Anda di halaman 1dari 25

I.

DEFINISI LIKUIDASI
Likuidasi adalah berhentinya kegiatan operasi perusahaan (pembubaran usaha) secara
keseluruhan dengan menjual sebagian atau seluruh aktiva perusahaan, membayar semua
utang pajak, kewajiban pada pihak ketiga dan sisanya dibagikan kepada para sekutu sesuai
dengan rasio laba / rugi.
Sedangkan Disolusi yaitu masuknya sekutu baru atau pengunduran diri sekutu lama
atau meninggalnya sekutu lama akan mengakibatkan disolusi (pembubaran) persekutuan.
Tetapi disolusi tidak selalu terjadi dengan berhentinya operasi persekutuan atau berhentinya
usaha dan akuntansi persekutuan. Disolusi persekutuan menurut Undang-undang adalah
"perubahan pada hubungan sekutu ketika ada sekutu yang tidak lagi terlibat dalam
menjalankan usaha yang berbeda dengan penyelesaian (winding up) usaha tersebut (Bagian
29 Undang-undang).

II. PROSES LIKUIDASI


Pada umumnya, likuidasi persekutuan menyangkut hal-hal:

1. Mengkonversi Aktiva Nonkas Menjadi Kas


Mengakui keuntungan dan kerugian dan beban likuidasi likuidasi.

2. Menyelesaikan Menyelesaikan Seluruh Kewajiban


Mendistribusikan kas kepada para sekutu berdasarkan saldo akhir akun modal
mereka.

Penjelasan umum mengenai proses likuidasi itu mengasumsikan bahwa persekutuan


solven(mampu membayar hutang-hutangnya), dengan kata lain aktiva persekutuan
melebihikewajiban. Persekutuan juga diasumsikan bahwa semua sekutu memiliki bagian atas
aktivabersih persekutuan, tidak ada saldo pinjaman kepada sekutu, dan seluruh aktiva
dikonversikanmenjadi kas sebelum kas didistribusikan kepada sekutu. Jika asumsi ini tidak
ada, proseslikuidasi akan menjadi sangat kompleks. Bab ini akan mulai membahas likuidasi
sederhanauntuk persekutuan yang solven dan kemudian berlanjut ke likuidasi bertahap dan
terakhirlikuidasi persekutuan insolven (tidak mampu membayar hutangnya).

LIKUIDASI PERSEKUTUAN SEDERHANA


Likuidasi persekutuan yang sederhana mengkonversi seluruh aktiva sekutu menjadi kas
danmendistribusikan kas kepada para sekutu pada penyelesaian akhir urutan persekutuan.
Untuk menggambarkan likuidasi sederhana, anggaplah neraca Hani dan Kiki pada tanggal 31
Desember 20X1 adalah sebagai berikut:

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
HANI DAN KIKI
NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1

Hani dan Kiki membagi laba rugi masing-masing 70% dan 30% dan setuju untuk
melikuidasi persekutuan mereka sesegera mungkin setelah 1 Januari 20X2. Persediaan
dijual$25.000, aktiva tetap dijual $30.000, dan $22.000 berhasil ditagih dari penyelesaian
akhir piutang dagang. Sebagai langkah terakhir dalam likuidasi persekutuan, kas yang
tersedia sebesar$87.000 dibagikan kepada para kreditur dan sekutu.
Urutan-urutan Pembayaran:
1. Kepada kreditur atas hutang dagang $40.000
2. Kepada Hani atas saldo pinjamannya $10.000
3. Kepada Hani atas saldo modalnya $ 8.900
4. Kepada Kiki atas saldo modalnya $28.100
Total yang didistribusikan $87.000

Jumlah kas yang didistribusikan kepada para sekutu sama dengan saldo akun modal
para sekutusetelah seluruh kerugian yang terjadi atas likuidasi tersebut diakui. Ayat jurnal
persekutuanselama periode akun likuidasi diperlihatkan pada Peraga 17-1. Kerugian selama
periode likuidasidibebankan langsung ke akun modal dengan rasio pembagian laba rugi
perbandingan 70% dan30%. Rasio pembagian laba rugi digunakan selama periode likuidasi
kecuali jika perjanjianpersekutuan menyebutkan metode pembagian laba dan rugi yang lain
selama likuidasi. Akan tetapi, pada kasus :

Ayat Jurnal Untuk Mencatat Likuidasi :


Kas $25.000
Modal Hani(70%) $ 3.500
Modal Kiki(30%) $ 1.500
Persediaan $30.000
(Mencatat penjualan berbagai item persediaan dan alokasi kerugian $5.000 ke akun
modal para sekutu sesuai dengan rasio pembagian laba dan rugi sisa)

Kas $30.000
Modal Hani(70%) $ 7.000
Modal Kiki(30%) $ 3.000
Aktiva tetap-bersih $40.000
(Mencatat penjualan aktiva tetap dan alokasi kerugian $10.000 ke akun modal para
sekutu sesuai dengan rasio pembagian laba dan rugi sisa)

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
Kas $22.000
Modal Hani $ 5.600
Modal Kiki $ 2.400
Piutang dagang-bersih $30.000
(Mencatat hasil penagihan piutang dagang $22.000 dan untuk menghapuskan piutang
$8.000 sisanya sebagai kerugian yang dibebankan ke akun modal para sekutu sesuai
dengan rasio pembagian laba dan rugi sisa)

Hutang dagang $40.000


Kas $40.000
(Mencatat pembayaran hutang kepada bukan-sekutu)

Pinjaman dari Hani $10.000


Kas $10.000
(Membayar pinjaman dari Hani)

Modal Hani $8.900


Modal Kiki $28.100
Kas $37.000
(Mendistribusikan kas kepada para sekutu dalam likuidasi akhir persekutuan)

perjanjian menyebutkan tunjangan gaji dan bunga, hanya rasio pembagian sisa laba yang
akan digunakan selama periode likuidasi. Itu dikarenakan keuntungan dan kerugian atas
likuidasi pada dasarnya merupakan penyesuaian atas laba sebelumnya yang akandibagikan
dengan rasio pembagian laba sisa, jika keuntungan dan kerugian tersebut telahdiakui sebelum
disolusi.
Persekutuan yang dilikudasi harus menyelenggarakan ikhtisar transaksi dan saldo
selamatahap likuidasi. Ikhtisar transaksi dan saldo yang disiapkan untuk Persekutuan Hani
dan Kiki melalui laporan likuidasi persekutuan. Laporan likuidasi merupakan referensi yang
bermanfaat untuk digunakan selama proses likuidasi, tetapi tentusaja laporan tersebut tidak
dimaksudkan untuk menggantikan penjurnalan dan pempostingan formal selama periode
penghentian persekutuan. Dalam memeriksa laporan likuidasi Homesdan Kiki, perhatikan
bahwa aktiva dibagi dua antara kas dan nonkas dan kewajiban berisiprioritas (tingkat I atau
bukan sekutu) kewajiban dan kewajiban (tingkat II) sekutu. Juga perhatikan bahwa seluruh
kerugian (dan keuntungan) didistribusikan ke akun modal parasekutu segera setelah diakui.
Jika akun modal yang diperbaharui, distribusi akhir kas kepadapara sekutu sama dengan
saldo sebelum pendistribusian dalam akun modal para sekutu.

III. PEMBAYARAN AMAN UNTUK SEKUTU


Pada umumnya proses likuidasi suatu bisnis memakan waktu yang panjang, dan kas
mungkin akan tersedia untuk didistribusikan kepada sekutu setelah seluruh kewajiban dibayar
dan sebelum aktiva nonkas dikonvensi menjadi kas. Apabila sekutu memutuskan untuk
mendistribusikan kas yang tersedia sebelum seluruh aktiva nonkas dijual dan sebelum
keuntungan atau kerugian di akui, maka akan timbul pertanyaan mengenai berapa banyak kas

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
yang bias didistribusikan secara aman kepada masing-masing sekutu. Pembayaran aman
adalah distribusi yang bias dilakukan kepada sekutu dengan keyakinan bahwa jumlah yang
didistribusikan tidak berlebihan atau sumber daya yang didistribusikan tidak perlu
dikembalikan kepada persekutuan. Ukuran pembayaran yang aman untuk sekutu didasarkan
pada asumsi berikut ini :
1. Seluruh sekutu secara pribadi tidak likuid atau sekutu tidak mampu membayar
kepada persekutuan.
2. Seluruh aktiva nonkas menunjukkan kemungkinan rugi atau dengan kata lain
aktiva nonkas harus dipertimbangkan rugi untuk tujuan menentukan
pembayaran yang sama.

Selain itu, ketika mengkalkulasi pembayaran yang aman, persekutuan juga memegang
sejumlah tertentu kas untuk menutup biaya likuidasi, kewajiban yang belum tercatat dan
kontijensi lainnya. Jumlah kas yang dipegang adalah kontijensi rugi dan dipertimbangkan
sebagai rugi untuk tujuan penentuan pembayaran yang aman.

PENERAPAN SKEDUL PEMBAYARAN AMAN


Asumsikanlah persekutuan Budi, Mina dan Nani sedang dalam proses likuidasi, saldo
perkiraan mereka adalah sebagai berikut :

Debit Kredit
Kas Rp 80.000.000 Pinjaman kepada Nani Rp 20.000.000
Piutang dari Mina Rp 10.000.000 Modal Budi (50%) Rp 50.000.000
Tanah Rp 20.000.000 Modal Mina (30%) Rp 70.000.000
Bangunan-Neto Rp 140.000.000 Modal Nani (20%) Rp 110.000.000
Rp 250.000.000 Rp 250.000.000

Seluruh kewajiban selain kepada sekutu telah dibayar, dan para sekutu memperkirakan
penjualan tanah dan bangunan akan memakan waktu beberapa bulan. Maka, mereka sepakat
bahwa seluruh kas yang ada ditangan, diluar Rp 10.000.000 untuk menutup biaya dan
kontijensi, harus didistribusikan secepatnya. Dengan informasi ini, maka skedul pembayaran
aman dipersiapkan untuk menentukan jumlah kas yang bias didistribusikan secara aman
untuk tiap sekutu, skedul pembayaran sekutu sebagai berikut :

PERSEKUTUAN BUDI, MINA, DAN NINA

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
SKEDUL PEMBAYARAN YANG AMAN (DALAM 000)
Kemungkinan Modal Budi Modal Mina Modal Nani
Rugi (50%) (30%) (20%)
Modal sekutu (modal +- Rp 50.000 Rp 60.000 Rp.130.000
saldo pinjaman)
kemungkinan rugi atas aktiva
nonkas
Nilai tanah dan bangunan Rp 160.000 Rp 80.000* Rp 48.000* Rp 32.000*
Rp 30.000* Rp 12.000 Rp 98.000
Kemungkinan rugi atas
kontijensi
Kas ditahan untuk Rp 10.000 Rp 5.000* Rp 3.000* Rp 2.000*
kontijensi
Rp 35.000 Rp 9.000 Rp 96.000
Kemungkinan rugi dari Budi
Saldo debit Budi Rp 35.000 Rp 21.000* Rp 14.000*
dialokasikan 60/40 ke Mina
dan Nani
Rp 0 Rp 12.000* Rp 82.000
Kemungkinan rugi dari Mina
Saldo debit Mina Rp 12.000 Rp 12.000*
dilimpahkan ke Nani
Rp 0 Rp 70.000
*Pengurangan atau rugi

Skedul pembayaran dimulai dari modal sekutu yang ditunjukkan pada bagian yang
paling atas. Modal sekutu ditentukan dengan menggabungkan saldo modal dan pinjaman
untuk tiap sekutu. Kemungkinan rugi dialokasikan kepada sekutu dalam skedul pembayaran
yang aman dengan cara yang sama seperti mengurangkan rugi yang sebenarnya.
Kemungkinan rugi yang ditunjukkan pada peraga diatas mencakup nilai buku tanah dan
bangunan sebesar Rp 160.000.000, aktiva nonkas, dan kas Rp 10.000.000 yang ditahan dari
pendistribusian. Setelah kemungkinan rugi dikurangkan dari modal setiap sekutu untuk
menghitung pembayaran aman, saldo modal dari beberapa sekutu akan menjadi negatif. Jika
terjadi demikian, jumlah negatif tersebut harus dialokasikan ke modal sekutu menurut rasio
pembagian laba dan rugi. Alokasi dalam skedul diteruskan sampai tidak ada lagi sekutu yang
bersaldo modal negatif. Pada titik tersebut, jumlah saldo modal sekutu sama dengan kas yang
tersedia untuk didistribusikan. Dalam contoh yang digambarkan dalam peraga. Alokasi
diteruskan sampai modal Nani menunjukkan saldo Rp 70.000.000 dan modal Budi dan Mina
bersaldo nol. Maka, Rp 70.000.000 bisa didistribusikan secara aman kepada Nani, tetapi tidak
ada dari Rp 70.000.000 itu dapat didistribusikan secara aman kepada Budi maupun kepada
Mina.
Perhatikan bahwa skedul pembayaran aman digunakan hanya untuk menentukan
jumlah yang didistribusikan terlebih dahulu. Skedul pembayaran aman tidak mempengaruhi
saldo perkiraan atau laporan likuidasi persekutuan. Jumlah kas yang benar-benar

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
didistribusikan ke Nani dicatat dengan cara biasa yaitu mengurangkan saldo pinjaman Nani
sampai nol sebelum perkiraan modalnya dikurangkan, ayat jurnalnya sebagai berikut :
Pinjaman Kepada Nani Rp 20.000.000
Modal Nani Rp 50.000.000
Kas Rp 70.000.000

Setelah jurnal ini dicatat, saldo perkiraan persekutuan Budi, Mina, dan Nani adalah sebagai
berikut :
Debit Kredit
Kas Rp 10.000.000 Modal Budi (50%) Rp 50.000.000
Piutang dari Mina Rp 10.000.000 Modal Mina (30%) Rp 70.000.000
Tanah Rp 20.000.000 Modal Nani (20%) Rp 60.000.000
Bangunan-Neto Rp 140.000.000
Rp 180.000.000 Rp 180.000.000

Piutang mina bisa dibebankan ke saldomodal Mina setiap saat tergasntung pada
persetujuan sekutu. Piutang Mina tidak mempengaruhi penentuan pembayaran yang aman,
karena perhitungannya berdasarkan padsa ekuitas, bukan pada saldo modal sekutu.
Umumnya, piutang persekutuan dari sekutu harus dikurangkan dari saldo modal sekutu pada
awal proses likuidasi.

PENDISTRIBUSIAN DI MUKA MEMBUTUHKAN PERSETUJUAN SEKUTU


Setiap distribusi kepada sekutu sebelum seluruh keuntungan dan kerugian direalisasikan
dan diakui membutuhkan persetujuan dari seluruh sekutu. Misalnya, Xenia, Yoppi, dan Zara adalah
sekutu yang membagi laba dan rugi secara merata. Saat ini persekutuan mereka sedang dalam
proses likuidasi. Saldo perkiraan mereka setelah seluruh kewajiban dibayar kepada pihak luar sebagai
berikut :
Debit Kredit
Kas Rp 30.000.000 Pinjaman Kpd Xenia Rp 15.000.000
Peralatan Rp 45.000.000 Modal Yoppi Rp 30.000.000
Modal Xenia Rp 10.000.000 Modal Zara Rp 40.000.000
Rp 85.000.000 Rp 85.000.000

Apabila kas yang tersedia ingin didistribusikan, maka Rp 10.000.000 harus dibayarkan
kepada Yoppi dan Rp 20.000.000 kepada Zara berdasarkan perhitungan sebagai berikut :

Kemungkinan Modal Xenia Modal Modal


Rugi Yoppi Zara
Modal sekutu Rp 5.000.000 Rp 30.000.000 Rp.40.000.000
kemungkinan rugi atas aktiva
nonkas

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
Peralatan Rp 45.000.000 Rp 15.000.000* Rp 15.000.000* Rp 15.000.000*
Rp 10.000.000* Rp 15.000.000 Rp 25.000.000
Kemungkinan rugi atas
kontijensi
Kas ditahan untuk kontijensi Rp 10.000 Rp 10.000.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000*
Rp 0 Rp 10.000.000 Rp 20.000.000

Xenia mungkin akan keberatan dengan pembagian kas Rp 30.000.000 kepada Yoppi
dan Zara karena pinjaman persekutuan darinya Rp 15.000.000 memiliki prioritas lebih tinggi
dalam likuidasi dibandingkan dengan saldo modal Yoppi dan Zara. Keberatan ini diartikan
juga sebagai ketidaksetujuan sekutu atas pendistribusian kas dimuka, dan dengan demikian
seluruh pendistribusian kepada sekutu ditangguhkan sampai seluruh aktiva dikonvensi
menjadi kas dan dibuat penyelesaian akhir.

IV. LIKUIDASI BERTAHAP


Yang dimaksud dengan likuidasi bertahap adalah pendistribusian kas kepada sekutu
pada saat kas tersedia selama periode likuidasi dan sebelum seluruh keuntungan dan kerugian
likuidasi direalisasikan.

PRINSIP UMUM DALAM LIKUIDASI BERTAHAP


Likuidasi persekutuan yang likuid dilakukan dengan mendistribusikan kas yang tersedia
dengan cara yang biasa sampai seluruh aktiva nonkas dikonversi menjadi kas. Kewajiban
selain kepada sekutu harus dibayar sebelum pendistribusian apapun kepada sekutu. Saat kas
tersedia untuk didistribusikan kepada sekutu, jumlah yang didistribusikan kepada masing-
masing sekutu bisa ditentukan dengan menyiapkan skedul pembayaran yang aman untuk tiap
distribusi yang dilakukan. Skedul pembayaran yang aman tidak diperlukan jika perkiraan
modal pada proses awal likuidasi relatif sama dengan rasio pembagian laba rugi sekutu, dan
tidak ada saldo pinjaman atau saldo dibayar dimuka sekutu. Dalam hal ini, seuruh distribusi
kepada sekutu dilakukan menurut rasiopembaian laba rugi.
Ketika pembayaran bertahap kepada sekutu dilakukan melalui referensi
skedulpembayaran yang aman, aturan pendistribusian akan seperti sisa saldo modal (saldo
ekuitas jika ada pinjaman kepada sekutu) setelah distribusi disesuaikan dengan rasio laba rugi
sekutu. Ketika seluruh sekutu tercakup dalam distribusi bertahap, sisa saldo modal (ekuitas)
akan disesuaikan dan pembayaran bertahap selanjutnya menurut rasio pembayaran laba.
Maka, meskipun perkiraan modal pada awal proses likuidasi, jika seluruh sekutu tercakup
dalam tahap pertama, tahap pembayaran yang selanjutnya akan menurut rasio pembagian laba
dan skedul tambahan pembayaran yang aman tidak dibutuhkan.

ILUSTRASI LIKUIDASI BERTAHAP


Persekutuan Dono, Kasino, dan Indro akan dilikuidasi sesegera mungkin setelah 31
Desember 19X1, Dan seluruh kas yang ada ditangan, kecuali Rp 20.000.000 untuk cadangan
kontijensi, akan didistribusikan pada tiap akhir bulan sampai likuidasi selesai dilakukan. Laba
dan rugi dibagi berdasarkan 50%, 30%, dan 20% untuk Dono, Kasino, Indro. Neraca
persekutuan pada 31 Desember 19X1 berisikan perkiraan dan saldo berikut ini:

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
DONO, KASINO, DAN INDRO
NERACA
PER 31 DESEMBER 19X1
Aktiva Kewajiban dan Modal
Kas Rp 240.000.000 Hutang Dagang Rp 300.000.000
Piutang Dagang-neto 280.000.000 Wesel bayar 200.000.000
Pinjaman dari
Dipinjamkan kepada Indro 40.000.000 Kasino 20.000.000
Persediaan 400.000.000
Modal Dono
Tanah 100.000.000 (50%) 340.000.000
Modal Kasino
Peralatan-neto 300.000.000 (30%) 340.000.000
Modal Indro
Goodwill 40.000.000 (20%) 200.000.000
Rp
1.400.000.000 Rp 1.400.000.000

Ringkasan peristiwa likuidasi adalah sebagai berikut :


1. Januari 19X2- piutang (pinjaman kepada Indro) dengan saldo modalnya,
goodwill dihapuskan Rp 200.000.000 berhasil ditagih dari piutang, persediaan
senilai Rp 160.000.000 dijual seharga Rp 200.000.000, dan kas didistribusikan.
2. Pebruari 19X2- Peralatan dengan nilai buku Rp 30.000.000 dijual seharga Rp
60.000.000, sisa persediaan dijual seharga Rp 180.000.000, biaya likuidasi Rp
4.000.000 dibayar, kewajiban sebesar Rp 8.000.000 yang tak tercatat ditemukan
dan kas didistribusikan.
3. Maret 19X2- Tanah dijual seharga Rp 150.000.000, biaya likuidasi Rp
5.000.000 dibayar, dan kas didistribusikan.
4. April 19X2- Peralatan tambahan dijual seharga Rp 150.000.000, sisa peralatan
dan piutang dihapuskan dan seluruh kas yang ada ditangan didistribusikan pada
akhir likuidasi.

Peristiwa Likuidasi Januari Peristiwa yang terjadi selama bulan Januari 19X2 dalam
likuidasi persekutuan Dono, Kasino, dan Indro dicatat sebagai berikut:

Modal Indro Rp 40.000.000


Piutang Indro Rp 40.000.000.000
(Mengoffset piutang dengan modal)

Modal Dono Rp 20.000.000


Modal Kasino 18.000.000
Modal Indro 8.000.000
Goodwill Rp 40.000.000
(Menghapus goodwill)

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
Kas Rp 200.000.000
Persediaan Rp 160.00.000
Modal Dono 20.000.000
Modal Kasino 12.000.000
Modal Indro 8.000.000
(Mencatat penjualan persediaan dengan keuntungan)

Hutang dagang Rp 300.000.000


Wesel Bayar 200.000.000
Kas Rp 500.000.000
(Mencatat pembayaran kewajiban kepada bukan sekutu)

Pinjaman dari Kasino Rp 20.000.000


Modal Kasino 100.000.000
Kas Rp 120.000.000
(Mencatat distribusi kas kepada Kasino)

Untuk dicatat dalam perkiraan, tiap jurnah harus direfleksikan dalam laporan likuidasi
persekutuan. Laporan likuidasi adalah catatan yang berkesinambungan yang meringkas
seluruh transaksi dan peristiwa semasa masa likuidasi, dan tidak akan lengkap sampai
likuidasi selesai. Maka laporan yang disajikan untuk peristiwa Januari benar-benar
merupakan laporan interim. Tetapi laporan likuidasi interim mungkin lebih penting daripada
laporan akhir likuidasi, karena laporan interim menggambarkan perkembangan likuidasi dan
dapat memberikan dasar untuk pengembalian keputusan serta perencanaan masa datang.
Laporan likuidasi lengkap hanya memberikan pihak-pihak yang berkepentingan kemampuan
untuk memeriksa apa yang telah dilakukan. Laporan likuidasi persekutuan juga merupakan
dokumen resmi untuk persekutuan yang di likuidasi karena bangkrut.

DONO, KASINO, DAN INDRO


LAPORAN LIKUIDASI PERSEKUTUAN
UNTUK MASA 1 JANUARI 19X2 SAMPAI 1 PEBRUARI 19X2 (DALAM 1000)

Kas Aktiva Kewajiban 50% Hutang 30% 20%

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
Modal pada Modal Modal
Nonkas Prioritas Dono Kasino Kasino Indro

Saldo 1 Januari 240.000 1.160.000 500.000 340.000 20.000 340.000 200.000


Offset Piutang
Indro 40.000* 40.000*
Penghapusan
goodwill 40.000* 20.000 12.000 8.000*
Penagihan piutang 200.000 200.000*
Penjualan
Persediaan 200.000 160.000* 20.000 12.000 8.000
Saldo Sebelum
distribusi
31 Januari 640.000 720.000 500.000 340.000 20.000 340.000 160.000
Distribusi Januari
Kreditur 500.000* 500.000*
Kasino 120.000* 20.000* 100.000*
Saldo 1 Pebruari 20.000 720.000 0 340.000 0 240.000 160.000
Laporan Interim Likuidasi Persekutuan

Pada distribusi kas yang dilakukan tanggal 31 Januari 19X2, persekutuan memiliki sisa
Rp 140.000.000 setelah seluruh hutang sekutu dibayar. Rp 20.000.000 ditahan oleh
persekutuan untuk kontinjensi dan Rp 120.000.000 disediakan untuk didistribusikan kepada
sekutu. Skedul pembayaran aman yang muncul menjadikan jumlah Rp 120.000.000 yang
harud didistribusikan kepada Kasino. Karena persekutuan memiliki hutang pada Kasino
sebesar Rp 20.000.000, maka Rp 20.000.000 yang didistribusikan pertama kepada Kasino
adalah untuk membayar hutang, dan sisanya Rp 100.000.000 ditambahkan ke perkiraan
modal Kasino.

DONO, KASINO, DAN INDRO


SKEDUL, PEMBAYARAN AMAN
31 JANUARI 19X2 (DALAM 000)
Kemungkinan 50% 30% 20%
Rugi Modal Modal Modal

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
Dono Kasino Indro
Ekuitas sekutu, 31 Januari 19x2
Rp
(lihat laporan likuidasi) 340.000 Rp 360.000 Rp 160.000
Kemungkinan rugi atau aktiva
nonkas
(lihat laporan likuidasi) Rp 720.000 360.000* 216.000* 144.000*
20.000* 144.000* 16.000*
Kemungkinan rugi dari kontinjensi
kas ditahan 20.000 10.000* 6.000* 4.000*
30.000* 138.000* 12.000*
Kemungkinan rugi dari Dono
saldo debit dialokasikan 60:40 30.000 18.000* 12.000*

_ Rp 120.000 _

*Dikurang atau rugi


Tahap pertama-Skedul Pembayaran Aman

Peristiwa Likuidasi Pebruari, Ayat jurnal untuk mencatat peristiwa Likuidasi Dono, Kasino,
dan Indro bulan Pebruari 19X2 adalah sebagai berikut:
Kas Rp 60.000.000
Modal Dono 10.000.000
Modal Kasino 6.000.000
Modal Indro 4.000.000
Peralatan-neto Rp 50.000.000
(Mencatat penjualan peralatan dengan rugi Rp 20.000.000)

Kas Rp 180.000.000
Modal Dono 30.000.000
Modal Kasino 18.000.000
Modal Indro 12.000.000
Peralatan-neto Rp 240.000.000
(Mencatat penjualan sisa persediaan dengan rugi Rp 60.000.000)

Modal Dono Rp 2.000.000


Modal Kasino 1.200.000
Modal Indro 800.000
Kas Rp 4.000.000
(Mencatat pembayaran biaya likuidasi)

Modal Dono Rp 4.000.000


Modal Kasino 2.400.000
Modal Indro 1.600.000
Hutang Dagang Rp 8.000.000

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
(Mencatat kewajiban yang tak tercatat)

Hutang Dagang Rp 8.000.000


Kas Rp 8.000.000
(Mencatat pembayaran hutang dagang)

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
DONO, KASINO, DAN INDRO
LAPORAN LIKUIDASI PERSEKUTUAN
UNTUK MASA 1 JANUARI 19X2 SAMPAI 1 MARET 19X2 (DALAM 1000)

Aktiva Kewajiban 50% Hutang 30% 20%


Modal pada Modal Modal
Kas Nonkas Prioritas Dono Kasino Kasino Indro
Saldo 1 Januari 240.000 1.160.000 500.000 340.000 20.000 340.000 200.000
Offset Piutang Indro 40.000* 40.000*
Penghapusan
goodwill 40.000* 20.000 12.000 8.000*
Penagihan piutang 200.000 200.000*
200.000 160.000* 20.000 12.000 8.000
Saldo Sebelum
distribusi,
31 Januari 640.000 720.000 500.000 340.000 20.000 340.000 160.000
Distribusi Januari
Kreditur 500.000* 500.000*
Kasino 120.000* 20.000* 100.000*
Saldo 1 Pebruari 20.000 720.000 0 340.000 0 240.000 160.000
Penjualan Peralatan 60.000 80.000* 10.000* 6.000* 4.000*
Penjualan
Persediaan 180.000 240.000* 30.000* 18.000* 12.000*
Biaya Likuidasi 4.000* 2.000* 1.200* 800*
Kewajiban
ditemukan 8.000 4.000* 2.400* 1.600*
Saldo Sebelum
distribusi,
28 Pebruari 256.000 400.000 8.000 294.000 212.400 141.600*
Distribusi Pebruari
Kreditur 8.000*
Sekutu 288.000* 84.000* 86.400* 57.600*
Saldo 1 Maret 20.000 400.0000 0 210.000 126.000 84.000

*Dikurangkan atau rugi


Laporan Interim Likuidasi Persekutuan

Modal Dono Rp 84.000.000


Modal Kasino Rp 86.400.000
Modal Indro Rp 57.600.000
Kas Rp 228.000.000
(Mencatat distribusi kas kepada sekutu)

Jurnal-jurnal ini terefleksi laporan likuidasi yang disajikan. Laporan likuidasi tersebut
adalah untuk periode 1 Januari 19x2 sampai 1 Maret 19X2. Perhitungan berapa jumlah kas

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
yang didistribusikan kepada sekutu pada 28 Pebruari 19X2. Karena seluruh sekutu mendapat
hasil dari distribusi tersebut, maka distribusi yang selanjutnya akan berdasarkan rasio
pembagian laba dan rugi yang telah ditetapkan.
Perhatikan bahwa rencana distribusi dapat mengecewakan akibat peristiwa seperti
distribusi aktiva nonkas untuk sekutu tertentu. Misalnya, pada proses likuidasi persekutuan
yang bergerak di bidang medis, kemungkinan besar dokter akan menahan peralatan untuk
kelangsungan prakteknya sendiri. Ketika aktiva nonkas didistribusikan kepada sekutu, nilai
wajar dari aktiva ini harus ditentukan, dan setiap perbedaan antara nilai buku dengan nilai
wajar harus diakui sebagai keutungan atas kerugian persekutuan. Distribusi aktiva nonkas
kepada sekutu tertentu harus mendapat persetujuan dari seluruh sekutu.

DONO, KASINO, DAN INDRO


SKEDUL PEMBAYARAN AMAN
28 PEBRUARI 19X2 (DALAM 000)

Kemungkinan 50% 30% 20%


Modal Modal
Rugi Dono Kasino Modal Indro
Ekuitas sekutu, 28 Pebruari 19X2
Rp
(lihat laporan likuidasi) Rp 294.000 212.400 Rp 141.600
Kemungkinan rugi atas aktiva nonkas
(lihat laporan likuidasi) Rp 400.000 200.000* 120.000* 80.000*
94.000* 92.400* 61.600*
Kemungkinan rugi dari
kontijensi:
kas ditahan 20.000 10.000* 6.000* 4.000*
Rp 84.000 Rp 86.400 Rp 57.600*

*Dikurangi atau rugi


Tahap Kedua- Skedul Pembayaran Aman

Peristiwa Likuidasi Maret dan April Pada Bulan Maret 19X2 likuidasi persekutuan Dono,
Kasino, dan Indro sampai pada titik dimana saldo modal sekutu relative sama dengan rasio
pembagian laba dan rugi. Jurnal untuk mencatat peristiwa selama Maret dan April disajikan
dibawah ini:

Jurnal untuk Maret


Kas Rp 150.000.000
Modal Dono Rp 25.000.000
Modal Kasino Rp 15.000.000
Modal Indro Rp 10.000.000
(Mencatat penjualan tanah dengan untung Rp 50.000.000)

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
Modal Dono Rp 2.500.000
Modal Kasino 1.500.000
Modal Indro 1.000.000
Kas Rp 5.000.000
(Mencatat pembayaran biaya likuidasi)

Modal Dono Rp 72.500.000


Modal Kasino 43.500.000
Modal Indro 29.000.000
Kas Rp 145.000.000
(Mencatat distribusi kas bulan Maret kepada sekutu)

Jurnal bulan April


Kas Rp 150.000.000
Modal Dono 35.000.000
Modal Kasino 21.000.000
Modal Indro 14.000.000
Peralatan-neto Rp 220.000.000
(Mencatat penjualan sisa peralatan dengan rugi Rp 70.000.000)

Modal Dono Rp 40.000.000


Modal Kasino 24.000.000
Modal Indro 16.000.000
Piutang Dagang Rp 80.000.000
(Mencatat penghapusan sisa piutang)

Modal Dono Rp 85.000.000


Modal Kasino 51.000.000
Modal Indro 34.000.000
Kas Rp 170.000.000
(Mencatat distribusi kas untuk sekutu pada akhir likuidasi)

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
DONO, KASINO, DAN INDRO
LAPORAN LIKUIDASI PERSEKUTUAN
UNTUK MASA 1 JANUARI 19X2 SAMPAI 1 MARET 19X2 (DALAM 1000)

Aktiva Kewajiban 50% Hutang 30% 20%


Modal pada Modal Modal
Kas Nonkas Prioritas Dono Kasino Kasino Indro
Saldo 1 Januari 240.000 1.160.000 500.000 340.000 20.000 340.000 200.00
Offset Piutang Indro 40.000* 40.000
Penghapusan goodwill 40.000* 20.000 12.000 8.000
Penagihan piutang 200.000 200.000*
Penjualan Persediaan 200.000 160.000* 20.000 12.000 8.00
Saldo Sebelum
distribusi,
31 Januari 640.000 720.000 500.000 340.000 20.000 340.000 160.00
Distribusi Januari
Kreditur 500.000* 500.000*
100.000
Kasino 120.000* 20.000* *
Saldo 1 Pebruari 20.000 720.000 0 340.000 0 240.000 160.00
Penjualan Peralatan 60.000 80.000* 10.000* 6.000* 4.000
Penjualan Persediaan 180.000 240.000* 30.000* 18.000* 12.000
Biaya Likuidasi 4.000* 2.000* 1.200* 800
Kewajiban ditemukan 8.000 4.000* 2.400* 1.600
Saldo Sebelum
distribusi,
28 Pebruari 256.000 400.000 8.000 294.000 212.400 141.600
Distribusi Pebruari
Kreditur 8.000*
Sekutu 288.000* 84.000* 86.400* 57.600
Saldo 1 Maret 20.000 400.0000 0 210.000 126.000 84.00
Penjualan tanah 150.000 1.000.000* 25.000 15.000 10.00
Biaya Likuidasi 5.000* 2.500* 1.500* 1.000
Saldo Sebelum
distribusi,
31 Maret 165.000 300.0000 232.500 139.500 93.00
Distribusi Maret
(50/30/20) 145.000* 72.500* 43.500* 29.000
Saldo 1 April 20.000 300.0000 160.000 96.000 64.00
Penjualan Peralatan 150.000 220.000* 35.000* 21.000* 14.000
Penghapusan Piutang 80.000* 40.000* 24.000* 16.000
Saldo Sebelum
distribusi,
30-Apr 170.000 0 85.000 51.000 34.00
Distribusi April
(50/30/20) 170.000* 85.000* 51.000* 34.00
Likuidasi selesai 30
April 0 0 0

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
*Dikurangi atau rugi
Laporan Akhir Likuidasi Persekutuan

Jurnal ini terefleksi dalam laporan lengkap likuidasi persekutuan yang dapat dilihat
pada laporan diatas. Laporan likuidasi lengkap mencaku periode 1 Januari sampai 30 April
19X2. Karena kas yang didistribusikan pada bulan Maret dan April relatif sama dengan rasio
pembagian laba dan rugi, skedul pembayaran aman tidak diperlukan. Jumlah Rp 145.000.000
yang didistribusikan kepada sekutu pada 31 Maret ditentukan dengan mengurangkan
cadangan kas Rp 20.000.000 dari saldo kas Rp 165.000.000 sebelum distribusi. Sisa kas
seluruhnya dikembalikan ke sekutu dalam distribusi akhir pada tanggal 30 April 19X2.

V. RENCANA DISTRIBUSI KAS


Pada awal proses likuidasi, akuntan umunya menyusun rencana distribusi kas (cash
distribution plan), yang memberikan gambaran kepada para sekutu mengenai pembayaran kas
secara bertahap yang akan diterima oleh masing-masing pada saat telah tersedia kas dalam
persekutuan. Distribusi bertahap actual ditentukan dengan menggunakan laporan realisasi dan
likuidasi, yang dilengkapi dengan skedul pembayaran aman kepada para sekutu. Rencana
distribusi kas merupakan proyeksi pro forma penggunaan kas apabila telah tersedia uang
tunai.

DAYA SERAP KERUGIAN


Konsep dasar dari rencana distribusi kas pada awal proses likuidasi adalah daya serap
kerugian (loss absorption power – LAP). LAP seorang sekutu diartikan sebagai erugian
maksimum yang dapat terjadi dalam persekutuan sebelum saldo akun modal sekutu dilunasi.
Daya serap kerugian merupakan fungsi dari dua elemen, sebagai berikut :

LAP = saldo akun modal sekutu / bagian kerugian sekutu


Sebagai contoh, pada 1 Mei 20X5 Aldi memiliki saldo kredit akun modal sebesar Rp
34.000.000 dan 40% bagian dalam kerugian persekutuan ABC. LAP Aldi adalah:
LAP = Rp 34.000.000 / 0,40 = Rp 85.000.000

Ini berarti bahwa kerugian atas pelepasan asset non kas atau dari biaya likuidasi
tambahan sebesar Rp 85.000.000 akan menghapuskan saldo kredit dalam akun modal Aldi,
sebagai berikut:
Rp 85.000.000 x 0,40 = Rp 34.000.000

ILUSTRASI RENCANA DISTRIBUSI KAS

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
Ilustrasi berikut ini didasarkan pada contoh persekutuan ABC. Neraca saldo akun
laporan posisi keuangan persekutuan ABC pada tanggal 1 Mei 20X5, hari saat para sekutu
memutuskan melikuidasi usaha, disajikan sebagai berikut.

Para sekutu meminta rencana distribusi kas pada tanggal 1 Mei 20X5, untuk
menentukan distribusi atas kas setelah tersedia selama proses likuidasi. Rencana semacam itu
selalu emberikan pembayaran kepada kreditor persekutuan sebelum distribusi dapat
dilakukan kepada para sekutu. Pengamatan penting dari contoh tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Daya serap kerugian masing-masing sekutu dihitung ketika saldo modal
sebelum likuidasi dibagi dengan persentase pembagian kerugian para sekutu.
Aldi memiliki LAP tertinggi (Rp 85.000.000), Citra memiliki LAP tertinggi
berikutnya (Rp 70.000.000), dan Bayu memiliki LAP terendah (Rp 25.000.000).
LAP masing-masing sekutu merupakan jumlah kerugian yang sepenuhnya
mengeliminasi saldo kredit modal netonya. Aldi adalah sekutu yang paling tidak
rentan terhadap kerugian, dan Bayu adalah yang paling rentan terhadap
kerugian.
2. Sekutu yang paling tidak rentan akan menjadi yang pertama untuk menerima
pembayaran tunai setelah pembayaran kepada para kreditor. Aldi akan menjadi
satu-satunya sekutu yang menerima kas hingga LAP menurun ke tingkat sekutu
tertinggi berikutnya, yaitu Citra. Untuk menurunkan LAP Aldi sebesar Rp
15.000.000 membutuhkan pembayaran sebesar Rp 6.000.000 (Rp 15.000.000 x
0,40) kepada Aldi. Setelah pembayaran sebesar Rp 6.000.000 kepada Aldi, daya
serap kerugian yang baru akan sama dengan Citra, yang dihitung dengan saldo
modal Aldi yang tersisa sebesar Rp 28.000.000 dibagi dengan persentase
pembagian kerugiannya sebesar 40% (Rp 28.000.000 / 0,40 = Rp 70.000.000).
3. LAP Aldi dan Citra sekarang akan sama, dan mereka akan menerima distribusi
kas hingga LAP masing-masing menurun ke tingkat tertinggi berikutnya, yaitu
sebesar Rp 25.000.000 sebagaimana LAP Bayu. Mengalikan LAP Rp
45.000.000 (Rp 70.000.000 – Rp 25.000.000) dengan rasio pembagian kerugian
kedua sekutu menunjukkan berapa banyak kas yang tersedia berikutnya agar

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
dapat dibayarkan dengan aman kepada masing-masing sekutu. Aldi dan Citra
akan menerima distribusi kas sesui dengan rasio pembagian kerugiannya.
Dengan tersedianya kas sebesar Rp 27.000.000, maka yang akan di
distribusikan kepada Aldi dan Citra masing-masing adalah dengan rasio 40 : 60
untuk Aldi 40 dan 20 : 60 untuk Citra.
4. Terakhir, saat ketiga sekutu tersebut memiliki LAP yang sama, maka sis akas
yang tersedia akan di distribusikan menutur rasio pembagian kerugian masing-
masing sekutu.

RENCANA DISTRIBUSI KAS UNTUK MELIKUIDASI PERSEKUTUAN

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
KONFIRMASI RENCANA DISTRIBUSI KAS

VI. SEKUTU DAN PERSEKUTUAN YANG TIDAK LIKUID


Urutan pendistribusian aktiva dalam likuidasi persekutuan yang diberikan pada awal
pokok bahasan ini ialah :

1. Jumlah yang dipinjam dari kreditur yang bukan sekutu


2. Jumlah yang dipinjam sekutu selain untuk modal dan laba
3. Jumlah yang harus diberikan kepada sekutu sesuai kepemilikannya

Untuk sekutu yang tidak likuid aturan yang berlaku untuk mengklaim harta dari sekutu
yang bangkrut sebagai berikut :
1. Jumlah terhutang kepada kreditur luar
2. Jumlah terhutang kepada kreditur persekutuan
3. Jumlah terhutang kepada sekutu dari kontribusi

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
Urutan prioritas ini memberiksn implikasi yang penting untuk likuidasi persekutuan
yang tidak likuid (aktiva persekutuan lebih kecil dari kewajiban persekutuan), dan untuk
likuidasi persekutuan yang likuid (aktiva persekutuan lebih besar dari kewajiban
persekutuan), tetapi satu atau lebih sekutu individu tidak likuid (harta pribadi lebih kecil dari
kewajiban pribadi). Kreditur persekutuan pertama kali menuntut pembayaran dari harta
persekutuan, dan kreditur dari sekutu individu harus mencari pemulihan klaim dari harta
individu. Jadi, harta individu dan persekutuan dipisahkan dalam menyusun prioritas klaim.

PERSEKUTUAN LIKUID—SATU ATAU LEBIH SEKUTU TIDAK LIKUID


Dalam likuidasi persekutuan yang likuid, kreditur persekutuan mendapatkan
penggantian atas klaim mereka dari harta persekutuan. Persekutuan harus hati-hati untuk
tidak mendistribusikan harta persekutuan kepada sekutu yang tidak likuid karena kreditur
pribadi mereka mengklaim aktiva persekutuan atas ketidaksanggupan sekutu membayar
hutangnya. Begitu pula jika sekutu tidak likuid memiliki saldo modal kredit dan sekutu likuid
memiliki saldo debit yang seimbang , maka kreditur pribadi sekutu yang tidak likuid
memiliki klaim atas pribadi sekutu likuid sejumlah saldo debitnya.
Meskipun persekutuan likuid, ungkin saja sekutu individu memiliki saldo debit dalam
perkiraan modalnya pada saat disolusi, atau mungkin juga akibat rugi dan biaya yang terjadi
selama proses likuidasi, daldo modalnya menjadi debit. Sekutu ini memiliki kewajiban
terhadap sekutu yang memiliki ekuitas dalam persekutuansejumlah saldo debitnya. Tetapi bila
sekutu yang mempunyai saldo modal debit secara pribadi juga tidak likuid. , seluruh jumlah
dari aktiva pribadisekutu itu diberikan kepada kreditur pribadinya (urutan I), dan jumlah yang
dimiliki sekutu dari kontribusinya (urutan III) tidak akan dibagi dalam distribusi aktiva
pribadi sekutu.
Sebagai ilustrasi Wina, Yoke, dan Zena adalah sekutu dengan pembagian laba 30%,30%
dan 40%. Wina tidak likuid secara pribadi, dengan harta pribadi Rp 50.000.000 dan
kewajiban pribadi Rp 100.000.000.

Kasus A Kasus B Kasus C

Kas 60.000.000dr - -

Modal Wina (30%) 18.000.000kr 18.000.000kr 21.000.000dr

Modal Yoke (30%) 18.000.000kr 27.000.000kr 9.000.000kr

Modal Zena (40%) 24.000.000kr 9.000.000kr 12.000.000kr

Kasus A, ekuitas persekutuan Wina 18.000.000 tidak boleh dibayar langsung kepada
wina karena kreditur pribadi mempunyai klaim atas kepemilikan dalam aktiva persekutuan
sebesar 18.000.000. sedangkan Kasus B, kreditur Wina memiliki klaim atas aktiva pribadi
Yoke karena Yoke mempunyai hutang pribadi kepada wina sebesar 18.000.000. zena juga
memiliki klaim atas yoke sebesar 9.000.000. dan pada Kasus C, Wina memiliki saldo pada
perkiraan modalnya dan ia tidak likuid. Yoke dan Zena tidak boleh mengambil aktiva pribadi
wina. Mereka membagi rugi sebesar 21.000.000 berdasarkan rasio pembagian laba 3/7 dan
4/7.

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
PERSEKUTUAN TIDAK LIKUID
Ketika persekutuan tidak likuid, kas yang tersedia setelah seluruh aktiva nonkas
dikonversi menjadi kas tidak akan cukup untuk membayar kreditur persekutuan. Kreditur
persekutuan akan mendapatkan penggantian sebagian dari aktiva persekutuan (urutan I) dan
mendesak sekutu untuk menggunakan harta pribadi untuk menutupi sisa klaim (urutan II).
Walaupun kreditur pribadi mempunyai klaim lebih dulu (urutan I) atas harta pribadi, kreditur
persekutuan dapat mencari penggantian atas klaim mereka dari aktiva pribadi sekutu yang
secara pribadi likuid. Sekutu yang membayar lebih dari bagian kewajibannya dalam
persekutuan tentu saja mempunyai klaim atas sekutu yang memiliki saldo modal debit.
Rosi, Fani, dan Koni adalah sekutu yang membagi laba secara merata dan persekutuan
mereka sekarang dalam proses likuidasi. Setelah dikonversi menjadi kas, akan digunakan
untuk membayar kewajiban,dengan rincian:
Kewajiban Rp 90.000.000kr
Modal Rosi (1/3) Rp 30.000.000dr
Modal Fani (1/3) Rp 30.000.000dr
Modal Koni (1/3) Rp 30.000.000dr
Diketahui seluruh sekutu memiliki sumber daya pribadi paling sedikit 30.000.000, tiap
sekutu haru membayar 30.000.000 ke persekutuan. Tetapi jika kreditur menagih 90.000.000
dari Rosi, maka saldo persekutuan yang tersisa menjadi:
Modal Rosi Rp 60.000.000dr
Modal Fani Rp 30.000.000dr
Modal Koni Rp 30.000.000dr
Apabila fani dan Koni hanya dapat membayar masing-masing 30.000.000, maka
desakan kreditur kepada rosi tidak beralasan. Tetapi jika desakan terhadap rosi karena koni
secara pribadi tidak likuid dan aktiva bersih fani hanya 35.000.000, situasinya akan berubah.
Dalam hal ini rosi dan fani membagi kerugian Koni sebesar 30.000.000, dimana setelah itu
rosi memiliki saldo modal kredit 45.000.000 dan fani saldo debit 45.000.000. Jadi, karena
aktiva pribadi fani hanya 35.000.000, rosi menagih dari 35.000.000 dari fani dan sisa
10.000.000 dalam saldo debit modal fani dihapuskan sebagai kerugian rosi.

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
CONTOH SOAL

1. Apakah tujuan skedul pembayaran aman untuk para sekutu?


Jawab :
Skedul pembayaran aman kepada para sekutu mencakup seluruh informasi yang
diperlukan agar para sekutu mengetahui besar kas yang akan diterima pada setiap
tanggal distribusi kas. Jadi, tujuan dari pembuatan skedul pembayaran aman adalah
untuk menentukan jumlah kas yang bisa di distribusikan secara aman untuk tiap
sekutu.

2. Adam, Palguna, dan Brama membagi keuntungan dan kerugian dalam persekutuan
APB dengan rasio 2 : 3 : 5. Karena mereka memutuskan untuk melikuidasi usahanya,
laporan posisi keungan adalah sebagai berikut:

Buatlah rencana distribusi kas untuk persekutuan APB!


Jawaban :

Diketahui:

Rasio Adam : Palguna : Brama = 2 : 3 : 5 = 20% : 30% : 50%

LAP = Saldo Akun Modal Sekutu / Bagian Kerugian Sekutu

Berarti :

LAP Adam = 55.000.000 / 0,20 = 275.000.000

LAP Palguna = 75.000.000 / 0,30 = 250.000.000

LAP Brama = 70.000.000 / 0,50 = 140.000.000

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
DAFTAR PUSTAKA

Beams, Floyd A., Jusuf, Abadi, Amir. 2000. Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia,
Salemba Empat: Jakarta.

A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22

Anda mungkin juga menyukai