawa berobat ke
Puskesmas. Makan dan minum anak sama seperti makanan keluarga.
Asih : Kasih sayang dan perhatian utama berasal dari kedua orang tua . Anak lebih banyak
menghabiskan waktu dengan ibu, karena bapak berkerja. Namun bapak selalu menyempatkan waktu
setiap waktu untuk mengajak berbicara kepada anak.
Asah : Sekarang anak mengikuti sekolah secara online
 
ASPEK PSIKOSOSIAL
Aspek psikososial adalah aspek yang berkaitan dengan emosi, sikap, pengetahuan, perilaku,
keterampilan, nilai-nilai sosial budaya, kepercayaan, dan adat istiadat di lingkungan sekitar
anak. Meliputi mikrosistem, minisistem, mesosistem, dan makrosistem.
Mikrosistem : faktor-faktor yang terdapat di dalam anak itu sendiri yang dapat
mempengaruhi kesehatannya di masa depan. Pada anak ini didapatkan bahwa anak sanagt
suka makan jajanan yang kurang higeinis.
Minisistem : interaksi anak dengan anggota keluarganya di rumah. Interaksi sesama anggota
keluarga. Keluarga yang tinggal serumah dengan anak adalah ibu dan bapak. Sehari- hari
anak dirawat oleh orang tua pasien. Diberikan edukasi agarorang tua dapat memberikan
kasih sayang dan stimulasi kepada anak, menyempatkan waktu tiap hari untuk berinteraksi
dengan anak, dan ikut memantau perkembangan dan pertumbuhan anak. Juga diberi edukasi
mengenai penyakit demam tifoid dan menyarankan kepada kedua orang tua untuk membatasi
anak makan makanan yang kurang higienis
ASPEK PSIKOSOSIAL
Mesosistem : lingkungan di sekitar rumah pasien, seperti tetangga, dan puskesmas. Fasilitas
kesehatan dan sarana pendidikan terjangkau. Pada kasus ini anak diminta untuk kontrol ke
Puskesmas apabila penyakit terus berulang dan tidak kunjung membaik, juga diberi
pengetahuan mengenai higenitas dan sanitasi.
Makrosistem : berkaitan dengan kebijakan pemerintah, sosial budaya masyarakat, dan
lembaga non pemerintahan yang ikut andil dalam usaha tumbuh kembang anak yang
optimal. Pada kasus ini keluarga pasien menggunakan BPJS sebagai asuransi kesehatan.
Permasalahan pada pasien ini terletak pada lingkungan mikrosistem dan minisistem, dimana
untuk lingkungan mikrosistem terdapat aktivitas berupa sering makna-makanan yang tidak
higeinis. Lingkungan minisistem, mesosistem dan makrosistem tidak ada permasalahan
PEMERIKSAAN PENUNJANG,
DIAGNOSIS, DAN
TATALAKSANA Tatalaksana non medikamentosa:
Pemeriksaan Penunjang: • Edukasi mengenai tanda dan gejala demam tifoid
Widal S. Typhii H: (+) 1/320 • Edukasi kepada pasien dan keluarga untuk menghindari mkakan
makanan kurang bersih.

Diagnosis: Demam tifoid • Edukasi mengenai makan seperti anak perlu makan makanan yang
lunak, dan apabila muntah maka anak diberikan makan dnegan frekunesi
yang lebih sering dengan intensitas yang lebih sedikit, serta minum yang
Tatalaksana medikamentosa: cukup.

Parasetamol 3x120mg/hari • Edukasi tentang pola hidup sehat seperti: Hindari makan makanan yang
kurang sehat
Kloramfenikol 4x125mg/hari
• Perbanyak konsumsi makanan kaya serat dan vitamin untuk
meningkatkan daya tahan tubuh
• Berolahraga secara teratur dan istirahat cukup untuk meningkatkan
kekebalan tubuh
PROFIL KELUARGA
GENOGRAM
FAMILY MAP, LIFELINE, LIFE
CYCLE
Family Life cycle
Menurut siklus kehidupan keluarga oleh
Duvall 1977, keluarga pasien masuk dalam
siklus ke 3 yaitu keluarga dengan anak tertua
2-6 tahun, prestasi sekolah anak baik,
hubungan dengan teman sebaya baik.
Hubungan anak dengan keluarga baik.
Hubungan antara pasien dan anggota keluarga yang
tinggal dalam satu rumah dalam keadaan yang fungsional
Family
Lifeline
APGAR

Skor masing-masing
anggota keluarga adalah 10,
hal ini menunjukkan bahwa
persepsi dan kepuasan
masing-masing anggota
keluarga terhadap keluarga
ini baik, keluarga dalam
keadaan fungsional.
SCREEM
IDENTIFIKASI FUNGSI
KELUARGA
Fungsi Biologis
Pasien memiliki penyakit demam tiofid saat ini. Ayah dan ibu tidak pernah mengalami keluhan
seperti ini sebelumnya.
Fungsi Psikologis
Pasien tinggal bersama orang tua pasien . Hubungan pasien dengan keluarga baik. Ayah pasien
berkerja sebagi karyawan swasta. Ibu pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pasien lebih sering
dirawat oleh ibu. Pasien mempunyai kepribadian cukup terbuka terhadap orang lain. Waktu luang
diisi dengan bermain dengan teman di sekitar rumah. Bila ada masalah dalam keluarga, dibicarakan
dengan kedua orang tuanya.
Fungsi Ekonomi
Biaya kebutuhan sehari-hari pasien dipenuhi oleh orang tua pasien pendapatan per bulan kurang
lebih Rp 4.000.000. Pasien menggunakan JKN non PBI.
IDENTIFIKASI FUNGSI
KELUARGA
Fungsi pendidikan
Pasien masih bersekolah di kelas 1 SD. Ayah pasien tamatan S1 dan ibu pasien adalah
tamatan S1.
Fungsi religious
Pasien sejak kecil menganut agama Islam, seluruh anggota keluarga beragama Islam.
Fungsi sosial dan budaya
Komunikasi pasien dengan teman dan tetangga baik. Pasien bersosialisasi dengan baik.
Tidak
ada kepercayaan atau mitos dalam keluarga.
KONDISI RUMAH
DIAGNOSIS HOLISTIK
Aspek I (Personal):
Keluhan : demam 6 hari, mual, muntah
Kekhawatiran : demam pasien tidak membaik
Harapan : selalu sehat dan tidak sakit lagi
Aspek II (Klinis):
Pasien merupakan anak perempuan 6 tahun dengan demam tifoid
Aspek III (Faktor Internal):
Pola konsumsi keluarga: Frekuensi makan rata-rata 3 kali sehari. Pasien biasanya makan di
rumah. Jenis makanan dalam keluarga kurang bervariasi. Variasi makanan sebagai berikut:
nasi, lauk (tahu, tempe, telur), sayur hijau. Konsumsi ayam atau telur dalam seminggu ±3
kali. Air minum biasanya air putih
Genetik : tidak ditemukan faktor risiko dari keluarga
Istirahat : pasien tidur jam 13.00-15.00 dan 21.00-05.00
Kebiasaan : pasien sering makan makana kurang bersih
Spiritual : Keluarga pasien beragama Islam dan taat beribadah.
DIAGNOSIS HOLISTIK
Aspek IV (Faktor Eksternal):
Kebiasaan keluarga : Ayah pasien bekerja dari pagi hingga sore hari. Pasien sehari hari
lebih banyak menghabiskan waktu dengan ibu pasien.
Edukasi dari keluarga : Jika pasien sakit, keluarga akan membawa ke fasilitas kesehatan.
Aspek V (Fungsional):
Kemampuan melakukan aktivitas fisik: pasien termasuk derajat 1 dimana mampu melakukan
pekerjaan sehari hari di dalam dan di luar rumah secara mandiri.
RENCANA
PENATALAKSANAAN
KOMPREHENSIF
Patient Centered Care
Promotif :
Mengedukasi pasien dan keluarga agar menghindari makan makanan yang kurang bersih
Preventif :
Mengedukasi pasien dan keluarga agar menghindari menghindari makan makanan yang
kurang bersih. Edukasi mengenai tanda-tanda persalinan
Kuratif :
Mengedukasi untuk rutin meminum obat terutama karena diberikan obat antibiotic maka
antibiotik nya dikomsusmsi selama 7 hari walaupun gejala sudah membaik.
Rehabilitatif :
Karena belum ditemukan adanya kelainan kesehatan pada pasien, maka belum diperlukan
tindakan rehabilitatif
RENCANA
PENATALAKSANAAN
KOMPREHENSIF
Family focused
Promotif :
Dukungan suami dan keluarga dibutuhkan dalam menjaga kesehatan anak Mengawasi
kegiatan pasien agar tidak melakukan aktivitas yang berat dan istirahat dengan cukup
Mengawasi makanan yang dimakan dan ketaatan dalam mengonsumsi obat
Preventif :
Edukasi pentingnya pemeriksaan kesehatan apabila pasien belum membaik
Kuratif :
Memotivasi anggota keluarga lainnya untuk mengingatkan konsumsi obat secara teratur.
Rehabilitatif :
Memotivasi anak agar anak tidak khawatir akan kehamilannya saat ini.
RENCANA
PENATALAKSANAAN
KOMPREHENSIF
Community focused
Promotif :
Mengedukasi lingkungan sekitar rumah untuk ikut mengingatkan pasien agar beristirahat
cukup, tidak melakukan aktivitas yang berlebihan dan mengkomsumsi makan-makanan yang
bersih .
Preventif :
Mengedukasi lingkungan sekitar rumah tentang pentingnya makan makanan bersih
Kuratif :
Mengedukasi lingkungan sekitar rumah untuk mengingatkan untuk minum obat teratur.
Rehabilitatif :
Memotivasi lingkungan sekitar rumah untuk memberi dukungan pada anak.
TINDAK LANJUT
KESIMPULAN PEMBINAAN
KELUARGA
Tingkat pemahaman : Pemahaman terhadap edukasi yang diberikan baik
Faktor pendukung : Pasien dan keluarga dapat memahami dan menangkap penjelasan
yang diberikan. Sikap pasien dan keluarg kooperatif dan menangkap penjelasan yang
diberikan
Faktor penyulit : Tidak ada
Indikator keberhasilan : Pasien dan keluarga mengetahui dan dapat mengulangi edukasi
yang diberikan. Pasien dan keluarga mau dan mampu melaksanakan hal yang diajarkan.
Click icon to add picture

TERIMA KASIH.
MOHON ARAHAN DAN
BIMBINGANNYA

Anda mungkin juga menyukai