3
BAB I
PENDAHULUAN
4
untuk mencegah gangguan pertumbuhan akibat diare. Diare menyebabkan
hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan sering disertai dengan asidosis
metabolikkarena hilangnya basa.2
Penyakit diare termasuk dalam 10 penyakit yang sering menimbulkan
kejadian luar biasa. Berdasarkan laporan Surveilans Terpadu Penyakit bersumber
data KLB (STP KLB) tahun 2010, diare menempati urutan ke 6 frekuensi KLB
terbanyak setelah DBD, Chikungunya, Keracunan makanan, Difteri dan Campak.
Keadaan ini tidak berbeda jauh dengan tahun 2009, menurut data STP KLB 2009 ,
KLB diare penyakit ke 7 terbanyak yang menimbulkan KLB. 3
Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang tinggi disektor
kesehatan oleh karena rata-rata sekitar 30% dari jumlah tempat tidur yang ada
dirumah sakit ditempati oleh bayi dan anak dengan penyakit diare selain itu juga
dipelayanan kesehatan primer, diare masih menempati urutan kedua dalam urutan
10 penyakit terbanyak dipopulasi. 2
5
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : By. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir/Umur : 28 Oktober 2018 / 10 bulan
Tanggal masuk : 25 Juli 2018
Agama : Islam
Nama Ayah : Tn. S
Nama Ibu : Ny. E
Pekerjaan ayah : Petani
Pekerjaan ibu : IRT
Alamat : Jl. Vatulemo
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama:
BAB cair
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan BAB cair sejak 1 hari yang lalu,
frekuensi ±5 kali. BAB disertai ampas tetapi tidak berlendir, darah tidak
ada, tidak berbau, warna kuning kehijauan, volume ¼ gelas aqua. Pasien
juga mengeluhkan mual dan muntah lebih dari 3 kali setiap kali BAB,
muntah berisi susu, tidak ada darah. Setelah pasien muntah dan bab, pasien
langsung menangis dan rewel.
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya batuk dan flu sejak 2 hari
yang lalu. Batuk berdahak dan hidung terdapat secret berwarna putih encer.
BAK lancar.
Riwayat Penyakit Sebelumnya:
Pasien pernah mengalami keluhan yang sama seperti yang dialami seperti
sekarang dan dirawat di RSU. Undata sekitar 4 bulan yang lalu.
6
Riwayat Penyakit Keluarga:
Pada keluarga tidak ada yang mengalami hal atau keluhan serupa yang
seperti pasien alami.
Riwayat Sosial dan Ekonomi:
Menengah – bawah.
Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan:
Pasien tinggal serumah dengan orang tua dan seorang kaka perempuan. Ibu
pasien mengaku di sekitar rumah kurang terjaga kebersihan lingkungannya,
dan terdapat tempat pembuangan sampah dekat dari rumah.
Riwayat Kehamilan:
Pasien lahir cukup bulan dan ibunya sering memeriksakan diri ke
puskesmas terdekat selama masa kehamilan dan tidak pernah mengalami
kelainan selama masa kehamilan.
Riwayat Persalinan
Pasien lahir di rumah dengan normal, cukup bulan, langsung menangis.
Dibantu oleh bidan.BBL 3400 gr dan PBL 48 cm
Kemampuan dan Kepandaian Bayi:
Anak tidak mengalami keterlambatan perkembangan saat ini.
Penyakit yang Pernah di Alami:
- Morbili : (-)
- Varicella : (-)
- Pertussis : (-)
- Diare : (+)
- Cacing : (-)
- Batuk / pilek : (-)
- Lain – lain : (-)
Anamnesis Makanan:
- ASI : 0 bulan- 6 bulan
- Susu formula: 6 bulan sampai sekarang
Riwayat Imunisasi:
Vaksin Hepatitis B : Usia 0 bulan, 1 bulan, 2 bulan, dan 6 bulan
7
Vaksin Polio : Usia 0 bulan, 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan
Vaksin BCG : Usia 0 bulan
Vaksin DPT : Usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan
Vaksin campak : Usia 9 bulan
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis
2. Pengukuran
Tanda vital : Nadi : 128 kali/menit, reguler, kuat angkat
Suhu : 38,2° C
Respirasi : 35 kali/menit
Berat badan : 9 kg
Tinggi badan : 68 cm
Z-score : (2) (1)
Status gizi : Gizi Baik
3. Kulit : Warna : Sawo matang, ruam (-)
Pigmentasi : tidak ada
Sianosis : tidak ada
Turgor : kembali lambat (<2 detik)
Kelembaban : cukup
Lapisan lemak : Cukup
Kepala: Bentuk : Normocephal
Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut, tebal,
alopesia (-)
Mata : Palpebra : edema (-/-)
Konjungtiva : anemis (-/-)
Sklera : ikterik (-/-)
Reflek cahaya : (+/+)
Refleks kornea : (+/+)
Pupil : Bulat, isokor
8
Exophthalmus : (-/-)
Cekung : (+/+)
Ikterik : (-/-)
Telinga : Sekret : tidak ada
Serumen : minimal
Nyeri : tidak ada
Hidung : Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Epistaksis : tidak ada
Sekret : Rhinorhe (+)
Mulut : Bibir : mukosa bibir kerinh, tidak hiperemis
Gigi : Tidak ada karies
Gusi : tidak hiperemis
Lidah : Tremor/tidak : tidak tremor
Kotor/tidak : tidak kotor
Warna : kemerahan
Faring : hiperemis
Tonsil : T1-T1
4. Leher :
Pembesaran kelenjar leher : -/-
Trakea : Di tengah
5. Toraks :
a. Dinding dada/paru :
Inspeksi : Bentuk : simetris
Dispnea : tidak ada
Retraksi : Tidak ada
Palpasi : vokal fremitus : kanan=kiri, kesan normal
Perkusi : Sonorseluruh lapang paru
Auskultasi : Suara Napas Dasar : Bronchovesikuler +/+
Suara Napas Tambahan : Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
9
b. Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula
sinistra
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Suara dasar : BJ 1 dan BJ 2 murni, regular
Bising : tidak ada
6. Abdomen :
Inspeksi : Bentuk : Datar, ikut gerak nafas
Auskultasi : bising usus (+) kesan meningkat
Perkusi : Bunyi : timpani seluruh quadran
Asites : (-)
Palpasi : Nyeri tekan : (-)
Hati : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
7. Ekstremitas : akral hangat, edem tidak ada.
8. Rumple leed : (-)
9. Genitalia : Tidak ada kelainan
10
Interpretasi 12 Dehidrasi ringan – sedang.
Pada pasien ini nilai skor dehidrasi modifikasi UNHAS adalah 11 yaitu dehidrasi
ringan sedang.
Skor Dehidrasi WHO :
Penilaian A B C
Lihat :
Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai atau
tidak sadar
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium darah rutin
Hasil Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,5 11,7-15,5 g/dl
Leukosit 6,3 3,6-11,0 103/ul
Eritrosit 5,18 3,8-5,2 106/ul
11
Hematokrit 37,1 35-47 %
Trombosit 209 150-440 103/ul
RESUME:
Pasien bayi perempuan 10 bulan datang dibawa ke RS Undata Palu dengan
keluhan BAB cair sejak 1 hari yang lalu, frekuensi ±5 kali. Berampas (+), warna
kuning kehijauan (+), volume ¼ gelas aqua. Pasien juga mengalami mual muntah
(+) lebih dari 3 kali setiap kali BAB. Demam (+). BAK lancar. Keinginan untuk
minum terus (+). Dari pemeriksaan fisik : tanda vital didapatkan, frekuensi nadi: 128
x/menit, frekuensi nafas : 35 x/menit, suhu tubuh : 38,1oC. Pemeriksaan fisik
didapatkan, mata tampak cekung, mulut kering, peristaltik usus meningkat dan
turgor kulit kurang. Skor Dehidrasi modifikasi UNHAS didapatkan total skornya
adalah 12 dan interpretasi dari total skor adalah Dehididrasi ringan sedang.
Pemeriksaan penunjang : terdapat penurunan leukosit yaitu 6,3 x 103/mm3.
DIAGNOSIS KERJA:
Diare Akut dengan Dehidrasi Ringan Sedang
TERAPI :
1 IVFD RL 8 tpm
2 Paracetamol Syr 4 x ¾ cth
3 Oralit 3 jam pertama 75x14 = 1050 ml
4 Oralit 100 ml / BAB
5 Zink 1x 20 mg
12
FOLLOW UP
Abdomen :
Inspeksi : Tampak datar, massa (-),
Palpasi : Organomegali (-), Turgor baik kembali dalam 2 detik
Perkusi : Bunyi Tympani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Tanda dehidrasi WHO
Keadaan umum : Sakit sedang
Mata : Cekung (-)
Mulut : Kering
Turgor kulit : Cepat
Rasa haus : Minum dengan biasa
Kesimpulan : Tanpa Dehidrasi
13
Diagnosis Kerja
Diare Akut Tanpa Dehidrasi
Terapi
1 IVFD RL 8 tpm
2 Paracetamol Syr 4 x ¾ cth
3 Oralit 3 jam pertama 75x14 = 1050 ml
4 Oralit 100 ml / BAB
5 Zink 1x 20 mg
Abdomen :
Inspeksi : Tampak datar, massa (-),
Palpasi : Organomegali (-), Turgor baik kembali dalam 2 detik
Perkusi : Bunyi Tympani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Tanda dehidrasi WHO
14
Keadaan umum : Biasa
Mata : Cekung (-)
Mulut : Lembab
Turgor kulit : Cepat kembali dalam 2 detik
Rasa haus : Minum biasa
Kesimpulan : tanpa dehidrasi
DIAGNOSIS KERJA
Diare akut tanpa dehidrasi.
TERAPI
1. Aff infus; Persiapan pulang
2. Puyer batuk 3 x 1 pulv
3. Oralit 100 ml / BAB
4. Zink 20 mg x 1
15
BAB III
DISKUSI KASUS
18
Tabel 1. Gejala khas diare oleh berbagai penyebab.
GEJALA KLASIFIKASI
Terdapat 2 atau lebih tanda-tanda berikut : DIARE
Letargis atau tidak sadar DEHIDRASI
Mata cekung BERAT
Tidak bisa minum atau malas minum
Cubitan kulit perut kembali sangat lambat
Terdapat 2 atau lebih tanda-tanda berikut : DIARE
Gelisah, rewel/mudah marah DEHIDRASI
Mata cekung RINGAN/
Haus, minum dengan lahap SEDANG
19
Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai diare DIARE TANPA
dehidrasi berat atau ringan/sedang DEHIDRASI
Penilaian A B C
Lihat :
Keadaan umum Baik, sadar *gelisah, rewel *lesu, lunglai atau
tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Ada Tidak ada Kering
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa *haus, ingin *malas minum
tidak haus minum banyak atau tidak bisa
minum
Periksa : turgor Kembali cepat *kembali lambat *kembali sangat
kulit lambat
Hasil Tanpa dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi berat
pemeriksaan ringan/sedang bila
ada 1 tanda * Bila ada 1 tanda *
ditambah 1 atau ditambah 1 atau
lebih tanda lain lebih tanda lain
Terapi : Rencana terapi A Rencana terapi B Rencana terapi C
Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan timbulnya diare pada anak adalah :
1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolik ke dalam rongga usus.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin dari virus atau bakteri) pada
dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolik ke dalam
rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus
20
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan
Pada kasus ini, rencana penanganan yang dianjurkan adalah rencana terapi B.
Hal ini dilakukan karena pada kasus diare jumlah cairan yang dibutuhkan oleh
tubuh banyak yang keluar. Oleh karena itu prioritas managemen diare akut dengan
dehidrasi ringan sedang adalah menggantikan jumlah kebutuhan cairan yang
diperlukan tubuh.
Berdasarkan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) dalam pengobatan
diare dibagi menjadi 3 macam rencana terapi, yaitu : 3,4
Setelah 3 jam:
1. Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasi
2. Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan.
3. Melanjutkan memberi makan pasien
22
Zink termasuk mikronutrien yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh
dan merupakan mediator potensial pertahanan tubuh terhadap infeksi.
Pemberian zink dapat menurunkan frekuensi dan volume buang air besar
sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak.
4. Antibiotik selektif
Antibiotik pada umumnya tidak diperlukan pada semua diare akut oleh karena
sebagian besar diare infeksi adalah rotavirus yang sifatnya self-limited dan tidak
dapat dibunuh dengan antibiotika. Hanya sebagian kecil (10-20 %) yang
disebabkan oleh bakteri patogen seperti Shigella, Salmonella, Enterotoxin E.
Coli, Enteroinvasif E. Coli dan sebagainya.
Pada kasus ini pasien diberikan antibiotik cotrimoksazol dosis 6-10
mg/kg/BB. Pasien hanya diberikan obat antipiretik yang bertujuan untuk
menurunkan keluhan demam pada pasien.
23
Komplikasi
Pencegahan
Penyakit diare dapat dicegah melalui promosi kesehatan, antara lain:
24
1. Menggunakan air bersih. Tanda-tanda air bersih adalah ‘3 Tidak ‘ yaitu
tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
2. Memasak air sampai mendidih sebelum diminum untuk mematikan
sebagian besar kuman penyakit.
3. Mencuci tangan dengan sabun pada waktu sebelum makan, sesudah
makan,dan sesudah buang air besar (BAB).
4. Memberikan ASI pada anak sampai berusia dua tahun
5. Menggunakan jamban yang sehat
6. Membuang tinja bayi dan anak dengan benar9
Prognosis
DAFTAR PUSTAKA
25
1. Endang Poerwati. Determinan Lama Rawat Inap Pasien Balita dengan Diare.
Vol 27. No. 4. Jurnal Kedokteran Brawijaya: Jakarta Timur; 2013.
2. Jufrie, M., Oswari, H., Arief, S., et al. Buku Ajar Gastroenterologi Hepatologi.
Jilid I. Cetakan 3. Badan Penerbit IDAI: Jakarta; 2012. Hal 87-118.
3. Depkes. RI Buku saku petugas kesehatan Lintas Diare. Jakarta; Depkes RI:
2011.
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Buku Bagan Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS). Departemen Kesehatan RI: Jakarta. Hal 3, 16-
18, 29.
5. Barkin RM Fluid and Electrolyte Problems. Problem Oriented Pediatric
Diagnosis Little Brown and Company 2010;20 – 23.
6. Booth IW, CuttingWAM. Current Concept in The Managemnt of Acute in
Children Postgraad Doct Asia 1984 : Dec : 268 – 274
26