Anda di halaman 1dari 90

LAPORAN KASUS PANJANG

SEORANG ANAK DENGAN TETANUS + OMSK SINISTRA

Griffta Manansang
18014101053
Masa KKM:
9 Agustus – 17 Oktober 2021

Supervisor Pembimbing:
Dr. dr. Suryadi Tatura Sp,A
(K)

Residen Pendamping:
dr. Eli
TEORI
DEFINISI TETANUS

Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya tonus otot

dan spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin protein yang kuat

yang dihasilkan oleh Clostridium tetani, tanpa gangguan kesadaran. Tetanus ini

biasanya akut dan menimbulkan paralitik spastik yang disebabkan tetanospasmin.


ETIOLOGI

Clostridium tetani
 Berbentuk batang
 Basil gram positif dengan spora pada ujungnya
 Obligat anaerob
 Menghasilkan eksotoksin: tetanospasmin & tetanolisin
 Bertahan dalam suhu tinggi dalam bentuk spora
 Hidup di tanah dan di dalam usus binatang
 Spora mampu hidup bertahun-tahun dalam lingkungan anaerob
dan berubah menjadi bentuk vegetatif yang menghasilkan toksin
EPIDEMIOLOGI

 Penyakit ini umum terjadi di daerah pertanian, di daerah


pedesaan, pada daerah iklim hangat.
 Tetanus merupakan penyakit yang berrisiko tinggi di seluruh dunia
terutama di negara beriklim ropis dan negara berkembang

 Tersebar di seluruh dunia terutama pada daerah rdengan cakupan


imunisasi yang rendah, tingkat kebersihan yang kurang,
perawatan luka yang kurang diperhatikan

 Tetanus neonatorum di Indonesia (2007) = 12 per 1000 kelahiran


hidup
PATOGENESIS

Port d’entre
 1. Luka tusuk (paku, serpihan kaca, injeksi tidaksteril, injeksi,
obat, tindik), fraktur terbuka, gigitan binatang, luka bakar yang
luas
 2. Luka operasi, luka yang tidak dibersihkan dengan baik
 3. Otitis media, karies gigi, abses gigi, luka kronik, gangren
 4. Pemotongan tali pusat yang tidak steril, pembubuhan tali
pusat dengan kotoran binatang,
Port d’entry

Spora tumbuh dan


mengeluarkan toksin

Toksin masuk ke peredaran darah

Melekat pada Neuromuscular


junction
Pelepasan neurotrasmitter
terganggu

Saraf otonom
Saraf Otot

Spasme otot pernfasan


Menghambat otot antagonis
Obstruksi Saluran
Gerakan tak terkoordinasi pernafasan
KLASIFIKASI Tetanus Umum

 1. Paling sering diijumpai


 2. Bergantung luas dan dalamnya luka
 3. Terdapat kekakuan otot rahang menyebabkan mulut sukar dibuka
 4. Pada muka terjadi kekakuan otot muka sehingga menyerupai
muka meringis kesakitan (Rhisus sardonikus) (alis tertarik ke atas,
sudut mulut tertarik ke luar dan bawah, bibir tertekan kuat pada
gigi)
 5. Akibat kekakuan otot leher bagian belakang menyebabkan nyeri
waktu melakukan fleksi leher dan tubuh sehingga memberikan
gejala kaku kuduk sampai opisthotonus
 6. Kejang menyebabkan lengan fleksi dan adduksi serta tangan
mengepal kuat dan kaki dalam posisi ekstensi
 7. Pada kasus berat terjadi takikardi, hipertensi, berkeringat banyak,
panas tinggi, aritmia jantung
KLASIFIKASI Tetanus Lokal

 Bentuk tetanus ini berupa nyeri, kekakuan otot-otot pada bagian


proksimal dari tempat luka. Tetanuslokal adalah bentuk ringan dengan
angka kematian 1% dan bentuk ini dapat berkembang menjadi tetanus
umum
Tetanus Cephalic

 Terjadi bila luka di daerah mata, kulitkepala, muka, telinga, leher, dan
OMSK.
 Gejala berupa disfungsi saraf kranial (n.III, IV, VII, IX, X, XI) dan dapat
berupa gangguan tersendiri maupun kombinas
 Dapat berkembang menjadi tetanus umum dan memiliki prognosa
buruk
MANIFESTASI KLINIS

 Trismus : sukar makan/minum, bicara tidak jelas karena spasme


otot masseter
 Spasme otot leher : leher sakit dan kaku kuduk positif
 Rhisus sardonikus karena spasme otot muka (alis tertarik ke atas,
sudut mulut tertarik ke luar bawah, bibir tertekan kuat pada gigi)
 Opistotonus (ekstremitas inferior dalam keadaan ekstensi, lengan
kaku dan tangan mengepal kuat)
 Spasme otot lain : dinding perut tegang, anggota gerak spastic,
sukar duduk/jalan.
 Kejang tonik dengan kesadaran tidak terganggu
KLASIFIKASI ABBLETT
SKORING BLECK
DIAGNOSIS
Anamnesis

 Apakah dijumpai luka tusuk, luka kcelakaan/patah tulang


terbuka, luka dengan nanah atau gigitan binatang?
 Apakah pernah keluar nanah dari telinga?
 Apakah pernah menderita gigi berlubang?
 Apakah sudah pernah mendapat imunisasi DT, atau TT, kapan
imunisasi yang terakhir?
 Selang waktu antara timbulnya luka dengan gejala klinis
pertama?
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Nilai hitung leukosit dapat meningkat


 Pemeriksaan LCS menunjukkan hasil yang normal
 Kadar enzim otot (kreatin kinase, aldolase) di dalam darah dapat
meningkat
 EMG menunjukkan pelepasan subunit motorik yang terus
menerus
DIAGNOSIS BANDING

 Meningitis, meningoensefalitis, ensefalitis


 Tetani karena hipokalsemia dan hipofosfatemia
 Keracunan striknin
 Rabies
 Trismus akibat proses lokal oleh mastoiditis, OMSK, dan abses
peritonsilar
PENATALAKSANAAN

 Mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi


 Menjaga saluran nafas tetap bebas, pada kasus yang berat perlu
trakeostomi
 Memberikan tambahan oksigen sungkup
 Mengurangi spasme dan mengatasi kejang dengan Diazepam
Dosis anak: 0,1-0,3 mg/kgBB/kali (iv)
5mg untuk BB <10kg, 10mg BB>10kg (per rektal)
Maintenance: diazepam 20-40mg/kgBB/hari (iv)
 Antibiotik:
 Lini I: metronidazole iv dengan loading dose 15mg/kgBB dalam 1
jam dilanjutkan 30mg/kgBB/hari selama 1 jam perinfus setiap 6 jam
selama 7-10 hari
 Lini II: penisilin prokain 50.000-100.000/kgBB/hari selama 7-10 hari

 Anti Serum
 Dosis yang dianjurkan: 100.000 IU
 Human Tetanus Immune Globulin dengan dosis 3000-6000 IU (im)
PENCEGAHAN

 Perawatan luka
 Pemberian ATS pada luka baru kurang dari 6 jam
 Imunisasi Aktif
 DPT: Vaksin kombinasi yang dapat diberikan sebanyak 3 kali
(usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan)
 Tetanus Toksoid: diberikan pada wanita usia subur, diatas usia 12
tahun, dan bu hamil
KOMPLIKASI

 Saluran pernapasan
 Dapat terjadi asfiksia, aspirasi pneumonia, atelektasis akibat obstruksi oleh sekret,
pneumotoraks dan mediastinal emfisema biasanya terjadi akibat dilakukannya
trakeostomi.
 Kardiovaskuler
 Komplikasi berupa aktivitas simpatis yang meningkat antara lain berupa takikardia,
hipertensi, vasokonstriksi perifer dan rangsangan miokardium.
 Tulang dan otot
 Pada otot karena spasme yang berkepanjangan bisa terjadi perdarahan dalam otot.
Pada tulang dapat terjadi fraktura kolumna vertebralis akibat kejang yang terus-
menerus terutama pada anak dan orang dewasa.
 Komplikasi yang lain
 Laserasi lidah akibat kejang, dekubitus karena penderita berbaring dalam satu posisi
saja, panas yang tinggi karena infeksi sekunder atau toksin yang menyebar luas dan
mengganggu pusat pengatur suhu
TETANUS NEONATORUM

 Disebabkan oleh aspek pelayanan kesehatan neonatal terutama


pada pelayanan persalinan, khususnya perawatan tali pusat
 Diagnosis: bayi sadar, sering mengalami kekakuan bila bayi
terangsang atau tersentuh, bayi jadi malas minum
 Mulut mencucu seperti ikan (carpermouth), trismus, opistotonus,
anggota gerak spastik (boxing position)
 Tatalaksana:
 Diazepam 10mg/kg/hari secara iv dalam 24 jam
 HTIG 500 iu (im) atau ATS 5000 U (im)
 Antibiotik metronidazol 30mg/kgbb/hari dengan interval setiap 6
jam selama 7-10 hari
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

 Nama : RGF
 Kelamin : Laki-laki
 TTL/Umur : Manado, 30 September 2008 / 13 Tahun
 Anak ke : 5
 Agama : Kristen
 BB : 29 kg
 TB : 140 cm
 Kebangsaan : Indonesia
 Suku Bansa : Minahasa
 Alamat : Kembes 1
IDENTITAS ORANGTUA

Nama Ibu : Ny. FS


Usia : 47 tahun
Perkawinan : I
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Nama Ayah : Tn. JR
Usia : 45 tahun
Perkawinan : I
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
FAMILY TREE
KELUHAN UTAMA

 Sulit membuka mulut sejak 1 minggu sebelum


masuk rumah sakit
KELUHAN TAMBAHAN

 Kejang 1 minggu sebelum masuk rumah sakit


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

 Pasien sulit membuka mulut 1 minggu sebelum masuk rumah sakit


 Pasien juga mengalami kejang dengan durasi 5 menit, frekuensi kejang
dalam sehari bisa mencapai 1-2 kali. Setelah kejang Kembali seperti
biasa.
 Riwayat jatuh dan tertusuk sesuatu sekitar 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit.
 Riwayat keluar cairan dari telinga kiri.
 Riwayat tetanus usia 4 tahun.
 Riwayat imunisasi tidak diketahui.
 Demam, mual, muntah, dan batuk disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

 Morbili : tidak pernah


 Varisela : tidak pernah
 Pertusis : tidak pernah
 Diare : 1 kali
 Cacing : tidak pernah
 Batuk/pilek : 1 kali
 Lain-lain : kejang umur 4 tahun
RIWAYAT ANTENATAL

 Selama hamil Ibu melakukan ANC sebanyak 1 kali di


puskesmas
 Selama hamil Ibu imunisasi Tetanus Toxoid (TT) sebanyak1
kali
 Selama masa kehamilan ibu pasien sehat
KEPANDAIAN / KEMAJUAN BAYI

Pertama kali
 Membalik : 2 bulan
 Tengkurap : lupa
 Duduk : 9 bulan
 Merangkak : 9 bulan
 Berdiri : 10 bulan
 Berjalan : 11 bulan
 Tertawa : 2 bulan
 Berceloteh : 3 bulan
 Memanggil mama : 11 bulan
 Memanggil papa : 11 bulan
RIWAYAT MAKANAN

 ASI : 0 bulan – 24 bulan


 PASI : lupa
 Bubus susu : lupa
 Bubur saring : lupa
 Bubur halus : lupa
 Makanan Padat : lupa
RIWAYAT IMUNISASI

Jenis Imunisasi Dasar Booster


I II III I II III
BCG
DPT
Polio
Campak
Hepatitis

Imunisasi dasar tidak diketahui


RIWAYAT KELUARGA

 Hanya pasien yang mengalami sakit seperti ini


KEADAAN SOSIAL-EKONOMI, KEBIASAAN,
DAN LINGKUNGAN

 Pasien tinggal dirumah permanen, berdinding tembok,


beratap seng, berlantai cor. Jumlah kamar ada 3 dan 1
orang anak. WC terletak didalam rumah. Sumber air
minum dari PAM. Sumber listrik dari PLN. Penanganan
sambah dibakar
PEMERIKSAAN FISIK
 Berat Badan : 29kg
 Tinggi Badan : 140cm
 Indeks Masa Tubuh : 14.7 kg/m2

Status Gizi
 BB/U= 29/45 x 100%= 65% (BB Kurang)

 TB/U= 140/155 x 100%= 90% (Normal)

 BB/TB= 29/34 x 100%= 85% (Gizi Kurang)


STATUS GIZI

 Berat Badan: 29 kg
 Tinggi Badan: 140 cm
 Indeks Massa Tubuh : 15.97 kg/m2
 Status Gizi (kurva CDC 2000)
 BB/U: 35/54 x 100%=64% (BB Kurang)
 TB/U: 148/162 x 100%=91% (TB Normal)
 BB/TB: 35/40 x 100% = 87% (Gizi Kurang)
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum : Tampak Sakit


 Kesadaran : E4 M5 V3

Tanda vital
 Tekanan darah : 100/60 mmHg
 Nadi : 94 x /menit
 Respirasi : 24 x/menit
 Suhu : 36,8º C
PEMERIKSAAN FISIK

Kulit
 Warna : Sawo Matang
 Efloresensi : Tidak ada
 Pigmentasi : Tidak ada
 Jaringan parut : Tidak ada
 Lapisan lemak : Kurang
 Turgor : Kembali cepat
 Tonus : Eutonia
 Oedema: Tidak ada
 Sianosis : Tidak ditemukan
 Anemis : -/-
 Ikterus : Tidak ditemukan
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala
 Bentuk : Normocephal
 Ubun-ubun besar: Sudah menutup
 Rambut : Hitam, tidak mudah rontok
PEMERIKSAAN FISIK

Mata
 Exophtalmus/enophtalmus : (-/-)
 Tekanan bola mata : Normal pada perabaan
 Conjunctiva : Anemis (-/-)
 Sclera : Ikterik (-/-)
 Corneal reflex : Normal
 Pupil : Bulat, isokor, Ø 3 mm – 3 mm Refleks Cahaya (+/+)
 Lensa : Jernih
 Fundus & visus : Tidak dievaluasi
 Gerakan: Normal
 Edema : (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK

Telinga : Sekret (-/+)


Hidung : Sekret (-/-) Darah (-/-)
Mulut
 Bibir : Sianosis (-)
 Selaput mulut : Mukosa kering
 Lidah : Beslag (-)
 Gusi : Perdarahan (-)
 Gigi : Karies (-)
 Bau pernapasan : Foetor ex Ore (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Tenggorokan
 Tonsil : T1-T1, hiperemis (-)
 Faring : Hiperemis (-)

Leher
 Trakea : Letak ditengah
 Kelenjar : Pembesaran KGB (-)
 Kaku kuduk : Tidak ditemukan
 Lain – lain : Tidak ditemukan
PEMERIKSAAN FISIK

Thoraks
 Bentuk : Normal - Simetris
 Xiphosternum : Tidak ditemukan
 Rachitic rosary : Tidak ditemukan
 Harrison’s groove : Tidak ditemukan
 Ruang intercostal : Normal
 Pernapasan paradoxal : Tidak ditemukan
 Precordial bulging : Tidak ditemukan 
PEMERIKSAAN FISIK

Paru-paru
 Inspeksi : Simetris, retraksi (-)
 Palpasi : Stem fremitus kanan sama dengan kiri
 Perkusi : Sonor kanan sama dengan kiri
 Auskultasi :Suara pernapasan vesikuler, ronkhi -/-, wheezing-/-
PEMERIKSAAN FISIK

Jantung
 Detak jantung : 94 x/menit
 Iktus kordis : Tidak tampak
 Batas kiri : ICS V Linea midklavikularis sinistra
 Batas kanan : ICS III-IV Linea parasternalis dextra
 Batas atas : ICS II-III Linea parasternalis sinistra
 Bunyi jantung apeks : M1>M2
 Bunyi jantung aorta : A1>A2
 Bunyi jantung pulmo : P1< P2 Bising : (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen
 Bentuk : Datar dan lemas
 Lain-lain : Bising usus (+) normal, nyeri tekan epigastrium(-)
 Hepar : Tidak teraba besar
 Lien : Tidak teraba besar
PEMERIKSAAN FISIK

 Genitalia : Laki-laki, normal 


 Kelenjar : Pembesaran KGB (-)
 Anggota gerak : Akral hangat, CRT < 2 detik
 Tulang Belulang : Deformitas (-) 
 Otot-otot
 Refleks-refleks : Refleks fisiologis -/-, refleks patologis -/-,
spastis (+), klonus (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hematologi 26-08-2021
HEMATOLOGI HASIL NILAI RUJUKAN
Leukosit 15.2 5.000 – 13.000/Ul
Eritrosit 4.70 4,70 – 6,10 x 106/Ul
Hemoglobin 13.0 12.0 – 16.0 g/dl
Hematokrit 37.3 37 – 47 %
Trombosit 565 150 – 450 x 10^3/Ul
MCH 27.7 27,0 – 35,0 pg
MCHC 34.9 30,0 – 40,0 g/dL
MCV 79.4 80,0 – 100,0 fl
 
PEMERIKSAAN PENUNJANG

26-08-2021
KIMIA KLINIK Hasil Nilai Rujukan 

SGOT 301 < 33


SGPT 153 <43
Ureum darah 29  10 – 40
Creatinin darah 0.6  0.5 – 1.5
GDS 101  70 – 140
Chlorida darah 93.5  98.0 – 109.0
Kalium darah 4.57  3.50 – 5.30
Natrium darah 137  135 - 153
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

MSCT Kepala (26/08/2021)

 Tak tampak lesi/hipo/hyperdense pada brain parenchym

 Sulci dan gyri normal

 Pons dan cerebellum normal

 Tak tampak kalsifikasi abnormal

 Tak tampak deviasi midline

 Orbita mastoid dan sinus paranasalis kanan kiri tak


tampak kelainan

 Calvaria normal

Kesimpulan:

 Tak tampak gambaran perdarahan / iskemik/ infark


maupun efek desak massa pada brain perenchyma
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Cervical AP/Lateral (26/08/2021)

 Alignment baik, curva melurus

 Trabekulasi tulang normal

 Superior dan inferior end plate tampak baik

 Corpus, pedicle dan spatium intervertebralis


tampak baik

 Tak tampak kalsifikasi abnormal

 Tak tampak erosi/destruksi tulang

 Tak tampak paravertebral soft tissue


mass/swelling

Kesimpulan:

Paracervical muscle spasm


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto Thorax AP Lateral (26/08/2021)

 Cor: bentuk dan ukuran kesan normal

 Pulmo: tak tampak infiltrate

 Sinus phrenicocostalis kanan kiri tajam

 Hemidiafragma kanan kiri tampak baik

 Trakea letak ditengah

 Soft tissue tampak baik

Kesan:

Cor dan pulmo tak tampak kelainan


PEMERIKSAAN PENUNJANG

X Foto Thoracal AP/Lateral (26/08/2021)


 Tampak anterior wedge corpus VTh 3-7
(Corpus VTh 5 paling berat) yang
menyebabkan curve kyphotic
 Tampak listesis VTh 10 terhadap VTh 11
sebesar <25% ke posterior, tak tampak jelas
ada/tidak garis fraktur
 Trabekulasi tulang diluar lesi tampak normal
 Superior dan inferior end plate diluar tampak
baik
 Tak tampak klasifikasi abnormal
 Tak tampak paravertebral soft tissue
mass/swelling
Kesimpulan:
 Severe anterior wedge compression fracture
corpus VTh 3-7 (corpus VTh 5 paling berat
yang menyebabkan curve vertebra thoracal
 Posterolistesis VTh 10 terhadap VTh 11 grade 1
RESUME

S:
 Pasien laki-laki berusia 13 Tahun
• Pasien mengeluh tidak bisa
membuka mulut sejak 1 minggu
 BB : 29 kg, TB : 140 cm sebelum masuk rumah sakit
• Pasien juga mengalami kejang

sejak 1 minggu sebelum masuk
BB/TB: 29/34 x 100% = 85% (Gizi
rumah sakit
Kurang) • Pasien mengalami Riwayat jatuh
dan tertusuk sejak 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit
 MRS : 26/08/2021
• Riwayat imunisasi tidak diketahui
• Riwayat demam, mual, muntah
dan batuk disangkal
RESUME

 Pasien laki-laki berusia 13 Tahun

 BB : 29 kg, TB : 140 cm

 BB/TB: 29/34 x 100% = 85% (Gizi Kurang)

 MRS : 26/08/2021
S O

• Pasien mengeluh tidak bisa • KU : cukup, Kesadaran E4 M5 V3


membuka mulut sejak 1 minggu • TD : 100/60 mmHg, Nadi : 94x/menit
sebelum masuk rumah sakit Respirasi : 24x/menit, Suhu badan :
• Pasien juga mengalami kejang 36.8 C
sejak 1 minggu sebelum masuk • Kepala : anemis (-), ikterik (-)
rumah sakit
• Thorax : simetris, retraksi (-). Cor
• Pasien mengalami Riwayat jatuh : bising (-). Pulmo : Sp.
dan tertusuk sejak 1 minggu Bronkovesikuler, Rh (-/-), Wh (-/-)
sebelum masuk rumah sakit
Abdomen : datar lemas BU (+) normal
• Riwayat imunisasi tidak diketahui
Ekstremitas : akral hangat CRT < 2 detik
• Riwayat demam, mual, muntah
Motorik: 3/3 | 3/3
dan batuk disangkal
A P

 Tetanus + Commotio cerebri +


OMSK s + Gizi Kurang • IVFD Ds ½ NS

• Inj ceftriaxone 2x1 gr/iv

• Inj metronidasol 4x27 mg

• Paracetamol 500 mg/ 8jam

• Tetagam 3000 IU
FOLLOW UP
HARI PERTAMA
PERAWATAN HARI KE 2

S O

 kejang (+)  KU: tampak sakit, Kes: E4M5V3

 kaku mulut (+)  TD: 100/60, HR: 94x RR: 24x Sb: 36.8

 demam (-)  Kepala: conj anemis -/-, sklera ikterik,


kaku kuduk (+)
 Thorax: retraksi (-), C/P dalam batas
normal
 Abdomen: distensi (-), BU (+), H/L tidak
teraba besar, opitotous (+)
 Extr: akral hangat, CRT < 3s
 Motorik: 3/3 | 3/3
A P

 Tetanus + Comotio Serebri +  IVFD D5 ½ NS


OMSK sinistra + Gizi Kurang
 Inj Ceftriaxone 2x1 gr iv
 Inj metronidasol 4x27 gr
 Paracetamol 500 gr/8jam
 Tetagam 3000 IU
 Berat Badan : 29kg
 Tinggi Badan : 140cm
 Indeks Masa Tubuh : 14.7 kg/m2

Status Gizi
 BB/U= 29/45 x 100%= 65% (BB Kurang)

 TB/U= 140/155 x 100%= 90% (Normal)

 BB/TB= 29/34 x 100%= 85% (Gizi Kurang)


A P

 Tetanus + comotio serebri  O2 nasal 1-2 lpm k/p


+ OMSK s + gizi buruk  IVFD DS ½ NS 25 gtt/menit
makro
 IV ceftriaxone 2x1 gr (2)
 IV Metrinidasol 270mg/6jam (3)
 IV diazepam 10mg/6jam
 Post pemberian tetagam 3000 IU
 Pasang NGT
HARI KE DUA
PERAWATAN HARI KE 3

S O

 Kejang (-) Tampak sakit, Kes: Compos mentis


TD: 100/60, HR: 90x/menit, RR: 20x/menit, SB: 36.8
 kaku mulut (+)
Kepala: conj anemis (-), sklera ikterik (-), kaku kuduk
 demam (-) (+), trismus (+), risus sardonikus (+)
Thorax: simetris, retraksi (-), Cor: bising (-), Pul: wh
(-/-), rh (-/-)
Abdomen: distensi (-), BU (+) datar lemas, hepar lien
tidak teraba besar, Opistotonus (+)
Ext: akral hangat, CRT < 3s, tonus NN/↑↑, refleks
fisiologis ++/++, refleks patologis (-), punggung:
opitotonus (+)
A P

 Tetanus + Comotio Serebri +  Oz nasal 1-2 lpm k/p


OMSK sinistra + Gizi Kurang  IVFD D5 NS (HS) 25 gtt/menit
makro
 iv ceftriaxone 2x1 gr (2)
 iv metronidazole 270mg/6jam (3)
 iv diazepam 10mg/6jam
 Post pemberian tetagam 3000 IU
 Pasang NGT
HARI KE TIGA
PERAWATAN HARI KE 6

S O

 Kejang (-)  KU tampak sakit. TD 100/60, HR 98x, RR


22x, Sb 36.7,SpOz 96%
 intake (+) per oral
 Kepala: conj anemis (-), sklera ikterik (-),
kaku kuduk (+), trismus (+) 2cm, risus
sardonikus (+)
 Thorax: simetris, retraksi (-), cor mur-mur
(-), pul wh -/-, rh -/-
 Abdomen: BU (+) datar lemas, hepar lien
tidak teraba
 Extremitas: akral hangat, crt <2 detik,
tonus NN | ↑ ↑, RF ++ /++. RP (-).
 Punggung epistotonus (+)
A P
 O2 nasal 1-2 lpm k/p
 Tetanus + OMSK sinistra +  IVFD kabiven 23ml/jam (08.00-09.00)
Comotio Serebri + Gizi Kurang
 IVFD kabiven 11 ml/jam (09.00-10.00)
setelah itu stop
 IVFD DS1/2 NS 24ml/jam (minimal)
 IV ceftriaxone 2x1 gr (5)
 IV metronidasol 4x270mg (6) s/d hari ke 10
 IV diazepam 10mg/6jam
 IV diazepam 10mg k/p kejang
 Paracetamol 500mg/8jam k/p
 Post pemberian tetagam 3000 IU
HARI KE EMPAT
PERAWATAN HARI KE 8

S O

 Kejang (-)  KU tampak sakit, Kes Compos mentis

 TD 100/60, N 96x, RR 22x, Sb 37


 BAB hitam sejak 2 hari
 Kepala: conj anemis (-), sklera ikterik
(-), trismus (+)
 Thorax: simetris, retraksi (-), wh -/-, rh
-/-
 Abdomen: datar, lemas, BU (+) n, Hepar
Lien tidak teraba besar
 Punggung: opistotonus (+)

 Tonus NN/↑ ↑, RF ++/++,


A P

 Tetanus + OMSK sinistra +  O2 nasal 2 lpm k/p


Comotio cerebri + gizi kurang +  IVFD D5 ½ NS 24 ml/jam → IVFD
Observasi GIT bleeding Kabiven 23 ml/jam
 Inj ceftriaxone 2x1 gr (7)

 Metronidazol 4x270mg (8) s/d hari ke


10
 Omeprazole 2x35mg iv

 Diazepam 4x10mg iv

 Paracetamol 500mg/8jam k/p


HARI KE LIMA
PERAWATAN HARI KE 9

S O

 Kejang (-), BB hitam  KU: cukup

bercampur darah (+)  Kes: C

 TD: 100/70, N:90x, RR: 20x, Sb 37

 Kepala: conj anemis (-), sklera ikterik (-)

 Tho: simetris, retraksi (-), rh-/-, wh -/-

 Abd: akral hangat, CRT <2 detik. Tonus


NN/↑ ↑ , RF ++/++
A P

 Tetanus + OMSK sinistra +  O2 nasal 2 lpm k/p


comotio serebri + gizi kurang +  IVFD d5 ½ NS 24 ml/jam
Observasi GIT bleeding
 Inj ceftriaxone 2x1 gr (8)

 Inj Metronidazol 4x270 mg (9) s/d 10


atau Metronidazol 4x250mg PO
 Inj Diazepam 4x10mg iv

 Inj Omeprazole 2x35mg iv (2)

 Paracetamol 500mg/8jam k/p

 Post tetagam 3000 IU


PEMERIKSAAN LABORATORIUM

31-08-2021

Hematologi Hasil Nilai Rujukan Satuan


Leukosit 8.8 5.0 – 13.0 10^3/uL
Eritrosit 4.31 4.00 – 5.20 10^6/uL
Hemoglobin 12.0 11.5 – 15.5 g/dL
Hematokrit 36.3 35.0 – 45.0 %
Trombosit 388 170 - 450 10^3/uL
MCH 27.8 25.0 – 33.0 pg
MCHC 33.0 31.0 – 37.0 g/dL
MCV 84.4 77.0 – 95.0 fL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Kimia Klinik Hasil Nilai Rujukan Satuan


SGOT 101 <33 U/dL
SGPT 88 <43 U/dL
Ureum Darah 14 10 - 40 mg/dL
Creatinin Darah 0.6 0.5 - 1.5 mg/dL
GDS 109 70 - 140 mg/dL
Chlorida Darah 103.2 98.0 - 109.0 mEq/L
Kalium Darah 4.57 3.50 - 5.30 mEq/L
Natrium Darah 134 135 - 153 mEq/L
HARI KE ENAM
PERAWATAN HARI KE 10

S O

 Kejang (-)  KU: cukup, kes: compos mentis

 TD: 90/60, N: 90x, RR: 20x, Sb: 37


 BAB hitam (-)
 Kepala: conj anemis (-), sklera ikterik (-)

 Tho: simetris, retraksi (-), rh -/-, wh -/-

 Abd: datar, lemas, BU (+) n, hepar lien


tidak teraba besar
 Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik
A P

 Tetanus + OMSK sinistra +  O2 nasal kanul 1 lpm k/p

comotio serebri + riw GIT  IVFD D5 ½ NS 24 ml/jam


bleeding  Inj ceftriaxone 2x1 gr (9)

 Inj Metronidazol 4x270mg (10)

 Inj Diazepam 2x10 mg IV (kalua kejang)

 Inj Omeprazole 2x35mg (3)

 Paracetamol 500mg/8 jam k/p

 Post tetagam 3000 IU


HARI KE TUJUH
PERAWATAN HARI KE 12

S O

 Kejang (-), BAB hitam (-), intake (+)  KU: sedang, Kes: CM

 TD: 90/50, N: 98x, SB: 36.8, RR: 22x

 Kepala: conj anemis (-), sklera ikterik


(-), trismus 5 cm
 Tho: simetris retraksi (-), cor bising (-),
Pul rh -/-, wh -/-
 Extremitas: akral hangat, CRT , 2 detik

 Punggun: risus sardonikus


A P

 Tetanus + comotio cerebri + OMSK  IVFD D5 ½ NS 24 ml/jam


sinistra + gizi kurang + Observasi
melena ec susp sepsis  Ceftriaxon 2x1 gr (10)
 Inj metronidazole (12)
 Inj diazepam 2x10 mg IV k/p
 Inj omeprazole 2x35mg (5)
 Paracetamol 500mg/8jam k/p
 Post tetagam 3000 IU
 Diet lunak
HARI KE DELAPAN
PERAWATAN HARI KE 13

S O

 Kejang (-)  KU: cukup, kes: CM


 TD 90/60, N 98x, RR 24x, Sb 37
 Intake (+) bubur
 Kepala: conj anemis (-), sklera ikterik
(-)
 Tho: simetris, retraksi (-), rh -/-, wh -/-
 Abd: datar, lemas, BU (+) n, H/L tidak
teraba besar
 Extr: akral hangat, CRT <2 detik
Pemeriksaan Laboratorium 7 - 09 - 2021
Kimia Klinik Hasil Nilai Rujukan Satuan
Ureum Darah 17 10 - 40 mg/dL
Creatinin Darah 0.6 0.5 - 1.5 mg/dL
Cholesterol 167 133 - 200 mg/dL
HDL Cholesterol 43 >40 mg/dL
LDL Cholesterol 100 60 - 130 mg/dL
Trigliserida 121 30 - 190 mg/dL
Fosfor 5.5 2.7 - 4.5 mg/dL
Magnesium 1.76 1.70 - 2.50 mg/dL
Albumin 3.97 3.50 - 5.70 g/dL
Chlorida Darah 103.0 98.0 - 109.0 mEq/L
Kalium Darah 4.80 3.50 - 5.30 mEq/L
Natrium Darah 141 135 - 153 mEq/L
Calsium 10.10 8.10 - 10.40 mg/dL
SGOT 51 <33 U/L
SGPT 58 <43 U/L
A P

 Tetanus + comotio serebri +  Cefixime 2x100 mg (2)


OMSK sinistra + gizi kurang
 Paracetamol 3x500mg (kp)
 Diazepam inj 10mg (kp)
 Diet lunak
HARI KE SEMBILAN
PERAWATAN HARI KE 14

S O

 Kejang (-)  KU: cukup, Kes: cm


 TD 100/60, N 100x, Sb 36.8, RR 22x
 Intake (+)
 Kep: conj anemis -/-, sklera ikterik -/-
 Tho: simetris, retraksi (-), Cor: bising
(-), Pul: wh -/-, rh -/-
 Abd: BU (+) n
 Punggung: risus sardonikus
 Extr: akral hangat, CRT <2 detik
A P

 Tetanus + comotio cerebri +  Cefixime 2x100mg (3)


OMSK sinistra + gizi kurang
 Paracetamol 3x500mg (kp)
 Diazepam inj 10mg (kp)
 Diet lunak
PROGNOSIS

 Quo ad vitam : bonam


 Quo ad functionam : dubia ad bonam
 Quo ad sanationam: dubia ad bonam
DISKUSI
Kasus Teori

 Pasien dikeluhkan sulit Pada anamnesis


membuka mulut dan kejang
 Riwayat kapan tertusuk
 Pasien memiliki riwayat benda
jatuh dan tertusuk benda
 Riwayat imunisasi
 Riwayat imunisasi pasien
yang tidak diketahui  Riwayat gigi berlubang,
keluar cairan dari telinga
 Dan memiliki riwayat keluar
cairan dari telinga
Kasus Teori

Gambaran Klinis  Trismus adalah kekakuan pada otot


masatter sehingga sukar membuka mulut
 Trismus <3cm
 Risus sardonikus dimana akibat spasme
 Risus sardonikus otot muka, sehingga dahi tampak
mengkerut, alis tertarik ke atas, mata agak
 Opistotonus tertutup, sudut mulut tertarik keluar dan
kebawah, gigi tertekan kuat pada gigi
 Opistotonus dimana kekakuan otot tubuh
seperti otot punggung, otot leher (kaku
kuduk), otot badan dan trunk muscles.
Kekakuan yang sangat berat dapat
menyebabkan tubuh melengkung seperti
busur
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai