Anda di halaman 1dari 47

Pembimbing :

dr. Christina Kolondam, Sp.A

Oleh :
Moh.faisal SY Intam
( 11.16.777.14.010)

Kepanitraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Anak


Fakultas Kedokteran Universitas AlKhairaat
Sindroma disentri merupakan
suatu kumpulan gejala seperti
diare berdarah, lendir dalam
tinja & tenesmus

Penyebab disentri :
1.Infeksi bakteri disentri basiler
2.Infeksi amuba disentri amuba

Shigella merupakan bakteri gram


negatif, fakultatif anaerob, tidak
bergerak, cocobasil, memiliki
antigen LPS
Finger Field Flies

Fluid
15%

6bulan- Morbiditas
5tahun Prevalensi & Mortalitas

6,2% kematian
karena
disentri
basiler
Anemia merupakan penurunan jumlah masa eritrosit
ditandai penurunan kadar hemoglobin dalam darah yang
kurang dari normal yang berbeda untuk setiap kelompok
umur dan jenis kelamin.

Penyebab anemia:
Gangguan pembentukan eritrosit oleh sum-sum tulang
Perdarahan
Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum usia
sebelumnya

Anemia hipokromik mikrositik adalah anemia dengan


ukuran eritrosit yang lebih kecil dari normal dan
mengandung konsentrasi hemoglobin yang kurang dari
normal.
anemia defisiensi besi, thalasemia mayor, anemia akibat
penyakit kronik dan anemia sideroblastik.
Dokter jaga : dr. Irwansyah
Dokter ruangan : dr. Christina Kolondam, Sp.A

Dokter muda : Moh faisal SY Intam


Nama : An. R
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 17 desember 2013
(3 tahun 6 bulan)
Di : di RSU Anutapura palu
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Berat badan lahir : 4000 gr
Suku bangsa : kaili
Nama ibu : Ny. Riskiana /31 tahun
Nama ayah : Tn. Ridwan /38 tahun
Pekerjaan ayah : Wiraswasta
Pekerjaan ibu : IRT
Alamat : Jl. Emisaelan
No. Telp :-
Dikirim oleh : IGD Anutapura
Tanggal : 11 Maret 2017 / 03.35
Masuk ke ruangan : Nuri Bawah
Keluar Tanggal : 15 Maret 2017 / 15.10
Jumlah hari perawatan : 5 hari atau jam : 103 jam
Diagnosis : Sindroma Disentri
Anamnesis (diberikan oleh) : ibu dan ayah pasien
Anak : 2 dari 2 bersaudara (kandung)
Partus / oleh : Normal / bidan
Kehamilan nomor : G2P2A0
Ayah ibu
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
Penderita = Penderita
Keluhan Utama : Buang air besar disertai lendir
& darah
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien a.n An.A usia 3 tahun 6 bulan masuk
rumah sakit dengan keluhan buang air besar cair
sejak 1 hari yang lalu dengan frekuensi 4-5 kali
sehari. Buang air besar disertai ampas (+), lendir
(+), tidak berbau, dan berwarna kehijauan.
Pasien juga mengalami sakit perut disertai
keringat dingin saat memulai dan sementara
buang air besar. Sakit perut menghilang setelah
pasien buang air besar. Menurut orangtua pasien,
sekitar kurang lebih 2 hari sebelumnya pasien
makan nasi kuning yang dibeli di depan rumah
pasien.
Selainitu Ibu pasien juga mengeluh anaknya
demam yang dialami sejak tadi pagi, demam
naik turun, demam turun setelah pemberian
obat penurun panas. Menggigil (-), kejang (-),
mimisan dan perdarahan gusi tidak ada.
Muntah 1 kali berisi makanan dan tidak
menyemprot yang dialami sejak tadi pagi.
Sakit kepala (-), pusing (-), sakit menelan (-),
batuk (-), sesak nafas (-), nyeri dada (-),
nafsu makan pasien juga menurun (+). BAK
(+) lancar dan tidak ada nyeri kencing (-)
Riwayat Kehamilan : Kemampuan dan kepandaian :
Riwayat ANC lengkap 1. Membalik : 4 bulan
Riwayat hipertensi/sakit 2. Tengkurap : 6 bulan
saat kehamilan : -
3. Duduk : 8 bulan
Riwayat Persalinan
Anak lahir pervaginam, 4. Merangkak : 9 bulan
dengan usia lahir 9 bulan 9 5. Berceloteh : 1 tahun
hari , BB lahir 4000 gr dan
PB : 50 cm 6. Tertawa : 8 bulan
Saat lahir anak langsung 7. Memanggil papa : 9 bulan
menangis, tidak ada
8. Berdiri :1tahun2bulan
asfiksia, ikterik dan sianosis
9. Berjalan :1tahun6bulan
Penyakit yang sudah pernah di alami:
1. Morbili : (-)
2. Varicella : (-)
3. Pertussis : (-)
4. Diare : (+) pernah saat umur 1 tahun
5. Cacing : (-)
6. Batuk / pilek : (+) kadang-kadang
7. Lain lain : (-)

Anamnesis Makanan :

Anak meminum ASI sejak lahir sampai berumur 6 bulan. Saat anak memasuki
usia 7 bulan diberikan susu formula serta diberikan makanan tambahan sun
beras merah. Saat anak memasuki umur 1 tahun mulai diberikan makanan
padat seperti bubur kuah ikan & minum susu cap enak saat mulai usia 1 tahun
sampai sekarang. Kebiasaan sehari-hari anak kurang mendapatkan nutrisi yang
adekuat seperti kurangnya konsumsi makanan sayur (makanan seimbang),
sering mengkonsumsi makanan cepat saji dan tidak mau makan nasi setelah
jajan.
Riwayat imunisasi :
1. BCG : 1 kali pemberian (1 bulan)
2. POLIO : 4 kali pemberian (lahir - 2 bulan 4 bulan -
6 bulan)
3. DTP : 3 kali pemberian (2 bulan - 4 bulan 6 bulan)
4. HEPATITIS B : 3 kali pemberian (lahir - 1 bulan 6 bulan)
5. CAMPAK : 1 kali pemberian (9 bulan)

IKHTISAR PENYAKIT MENURUT STATUS IGD :


BAB encer sejak sejak 2 hari yang lalu frekuensi 3x, ampas
(+), berlendir (+), berdarah (+)
Demam (+) sejak tadi pagi
Muntah 1 kali tidak menyemprot
Riwayat mimisan (-)
Riwayat melena (-)
Batuk (-) lendir (-)
BAK lancar
1. Ikhtisar keturunan :
Pasien merupakan anak bungsu dari 2
bersaudara dimana kakek dan nenek serta
kedua orangtua masih ada. Pasien belum
pernah menderita penyakit serupa
sebelumnya

2. Riwayat Keluarga :
Ayah, ibu dan keluarga pasien tidak
mempunyai keluhan yang serupa, tapi salah
satu kakaknya pernah dirawat dengan batuk
3.Keadaan Sosial, Ekonomi kebiasaan dan
lingkungan :

Anak tinggal di Jl. Emisaelan masuk lorong dan


tinggal di rumah kontrakkan. Lingkungan rumah
pasien merupakan lingkungan padat penduduk,
polusi tinggi, lingkungan rumah termasuk daerah
rawan banjir dan banyak sampah yang tergenang di
selokan-selokan rumah . Air dalam lingkungan rumah
ini termasuk berisiko karena warga mendapat
sumber air dari sumur suntik yang dikhawatirkan
juga telah tercemar dengan sampah-sampah rumah
tangga. Selain itu sumber air juga hanya berjarak 3
meter dengan sepiteng. Pasien juga baru pindah
rumah kontrakkan 1 minggu. Status sosial ekonomi
anak masuk dalam kategori menengah kebawah
karena pembiayaan perawatan di rumah sakit
menggunakan BPJS.
PEMERIKSAAN FISIK
Kondisi Umum : Sakit Sedang BB : 15 kg
Tingakat Kesadaran :Compos Mentis TB : 124 cm
Tanda Vital :
Z-score : (2)- (-2)
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Gizi Kurang
Nadi : 114 x/menit
Suhu : 38 oC
Respirasi : 24 x/menit

Kulit Warna :Pucat Turgor : Baik


Efloresensi :- Tonus : Baik
Pigmentasi :- Oedema : (-)
Jaringan parut :-
Lapisan lemak :-
Lain-lain :-
Kepala :
Bentuk : Normochepal Ubun-ubun
besar : Menutup
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut,
tebal, alopesia (-)
Mata : Anemis (+/+) Cekung (-)
Exophtalmus / Enophtalmus : (-/-)
Fundus :Tidak dilakukan
Sklera : Ikterik -/-
Visus : Tidak dilakukan
Refleks Kornea : Sulit dinilai
Gerakan : Sulit dinilai
Pupil : Isokor, RCL (+/+) RCTL (+/+)
Leher : Trachea : Letak ditengah
Kelenjar : Pembesaran KGB : (-)
Kaku kuduk : Tidak ada
Lain-lain : Pembesaran Tiroid (-)

Thorax : Bentuk : Simetris bilateral Xiphosternum : (-)


Ruang intercostal : (-) Napas paradoxal : (-)
Precordial Bulgin : (-) Retraksi : (-)
Paru-paru
Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi (-), massa (-), jejas (-),
Palpasi : Vokal fremitus sama kiri dan kanan, massa (-), nyeri
tekan (-)
Perkusi : Sonor (+) diseluruh lapang paru,
Auskultasi : Bunyi vesikular (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
Detak jantung : 114 x / menit
Ictus : Ictus Cordis tidak tampak dan
teraba di SIC V linea midclavicula
sinistra
Batas kiri : di SIC V linea midclavicula sinistra
Batas kanan : di linea Parasternal dextra
Batas atas : di SIC II linea midclavicula
Bunyi jantung apex: Bunyi jantung I/II murni regular
Bising : Tidak ada
- - Aorta
- - Pulmonal
Abdomen
Bentuk : Kesan datar, massa (-), distensi (-), jejas
(-),
Lain-lain : Nyeri Tekan (-), peristaltik kesan
meningkat
Turgor : <2 detik
Lien : Pembesaran (-) Hepar: Pembesaran (-)

Genital : Tidak ditemukan kelainan


Kelenjar : Tidak ada pembesaran

Anggota gerak :
Ekstremitas atas : Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Ekstremitas bawah : Akral hangat (+/+), edema (-/-)

Tulang-belulang : Tidak ada kelainan

Otot-otot : Eutrofi (+) nyeri (-)


Refleks-refleks : Fisiologis (+/+/+/+) , patologis (-/-/-/-)
Hasil Rujukan Satuan
HEMATOLOGI

Hemoglobin 10,7 12,0-14,0 g/dl

Leukosit 14,6 5,0-15,0 ribu/ul

Eritrosit 4,45 4,10-5,50 Juta/ul

Hematokrit 33,2 36,0-44,0 %

Trombosit 255 200-400 Ribu/ul

MCV 75 73-89 fl

MCH 24,1 24,0-33,0 Pg

MCHC 32,3 32,0-36,0 %


Anamnesis :
Pasien a.n An.Y usia 3 tahun 1 bulan masuk rumah
sakit dengan keluhan diare sejak 2 hari yang lalu
dengan frekuensi 4-5x sehari,
Bentuk tinja berampas (+), lendir (+), darah (+), tidak
berbau, dan berwarna kehijauan (+), tenesmus (+),
demam (+), anoreksia (+), vomitus (+) 1 x

Pemeriksaan Fisik :
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, gizi
kurang ( z-skore (-2) (-3) ). Pemeriksaan tanda vital
didapatkan tekanan nadi 114 x/menit, reguler, kuat
angkat, respirasi 22 x/menit, suhu 38oC. Pada
pemeriksaan didapatkan konjungtiva anemis dan
peristaltik kesan meningkat (+).
Diagnosissementara :
1. Sindroma Disentri Tanpa Dehidrasi

Anjuran : Pemeriksaan feses, elektrolit

Pengobatan :
IVFD KAEN3B 16 tpm
Oralit 200mg tiap kali buang air besar
L- Zink 20 mg 1 x 1 tab
Paracetamol syr 3x1cth
FOLLOW UP
Hari I (6 juni 2017 )
S O
BAB (+) 4 kali sehari berair, Tanda Vital
ampas (+), lendir(+), darah (+) Denyut Nadi : 90 kali/menit
tidak berbau, dan kehijauan, Respirasi : 24 kali/menit
tenesmus (+), panas (-) bebas Suhu : 36,50C
panas hari pertama, muntah Kesadaran : Compos Mentis
(-) , anoreksia (+). Pasien BAK
(+) lancar. Kulit : Pucat (-), ikterik (-) turgor < 2 detik
Kepala : konjungtiva anemis (+/+), sklera Ikterik (-/-)
mata cekung (-), bibir kering (+), lidah kotor (-). Tonsil
T1/T1, Faring hiperemis (-)
Leher : Pembesaran kelenjar limfe (-) Pembesaran
kelenjar tiroid (-)
Thorax
Paru-paru : Simetris bilateral,Vokal fremitus sulit dinilai,
Bunyi vesikular (+/+). Ronki (-/-). Wheezing (-/-)
Jantung : Bunyi jantung I/II murni regular, bising jantung
(-)
Abdomen : Bentuk datar, peristaltik (+) meningkat,
timpani (+), NT(-)
A P
Sindroma Disentri Diet nasi lauk 1500 kkal/hari
IVFD KAEN3B 16 tpm
Inj santagesic 150 mg/6 jam
L-zinc sirup 1 dd II cth
New diatab 3 dd cth

Anjuran : Pemeriksaan Feses


FOLLOW UP
Hari I (7 juni 2017 )
S O
BAB (+) 1x/sehari agak kental Tanda Vital
ampas (+), lendir(-), darah (-) Denyut Nadi : 87 kali/menit
tidak berbau, dan kehijauan, Respirasi : 24 kali/menit
tenesmus (+), panas (-) bebas Suhu : 36,50C
panas hari ke dua, Muntah (-), Kesadaran : Compos Mentis
nafsu makan menurun (+).
Pasien BAK (+) lancar. Kulit : Pucat (-), ikterik (-) turgor < 2 detik
Kepala : konjungtiva anemis (+/+), sklera Ikterik (-/-)
mata cekung (-), bibir kering (+), lidah kotor (-). Tonsil
T1/T1, Faring hiperemis (-)
Leher : Pembesaran kelenjar limfe (-) Pembesaran
kelenjar tiroid (-)
Thorax
Paru-paru : Simetris bilateral,Vokal fremitus sulit dinilai
Bunyi vesikular (+/+). Ronki (-/-). Wheezing (-/-)
Jantung : Bunyi jantung I/II murni regular, bising jantung
(-)
Abdomen : Bentuk datar, peristaltik (+) meningkat,
timpani (+), NT(-)
Hasil Pemeriksaan Feses

NO Pemeriksaan Tinja Hasil Nilai Rujukan


1 Makroskopis
Konsistensi Cair
Warna Kehijauan
Bau Khas
Lendir (+) positif Negatif
Darah (+) positif Negatif
2 Mikroskopis
Leukosit 10-15 0-5
Eritrosit 8-10 0-5
Amuba Tidak Negatif
diemukan
Telur Cacing Tidak Negatif
diemukan
A P
Sindroma Disentri Diet nasi lauk 1500 kkal/hari
IVFD KAEN3B 16 tpm
Inj santagesic 150 mg/6 jam
L-zinc sirup 1 dd II cth
New diatab 3 dd cth
Metronidazole syr125 mg 3 dd 1 cth
FOLLOW UP
Hari I (8 juni 2017)
S O
BAB (+) 2 kali agak kental Tanda Vital
disertai ampas (-), lendir(-), Denyut Nadi : 104 kali/menit
darah (-) tidak berbau, dan Respirasi : 20 kali/menit
kuning kehijauan, tenesmus (-), Suhu : 36,40C
panas (-) bebas panas hari ke Kesadaran : Compos mentis
3, Muntah (-), nafsu makan
baik. Pasien BAK (+) lancar. Kulit : Pucat (-), ikterik (-) turgor < 2 detik
Kepala : konjungtiva anemis (-/-), sklera Ikterik (-/-)
mata cekung (-), bibir kering (+), lidah kotor (-), Faring
hiperemis (+)
Leher : Pembesaran kelenjar limfe (-) Pembesaran
kelenjar tiroid (-)
Thorax
Paru-paru :Simetris bilateral,Vokal fremitus sulit dinilai,
Bunyi vesikular (+/+). Ronki (-/-). Wheezing (-/-)
Jantung : Bunyi jantung I/II murni regular, bising
jantung (-)
Abdomen : Bentuk datar, peristaltik (+), timpani (+), NT
(-)
A P
Sindroma Disentri Diet nasi lauk 1500 kkal/hari
IVFD KAEN3B 16 tpm
Inj santagesic 150 mg/6 jam
L-zinc sirup 1 dd II cth
New diatab 3 dd cth
Metronidazole syr125 mg 3 dd 1 cth
FOLLOW UP
Hari I (8 Juni 2017)
S O
BAB (+) 2 kali agak kental disertai Tanda Vital
ampas (-), lendir(-), darah (-) Denyut Nadi : 87 kali/menit
tidak berbau, dan warna Respirasi : 20 kali/menit
kekuningan, tenesmus (-), panas Suhu : 36,40C
(-) bebas panas hari ke 4, Muntah Kesadaran : Compos mentis
(-), nafsu makan baik. Pasien
BAK (+) lancar. Kulit : Pucat (-), ikterik (-) turgor < 2 detik
Kepala : konjungtiva anemis (-/-), sklera Ikterik (-/-)
mata cekung (-), bibir kering (+), lidah kotor (-),
Faring hiperemis (+)
Leher : Pembesaran kelenjar limfe (-)
Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thorax
Paru-paru :Simetris bilateral,Vokal fremitus sulit
dinilai, Bunyi vesikular (+/+). Ronki (-/-). Wheezing (-
/-)
Jantung : Bunyi jantung I/II murni regular, bising
jantung (-)
Abdomen : Bentuk datar, peristaltik (+), timpani (+),
NT (-)
A P
Sindroma Disentri L-zinc sirup 1 dd II cth
Metronidazole syr125 mg 3 dd 1 cth
DISKUSI KASUS
Pada kasus ini di tegakkan diagnosis Disentri basiller dan
Anemia defisiensi besi berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang

Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan diare sejak 2


hari yang lalu dengan frekuensi 4-5 kali sehari. Bentuk
tinja ampas (+), lendir (+), darah (+) , tidak berbau, dan
berwarna kehijauan (+) disertai tenesmus (+).

Dari anamnesis hal ini sesuai dengan teori bahwa sindroma


disentri seperti disentri basiler merupakan suatu
kumpulan gejala seperti diare berdarah, lendir dalam
tinja, dan nyeri saat mengeluarkan tinja (tenesmus).1,2,3
DISKUSI KASUS
Penyebab dari sindroma disentri adalah infeksi bakteri dan
amuba. Infeksi yang disebabkan oleh amuba dikenal
sebagai disentri amuba sedangkan infeksi yang disebabkan
oleh bakteri disebut disentri basiler dan merupakan
penyebab tersering pada anak

Hal ini sesuai dengan kasus yang menunjukkan dari hasil


pemeriksaan feses secara mikroskopis amuba (negatif) dan
ditemukan hasil leukosit 10-15 dan eritrosit 8-10, sehingga
disentri amuba dapat disingkirkan.
DISKUSI KASUS
Dari anamnesis juga didapatkan pasien tingggal dikota
palu dan berusia 3 tahun 6 bulan.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa angka kejadian


sindroma disentri sering terjadi pada negara berkembang
dibenua Asia, Afrika dan beriklim tropis serta paling
sering terjadi pada usia 6 bulan-5 tahun.2,3,4
DISKUSI KASUS
Anak tinggal di Jl. Emisaelan masuk lorong dan tinggal di
rumah kontrakkan. Lingkungan rumah pasien merupakan
lingkungan padat penduduk, polusi tinggi, lingkungan
rumah termasuk daerah rawan banjir dan banyak
sampah yang tergenang di selokan-selokan rumah.

Air dalam lingkungan rumah ini termasuk berisiko karena


warga mendapat sumber air dari sumur suntik yang
dikhawatirkan juga telah tercemar dengan sampah-
sampah rumah tangga. Selain itu sumber air juga hanya
berjarak 3 meter dengan sepiteng dan sekitar kurang
lebih 2 hari sebelumnya pasien jajan nasi kuning yang
dibeli didepan rumahnya.
DISKUSI KASUS
Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa salah
satu faktor resiko dari sindroma disentri adalah makanan
atau minuman yang terkontaminasi. Infeksi menyebar
melalui tangan, makanan, maupun air yang terkontaminasi
dan biasanya terjadi pada daerah dengan kebersihan
perorangan yang buruk 1,2,3

Pada pasien ini, ditemukan buang air besar encer dengan


frekuensi 4-5 kali lendir (+) ampas (+) darah (+) warna
kehijauan diertai tenesmus(+) panas sejak 2 hari yang
lalu, muntah (+) 1 kali tidak menyembur berisi air dan
makanan dalam sehari dan tidak berbau. Berdasarkan
teori gejala dari tiap agent diare yaitu:
DISKUSI KASUS
Shigella Vibrio
Rotavirus Salmonella ETEC EIEC
disentri cholera

Masa Tunas 12-72 jam 24-48 jam 6-72jam 6-72jam 6-72jam 48-72 jam

Mual & muntah Permulaan + - - + jarang

Demam + + - + + -
Kadang- Tenesmus
Sakit perut Tenesmus Kolik (+) Tenesmus Kolik
kadang kolik
Sangat
Volume Sedang Menurun Banyak Menurun Menurun
banyak
Terus
Frekuensi >10x Sering Sering Sering Sering sekali
menerus
Konsistensi Berair Berair Berair Kental Kental Lendir
Mukus Jarang + + + Sering Flacks

Darah - Kadang-kadang - + Sering -

Bau - Telur busuk Tinja Tidak spesifik Tidak berbau Anyir

Tidak
Warna Hijau kuning Hijau Hijau darah Hijau darah Putih keruh
berwarna
Leukosit +/- + - + + +
DISKUSI KASUS
Pada pasien ini didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
compos mentis. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan nadi 114
x/menit, reguler, kuat angkat, respirasi 22 x/menit, suhu 38oC dan derajat
dehidrasi menurut WHO menunjukan disentri basiler tanpa dehidrasi
sedangkan menurut skor dehidrasi modifikasi UNHAS mencapai angka 6 yang
menandakan bahwa pasien ini termasuk juga disentri basiler tanpa dehidrasi.
SKORE WHO
Dehidrasi Berat
Dehidrasi Ringan-Sedang
Penilaian Tanpa Dehidrasi (1 tanda * + 1 atau lebih tanda
(1 tanda * + 1 atau lebih tanda lain)
lain)
Keadaan umum Baik,sadar *Gelisah,rewel *Lesu,lunglai atau tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung dan kering
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan Lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa tidak haus Haus,ingin minum banyak *Malas minum atau tidak bisa
minum
Turgor kulit Kembali cepat *Kembali Lambat *Kembali sangat lambat (>2
detik)
Hasil Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/sedang bila ada 2 Dehidrasi berat
pemeriksaan tanda atau lebih tanda lain Bila ada 2 tanda atau lebih
tanda lain
Terapi Rencana Terapi A Rencana Terapi B Rencana Terapi C
DISKUSI KASUS
SKORE UNHAS
Kriteria 1 2 3
Keadaan umum Baik Lemas Gelisah, lemas,
syok
Mata Biasa Cekung Sangat cekung
Mulut Biasa Kering Sangat kering
Pernapasan < 30 x/menit 30-40 x/menit > 40 x/menit
Turgor Baik Kurang Jelek
Nadi < 120 x/menit 120-140 x/menit > 140 x/menit
Interpretasi :
6 : Tidak dehidrasi
7-12 : Dehidrasi ringan-sedang
13 : Dehidrasi berat
Total : 6 yaitu tidak dehidrasi
DISKUSI KASUS
Pada kasus ini berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan
konjungtiva anemis, pemeriksaan laboratorium menunjukkan
penurunan kadar MCH, MCHC dan MCV dan pada pemeriksaan feses
ditemukan adanya eritrosit 8-10 serta pada pemeriksaan
antropometri didapatkan status gizi anak kurang, kemungkinan
anemia mikrositik hipokromik pada pasien disebabkan oleh intake
makanan yang kurang mengandung zat besi dan adanya perdarahan
pada saluran cerna.

Berdasarkan teori Sum-sum tulang mengganti sel darah yang tua


dengan sel darah merah yang baru sama cepatnya dengan banyaknya
sel darah merah yang hilang sehingga jumlah sel darah merah yang
dipertahankan selalu cukup banyak di dalam darah dan untuk
mempertahankannya diperlukan cukup banyak zat gizi.6
DISKUSI KASUS
Departemen kesehatan menetapkan lima pilar
penatalaksanaan diare bagi semua kasus diare yang
diderita anak balita baik dirawat dirumah maupun sedang
dirawat dirumah sakit, yaitu :

Rehidrasi dengan menggunakan oralit


Zink diberikan selama 10 hari berturut-turut
ASI dan makanan tetap diteruskan
Antibiotik selektif
Edukasi/Nasihat kepada orang tua. 7,8
DISKUSI KASUS
1. Beri cairan lebih banyak dari biasanya
Pada kasus diberikan cairan yaitu KAEN 3B oleh karena pasien
mengalami diare disertai muntah sehingga perlu tambahan cairan
intravena untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan menjaga
keseimbangan elektrolit. Pada pasien ini juga diberikan oralit 200mg
setiap kali buang air besar. Hal ini sesuai dengan teori :

Anak yang mendapat ASI Ekslusif, beri tambahan oralit dan air
matang
Anak yang tidak mendapat ASI ekslusif beri susu seperti biasa dia
minum, oralit atau cairan rumah tangga(kuah sayur, air tajin atau air
matang)
Oralit diberikan sampai diare berhenti, bila muntah tunggu 10 menit
dan lanjutkan sedikit-sedikit. Usia < 1 tahun : 50-100 ml tiap kali
buang air besar dan usia > 1 tahun : 100-200 ml tiap kali BAB
Mengajarkan ibu mencampur dan memberikan oralit.
DISKUSI KASUS
2. Tablet zinc selama 10 hari dengan dosis :
Pada kasus juga diberikan tablet zinc dengan dosis 20mg 1x1 selama
10 hari. Hal ini sesuai dengan teori bahwa zink berfungsi menurunkan
lama dan beratnya diare, menurunkan insiden diare, mengembalikan
nafsu makan, sebagai antioksidan, meningkatkan sistem imun
terutama limfosit T, dan menjaga keutuhan epitel usus.

Anak < 6 bulan = 10 mg (1/2 tablet) per hari


Anak > 6 bulan = 20 mg (1 tablet) per hari7,8

Zink termasuk mikronutrien yang berperan dalam sistem kekebalan


tubuh dan merupakan mediator potensial pertahanan tubuh terhadap
infeksi. Pemberian zink dapat menurunkan frekuensi dan volume
buang air besar sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi
pada anak. Pada kasus ini anak berumur 1 tahun 6 bulan maka pada
terapi zink diberikan 20 mg (1 tablet) yang diberikan selama 10
hari.7,8
DISKUSI KASUS
3. ASI atau Makanan diteruskan
ASI atau makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu
yang sama pada waktu anak sehat untuk mencegah kehilangan berat
badan serta pengganti nutrisi yang hilang pada saat terjadi diare.
Serta bisa ditambahkan 1-2 sendok teh minyak sayursetiap porsi
makan dan beri makanan kaya kalium seperti sari buah atau pisang
dengan porsi kecil tiap 3-4 jam7,8

4. Antibiotik sesuai indikasi


Pada kasus diberikan antibiotik kotrimoksazole 2x1cth atas indikasi
adanya diare berdarah yaitu disentri basiler. Hal ini sesuai dengan
teori yang mengatakan bahwa pemberian antibiotik diberikan bila ada
indikasi misalnya disentri (diare berdarah) atau kolera. Pada disentri
basiler lini pertama untuk antibiotik yang saat ini dipakai adalah
kotrimoksazole.
DISKUSI KASUS
5. Nasehat kepada orang tua
Nasehat yang dapat diberikan apabila penderita sudah pulang ke
rumah atau untuk penderita rawat jalan adalah segera datang kembali
kerumah sakit jika timbul demam, tinja berdarah, berulang, makan
atau minum sedikit, sangat haus, diare semakin sering, atau belum
membaik dalam 3 hari. Selain itu ibu disarankan untuk selalu menjaga
kebersihan dan mencuci tangan dengan baik dan benar sebelum dan
sesudah memberi makan / minum anak.7,8

Anda mungkin juga menyukai