Anda di halaman 1dari 54

REFLEKSI KASUS

SINDROM NEFROTIK

Bulan Putri Pertiwi


N 111 15 013

PEMBIMBING KLINIK
dr. Amsyar Praja, Sp.A
PENDAHULUA
N
Sindrom nefrotik (SN) merupakan suatu penyakit
ginjal yang terbanyak pada anak

Sindrom klinik yang terdiri dari beberapa gejala


yaitu proteinuria masif, hipoalbuminuria,
edema dan hiperkolesterolemia

Insidens di Indonesia dilaporkan 6 per 100.000


per tahun pada anak berusia kurang dari 14
tahun. Perbandingan anak laki-laki dan
perempuan 2:1.
LAPORAN
KASUS
Identitas Penderita
Nama Penderita : An. R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 5 tahun
Agama : Islam
Alamat : Tondo
Tanggal masuk : 20 November 2015
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Bengkak
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien masuk rumah sakit dengan
keluhan bengkak sejak 2 minggu
sebelum masuk rumah sakit.
Bengkak awalnya muncul di bagian
mata, lalu di wajah, lama kelamaan
bengkak menyebar pada bagian
perut lalu ke bagian alat kelamin.
Bengkak pada kelopak mata dan
muka lebih jelas setelah pasien
bangun tidur. Tidak ada nyeri pada
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Demam (-), kejang (-), sakit kepala
(-), sakit menelan (-), mual (-),
muntah (+) dengan frekuensi 1x,
satu hari sebelum masuk rumah
sakit, muntahan berupa nasi dan
lendir. Buang air besar terakhir 1
hari sebelum masuk rumah sakit.
Buang air kecil lancar, nyeri saat
berkemih (-), warna kuning muda.
RIWAYAT PENYAKIT
SEBELUMNYA
Pasien pernah rawat jalan 2 minggu
yang lalu dengan keluhan yang
sama yaitu bengkak, namun belum
ada perubahan.

RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
Tidak ada yang mengalami keluhan
RIWAYAT SOSIAL-
EKONOMI
Menengah.

RIWAYAT KEBIASAAN DAN


LINGKUNGAN
Pasien merupakan anak yang aktif
dalam lingkungan bermain. Namun
saat ini hanya bisa terlentang di
RIWAYAT KEHAMILAN DAN
PERSALINAN
Pasien merupakan anak kedua dari
dua bersaudara. Pasien dilahirkan
di salah satu Puskesmas di Palu
dengan bantuan bidan. Anak lahir
spontan, langsung menangis
dengan berat lahir 2600 gram dan
PBL : lupa. Bayi cukup bulan.
RIWAYAT KEMAMPUAN DAN
KEPANDAIAN
Tengkurap dan telentang : 4 bulan
Duduk : 8 bulan
Merangkak : 8 bulan
Berbicara : 1 tahun
Berjalan : 1 tahun
ANAMNESIS MAKANAN
Pasien mengkomsumsi ASI eksklusif
saat berusia 0-6 bulan. Pasien diberi
MP-ASI sejak usia 6 bulan hingga usia 1
tahun. Pasien berhenti minum ASI saat
berusia 2 tahun. Pasien mengkomsumsi
susu formula dari umur 2 tahun sampai
sekarang. Pasien juga sudah makan
makanan padat sejak umur 1 tahun.
Pasien tidak sering pilih-pilih makanan.
RIWAYAT IMUNISASI
Vaksin Hepatitis B : Usia 0 bulan, 1
bulan, 2 bulan, dan 6 bulan
Vaksin Polio : Usia 0 bulan, 2 bulan, 4
bulan, dan 6 bulan
Vaksin BCG : Usia 3 bulan
Vaksin DPT: Usia 2 bulan, 4 bulan, dan
6 bulan
Vaksin campak : Usia 9 bulan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Berat Badan : 17 Kg
Koreksi BB 30% : 11,9 Kg
Tinggi Badan : 105 cm
Status Gizi : Gizi kurang (CDC 70%)
Tanda Vital:
Denyut nadi : 102 Kali/menit
Suhu : 36,2o C
Respirasi : 20 kali/menit
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Kulit:
Warna kulit kuning langsat, turgor kulit
kembali cepat (<2 detik).

Kepala:
Bentuk: Normocephal; Rambut: Tidak
mudah tercabut, berwarna hitam; Mata:
Edema palpebral (+/+), Conjungtiva:
anemis (-/-); Sclera: Ikterik (-/-); Cornea
reflex: Normal; Pupil: Isokor (+/+); Lensa :
Normal; Telinga: Otorrhea (-/-); Hidung:
Rhinorrhea (-), nafas cuping hidung (-).
Kepala:
Mulut : Bibir: sianosis (-)
Gigi : Caries (+)
Selaput mulut : Normal
Gusi : Perdarahan (-)
Tenggorokan: Tonsil T1/T1
Pharynx : Hiperemis (-)
Kelenjar : Pembesaran kelenjar getah
bening (-); pembesaran kelenjar tiroid
(-)
Thorax:
Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada
simetris bilateral, retraksi
intercostal (-)
Palpasi : Vokal fremitus (+) normal
kiri dan kanan, massa (-), nyeri
tekan (-)
Perkusi : Sonor (+) diseluruh lapang
paru
Auskultasi : Bronchovesiculer (+/+),
Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Thorax:
Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis teraba pada SIC V
linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas atas jantung SIC II, batas
kanan jantung SIC V linea
parasternal dextra, batas kiri
jantung SIC V linea axilla anterior
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni
regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
Inspeksi : Permukaan kesan cembung
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Perkusi : Tympani (+), tes shifting
dullness (+), ascites (+).
Palpasi : Organomegali (-), nyeri
tekan (-), uji undulasi (+). Lien
dan hepar tidak teraba (-)
Genitalia : Edema pada scrotal dan
penis (+)
Anggota gerak : Ekstremitas atas dan
bawah akral hangat, edema
(-)
Punggung : Tidak ada deformitas
Otot-otot : Eutrofi, tonus otot baik
Refleks : Fisiologis (+/+), Patologis
(-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah Rutin
Jenis Hasil Nilai Normal Interpretasi
Pemeriksaan Pemeriksaan

WBC 11,51 x 103 /uL 4,8 – 10,0 ↑

RBC 5,12 x 106 /uL 4,0 – 5,50 Normal

HGB 13,0 g/dl 12,0 – 18,0 Normal

HCT 39,5% 30,0 – 47,0 Normal

PLT 397 x 103 /uL 150 – 450 Normal


PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan Urinalisis
Jenis Hasil Nilai Normal Interpretasi
Pemeriksaan Pemeriksaan
Negatif ↑
Protein +3

- Negatif Normal
Glukosa
0–2 ↑
Sedimen Leukosit Banyak
0–3 Normal
Sedimen Eritrosit 0
Positif Normal
Sedimen Epitel +
Negatif ↑
Sedimen Kristal +3
RESUME
Seorang pasien laki-laki usia 5 tahun masuk
rumah sakit dengan keluhan edema sejak 2
minggu sebelum masuk rumah sakit. Edema
awalnya muncul di bagian palpebra, lalu di
wajah, lama kelamaan edema menyebar pada
bagian abdomen lalu ke bagian scrotum dan
penis. Edema pada palpebra dan muka lebih
jelas setelah pasien bangun tidur. Tidak ada
nyeri pada daerah yang edema. Pasien juga
mengeluhkan batuk (+), berlendir (+),
sesekali bila malam hari. Sesak nafas (-).
RESUME
Demam (-), kejang (-), sakit kepala (-), sakit
menelan (-), nausea (-), vomitus (+) dengan
frekuensi 1x, satu hari sebelum masuk rumah
sakit, vomitus berupa nasi dan lendir.
Defekasi terakhir 1 hari sebelum masuk
rumah sakit. Miksi lancar, nyeri saat berkemih
(-), warna kuning muda. Pasien pernah rawat
jalan 2 minggu yang lalu dengan keluhan
yang sama yaitu edema, namun belum ada
perubahan.
RESUME
Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan kondisi
umum sakit sedang, kesadaran compos
mentis, status gizi kurang. Tanda vital :
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 102
kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu
36,2oC. Pada pemeriksaan kepala ditemukan
adanya edema palpebral. Pemeriksaan
abdomen: inspeksi permukaan kesan
cembung, peristaltic (+) kesan normal,
perkusi tes shifting dullness (+), ascites (+),
palpasi nyeri tekan (-), uji undulasi (+).
Ekstremitas atas dan bawah: akral hangat
RESUME
Hasil pemeriksaan laboratorium yaitu darah
rutin didapatkan leukosit 11,51 x 103 /uL,
eritrosit 5,12 x 106 /uL, hemoglobin 13,0 g/dl,
hematokrit 39,5% dan trombosit 397 x 103
/uL. Urinalisis didapatkan proteinuria (+3),
glukosa (-), sedimen leukosit (banyak),
sedimen eritrosit (0), sedimen epitel (+1), dan
sedimen Kristal (+3).
DIAGNOSIS

Sindrom
Nefrotik
DIAGNOSIS BANDING

- Glomerulonefritis Akut
- Renal Failure
TERAPI
MEDIKAMENTOSA NON
MEDIKAMENTOSA
- IVFD RL 8 gtt/menit - Tirah baring
- Injeksi Furosemide - Diet rendah garam
2 x 15 mg/IV - Diet tinggi protein
- Injeksi Ceftriaxone - Monitoring urine
600 mg/12 jam/IV setiap hari
ANJURAN

• Kimia darah (serum


kolesterol)
• Serum albumin
• C3 complemet
• Ureum dan Creatinin
• ASTO
FOLLOW UP
22 November 2015 23 November 2015
21 November 2015

Bengkak (+) pada daerah Bengkak (+) pada Bengkak (+) pada
mata (+) mulai daerah mata (+) mulai daerah mata (-), wajah
berkurang, wajah (+), berkurang, wajah (+), (+) mulai berkurang,
perut (+) meningkat, dan perut (+) meningkat, perut (+) meningkat,
daerah scrotum dan penis dan daerah scrotum dan dan daerah scrotum dan
(+). Demam (-), mual (-), penis (+). Demam (-), penis (+). Demam (-),
muntah (-). Batuk (+), mual (-), muntah (-). mual (-), muntah (-).
berlendir (+) sesekali saat Batuk (+), berlendir (+) Batuk (+), berlendir (+)
Subjek (S) malam. Sesak (-), nyeri sesekali saat malam sesekali saat malam dan
kepala (-), nyeri perut (-). dan saat menangis. saat menangis. Sesak
Pasien belum BAB sejak Sesak (-), nyeri kepala (-), nyeri kepala (-),
2 hari yang lalu. BAK (-), nyeri perut (-). nyeri perut (-). BAB
lancar, tidak nyeri saat BAB biasa. BAK biasa. BAK lancar, tidak
berkemih dan urine lancar, tidak nyeri saat nyeri saat berkemih dan
berwarna kuning. berkemih dan urine urine berwarna kuning
berwarna kuning berawan.
berawan.
FOLLOW UP
22 November 2015 23 November 2015
21 November 2015

Nadi: 100 kali/menit Nadi: 96 kali/menit Nadi: 102 kali/menit


Respirasi : 28 kali/menit Respirasi : 28 kali/menit Respirasi : 26 kali/menit
Suhu : 36,30C Suhu : 36,30C Suhu : 36,50C
TD : 110/60 mmHg TD : 120/80 mmHg TD : 110/80 mmHg

Edema palpebral (+), Edema palpebral (+), Edema palpebral (-), Tes
Objek (O) Tes Shifting Dullness Tes Shifting Dullness Shifting Dullness (+),
(+), Ascites (+), (+), Ascites (+), Ascites (+), Genitalia:
Genitalia: edema scrotal Genitalia: edema scrotal edema scrotal dan penis.
dan penis. dan penis. Produksi Urine:
Produksi Urine: Produksi Urine: 600cc/24 jam/17 kg =
350cc/24 jam/17 kg = 600cc/24 jam/17 kg = 1,47 cc/kgBB/jam
0,85 cc/kgBB/jam 1,47 cc/kgBB/jam
FOLLOW UP
21 November 2015 22 November 2015 23 November 2015

Asessment
Sindrom Nefrotik Sindrom Nefrotik Sindrom Nefrotik
(A)
FOLLOW UP
21 November 2015 22 November 2015 23 November 2015

Medikamentosa: Medikamentosa: Medikamentosa:


IVFD RL 8 gtt/menit IVFD RL 8 gtt/menit IVFD RL 8 gtt/menit
Injeksi Furosemide 2 x Injeksi Furosemide 2 x Injeksi Furosemide 2 x
15 mg/IV 15 mg/IV 15 mg/IV
Injeksi Ceftriaxone 600 Injeksi Ceftriaxone 600 Injeksi Ceftriaxone 600
mg/12 jam/IV mg/12 jam/IV mg/12 jam/IV
Prednison 3 x 20 mg Prednison 3 x 20 mg Prednison 3 x 20 mg
Plan
(P) Non Medikamentosa Non Medikamentosa Non Medikamentosa
Tirah baring Tirah baring Tirah baring
Diet rendah garam Diet rendah garam Diet rendah garam
Diet tinggi protein Diet tinggi protein Diet tinggi protein
Monitoring volume Monitoring volume Monitoring volume
urine urine urine
HASIL LAB 21 NOV 2015
1. Darah Rutin

Jenis Hasil Nilai Interpretasi


Pemeriksaan Pemeriksaan Normal
WBC 17,03 x 103 /uL 4,8 – 10,0 ↑
RBC 4,95 x 106 /uL 4,0 – 5,50 Normal
HGB 13,3 g/dl 12,0 – 18,0 Normal
HCT 39,9% 30,0 – 47,0 Normal
PLT 544 x 103 /uL 150 – 450 ↑
HASIL LAB 21 NOV 2015
2. Kimia Darah
Jenis Hasil Nilai Normal Interpretasi
Pemeriksaan Pemeriksaan
Total
220,1 mg/dL 50,3 – 201,2 ↑
Kolesterol
Creatinin 0,43 mg/dL 0,80 – 1,30 ↓
Albumin 2,3 mg/dL 6,3 – 8,4 ↓
Urea 17,6 mg/dL 15,0 – 43,2 Normal
3. Pemeriksaan Urinalisis
No. Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi

<6,5: Asam Netral


1. pH 6,5
>6,5 : Basa
2. Berat Jenis 1,025
3. Protein +3 Negatif ↑
4. Glukosa - Negatif Normal
5. Keton - Negatif Normal
6. Bilirubin - Negatif Normal
7. Urobilinogen Normal Normal Normal
8. Nitrit - Negatif Normal
9. Leukosit (+/-) Negatif ↑
10. Eritrosit +1 Negatif ↑
11. Sedimen
- Leukosit 7 0-2 ↑
- Eritrosit 1 0-1 Normal
- Silinder - Negatif Normal
- Epitel + Positif Normal
- Kristal - Negatif Normal
DISKUSI
Sindrom Nefrotik
Sindrom Nefrotik
Etiologi
PATOGENESIS
PATOGENESIS
PATOGENESIS
TERAPI FARMAKOLOGIS
TERAPI FARMAKOLOGIS

DOSIS OBAT YANG DIANJURKAN PADA PENGOBATAN


SINDROM NEFROTIK

Prednison :
Tiap harinya : 60 mg/m2/hari dibagi dalam 3 dosis
Intermiten : 40 mg/m2/hari dibagi dalam 3 dosis tiga hari
berturut-turut dalam 7 hari atau dengan
dosis
alternate (selang sehari)dosis tunggal pada
pagi hari.

Siklofosfamid : 2 - 3 mg/kg/hari selama tidak lebih dari

6 minggu sampai 8 minggu


Kriteria Pengobatan (Standar
Nasional/ISKDC)
1. Pengobatan dengan prednison.
2. Dosis prednison 60 mg/m2/hari atau 2
mg/kg BB selama 4 minggu dilanjutkan
dengan dosis 40 mg/m2/hari secara
intermiten yaitu 3 hari dalam 1 minggu
selama 4 minggu berikutnya atau secara
alternate (selang sehari).
3. Penderita dinyatakan Sensitif Steroid (SS)
bila menunjukan hasil remisi pada
pengobatan 8 minggu tersebut sedangkan
yang tidak menunjukan remisi di sebut
Resisten Steroid (SS)
4. Kriteria remisi ialah edema menghilang dan
proteinuria negatif selama 3 hari berturut-
Terapi Steroid (ISKDC)
Prednison
60 mg/mg2/hari ……… 28 hari
40 mg/mg2/hari ……… intermiten

4 minggu - I, 4 minggu - II,

Resisten steroid

R1 R2

Predn 2/3 dosis


Initial Initial

R = remisi

48
TERAPI FARMAKOLOGIS
MANAJEMEN DIET

Diet rendah garam (1-2


g/hari) karena anak
memiliki manifestasi
edema.

Diet protein normal sesuai


dengan RDA
(recommended daily
allowances) yaitu 1,5-2
g/kgbb/hari.
KOMPLIKASI
Infeksi
Hiperlipidem
ia
Hipokalsemia
Hipovolemia

Hipertensi
PROGNOSIS
Adapun prognosis pada kasus ini adalah
bonam, karena pasien mendapatkan
terapi yang adekuat, sehingga
kemungkinan terjadinya kesembuhan
sangat besar.
Daftar Pustaka
1. IDAI, 2012. Konsensus Tatalaksana
Sindrom Nefrotik Idiopatik pada Anak. Unit
Kerja Koordinasi Nefrologi Ikatan Dokter
Anak Indonesia.
http://idai.or.id/wp-content/uploads/201
3/02/TATA-LAKSANA-SINDROM-NEFROTIK-IDIOP
ATIK-PADA-ANAK.pdf

2. Jerome C. Lane et al, 2014. Pediatric


Nephrotic Syndrome.
http://emedicine.medscape.com/article/98
2920-overview#showall
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai