Anda di halaman 1dari 13

1.

JenisKegiatan :  F4 – Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Tangal 27 Februari 2020


Dokter Pendamping  :  venny noviyersi
Judul Lap. Kegiatan  :  Penyuluhan Tentang Gizi Pada Calon Pengantin

PESERTA HADIR
  Peserta PIDI
  Masyarakat
  Lain-lain

LATAR BELAKANG
Dalam melakukan peran mereka sebagai pasangan, seorang suami dan istri haruslah
memiliki kesehatan lahir dan batin yang baik. Salah satu indikasi bahwa calon pengantin yang
sehat adalah bahwa kesehatan reproduksinya berada pada kondisi yang baik. Kesehatan
reproduksi adalah keadaan yang menunjukkan kondisi kesehatan fisik, mental, dan sosial
seseorang dihubungkan dengan fungsi dan proses reproduksinya termasuk di dalamnya tidak
memiliki penyakit atau kelainan yang mempengaruhi kegiatan reproduksi tersebut. Dalam
kesehatan reproduksi pembagian peran sosial perempuan dan laki-laki mempunyai pengaruh
besar terhadap kesehatan perempuan dan laki-laki. Peran sosial laki-laki dan perempuan itu
semakin dirasakan dalam kesehatan reproduksi. Masalah kesehatan reproduksi dapat terjadi
sepanjang siklus hidup manusia, misalnya masalah pergaulan bebas pada remaja, kehamilan
remaja, aborsi yang tidak aman, kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi. Status/posisi
perempuan di masyarakat merupakan penyebab utama masalah kesehatan reproduksi yang
dihadapi perempuan karena menyebabkan perempuan kehilangan kendali terhadap kesehatan,
tubuh, dan fertilitasnya.
Salah satu persiapan yang harus dilakukan adalah mengenai status gizi, terutama bagi
calon pengantin perempuan. Peningkatan status gizi calon pengantin terutama perempuan
melalui penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan anemia gizi besi serta defisiensi
asam folat. Dimana sangat berguna saat kehamilan maupun persalinan.
PERMASALAHAN
1. Ketidaktahuan masyarakat mengenai pentingnya status gizi pra nikah dan dalam program
kehamilan
2. Kurangnya pengetahuan mengenai faktor risiko dan komplikasi akibat kekurangan gizi
terutama perempuan.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI


Program ini dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang akan terjadi pada
kehamilan nanti sehingga dapat dikurangi dan ditatalaksana secara cepat.

PELAKSANAAN
Program ini dilakukan di Puskesmas Tanjung Paku, yaitu pada calon pengantin yang
datang kepelayanan selama periode Februari 2020, terdapat 5 calon pengantin. Dilakukan
penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi, persiapan dalam kehamilan dan pentingnya gizi
bagi catin terutama dalam melaksanakan program kehamilan. Pemaparan langsung dengan alat
bantu berupa buku penyuluhan, menjelaskan makanan dan vitamin yang harus dikonsumsi.

MONITORING & EVALUASI


Jumlah catin yang diintervensi sebanyak 5 orang. Pelaksanaan pberjalan dengan baik.
Catin memahami penjelasan, dan terjadi komunikasi dua arah yang baik.
2. Jenis Kegiatan :  F4 – Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat tanggal 05/03/2020
DokterPendamping :  Venny Noviyersi
Judul Lap. Kegiatan :  Penyuluhan tentang pola diet penderita diabetes mellitus di
posbindu lansia pasar pandan air mati

PESERTA HADIR
  Peserta PIDI
  Masyarakat
  Lain-lain

LATAR BELAKANG

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa
darah melebihi batas normal dan terjadinya gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relative maupun absolut.
Diabetes mellitus juga sering disebut sebagai the great imitator karena penyakit ini dapat
mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan dan gejala yang sangat
bervariasi. Apabila dibiarkan tidak terkendali dapat menimbulkan komplikasi metabolic akut
maupun komplikasi vaskuler jangka panjang, baik mikroangiopati maupun makroangiopati.

Faktor utama penyebab diabetes terletak pada pola hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi
makanan tinggi kalori, obesitas, rendah serat, dan jarang berolahraga. Salah satu cara pengobatan
penyakit diabetes adalah dengan mengontrol makanan yang dikonsumsi penderita. Dengan
pengaturan pola makan yang baik, perkembangan penyakit diabetes dapat dihambat. Makanan
yang dikonsumsi oleh penderita diabetes harus disesuaikan dengan jumlah kalori, jadwal makan,
dan jenis makanan dengan kondisi tubuh penderita.

Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan pada tahun 2030 penderita diabetes melitus di
Indonesia sebanyak 21,3 juta jiwa. Kondisi ini membuat Indonesia menduduki peringkat
keempat setelah Amerika Serikat, China, dan India. Terdapat 347 jutajiwa di dunia menderita
diabetes melitus, pada tahun 2012 diperkirakan 1,5 juta jiwa meninggal dunia disebabkan oleh
diabetes melitus dan kuranglebih 80% dari kematian tersebut terjadi pada negara yang
berpenghasilan menengah kebawah atau negara yang berkembang.

Faktor yang memegang peranan penting dalam perkembangan kasus penderita diabetes mellitus
adalah pola makan, perilaku yang menyimpang dan mengarah pada makanan yang siap saji
dengan kandungan berenergi tinggi, lemak dan sedikit serat yang dapat memicu diabetes
mellitus. Kontrol glikemik penderita diabetes mellitus sangat dipengaruhi oleh kepatuhan klien
tentang anjuran diet DM, meliputi jenis, jumlah dan waktu yang tepat untuk tercapainya tujuan
pengobatan dan memerlukan pemeriksaan yang sebenarnya tidak diperlukan

Penderita Diabetes Mellitus yang tidak menunjukkan sikap yang baik terhadap pengelolaan diet,
maka akan terjadi komplikasi yang bias menimbulkan kematian. Sikap penderita DM sangat
dipengaruhi oleh pengetahuan, dalam hal ini pengetahuan yang akan membuat penderita
Diabetes Mellitus menentukan sikap, berpikir dan berusaha untuk tidak terkena penyakit maupun
mengurangi kondisi penyakitnya. Apabila penderita DM mempunyai pengetahuan yang baik,
maka sikap terhadap diet DM dapat mendukung terhadap kepatuhan pengelolaan diet DM.

PERMASALAHAN
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap manfaat menjaga pola makan yang sesuai
dengan diabetes mellitus
2. Kurangnya kesadaran keluarga memberikan dan mengingatkan anggota keluarga lain
yang memiliki diabetes mellitus untuk menjaga pola makan
3. Masih adanya mitos makanan tertentu yang masih dipercaya masyarakat

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI


Penyuluhan dilakukan dengan metode perorangan langsung saat posyandu lansia di pasar
pandan air mati Dilakukan penyuluhan, tanya jawab aktif dan konseling perorangan. Intervensi
yang dilakukan adalah memberikan edukasi dan motivasi dalam hal pentingnya memahami
tentang pola diet penderita diabetes mellitus.
PELAKSANAAN
Promosi kesehatan dilakukan di posyandu lansia pasar pandan air mati kota Solok.
Peserta yang hadir 30 orang lansia perempuan dan laki-laki. Dan dihadiri 2 tenaga medis dan 1
orang dokter dan 2 orang dokter muda. Sebelum dilakukan penyuluham, peserta melakukan
pengukuran BB dan persentase lemak tubuh, tekanan darah dan cek lab sederhana (guladarah
sewaktu, asam urat dan kolesterol). Kegiatan penyuluhan langsung diberikan kepada para lansia
dan konseling mengenai permasalahan kesehatan yang sedang dihadapi.

MONITORING & EVALUASI


Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan adanya kegiatan tanya jawab aktif serta konseling dua
arah. Kegiatan terlaksana dengan lancar dan peserta memahami materi yang disampaikan.
3. JenisKegiatan :  F4 – Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat tanggal 03/03/2020
DokterPendamping :  Venny Noviyersi
Judul Lap. Kegiatan :  Penyuluhan tentang pola diet penderita hipertensi berdasarkan
Dietary Approaches to Stop Hypertensioni (DASH) di posbindu lansia kampung jawa.

PESERTA HADIR
  Peserta PIDI
  Masyarakat
  Lain-lain

LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak di Indonesia.
Hipertensi banyak mengganggu kesehatan masyarakat, banyak orang tidak menyadari bahwa
dirinya menderita hipertensi, hal ini disebabkan gejalanya yang tidak nyata dan pada stadium
awal belum menimbulkan gangguan yang serius. Pada kebanyakan lanjut usia (Lansia) biasanya
sering menderita penyakit tekanan darah tinggi. Hipertensi di Indonesia terus terjadi
peningkatan. Prevalensi hipertensi lebih tinggi pada pria hingg ausia 55 tahun, namun demikian
sedikit lebih tinggi pada wanita post menapouse.

Tingginya prevalensi kejadian hipertensi disebabkan oleh beberapa factor baik faktor yang dapat
dikontrol dan faktor yang tidak dapat dikontrol. Faktor yang dapat dikontrol antara nya stres,
diet, rokok, dan medikasi. Faktor yang tidak dapat dikontrol diantaranya usia, gender dan ras.
Ada beberapa faktor yang tidak dapat dimodifikasi yaitu factor genetika, usia, etnis dan factor
lingkungan dan faktor yang dapat dimodifikasi yaitu pola diet, berat badan, merokok dan stress.

Salah satu cara untuk mengontrol hipertensi adalah dengan melakukan pengaturan pola makan
dengan metode DASH, merupakan diet sayuran serta buah yang banyak mengandung serat
pangan (30 gram/ hari) dan mineral (kalium, magnesium serta kalsium) sementara asupan
garamnya di batasi. Diet DASH ini didesain mengikuti panduan pemeliharaan kesehatan jantung
untuk membatasi lemak jenuh dan kolesterol, dan membatasi natrium yang dapat meningkatkan
tekanan darah.
Diet DASH ini tidak hanya mengontrol tekanan darah agar mencapai dalam kisaran normal atau
terkontrol, namun juga berperan dalam pencegahan hipertensi. Faktor-faktor non diet yang dapat
memperberat hipertensi seperti kegemukkan, kebiasaan merokok, kurang istirahat, stress yang
berlebihan dan kebiasaan minum-minuman keras harus diatasi. Perlu dilakukan upaya lain untuk
membantu mengendalikan hipertensi khususnya pada kelompok lansia, salah satunya dengan
pemilihan pola makan seperti yang tercantum dalam pola diit DASH. Penerapan Diit DASH
yang kaya serat pagan dan mineral tertentu di samping diet rendah garam, rendah kolesterol
lemak terbatas serta diet kalori seimbang.

PERMASALAHAN
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap manfaat menjaga pola makan yang sesuai
dengan hipertensi
2. Kurangnya kesadaran keluarga memberikan dan mengingatkan anggota keluarga lain
yang memiliki hipertensi untuk menjaga pola makan
3. Masih adanya mitos makanan tertentu yang masih dipercaya masyarakat

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI


Penyuluhan dilakukan dengan metode perorangan langsung saat posyandu lansia di
kampung jawa. Dilakukan penyuluhan, tanya jawab aktif dan konseling perorangan. Intervensi
yang dilakukan adalah memberikan edukasi dan motivasi dalam hal pentingnya memahami
tentangpola diet penderitahipertensiberdasarkanDietary Approaches to Stop
Hypertensioni(DASH).

PELAKSANAAN
Promosi kesehatan dilakukan di posyandu lansia kampung jawa kota Solok.Peserta yang
hadir 40 orang lansia terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dan dihadiri 2 tenaga medis dan 2
orang dokter.Sebelum dilakukan penyuluham, peserta melakukan pengukuran BB dan persentase
lemak tubuh, tekanan darah dan cek lab sederhana (gula darah sewaktu, asam urat dan
kolesterol). Kegiatan penyuluhan langsung diberikan kepada para lansia dan konseling mengenai
permasalahan kesehatan yang sedang dihadapi.
MONITORING & EVALUASI
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan adanya kegiatan tanya jawab aktif serta
konseling dua arah. Kegiatan terlaksana dengan lancar dan peserta memahami materi yang
disampaikan.
4. JenisKegiatan :  F4 – Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat tanggal 13/03/2020
Dokter Pendamping :  Venny Noviyersi
Judul Lap. Kegiatan :  Penyuluhan Tentang Pemberian ASI Ekslusif dan MPASI di
Posyandu Koto Panjang

PESERTA HADIR
  Peserta PIDI
  Masyarakat
  Lain-lain

LATAR BELAKANG

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan pertama bayi yang memiliki peranan penting
dalam tumbuh kembang, karena terbukti memiliki manfaat sangat besar untuk jangka panjang.
ASI eksklusif dan pemberian makanan pendamping ASI yang tepat dapat mengurangi risiko
penyakit kronis, angka morbiditas dan mortalitas pada balita. Kandungan zat gizi ASI yang
sempurna membuat bayi tidak akan mengalami kekurangan gizi.

Menurut WHO dari 15.264 bayi 0-11 bulan yang diperiksa, yang minum ASI eksklusif
sebanyak 9.254 bayi (60,6%). yang tidak mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 6.010 bayi
(39,3%) sedangkan yang memberikan makanan pendamping ASI tepatwaktu 41%, yang
memberikan MP-ASI dini 53%, dan yang ditunda dalam pemberian MP-ASI 5,1%.

ASI eksklusif dan sesuai praktek makanan pendamping ASI secara universal diterima
sebagai elemen penting untuk memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan bayi serta untuk
pencegahan penyakit pada masa kanak-kanak. ASI sebagai sumber nutrisi dan langkah preventif
untuk melindungi anak-anak dari diare dan infeksi saluran pernapasan akut, serta memberikan
manfaat psikologis

Makan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi, yang
diberikan pada balita usia 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. Karena
normalnya, pada usia 6 bulan berat badan bayi akan meningkat 2 sampai 3 kali berat badannya
saat lahir. Selain itu pada usia 6 bulan bayi normal memiliki aktivitas yang sudah cukup banyak.
Pemberian MP-ASI yang tidak tepat bukan hanya mengganggu asupan gizi yang seharusnya
didapat bayi, tetapi juga mengganggu pencernaan bayi karena system pencernaannya belum
sanggup mencerna atau menghancurkan makanan tersebut.

PERMASALAHAN

1. Banyak sikap yang berkembang di masyarakat yang tidak mendasar terhadap maknan
pemberian ASI yang membuat para ibu tidak melakukan pemberian ASI secara eksklusif

2. Masih rendahnya pemberian ASI eksklusif pada masyarakat dari target nasional sebesar
80%

3. Masih banyaknya ibu yang tidaksesuaiwaktu dan jenis dalam memberikan makanan
pendamping ASI
4. Kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI perah dan penyimpanan ASI

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI


Penyuluhan dilakukan dengan metode perorangan langsung saat posyandu balita dan ibu
hamil koto panjang. Dilakukan penyuluhan, tanya jawab aktif dan konseling perorangan.
Intervensi yang dilakukan adalah memberikan edukasi dan motivasi dalam hal pentingnya
memahami dan menjalankan pemberian ASI ekslusif dan MPASI.

PELAKSANAAN
Promosi kesehatan dilakukan di posyandu koto panjang kota Solok.Peserta yang hadir 13
orang bayi dan balita yang didampingi ibu atau nenek yang menjaga di rumah . Dan dihadiri 2
orang bidan dan 1 orang dokter dan 1 orang dokter muda .Sebelum dilakukan penyuluham, para
ibu melewati 5 meja posyandu terlebih dahulu. Kegiatan penyuluhan langsung diberikan kepada
para ibu dan langsung konseling mengenai permasalahan kesehatan yang sedang dihadapi.

MONITORING & EVALUASI


Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan adanya kegiatan tanya jawab aktif serta konseling dua
arah. Kegiatan terlaksana dengan lancar dan peserta memahami materi yang disampaikan.

5. JenisKegiatan :  F4 –Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat tanggal 11/03/2020


DokterPendamping :  Venny Noviyersi
Judul Lap. Kegiatan :  Penyuluhan tentang gizi pada ibu hamil dan menyusui posyandu
Matahari

PESERTA HADIR
  Peserta PIDI
  Masyarakat
  Lain-lain

LATAR BELAKANG

Ibu hamil memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda dengan ibu yang tidak hamil, karena ada
janin yang tumbuh di rahimnya.Sehingga ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rawan
akan masalah- masalah gizi. Kebutuhan nutrisi dilihat bukan hanya dalam porsi tetapi harus
ditentukan pada mutuzat-zat nutrisi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.

Status gizi ibu hamil merupakan salah satuindikatordalammengukur status gizimasyarakat. Jika
status gizi ibu hamil kurang maka akan terjadi ketidak seimbangan zat gizi yang dapat
menyebabkan masalah gizi pada ibu hamil seperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan anemia
(Moehji,2003). Ibu hamil yang memiliki status gizi normal kemungkinan besar akan melahirkan
bayi sehat, cukup bulan, dan berat badan normal sedangkan ibu hamil yang mempunyai status
gizi kurang dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu hamil antara lain anemia,
pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.

Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan
untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat badan bayi akan
meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan makan yang memuaskan.
Nutrisi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolisme nya. Kebutuhan gizi
pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat, karena berguna untuk peruses
penyembuhan sehabis melahirkan dan untuk memproduksi ASI yang cukup untuk menyehatkan
bayi. Pada ibu yang menyusui memerlukan penambahan kalori, yaitu tiap 100 cc ASI
berkemampuan memasok 67-77 kkal, dari sini lah dapat diperkirakan besarnya energi yang
diperlukan untuk memproduksi ASI sehari sebanyak 850 cc.

PERMASALAHAN
1. Kurangnya pengetahuan ibu terutama primigravida terhadap gizi khusus ibu hamil dan
menyusui
2. Masih adanya mitos dari keluarga untuk makanan tertentu pada saat hamil dan menyusui
3. Masih ada kasus 1 ibu hamil dengan LLA yang masih kurang

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI


Penyuluhan dilakukan dengan metode perorangan, langsung saat pertemuan posyandu
balita dan ibu hamil. Selama pelaksanaan ada tanya jawab aktif dan konseling perorangan.
Intervensi yang dilakukan adalah memberikan edukasi dan motivasi dalam hal pentingnya
memahami gizi pada ibuhamil dan menyusui.

PELAKSANAAN
Promosi kesehatan dilakukan di ruang posyandu matahari. Peserta yang hadir 10 ibu
hamil. Dan dihadiri 1 orang bidan, 1 orang perawat dan 1 orang dokter dan 1 orang dokter muda.
Sebelum dilakukan penyuluham, para ibu melakukan 5 meja posyandu terlebih dahulu. Kegiatan
penyuluhan dengan media flipchart paper dan mainan peraga berupa berbagai jenis sumber
makanan agar lebih menarik dan memahami dengan baik. Setelah penyuluhan dilakukan, dibuka
sesi tanya jawab aktif.

MONITORING & EVALUASI


Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan adanya kegiatan tanya jawab aktif serta konseling dua
arah. Didapatkan 1 orang ibuhamildengan LLA dibawah normal dan termasuk dalam kehamilan
resiko tinggi. Kegiatan terlaksana dengan lancar dan peserta memahami materi yang
disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai