Anda di halaman 1dari 43

DIARE DENGAN DEHIDRASI RINGAN-SEDANG DAN

TETRALOGI OF FALLOT

OLEH :
Maghfira Rusmiady
15 19 777 14 362

PEMBIMBING KLINIK :
dr. CHRISTINA M.R KOLONDAM, Sp.A
Pendahuluan

Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan


mortalitas pada anak di seluruh dunia

Indonesia diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar 60 juta


kejadian setiap tahunnya, sebagian besar (70-80%) dari penderita ini
adalah anak dibawah umur 5 tahun

Komplikasi tersering yang timbul dari diare adalah terjadinya dehidrasi


yang jika tidak ditangani dengan cepat dapat mengakibatkan keadaan
yang lebih buruk bahkan kematian
PENDAHULUAN

Tetralogi of Fallot merupakan penyakit jantung bawaan sianotik yang paling banyak
ditemukan yakni merupakan lebih kurang 10% dari seluruh penyakit jantung bawaan. Tetralogi
of Fallot merupakan kombinasi 4 komponen, yaitu defek septum ventrikel, over-riding aorta,
stenosis pulmonal serta hipertrofi ventrikel kanan.2

Manifestasi klinis berupa sianosis sentral, clubbing finger, sering lelah, dan keterlambatan
dalam pertumbuhan dan perkembangan. Pada pemeriksaan fisik murmur ejeksi sistolik. Pada
pemeriksaan laboratorium darah rutin terdapat polisitemia dan peningkatan hematokrit.
Pemeriksaan penunjang yang mendukung diagnostik Tetralogy of Fallot yaitu foto thoraks,
elektrokardiografi dan echokardiografi.4
LAPORAN KASUS
1. Nama : An.Z
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Lahir pada tanggal/umur: 6 november 2018 /1 Tahun 10 bulan
4. Agama : Islam
5. Kebangsaan : Indonesia
6. Suku bangsa : Kaili
7. Nama ibu : Ny. Mona Umur : 26 tahun
8. Nama ayah : Tn. Andi Umur : 28 tahun

9. Pekerjaan ayah : Supir Taksi


10. Pekerjaan ibu : Pekerja di warung makan
11. Alamat : Jln. lembu no 104
12. Tanggal masuk rumah sakit : 2 september 2020
14. Masuk ke ruangan : Kerinci
 
 
 Family Tree

Keterangan :

Ayah Ibu Pasien

Nenek Kakek Kakek


ANAMNESIS
• Keluhan Utama : Buang air besar cair + kebiruan pada bibir dan ujung kuku
kaki dan tangan
• Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien anak perempuan masuk rumah sakit dengan keluhan Buang air besar
cair. Pasien mengalami buang air besar cair sebanyak 6 kali dalam sehari. Pasien
mengalami keluhan ini sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit. Kotoran berwarna
coklat kehitaman, berlendir, tidak ada darah, dan tidak berbau. Pasien juga mengalami
muntah 1 kali, muntahnya berisi makanan. Demam (+) saat satu hari sebelum masuk
rumah sakit yang menurun saat diberikan obat penurun panas. Batuk (+), flu (-), sesak
(-).Ibu pasien juga mengeluhkan bibir, jari-jari tangan dan kaki anak tersebut berwarna
kebiruan dan berbentuk tabuh, keluhan ini dirasakan setelah anak beraktivitas atau
bermain dan kadang disertai sesak napas yang berkurang apabila jongkok. Menurut ibu
pasien kelainan ini didapatkan waktu pasien 1 tahun sudah berobat ke dokter spesialis
jantung dan dirawat di rumah sakit. Nafsu makan menurun saat sebelum masuk rumah
sakit. Buang air kecil lancer, terakhir 2 jam yang lalu sebelum dilakukan pemeriksaan.
•  
•  
• Riwayat Penyakit Sebelumnya :

Pasien mengalami keluhan bibir dan kedua jari tangan dan kaki tampak
kebiruan, terutama saat beraktivitas dan menangis sejak pasien berumur 1
tahun dan sudah pernah berobat ke dokter jantung tetapi belum pernah
dioperasi. Keluhan bab cair baru pertama kali dialami.
• Riwayat Penyakit Keluarga :

Ada riwayat keluarga yang mengalami penyakit serupa , adalah kakek dari
pasien / ayah dari ibu pasien yang meninggal karena sakit jantung
• Riwayat kebiasaan, Sosial – Ekonomi :

Pasien merupakan anak yang aktif bermain di rumah maupun lingkungan


sekitar. Pasien tinggal di lingkungan yang padat penduduk, rumah satu dengan
rumah yang lainnya saling berdempetan. Sumber air yang digunakan pasien
untuk memenuhi kebutuhan air yaitu dari PDAM. Untuk air minum pasien
menggunakan air galon. Pasien menggunakan jamban sendiri di rumah
Riwayat Kehamilan :
Kemampuan dan kepandaian:
1. Riwayat kehamilan G1P1A0
1. Membalik : 4 bulan
2. ANC lengkap
3. Riwayat sakit saat awal kehamilan tidak ada
2. Tengkurap : 4 bulan
4. Riwayat hipertensi saat kehamilan : (-) 3. Duduk : 7 bulan
5. Riwayat konsumsi obat saat awal kehamilan 0 – 3 4. Merangkak : 8 bulan
bulan : (-)
6. Riwayat konsumsi jamu (-) 5. Berceloteh : 4 bulan
7. Riwayat pajanan sinar x (-) 6. Tertawa : 3 bulan
Riwayat Persalinan 7. Memanggil papa : 12 bulan
8. Anak lahir persalinan seksio-cecaria,tidak cukup bulan, 8. Berdiri : 12 bulan
tidak sesuai masa kehamilan 36 minggu dirumah sakit
9. Berjalan : 13 bulan
bersalin tinatapura dibantu dokter dengan BB lahir
2500 gr dan PB : ibu tidak ingat

9. Saat lahir anak langsung menangis, tidak ada sianosis


dan gerak bebas
Penyakit yang sudah pernah di alami:
1. Morbili : (-)
2. Varicella : (-)
3. Pertussis : (-)
4. Diare : (+)
5. Cacing : (-)
6. Batuk / pilek : (+)
7. Lain – lain : (-)
Usia Riwayat makanan
Anamnesis Makanan : 0 – 6 bulan ASI

6 – 12 bulan ASI + Bubur saring dari beras dan sayuran + Susu

12 bulan - sekarang Formula

Susu formula + makanan keluarga berupa nasi

ikan , tahu, tempe, dan sayuran


Riwayat imunisasi :
1. BCG : 1 kali pemberian (1 bulan)
2. POLIO : 4 kali pemberian (lahir - 2 bulan – 4 bulan - 6 bulan)
3. DTP : 3 kali pemberian (2 bulan - 4 bulan – 6 bulan)
4. HEPATITIS B : 3 kali pemberian (lahir - 1 bulan – 6 bulan)
5. CAMPAK : 1 kali pemberian (9 bulan)
Imunisasi anak ini lengkap.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Sakit sedang
2. Kesadaran : Kompos mentis
3. Berat badan : 10 kg
4. Tinggi Badan : 81 cm
5. Status Gizi : Gizi baik
BB / U = ( -2 SD) – ( +2 SD ) = BB Normal
TB / U = ( -2 SD) – ( +3 SD ) = TB Normal
BB / TB = ( -2 SD) – ( +2 SD ) = Gizi Baik
3. Tanda Vital

- Denyut Nadi: 118x/menit

- Pernafasan: 22x/menit

- Suhu : 36,50C

4. KEJANG

• Tipe : Tidak Ada


• Lamanya : (-)
• 5. Kulit

• Warna: Putih - Turgor : lambat, kembali >2 detik


• Efloresensi: (-) - Tonus: Baik
• Pigmentasi: (-) - Oedema: (-)
• Jaringan parut: (-)
• Lapisan lemak: (-)
• Lain- lain: (-)
6. Kepala :
• Wajah : Simetris, edema periorbital (-)
• Deformitas : Tidak ada
• Bentuk : Normocephal
• Rambut : hitam, tidak mudah dicabut, tebal, alopesia (-)
• Ubun-ubun Besar : Tertutup
• Mata :
• Exophthalmus/Enophthalmus : (-/-)
• Conjungtiva : Anemis (-/-)
• Sclera : Ikterik (-/-)
• Pupil : Isokor (+/+), RCL (+/+), RCTL (+/+)
• Lensa : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Fundus : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Visus : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Gerakan : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Telinga : Otorrhea (-/-)
• Hidung : Rhinorrhea (-), nafas cuping hidung (-)
• Mulut :

• Bibir : kering (-), sianosis (+)

• Lidah : kotor (-)

• Gigi : lengkap

• Selaput mulut : tidak ada stomatitis angularis

• Gusi : tidak ada perdarahan

• Bau pernapasan : normal

• Tenggorokan :

• Tonsil : Tonsil T1/T1

• Faring : Mukosa hiperemis (-), dinding tidak rata (-)

• Kelenjar : Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
• Leher :
• Trachea : letak ditengah
• Kelenjar : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
• Kaku kuduk : (-)
• Lain-lain : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

• Thorax :
• Bentuk : normal - Xiphosternum : Tidak ada
• Rachitic Rosary : Tidak ada - Harrison’s groove : Tidak ada
• Ruang Intercostal : Normal - Pernapasan paradoxal: Tidak ada
• Precordial Bulging : Tidak ada - Retraksi :(-)
• Lain-lain: :Tidak ada
• Paru-paru :

• Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris bilateral, retraksi intercostal (-)

• Palpasi : Vokal fremitus (+) normal kiri dan kanan, massa (-), nyeri tekan (-)

• Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru

• Auskultasi : Suara nafas dasar: Bronchovesikuler (+/+)

Suara nafas tambahan:Ronkhi(-/-), wheezing (-/-)

• Jantung

• Detak jantung : 118 x / menit

• Ictus : Ictus Cordis tampak

• Batas kiri : di SIC VI 2 jari kelateral dari linea midclavicula.

• Batas kanan : di SIC V linea Parasternal sinistra

• Batas atas : di SIC II linea parasternal sinistra

• Bunyi jantung apex : Bunyi jantung I/II murni regular

• Bising : ejeksi sistolik(+) di ICS II parasternal sinistra menjalar ke klavikula sinistra


 Abdomen
- Inspeksi : Tampak datar
- Auskultasi : Terdengar peristaltik usus kesan normal
- Perkusi : Timpani pada 4 kuadran abdomen
- Palpasi : Nyeri tekan (-),Hepatomegali (-),Spleenomegali (-)
 Genital : Tidak ditemukan adanya kelainan

 Anggota gerak : Ekstremitas atas/bawah akral hangat, edema (-),


sianosis (+/+), clubbing finger (+/+)

 Tulang-tulang : Tidak ada deformitas, Skoliosis (-), Lordosis (-),


Kyphosis (-)
 Otot-otot : Eutrofi (+), Atrofi (-)
 Refleks : Fisiologis (+), patologis (-)
Skor dehidrasi (MTBS) :
• Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut :
• Gelisah, rewel/marah (-)
• Mata cekung (+)
• Haus, minum dengan lahap (+)
• Cubitan kulit perut kembali lambat (+)
Penentuan derajat dehidrasi menurut WHO : Skor Dehidrasi Modifikasi UNHAS
SKOR
Yang Dinilai
1 2 3

Keadaan umum Baik Lesu/haus Gelisah, lemas, ngantuk, syok

Mata Biasa Cekung Sangat cekung

Mulut Biasa Kering Sangat kering

Pernapasan <30x 30-40x >40x

Turgor Baik Kurang Jelek

Nadi <112x 113-140x >140x

Skor 10 : Dehidrasi Ringan-sedang


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
1. Pemeriksaan Laboratorium (Rabu, 02 september 2020)

Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal

WBC 21.500 µl 4,5-10,0 x 103/µl

RBC 6.260.000 µl 4,0-5,5 x 106/µl

HGB 17,6 g/dl 12,0-16,0 g/dl

HCT 51,9 % 35,0 – 47,0 %

PLT 204.000 µl 150-450 x 103/µl

MCV 82,9 fL 80,0-100,0 fL

MCH 28,1 pg 26,0-34,0 pg

MCHC 33,9 g/dL 32,0-36,0 g/dL

LIMFOSIT 22,2 % 25-40

MONOSIT 4,8% 2-8

NEUTROFIL 73,0% 50-70


PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Foto thorax

Kesan : Cardiomegali dengan gambaran boot-shaped


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Echokardiogram

Kesan : Tetralogy Of Fallot


RESUME
• Pasien anak perempuan masuk rumah sakit dengan keluhan diare. Pasien mengalami
diare sebanyak 6 kali dalam sehari. Pasien mengalami keluhan ini sejak 4 jam sebelum
masuk rumah sakit. Feses berwarna coklat kehitaman, berlendir, tidak ada darah, dan
tidak berbau. Pasien juga mengalami vomitus 1 kali berupa cairan dan makanan.
Febris (+) saat satu hari sebelum masuk rumah sakit yang menurun saat diberikan obat
penurun panas. Cough (+), flu (-), dispneu (-). Ibu pasien juga mengeluhkan sianosis
pada bibir, jari-jari tangan dan kaki anak tersebut dan berbentuk clubbing finger yang
dirasakan setelah anak beraktivitas atau bermain dan kadang (sianotic spell) disertai
dispneu yang berkurang apabila jongkok. Menurut ibu pasien kelainan ini didapatkan
waktu pasien 1 tahun sudah berobat ke dokter spesialis jantung dan dirawat di rumah
sakit. Nafsu makan menurun saat sebelum masuk rumah sakit. Buang air kecil lancar,
terakhir 2 jam yang lalu sebelum dilakukan pemeriksaan.
RESUME
• Pemeriksaan fisik didapatkan denyut nadi 118 kali/menit, respirasi 22 kali/menit,
suhu 36,50C
• Pada pemeriksaan fisik mulut tampak bibir sianosis (+), inspeksi jantung Ictus
Cordis tampak, palpasi Ictus Cordis teraba pada SIC VI, perkusi Batas atas
jantung SIC II, batas kanan SIC V linea Parasternal sinistra, batas kiri jantung
SIC VI 2 jari kelateral dari linea midclavicula dan auskultasi Bunyi jantung I/II
murni regular, murmur (+), bising ejeksi sistolik(+) di ICS II parasternal sinistra
menjalar ke klavikula sinistra , pada ekstremitas tampak kuku berbentuk clubing
finger dan sianosis (+).
• Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis dengan WBC
21,5x103/uL, polisitemia dengan RBC 6,26x106/uL, HB 17,6g/Dl, HCT 51,9%.
Hasil foto thoraks didapatkan Cardiomegali dengan gambaran boot-shaped dan
pada hasil echokardiogram didapatkan gambaran tetralogy of fallot.
Skor dehidrasi (MTBS) didapatkan dehidrasi ringan-sedang:
Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut dapat digolongkan dehidrasi
ringan-sedang :
• Gelisah, rewel/marah (-)
• Mata cekung (+)
• Haus, minum dengan lahap (+)
• Cubitan kulit perut kembali lambat (+)
• Diagnosis :Diare Akut Dehidrasi Ringan-sedang dan Tetralogy of Fallot

Terapi :

Medikamentosa :

• Dehidrasi ringan-sedang :

• Oralit dalam 3 jam pertama = 75 ml x 10 kg = 750 ml, bila dehidrasi hilang berikan
oralit 1 sachet tiap BAB, sampai diare berhenti.

• IVFD Asering 10 tetes/menit

• Zinc 20 mg 1x1 (selama 10 hari berturut-turut)

• Paracetamol syr 10-15 mg/kgBB (100mg 4x1)

• Probiotik 1x1

• Ceftriaxone 25-50 mg/kgBB (500mg/24 jam)

• Propranolol 0,2-0,5mg/kgBB,6-8 jam (3x5 mg)


Non-medikamentosa :

Diare

• Pemberian makanan tetap diteruskan

• Memberikan edukasi kepada ibu pasien untuk menjaga hygiene

• Mengganti susu menjadi susu LLF

Tetralogy of Fallot

• Hindari aktifitas berat

• Hindari dehidrasi

• Knee Chest posisi

Anjuran

• Pemeriksaan feses

• Pemeriksaan elektrolit
S O A P
Nadi : 110 kali/menit Diare akut Non medikamentosa
Perawatan Hari Respirasi: 24 kali/menit dehidrasi 1. Hindari aktifitas berat
pertama Tgl : 2 Suhu : 36,4 0C ringan-sedang 2. Hindari dehidrasi
Kesadaran : Compos mentis (GCS E4 M6 V5 = 15) Susp.TOF 3. Knee Chest posisi
September 2020 4. Pemberian makanan
Kulit : Sianosis (+)
Kepala : konjungtiva hiperemis (+/+), sklera tetap diteruskan
Ikterik (-/-) 5. Memberikan edukasi
Bibir kering (-) bibir sianosis(+) kepada ibu pasien untuk
Buang air besar
cair(+),batuk(+),muntah 1x Leher : kelenjar limfe (-) kelenjar tiroid (-) menjaga hygiene
sianosis (+), jari tabuh (+), Thorax 6. Mengganti susu menjadi
mual (-), muntah (-), BAK Paru-paru : Dalam batas normal susu LLF
lancar tidak ada nyeri saat Jantung : inspeksi IC tampak,
berkemih Palpasi : IC teraba pada SIC VI, Perkusi : Batas atas
jantung SIC II, batas kanan SIC V linea Parasternal Medikamentosa
sinistra, batas kiri jantung SIC VI 2 jari kelateral dari Oralit dalam 3 jam pertama
linea midclavicula. Auskultasi: Bunyi jantung I/II murni = 75 ml x 10 kg = 750 ml,
regular, murmur (+), ejeksi sistolik(+)di ICS II bila dehidrasi hilang berikan
parasternal sinistra menjalar ke klavikula sinistra oralit 1 sachet tiap BAB,
Abdomen : dalam batas normal sampai diare berhenti.
Ekstremitas: dalam batas normal IVFD Asering 10 tpm
Zinc 20 mg 1x1
Paracetamol syr 100mg 4x1
Probiotik 1x1
Ceftriaxone 500mg/24 jam
S O A P
Nadi : 112 kali/menit Diare akut Non medikamentosa
Perawatan Hari Respirasi: 24 kali/menit dehidrasi 1. Hindari aktifitas berat
kedua Tgl : 3 Suhu : 36,8 0C ringan-sedang 2. Hindari dehidrasi
September 2020 Kesadaran : Compos mentis (GCS E4 M6 V5 = 15) Susp.TOF 3. Knee Chest posisi
Kulit : Sianosis (-) 4. Pemberian makanan
Kepala : konjungtiva hiperemis (+/+), sklera tetap diteruskan
Ikterik (-/-) 5. Memberikan edukasi
Bibir kering (-) bibir sianosis(+) kepada ibu pasien untuk
Buang air besar cair(+) Leher : kelenjar limfe (-) kelenjar tiroid (-) menjaga hygiene
malam 1x , siang 1x , Thorax 6. Mengganti susu menjadi
ampas(+),batuk(-), Paru-paru : Dalam batas normal susu LLF
demam(-)clubbing Jantung : inspeksi IC tampak,
finger (+) Palpasi : IC teraba pada SIC VI, Perkusi : Batas atas
jantung SIC II, batas kanan SIC V linea Parasternal Medikamentosa
sinistra, batas kiri jantung SIC VI 2 jari kelateral dari Oralit dalam 3 jam pertama
linea midclavicula. Auskultasi: Bunyi jantung I/II murni = 75 ml x 10 kg = 750 ml,
regular, murmur (+),ejeksi sistolik(+)di ICS II bila dehidrasi hilang berikan
parasternal sinistra menjalar ke klavikula sinistra oralit 1 sachet tiap BAB,
Abdomen : dalam batas normal sampai diare berhenti.
Ekstremitas: dalam batas normal Zinc 20 mg 1x1
Paracetamol syr 100mg 4x1
Probiotik 1x1
Ceftriaxone 500mg/24
jam(stop)
Kotrimoxazole syr 2 x ½ cth
S O A P
Nadi : 121 kali/menit Diare akut Non medikamentosa
Perawatan Hari Respirasi: 24 kali/menit dehidrasi 1. Hindari aktifitas berat
ketiga Tgl : 4 Suhu : 36,3 0C ringan-sedang 2. Hindari dehidrasi
September 2020 Kesadaran : Compos mentis (GCS E4 M6 V5 = 15) Susp.TOF 3. Knee Chest posisi
Kulit : Sianosis (-) 4. Pemberian makanan
Kepala : konjungtiva hiperemis (+/+), sklera tetap diteruskan
Ikterik (-/-) 5. Memberikan edukasi
Bibir kering (-) bibir sianosis(-) kepada ibu pasien untuk
Leher : kelenjar limfe (-) kelenjar tiroid (-) menjaga hygiene
Thorax 6. Mengganti susu menjadi
Paru-paru : Dalam batas normal susu LLF
Buang air besar cair Jantung : inspeksi IC tampak,
Palpasi : IC teraba pada SIC VI, Perkusi : Batas atas
1x(pagi) , demam(-), jantung SIC II, batas kanan SIC V linea Parasternal Medikamentosa
sinistra, batas kiri jantung SIC VI 2 jari kelateral dari Zinc 20 mg 1x1
muntah(-), clubbing linea midclavicula. Auskultasi: Bunyi jantung I/II murni
Paracetamol syr 100mg
finger (+) sianosis(-) regular, murmur (+),ejeksi sistolik(+)di ICS II 4x1
parasternal sinistra menjalar ke klavikula sinistra Probiotik 1x1
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas: dalam batas normal
Ceftriaxone 500mg/24
jam(stop)
Kotrimoxazole syr 2 x ½
cth
Propranolol 3x5 mg
DISKUSI KASUS

• Pada kasus ini di tegakkan diagnosis diare akut dehidrasi ringan sedang dan TOF
berdasarkan anamnesis dan temuan dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
• Dari anamnesis didapatkan informasi bahwa Pasien anak perempuan masuk rumah
sakit dengan keluhan diare. Pasien mengalami diare sebanyak 6 kali dalam
sehari. Pasien mengalami keluhan ini sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit.
Feses berwarna coklat kehitaman, berlendir, tidak ada darah, dan tidak berbau.
Pasien juga mengalami vomitus 1 kali berupa cairan dan makanan. Febris (+)
saat satu hari sebelum masuk rumah sakit yang menurun saat diberikan obat
penurun panas. Batuk (+), flu (-), dispneu (-). Nafsu makan menurun saat
sebelum masuk rumah sakit. Buang air kecil lancer, terakhir 2 jam yang lalu
sebelum dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan fisik didapatkan denyut nadi 118
kali/menit, respirasi 22 kali/menit, suhu 36,50C.
• Pada kasus ini didapatkan bahwa, anak mengalami BAB cair dengan
frekuensi 6 kali dengan sedikit ampas dan berwarna coklat kehitaman,
lendir (-), darah(-) dan tergolong diare akut karena berlangsung kurang
dari 14 hari.2
• Pada kasus ini, kemungkinan infeksi yang terjadi adalah akibat
rotavirus. Hal ini dengan mengamati anamnesis pasien, dimana pasien
mengalami BAB cair, demam, konsistensi feses cair, tidak ada lendir,
warna feses kehitaman kemudian kuning, tidak ada darah. Pada
permulaan diare didahului dengan muntah sebanyak 1 kali berisi cairan
dan makanan. Sedangkan pada pemeriksaan laboratorium, didapatkan
peningkatan leukosit.
Penentuan derajat dehidrasi menurut WHO :

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa pasien ini mengalami dehidrasi ringan-sedang
yang didapatkan dari pemeriksaan anamnesis, pasien tampak kehausan, mata cekung
dan turgor kulit lambat (>2 detik). Dan pada follow up berikutnya, pasien sudah tidak
mengalami dehidrasi.
 Pada pasien terdapat sianosis berdasarkan teori sianosis pada TOF
ditentukan oleh derajat obstruksi jalan keluar ventrikel kanan (stenosis
pulmonal); bila stenosis pulmonal makin berat, maka makin banyak darah
dari ventrikel kanan masuk ke ventrikel kiri dan menuju aorta yang melewati
defek septum ventrikel tersebut akibatnya darah yang dialirkan keseluruh
tubuh berupa campuran darah yang tidak teroksigenasi dan teroksigenasi.
hal inilah yang membuat pasien tampak sianosis atau kebiruan.
 Pada pasien ini, ditemukan sianosis pada mukosa bibir dan ekstrimitas,
serta dijumpai clubbing finger pada ekstremitasnya. Berdasarkan teori
Penyebab terjadinya clubbing finger adalah penambahan jaringan ikat yang
terjadi pada bagian jaringan lunak di dasar kuku yang berkaitan dengan
kekurangan oksigen kronik/hipoksia kronik. Jari-jari tabuh terjadi karena
adanya sianosis jangka lama. Sianosis menujukkan bahwa kurang kadar
oksigen. Hal ini terjadi di jari-jari sebab terdapat pembuluh darah perifer atau
pembuluh darah tepi. Kurangnya kadar oksigen di perifer khususnya di jari-
jari merangsang otak untuk melebarkan pembuluh darah di jari-jari. Dilatasi/
pelebaran pembuluh darah ini bersifat permanen yang mengakibatkan jari-
jari tabuh.5
 Pada pasien ini merasa sesak berkurang pada saat posisi Squatting (jongkok),
berdasarkan teori posisi jongkok sering terjadi setelah anak dapat berjalan; setelah
berjalan beberapa lama, anak akan berjongkok untuk beberapa waktu sebelum ia
berjalan kembali, posisi ini bertujuan untuk meningkatkan aliran darah paru yang kaya
akan oksigen untuk dipompakan oleh jantung sehingga sianosis berkurang.

 Pada pasien ini saat pemeriksaan auskultasi jantung didapati adanya bising jantung
sistolik. Menurut teori bising jantung yang ada pada TOF yaitu bising ejeksi sistolik.
Terdengar bising ejeksi sistolik menggambarkan bahwa terjadi bising pada saat fase
sistolik yaitu pada saat ventrikel berkontraksi. Bising sistolik ini menggambarkan
terjadinya turbulensi pada saat darah dari ventrikel kanan bercampur dengan darah
dari ventrikel kiri. Karena pulmonalis stenosis. Bunyi murmur menandakan apakah
murmur tersebut bersifat stenotik (bunyi siulan) atau insufisien (bunyi derik).6
 Pada pemeriksaan laboratorium, didapatkan kenaikan jumlah eritrosit dan hematokrit
dan Hemoglobin berdasarkan teori pada TOF terjadi peningkatan hematokrit dan
HB akibat hipoksemia atau saturasi oksigen yang rendah, oleh karena karena pirau
kanan ke kiri. Hal ini merupakan respons fisiologis tubuh untuk meningkatkan
kemampuan membawa oksigen dengan cara menstimulasi sumsum tulang melalui
pelepasan eritropoetin ginjal guna meningkatkan produksi jumlah sel darah merah
(eritrositosis). Awalnya, polisitemia menguntungkan penderita TOF, namun bila
hematokrit makin tinggi, viskositas darah akan meningkat yang dapat mengakibatkan
perfusi oksigen berkurang sehingga pengangkutan total oksigen pun berkurang,
akibatnya dapat meningkatkan risiko venooklusi
Situs-solitus, AV-VA concordance
Muara VV pulmonalis normal
RA dan RV dilatasi
Globol sistolik fungsi LV cukup, EF 60%
IAS intak, tak tampak ASD
Tampak VSD besar tipe PMO dengan overriding aorta
<50%
Main pulmonary arteri kecil, d=0,3-0,4 cm, max PG 90
mmHg.
Lpa dan RPA confluence, d= LPA 0,88 cm d=RPA 0,95 cm
Arcus aorta di kiri , tak tampak CoA maupun PDA

Kesan : Tetralogy Of Fallot


 Pada Foto thoraks pasien ini didapatkan : Cardiomegali dan Boot shape
Berdasarkan teori Gambaran foto toraks yang khas pada pasien TOF adalah
gambaran yang mirip dengan bentuk sepatu (boot-shaped) pada hasil foto
toraks pasien ini ditemukan gambaran tersebut. Foto toraks menunjukan
adanya kardiomegali dan apeks jantung yang sedikit terangkat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai