DEFINISI LIKUIDASI
Likuidasi adalah berhentinya kegiatan operasi perusahaan (pembubaran usaha) secara
keseluruhan dengan menjual sebagian atau seluruh aktiva perusahaan, membayar semua
utang pajak, kewajiban pada pihak ketiga dan sisanya dibagikan kepada para sekutu sesuai
dengan rasio laba / rugi.
Sedangkan Disolusi yaitu masuknya sekutu baru atau pengunduran diri sekutu lama
atau meninggalnya sekutu lama akan mengakibatkan disolusi (pembubaran) persekutuan.
Tetapi disolusi tidak selalu terjadi dengan berhentinya operasi persekutuan atau berhentinya
usaha dan akuntansi persekutuan. Disolusi persekutuan menurut Undang-undang adalah
"perubahan pada hubungan sekutu ketika ada sekutu yang tidak lagi terlibat dalam
menjalankan usaha yang berbeda dengan penyelesaian (winding up) usaha tersebut (Bagian
29 Undang-undang).
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
HANI DAN KIKI
NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1
Hani dan Kiki membagi laba rugi masing-masing 70% dan 30% dan setuju untuk
melikuidasi persekutuan mereka sesegera mungkin setelah 1 Januari 20X2. Persediaan
dijual$25.000, aktiva tetap dijual $30.000, dan $22.000 berhasil ditagih dari penyelesaian
akhir piutang dagang. Sebagai langkah terakhir dalam likuidasi persekutuan, kas yang
tersedia sebesar$87.000 dibagikan kepada para kreditur dan sekutu.
Urutan-urutan Pembayaran:
1. Kepada kreditur atas hutang dagang $40.000
2. Kepada Hani atas saldo pinjamannya $10.000
3. Kepada Hani atas saldo modalnya $ 8.900
4. Kepada Kiki atas saldo modalnya $28.100
Total yang didistribusikan $87.000
Jumlah kas yang didistribusikan kepada para sekutu sama dengan saldo akun modal
para sekutusetelah seluruh kerugian yang terjadi atas likuidasi tersebut diakui. Ayat jurnal
persekutuanselama periode akun likuidasi diperlihatkan pada Peraga 17-1. Kerugian selama
periode likuidasidibebankan langsung ke akun modal dengan rasio pembagian laba rugi
perbandingan 70% dan30%. Rasio pembagian laba rugi digunakan selama periode likuidasi
kecuali jika perjanjianpersekutuan menyebutkan metode pembagian laba dan rugi yang lain
selama likuidasi. Akan tetapi, pada kasus :
Kas $30.000
Modal Hani(70%) $ 7.000
Modal Kiki(30%) $ 3.000
Aktiva tetap-bersih $40.000
(Mencatat penjualan aktiva tetap dan alokasi kerugian $10.000 ke akun modal para
sekutu sesuai dengan rasio pembagian laba dan rugi sisa)
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
Kas $22.000
Modal Hani $ 5.600
Modal Kiki $ 2.400
Piutang dagang-bersih $30.000
(Mencatat hasil penagihan piutang dagang $22.000 dan untuk menghapuskan piutang
$8.000 sisanya sebagai kerugian yang dibebankan ke akun modal para sekutu sesuai
dengan rasio pembagian laba dan rugi sisa)
perjanjian menyebutkan tunjangan gaji dan bunga, hanya rasio pembagian sisa laba yang
akan digunakan selama periode likuidasi. Itu dikarenakan keuntungan dan kerugian atas
likuidasi pada dasarnya merupakan penyesuaian atas laba sebelumnya yang akandibagikan
dengan rasio pembagian laba sisa, jika keuntungan dan kerugian tersebut telahdiakui sebelum
disolusi.
Persekutuan yang dilikudasi harus menyelenggarakan ikhtisar transaksi dan saldo
selamatahap likuidasi. Ikhtisar transaksi dan saldo yang disiapkan untuk Persekutuan Hani
dan Kiki melalui laporan likuidasi persekutuan. Laporan likuidasi merupakan referensi yang
bermanfaat untuk digunakan selama proses likuidasi, tetapi tentusaja laporan tersebut tidak
dimaksudkan untuk menggantikan penjurnalan dan pempostingan formal selama periode
penghentian persekutuan. Dalam memeriksa laporan likuidasi Homesdan Kiki, perhatikan
bahwa aktiva dibagi dua antara kas dan nonkas dan kewajiban berisiprioritas (tingkat I atau
bukan sekutu) kewajiban dan kewajiban (tingkat II) sekutu. Juga perhatikan bahwa seluruh
kerugian (dan keuntungan) didistribusikan ke akun modal parasekutu segera setelah diakui.
Jika akun modal yang diperbaharui, distribusi akhir kas kepadapara sekutu sama dengan
saldo sebelum pendistribusian dalam akun modal para sekutu.
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
yang bias didistribusikan secara aman kepada masing-masing sekutu. Pembayaran aman
adalah distribusi yang bias dilakukan kepada sekutu dengan keyakinan bahwa jumlah yang
didistribusikan tidak berlebihan atau sumber daya yang didistribusikan tidak perlu
dikembalikan kepada persekutuan. Ukuran pembayaran yang aman untuk sekutu didasarkan
pada asumsi berikut ini :
1. Seluruh sekutu secara pribadi tidak likuid atau sekutu tidak mampu membayar
kepada persekutuan.
2. Seluruh aktiva nonkas menunjukkan kemungkinan rugi atau dengan kata lain
aktiva nonkas harus dipertimbangkan rugi untuk tujuan menentukan
pembayaran yang sama.
Selain itu, ketika mengkalkulasi pembayaran yang aman, persekutuan juga memegang
sejumlah tertentu kas untuk menutup biaya likuidasi, kewajiban yang belum tercatat dan
kontijensi lainnya. Jumlah kas yang dipegang adalah kontijensi rugi dan dipertimbangkan
sebagai rugi untuk tujuan penentuan pembayaran yang aman.
Debit Kredit
Kas Rp 80.000.000 Pinjaman kepada Nani Rp 20.000.000
Piutang dari Mina Rp 10.000.000 Modal Budi (50%) Rp 50.000.000
Tanah Rp 20.000.000 Modal Mina (30%) Rp 70.000.000
Bangunan-Neto Rp 140.000.000 Modal Nani (20%) Rp 110.000.000
Rp 250.000.000 Rp 250.000.000
Seluruh kewajiban selain kepada sekutu telah dibayar, dan para sekutu memperkirakan
penjualan tanah dan bangunan akan memakan waktu beberapa bulan. Maka, mereka sepakat
bahwa seluruh kas yang ada ditangan, diluar Rp 10.000.000 untuk menutup biaya dan
kontijensi, harus didistribusikan secepatnya. Dengan informasi ini, maka skedul pembayaran
aman dipersiapkan untuk menentukan jumlah kas yang bias didistribusikan secara aman
untuk tiap sekutu, skedul pembayaran sekutu sebagai berikut :
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
SKEDUL PEMBAYARAN YANG AMAN (DALAM 000)
Kemungkinan Modal Budi Modal Mina Modal Nani
Rugi (50%) (30%) (20%)
Modal sekutu (modal +- Rp 50.000 Rp 60.000 Rp.130.000
saldo pinjaman)
kemungkinan rugi atas aktiva
nonkas
Nilai tanah dan bangunan Rp 160.000 Rp 80.000* Rp 48.000* Rp 32.000*
Rp 30.000* Rp 12.000 Rp 98.000
Kemungkinan rugi atas
kontijensi
Kas ditahan untuk Rp 10.000 Rp 5.000* Rp 3.000* Rp 2.000*
kontijensi
Rp 35.000 Rp 9.000 Rp 96.000
Kemungkinan rugi dari Budi
Saldo debit Budi Rp 35.000 Rp 21.000* Rp 14.000*
dialokasikan 60/40 ke Mina
dan Nani
Rp 0 Rp 12.000* Rp 82.000
Kemungkinan rugi dari Mina
Saldo debit Mina Rp 12.000 Rp 12.000*
dilimpahkan ke Nani
Rp 0 Rp 70.000
*Pengurangan atau rugi
Skedul pembayaran dimulai dari modal sekutu yang ditunjukkan pada bagian yang
paling atas. Modal sekutu ditentukan dengan menggabungkan saldo modal dan pinjaman
untuk tiap sekutu. Kemungkinan rugi dialokasikan kepada sekutu dalam skedul pembayaran
yang aman dengan cara yang sama seperti mengurangkan rugi yang sebenarnya.
Kemungkinan rugi yang ditunjukkan pada peraga diatas mencakup nilai buku tanah dan
bangunan sebesar Rp 160.000.000, aktiva nonkas, dan kas Rp 10.000.000 yang ditahan dari
pendistribusian. Setelah kemungkinan rugi dikurangkan dari modal setiap sekutu untuk
menghitung pembayaran aman, saldo modal dari beberapa sekutu akan menjadi negatif. Jika
terjadi demikian, jumlah negatif tersebut harus dialokasikan ke modal sekutu menurut rasio
pembagian laba dan rugi. Alokasi dalam skedul diteruskan sampai tidak ada lagi sekutu yang
bersaldo modal negatif. Pada titik tersebut, jumlah saldo modal sekutu sama dengan kas yang
tersedia untuk didistribusikan. Dalam contoh yang digambarkan dalam peraga. Alokasi
diteruskan sampai modal Nani menunjukkan saldo Rp 70.000.000 dan modal Budi dan Mina
bersaldo nol. Maka, Rp 70.000.000 bisa didistribusikan secara aman kepada Nani, tetapi tidak
ada dari Rp 70.000.000 itu dapat didistribusikan secara aman kepada Budi maupun kepada
Mina.
Perhatikan bahwa skedul pembayaran aman digunakan hanya untuk menentukan
jumlah yang didistribusikan terlebih dahulu. Skedul pembayaran aman tidak mempengaruhi
saldo perkiraan atau laporan likuidasi persekutuan. Jumlah kas yang benar-benar
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
didistribusikan ke Nani dicatat dengan cara biasa yaitu mengurangkan saldo pinjaman Nani
sampai nol sebelum perkiraan modalnya dikurangkan, ayat jurnalnya sebagai berikut :
Pinjaman Kepada Nani Rp 20.000.000
Modal Nani Rp 50.000.000
Kas Rp 70.000.000
Setelah jurnal ini dicatat, saldo perkiraan persekutuan Budi, Mina, dan Nani adalah sebagai
berikut :
Debit Kredit
Kas Rp 10.000.000 Modal Budi (50%) Rp 50.000.000
Piutang dari Mina Rp 10.000.000 Modal Mina (30%) Rp 70.000.000
Tanah Rp 20.000.000 Modal Nani (20%) Rp 60.000.000
Bangunan-Neto Rp 140.000.000
Rp 180.000.000 Rp 180.000.000
Piutang mina bisa dibebankan ke saldomodal Mina setiap saat tergasntung pada
persetujuan sekutu. Piutang Mina tidak mempengaruhi penentuan pembayaran yang aman,
karena perhitungannya berdasarkan padsa ekuitas, bukan pada saldo modal sekutu.
Umumnya, piutang persekutuan dari sekutu harus dikurangkan dari saldo modal sekutu pada
awal proses likuidasi.
Apabila kas yang tersedia ingin didistribusikan, maka Rp 10.000.000 harus dibayarkan
kepada Yoppi dan Rp 20.000.000 kepada Zara berdasarkan perhitungan sebagai berikut :
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
Peralatan Rp 45.000.000 Rp 15.000.000* Rp 15.000.000* Rp 15.000.000*
Rp 10.000.000* Rp 15.000.000 Rp 25.000.000
Kemungkinan rugi atas
kontijensi
Kas ditahan untuk kontijensi Rp 10.000 Rp 10.000.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000*
Rp 0 Rp 10.000.000 Rp 20.000.000
Xenia mungkin akan keberatan dengan pembagian kas Rp 30.000.000 kepada Yoppi
dan Zara karena pinjaman persekutuan darinya Rp 15.000.000 memiliki prioritas lebih tinggi
dalam likuidasi dibandingkan dengan saldo modal Yoppi dan Zara. Keberatan ini diartikan
juga sebagai ketidaksetujuan sekutu atas pendistribusian kas dimuka, dan dengan demikian
seluruh pendistribusian kepada sekutu ditangguhkan sampai seluruh aktiva dikonvensi
menjadi kas dan dibuat penyelesaian akhir.
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
DONO, KASINO, DAN INDRO
NERACA
PER 31 DESEMBER 19X1
Aktiva Kewajiban dan Modal
Kas Rp 240.000.000 Hutang Dagang Rp 300.000.000
Piutang Dagang-neto 280.000.000 Wesel bayar 200.000.000
Pinjaman dari
Dipinjamkan kepada Indro 40.000.000 Kasino 20.000.000
Persediaan 400.000.000
Modal Dono
Tanah 100.000.000 (50%) 340.000.000
Modal Kasino
Peralatan-neto 300.000.000 (30%) 340.000.000
Modal Indro
Goodwill 40.000.000 (20%) 200.000.000
Rp
1.400.000.000 Rp 1.400.000.000
Peristiwa Likuidasi Januari Peristiwa yang terjadi selama bulan Januari 19X2 dalam
likuidasi persekutuan Dono, Kasino, dan Indro dicatat sebagai berikut:
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
Kas Rp 200.000.000
Persediaan Rp 160.00.000
Modal Dono 20.000.000
Modal Kasino 12.000.000
Modal Indro 8.000.000
(Mencatat penjualan persediaan dengan keuntungan)
Untuk dicatat dalam perkiraan, tiap jurnah harus direfleksikan dalam laporan likuidasi
persekutuan. Laporan likuidasi adalah catatan yang berkesinambungan yang meringkas
seluruh transaksi dan peristiwa semasa masa likuidasi, dan tidak akan lengkap sampai
likuidasi selesai. Maka laporan yang disajikan untuk peristiwa Januari benar-benar
merupakan laporan interim. Tetapi laporan likuidasi interim mungkin lebih penting daripada
laporan akhir likuidasi, karena laporan interim menggambarkan perkembangan likuidasi dan
dapat memberikan dasar untuk pengembalian keputusan serta perencanaan masa datang.
Laporan likuidasi lengkap hanya memberikan pihak-pihak yang berkepentingan kemampuan
untuk memeriksa apa yang telah dilakukan. Laporan likuidasi persekutuan juga merupakan
dokumen resmi untuk persekutuan yang di likuidasi karena bangkrut.
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
Modal pada Modal Modal
Nonkas Prioritas Dono Kasino Kasino Indro
Pada distribusi kas yang dilakukan tanggal 31 Januari 19X2, persekutuan memiliki sisa
Rp 140.000.000 setelah seluruh hutang sekutu dibayar. Rp 20.000.000 ditahan oleh
persekutuan untuk kontinjensi dan Rp 120.000.000 disediakan untuk didistribusikan kepada
sekutu. Skedul pembayaran aman yang muncul menjadikan jumlah Rp 120.000.000 yang
harud didistribusikan kepada Kasino. Karena persekutuan memiliki hutang pada Kasino
sebesar Rp 20.000.000, maka Rp 20.000.000 yang didistribusikan pertama kepada Kasino
adalah untuk membayar hutang, dan sisanya Rp 100.000.000 ditambahkan ke perkiraan
modal Kasino.
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
Dono Kasino Indro
Ekuitas sekutu, 31 Januari 19x2
Rp
(lihat laporan likuidasi) 340.000 Rp 360.000 Rp 160.000
Kemungkinan rugi atau aktiva
nonkas
(lihat laporan likuidasi) Rp 720.000 360.000* 216.000* 144.000*
20.000* 144.000* 16.000*
Kemungkinan rugi dari kontinjensi
kas ditahan 20.000 10.000* 6.000* 4.000*
30.000* 138.000* 12.000*
Kemungkinan rugi dari Dono
saldo debit dialokasikan 60:40 30.000 18.000* 12.000*
_ Rp 120.000 _
Peristiwa Likuidasi Pebruari, Ayat jurnal untuk mencatat peristiwa Likuidasi Dono, Kasino,
dan Indro bulan Pebruari 19X2 adalah sebagai berikut:
Kas Rp 60.000.000
Modal Dono 10.000.000
Modal Kasino 6.000.000
Modal Indro 4.000.000
Peralatan-neto Rp 50.000.000
(Mencatat penjualan peralatan dengan rugi Rp 20.000.000)
Kas Rp 180.000.000
Modal Dono 30.000.000
Modal Kasino 18.000.000
Modal Indro 12.000.000
Peralatan-neto Rp 240.000.000
(Mencatat penjualan sisa persediaan dengan rugi Rp 60.000.000)
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
(Mencatat kewajiban yang tak tercatat)
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
DONO, KASINO, DAN INDRO
LAPORAN LIKUIDASI PERSEKUTUAN
UNTUK MASA 1 JANUARI 19X2 SAMPAI 1 MARET 19X2 (DALAM 1000)
Jurnal-jurnal ini terefleksi laporan likuidasi yang disajikan. Laporan likuidasi tersebut
adalah untuk periode 1 Januari 19x2 sampai 1 Maret 19X2. Perhitungan berapa jumlah kas
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
yang didistribusikan kepada sekutu pada 28 Pebruari 19X2. Karena seluruh sekutu mendapat
hasil dari distribusi tersebut, maka distribusi yang selanjutnya akan berdasarkan rasio
pembagian laba dan rugi yang telah ditetapkan.
Perhatikan bahwa rencana distribusi dapat mengecewakan akibat peristiwa seperti
distribusi aktiva nonkas untuk sekutu tertentu. Misalnya, pada proses likuidasi persekutuan
yang bergerak di bidang medis, kemungkinan besar dokter akan menahan peralatan untuk
kelangsungan prakteknya sendiri. Ketika aktiva nonkas didistribusikan kepada sekutu, nilai
wajar dari aktiva ini harus ditentukan, dan setiap perbedaan antara nilai buku dengan nilai
wajar harus diakui sebagai keutungan atas kerugian persekutuan. Distribusi aktiva nonkas
kepada sekutu tertentu harus mendapat persetujuan dari seluruh sekutu.
Peristiwa Likuidasi Maret dan April Pada Bulan Maret 19X2 likuidasi persekutuan Dono,
Kasino, dan Indro sampai pada titik dimana saldo modal sekutu relative sama dengan rasio
pembagian laba dan rugi. Jurnal untuk mencatat peristiwa selama Maret dan April disajikan
dibawah ini:
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
Modal Dono Rp 2.500.000
Modal Kasino 1.500.000
Modal Indro 1.000.000
Kas Rp 5.000.000
(Mencatat pembayaran biaya likuidasi)
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
DONO, KASINO, DAN INDRO
LAPORAN LIKUIDASI PERSEKUTUAN
UNTUK MASA 1 JANUARI 19X2 SAMPAI 1 MARET 19X2 (DALAM 1000)
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
*Dikurangi atau rugi
Laporan Akhir Likuidasi Persekutuan
Jurnal ini terefleksi dalam laporan lengkap likuidasi persekutuan yang dapat dilihat
pada laporan diatas. Laporan likuidasi lengkap mencaku periode 1 Januari sampai 30 April
19X2. Karena kas yang didistribusikan pada bulan Maret dan April relatif sama dengan rasio
pembagian laba dan rugi, skedul pembayaran aman tidak diperlukan. Jumlah Rp 145.000.000
yang didistribusikan kepada sekutu pada 31 Maret ditentukan dengan mengurangkan
cadangan kas Rp 20.000.000 dari saldo kas Rp 165.000.000 sebelum distribusi. Sisa kas
seluruhnya dikembalikan ke sekutu dalam distribusi akhir pada tanggal 30 April 19X2.
Ini berarti bahwa kerugian atas pelepasan asset non kas atau dari biaya likuidasi
tambahan sebesar Rp 85.000.000 akan menghapuskan saldo kredit dalam akun modal Aldi,
sebagai berikut:
Rp 85.000.000 x 0,40 = Rp 34.000.000
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
Ilustrasi berikut ini didasarkan pada contoh persekutuan ABC. Neraca saldo akun
laporan posisi keuangan persekutuan ABC pada tanggal 1 Mei 20X5, hari saat para sekutu
memutuskan melikuidasi usaha, disajikan sebagai berikut.
Para sekutu meminta rencana distribusi kas pada tanggal 1 Mei 20X5, untuk
menentukan distribusi atas kas setelah tersedia selama proses likuidasi. Rencana semacam itu
selalu emberikan pembayaran kepada kreditor persekutuan sebelum distribusi dapat
dilakukan kepada para sekutu. Pengamatan penting dari contoh tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Daya serap kerugian masing-masing sekutu dihitung ketika saldo modal
sebelum likuidasi dibagi dengan persentase pembagian kerugian para sekutu.
Aldi memiliki LAP tertinggi (Rp 85.000.000), Citra memiliki LAP tertinggi
berikutnya (Rp 70.000.000), dan Bayu memiliki LAP terendah (Rp 25.000.000).
LAP masing-masing sekutu merupakan jumlah kerugian yang sepenuhnya
mengeliminasi saldo kredit modal netonya. Aldi adalah sekutu yang paling tidak
rentan terhadap kerugian, dan Bayu adalah yang paling rentan terhadap
kerugian.
2. Sekutu yang paling tidak rentan akan menjadi yang pertama untuk menerima
pembayaran tunai setelah pembayaran kepada para kreditor. Aldi akan menjadi
satu-satunya sekutu yang menerima kas hingga LAP menurun ke tingkat sekutu
tertinggi berikutnya, yaitu Citra. Untuk menurunkan LAP Aldi sebesar Rp
15.000.000 membutuhkan pembayaran sebesar Rp 6.000.000 (Rp 15.000.000 x
0,40) kepada Aldi. Setelah pembayaran sebesar Rp 6.000.000 kepada Aldi, daya
serap kerugian yang baru akan sama dengan Citra, yang dihitung dengan saldo
modal Aldi yang tersisa sebesar Rp 28.000.000 dibagi dengan persentase
pembagian kerugiannya sebesar 40% (Rp 28.000.000 / 0,40 = Rp 70.000.000).
3. LAP Aldi dan Citra sekarang akan sama, dan mereka akan menerima distribusi
kas hingga LAP masing-masing menurun ke tingkat tertinggi berikutnya, yaitu
sebesar Rp 25.000.000 sebagaimana LAP Bayu. Mengalikan LAP Rp
45.000.000 (Rp 70.000.000 – Rp 25.000.000) dengan rasio pembagian kerugian
kedua sekutu menunjukkan berapa banyak kas yang tersedia berikutnya agar
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
dapat dibayarkan dengan aman kepada masing-masing sekutu. Aldi dan Citra
akan menerima distribusi kas sesui dengan rasio pembagian kerugiannya.
Dengan tersedianya kas sebesar Rp 27.000.000, maka yang akan di
distribusikan kepada Aldi dan Citra masing-masing adalah dengan rasio 40 : 60
untuk Aldi 40 dan 20 : 60 untuk Citra.
4. Terakhir, saat ketiga sekutu tersebut memiliki LAP yang sama, maka sis akas
yang tersedia akan di distribusikan menutur rasio pembagian kerugian masing-
masing sekutu.
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
KONFIRMASI RENCANA DISTRIBUSI KAS
Untuk sekutu yang tidak likuid aturan yang berlaku untuk mengklaim harta dari sekutu
yang bangkrut sebagai berikut :
1. Jumlah terhutang kepada kreditur luar
2. Jumlah terhutang kepada kreditur persekutuan
3. Jumlah terhutang kepada sekutu dari kontribusi
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
Urutan prioritas ini memberiksn implikasi yang penting untuk likuidasi persekutuan
yang tidak likuid (aktiva persekutuan lebih kecil dari kewajiban persekutuan), dan untuk
likuidasi persekutuan yang likuid (aktiva persekutuan lebih besar dari kewajiban
persekutuan), tetapi satu atau lebih sekutu individu tidak likuid (harta pribadi lebih kecil dari
kewajiban pribadi). Kreditur persekutuan pertama kali menuntut pembayaran dari harta
persekutuan, dan kreditur dari sekutu individu harus mencari pemulihan klaim dari harta
individu. Jadi, harta individu dan persekutuan dipisahkan dalam menyusun prioritas klaim.
Kas 60.000.000dr - -
Kasus A, ekuitas persekutuan Wina 18.000.000 tidak boleh dibayar langsung kepada
wina karena kreditur pribadi mempunyai klaim atas kepemilikan dalam aktiva persekutuan
sebesar 18.000.000. sedangkan Kasus B, kreditur Wina memiliki klaim atas aktiva pribadi
Yoke karena Yoke mempunyai hutang pribadi kepada wina sebesar 18.000.000. zena juga
memiliki klaim atas yoke sebesar 9.000.000. dan pada Kasus C, Wina memiliki saldo pada
perkiraan modalnya dan ia tidak likuid. Yoke dan Zena tidak boleh mengambil aktiva pribadi
wina. Mereka membagi rugi sebesar 21.000.000 berdasarkan rasio pembagian laba 3/7 dan
4/7.
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
PERSEKUTUAN TIDAK LIKUID
Ketika persekutuan tidak likuid, kas yang tersedia setelah seluruh aktiva nonkas
dikonversi menjadi kas tidak akan cukup untuk membayar kreditur persekutuan. Kreditur
persekutuan akan mendapatkan penggantian sebagian dari aktiva persekutuan (urutan I) dan
mendesak sekutu untuk menggunakan harta pribadi untuk menutupi sisa klaim (urutan II).
Walaupun kreditur pribadi mempunyai klaim lebih dulu (urutan I) atas harta pribadi, kreditur
persekutuan dapat mencari penggantian atas klaim mereka dari aktiva pribadi sekutu yang
secara pribadi likuid. Sekutu yang membayar lebih dari bagian kewajibannya dalam
persekutuan tentu saja mempunyai klaim atas sekutu yang memiliki saldo modal debit.
Rosi, Fani, dan Koni adalah sekutu yang membagi laba secara merata dan persekutuan
mereka sekarang dalam proses likuidasi. Setelah dikonversi menjadi kas, akan digunakan
untuk membayar kewajiban,dengan rincian:
Kewajiban Rp 90.000.000kr
Modal Rosi (1/3) Rp 30.000.000dr
Modal Fani (1/3) Rp 30.000.000dr
Modal Koni (1/3) Rp 30.000.000dr
Diketahui seluruh sekutu memiliki sumber daya pribadi paling sedikit 30.000.000, tiap
sekutu haru membayar 30.000.000 ke persekutuan. Tetapi jika kreditur menagih 90.000.000
dari Rosi, maka saldo persekutuan yang tersisa menjadi:
Modal Rosi Rp 60.000.000dr
Modal Fani Rp 30.000.000dr
Modal Koni Rp 30.000.000dr
Apabila fani dan Koni hanya dapat membayar masing-masing 30.000.000, maka
desakan kreditur kepada rosi tidak beralasan. Tetapi jika desakan terhadap rosi karena koni
secara pribadi tidak likuid dan aktiva bersih fani hanya 35.000.000, situasinya akan berubah.
Dalam hal ini rosi dan fani membagi kerugian Koni sebesar 30.000.000, dimana setelah itu
rosi memiliki saldo modal kredit 45.000.000 dan fani saldo debit 45.000.000. Jadi, karena
aktiva pribadi fani hanya 35.000.000, rosi menagih dari 35.000.000 dari fani dan sisa
10.000.000 dalam saldo debit modal fani dihapuskan sebagai kerugian rosi.
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
CONTOH SOAL
2. Adam, Palguna, dan Brama membagi keuntungan dan kerugian dalam persekutuan
APB dengan rasio 2 : 3 : 5. Karena mereka memutuskan untuk melikuidasi usahanya,
laporan posisi keungan adalah sebagai berikut:
Diketahui:
Berarti :
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22
DAFTAR PUSTAKA
Beams, Floyd A., Jusuf, Abadi, Amir. 2000. Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia,
Salemba Empat: Jakarta.
A K U N TA N S I K E U A N G A N L A N J U TA N 22